Ethan melihat Karin yang akan menemani Elmer merasa kasihan. Tampang Karin bukan seperti wanita penghibur. Pakaiannya pun hanya pakaian kantor dengan make up yang sudah luntur, berbeda dengan wanita penghibur yang bersolek dan berpakaian mini hanya untuk memuaskan hasrat lelaki hidung belang seperti Elmer.
"Tuan Ethan, saya sudah memilih wanita untuk saya sendiri. Kamu jangan sungkan untuk memilih wanita-wanita yang ada di pub ini. Tenang saja, semua sudah saya bayar." Tuan Elmer tertawa, dan menyuruh Karin untuk duduk dekatnya. Karin yang awalnya menolak, mau tidak mau duduk disamping tuan Elmer apalagi mata Elmer menatap Karin seperti ingin menelanjanginya. Ethan yang merasa jengah melihat pemandangan seperti itu, rasanya ingin membatalkan kontrak kerjasama dan menonjok muka bulat si tuan Elmer. Namun tidak semudah itu, Elmer memiliki banyak bodyguard. Dia harus memakai cara yang lain. "Tuan Elmer, Anda berasal dari luar pulau bukan? Apakah Tuan tahu jika pub ini menyatu dengan hotel bintang lima? Tentu sangat menyenangkan untuk bersenang-senang didalam kamar tanpa dilihat oleh banyak orang," papar Ethan sambil tersenyum. Elmer menatap Ethan dengan sumringah, sambil menghisap cerutunya, dia menyetujui pendapat Ethan, "Tuan Ethan, Anda memang anak muda yang lebih maju dari orang tua seperti aku ini. Baiklah, kita pindah ke hotel. Dan kamu, gadis cantik, tetaplah di dekatku, yah?" Diremasnya paha Karin dengan tangan gempal milik tuan Elmer. Karin sendiri tampak ketakutan, tapi tidak bisa berbuat apa-apa, selain hanya mengikuti saja. "Aku akan kabur jika hanya berdua dengan babi gendut ini!" batin Karin dalam hati. "Tenang, tuan Elmer! Anda silahkan minum-minum disini terlebih dahulu, saya akan persiapkan hotelnya untuk Anda dan para bodyguard Anda …?" Pertanyaan Ethan menggantung, dia tidak ingin Elmer selalu dikelilingi oleh bodyguard. Tentu akan sulit untuk menolong Karin. "Robert! Tolong bawa anak buahmu semua! Silahkan pilih wanita untuk kalian! Aku akan bersenang-senang dengan gadis ini sendiri dan juga dengan tuan Ethan!" Ethan tersenyum dia berhasil membuat bodyguardnya menjauhi Elmer. Sedangkan para bodyguard sangat senang mendapatkan hadiah nomplok. Dengan komando dari Robert, para bodyguard keluar ruangan dan menyisakan Karin, tuan Elmer dan Ethan di ruangan VVIP itu. "Aku akan mempersiapkan kamar untukmu, tuan Elmer!" ujar Ethan, langsung bangkit dari tempat duduknya lalu keluar, dan menelepon Erick, asistennya. "Ya, Tuan? Apakah ada masalah?" tanya Erick dibalik gawainya. "Tolong carikan dua orang wanita malam, saat ini juga, dan taruh di Hotel The Glaze! Siapapun dia, bayar mahal! Aku tunggu, dan jangan banyak pertanyaan!" Erick hendak bertanya apa yang terjadi, tetapi Ethan melarangnya dengan tidak menyuruhnya banyak bertanya. Dengan segera, Erick mencari beberapa wanita malam yang cocok dengan tipe Ethan dan disuruh booking kamar atas nama Ethan. Diteleponnya kembali Ethan, bahwa tugasnya sudah selesai. "Tuan, saya sudah booking atas nama Tuan, masuk kamar di nomor 302, lantai tiga, selamat menikmati Tuan," ucap Erick sambil tersenyum simpul pada balik gawainya. "Tolong ubah dengan nama tuan Elmer, dan tunggu aku di hotel. Erick, terima kasih atas bantuannya." Ditutup telepon Erick secara sepihak oleh Ethan karena dia tidak ingin melihat gadis itu dipermainkan Elmer. "Tuan, kamar hotel sudah tersedia, mari saya antar," ajak Ethan. "Mari, Sayang. Kita nikmati malam ini," ajak tuan Elmer pada Karin. Karin yang semula tampak ketakutan, sekarang seperti seorang kucing penurut, bahkan tersenyum mengiyakan ajakan tuan Elmer berjalan ke arah hotel. "Apa yang terjadi dengan gadis itu? Masa dalam sekejap dia menjadi penurut?" gumam Ethan yang berjalan di belakang tuan Elmer dan Karin. Karin tampak berjalan sempoyongan, hingga tubuhnya bergelayut pada tuan Elmer. "Gawat! Sepertinya gadis itu mabuk!" gumam Ethan dengan cemas. "Tuan Elmer, saya juga memberikan tuan bonus, seorang artis yang akan menikmati malam indah ini," tawar Ethan. Tuan Elmer berhenti berjalan, lalu berbalik dan bertanya kepada Ethan. "Apakah itu benar? Bukannya disini banyak artis open booking juga?" tanya Elmer dengan senang. "Oh, iya. Anda benar dan aku memberikannya kepada tuan kejutan." "Aku harap, artis itu adalah Moon Luna," kekeh tuan Elmer kembali berjalan menuju lift lantai tiga Hotel The Glaze. Ethan menutup pintu lift dan menghold sebentar untuk berbicara dengan Elmer, "Tuan, karena ini kejutan special, dan permintaan dari si artis, mata tuan Elmer harus ditutup. Aku berharap, ini menjadi sensasi yang menggairahkan untuk Anda berada di ibukota ini." "Benarkah? Aku sangat bergairah pada malam ini! Dan tenang Sayang, kamu adalah bintang utamanya," ucap Elmer mencubit pipi Karin yang menaruh kepalanya pada pundak tuan Elmer. Pintu lift terbuka dan disana sudah ada Erick yang mempersiapkan segala sesuatunya. "Tuan! Tunggu. Pakailah penutup mata dulu." Tuan Elmer berhenti dan Ethan memberikan dasinya untuk menutupi mata tuan Elmer. "Maaf, Nona, Anda berdiri sejenak disini, aku akan menutup mata tuan Elmer untuk menemukan artis yang dia inginkan." Tuan Elmer tersenyum, dia sangat bersemangat. Ini adalah permainan yang baru baginya. Mata tuan Elmer sudah ditutup dan seorang wanita malam menghampiri tuan Elmer dan menggandengnya sebagai pengganti Karin. "Tuan Elmer, silahkan masuk, dan nikmati malam panjang, Anda. Aku pamit," salam Ethan. "Terima kasih, tuan Ethan, besok pagi aku akan ke kantor untuk tanda-tangan kerjasama kita." Tuan Elmer melambai-lambaikan tangannya ke atas. "Baik, tuan Elmer! Selamat bersenang-senang!" pamit Ethan. Tuan Elmer masuk kamar hotel dan menutup pintu kamar. Ethan menarik tangan Karin untuk pergi dari situ. "Ayo cepat lari!" "Kita, mau kemana?" tanya Karin kaget ditarik untuk berlari. Ethan masuk ke dalam lift dan cepat-cepat menutup pintu lift untuk lanjut menuju tempat parkir mobilnya. "Ugh, panas!" celoteh Karin, dia menggaruk-garuk lehernya karena panas. "Kenapa panas sekali?" Ethan yang melihat Karin kepanasan tampak heran, karena dirinya tidak merasa panas. "Apa kamu sakit?" tanya Ethan. Karin membuka matanya lebar-lebar dan menatap wajah Ethan. "Martin! I love you!" Diciumnya bibir Ethan dengan lembut, membuat Ethan kaget dengan apa yang dilakukan oleh Karin. Pintu lift terbuka dan tampak pasangan kekasih yang masuk ke dalam lift, membuat Ethan menahan malu. "Maaf," ucapnya sambil menarik Karin keluar dari pintu lift. "Ayo, aku akan antar kamu pulang." Ethan menarik tangan Karin dan mencari mobil miliknya di jajaran VVIP parkir. "Itu dia! Kamu disini sebentar aku akan ambil mobilnya." Ethan berlari meninggalkan Karin untuk mengambil kunci mobil di pos satpam, lalu kembali menjemput Karin. "Wow, mobilmu keren, Martin, apakah kamu naik jabatan?" Ethan membuka pintu mobil samping kemudi. Dia harus cepat-cepat pergi sebelum Elmer sadar. "Ayo cepat!" Ethan mendorong Karin untuk segera masuk ke dalam mobil, dan membawa Karin menjauhi Hotel The Glaze. "Hei! Pelan-pelan, Martin! Jangan ngebut-ngebut!" teriak Karin. Ethan tidak memperdulikan Karin, dia melaju keluar secepat yang dia bisa untuk menghindari Elmer.Setelah agak menjauh dari hotel, Ethan merasa sedikit lebih lega dan mengendarai mobilnya dengan perlahan. "Rumahmu, dimana? Akan aku antarkan pulang," tawar Ethan dengan pandangan mata tetap fokus ke depan. "Martin, mengapa kamu ngebut! Perutku mual!" tangan Karin menarik lengan Ethan, membuat Ethan kaget. Akhirnya melaju perlahan, tapi tiba-tiba saja Karin muntah di paha Ethan. "Oh … My God … Mobilku!" pekik Ethan kesal karena muntahan Karin. "Hoex!" Sekali lagi Karin muntah di jok mobil mewah milik Ethan. Dengan rasa jijik, Ethan melihat di depannya ada hotel melati, lalu membawa mobilnya menuju ke hotel itu. "Maafkan aku, sudah mengotori mobilmu," ucap Karin. Ethan melihat tidak hanya baju dia yang kotor, tapi baju Karin juga kotor. "Keluarlah!" "Keluar? Apa kamu tega menyuruhku keluar, Martin?" "Dengar! Aku bukan Martin! Aku menolongmu dari si tua Elmer, tapi malah aku yang kena sialnya. Cepat keluar!" usir Ethan. "Maafkan aku." Dibuka pintu mobil Ethan, udara di
Ethan merapikan jasnya, menghela napas panjang untuk bersiap menghadapi Elmer. Ethan masuk ke kantornya langsung menuju ruangan meeting dimana tuan Elmer menunggu."Halo, tuan Elmer! Bagaimana harimu?" sapa Ethan dengan senyum menyapa Elmer dan hendak memeluknya."Stop! Kamu sudah menipuku tuan Ethan! Kamu mengambil wanitaku dan menukarnya dengan wanita murahan!" hardik tuan Elmer sambil menunjuk-nunjuk jarinya pada Ethan.Ethan tersenyum, melihat tingkah laku tuan Elmer yang seperti anak kecil dihadapannya itu. "Tuan, aku tidak menipumu, aku memberikanmu dua orang wanita untuk anda nikmati. Apakah anda tidak menyukainya?" tanya Ethan dengan muka yang dibuat keheranan."Kamu memang memberikan aku dua wanita, tapi gadis itu kamu ambil, tuan Ethan!""Gadis? Gadis yang jalan saja tidak sanggup? Bagaimana tuan bisa tertantang dengan gadis yang menurut tuan Elmer liar, tapi tertidur di lantai? Aku harus mencari gantinya agar tuan bisa tetap menikmati malam ini, bukan?" ujar Ethan meyakinka
"Sialan! Memangnya aku percaya dengan pesan seperti ini? Jangan karena Martin orang yang supel bisa kamu ajak seperti itu!" geram Karin melihat pesan Brenda, adik tirinya.Walau Brenda kadang bermulut besar, tapi sepertinya pesan yang dikirimkan Brenda mengusik hatinya. Dibacanya sekali lagi pesan itu, "Hari ini aku akan bercinta dengan kekasihmu!"Pesan itu singkat, tapi menohok hatinya. "Kali ini, akan aku buktikan, kalau kamu pembual ulung, Brenda!" Digenggamnya erat gawai miliknya karena kesal, dilihat jam dinding sudah hampir waktu jam pulang kerja. Karin pun segera membereskan meja kerjanya.Jam lima sore tepat, Karin sudah bergegas keluar kantor. Taksi yang melintas di jalan raya, segera dipanggilnya. "Apartemen Cempaka Putih!" ujar Karin yang masuk duduk dibelakang supir."Baik, Nona." Supir taksi melajukan kendaraannya menuju tempat yang dituju Karin, Apartemen Cempaka Putih, tempat Martin tinggal. Dilihatnya jam tangan dan jalanan yang macet, membuat Karin tidak sabar. Dia s
"Siapa orang itu?" bisik Karin pada satpam yang masih berdiri disampingnya."Bos besar, Tuan Elmer, pengusaha tambang dari pulau seberang!" "Oh," Karin hanya manggut-manggut, walau dia sendiri tidak mengenalnya. Bos besar yang dipanggil tuan Elmer itu berjalan diantara para bodyguard dan melihat Karin yang berdiri agak di belakang barisan bodyguard, tiba-tiba, Elmer memandang Karin dan menyeringai kepada Karin. Karin sendiri kaget, diberi senyuman seperti itu. "Bukankah dia sudah kakek tua tambun yang sudah bau tanah?" bisik Karin pada satpam."Hati-hati dengan ucapanmu, Nona. Dia bisa membeli dirimu dengan harga yang dia inginkan. Bahkan istri tidak sahnya ada beberapa orang," ucap satpam memberi peringatan.Karin menggidik mendengar ancaman satpam. Dia langsung menutup mulutnya. Setelah Elmer masuk, mobil yang ditumpanginya pun pergi dari area depan pub dan digantikan dengan mobil kedua yang sama mewahnya, tapi kali ini yang dilihat Karin lebih baik dari si Elmer tambun itu.Peraw
Ethan merapikan jasnya, menghela napas panjang untuk bersiap menghadapi Elmer. Ethan masuk ke kantornya langsung menuju ruangan meeting dimana tuan Elmer menunggu."Halo, tuan Elmer! Bagaimana harimu?" sapa Ethan dengan senyum menyapa Elmer dan hendak memeluknya."Stop! Kamu sudah menipuku tuan Ethan! Kamu mengambil wanitaku dan menukarnya dengan wanita murahan!" hardik tuan Elmer sambil menunjuk-nunjuk jarinya pada Ethan.Ethan tersenyum, melihat tingkah laku tuan Elmer yang seperti anak kecil dihadapannya itu. "Tuan, aku tidak menipumu, aku memberikanmu dua orang wanita untuk anda nikmati. Apakah anda tidak menyukainya?" tanya Ethan dengan muka yang dibuat keheranan."Kamu memang memberikan aku dua wanita, tapi gadis itu kamu ambil, tuan Ethan!""Gadis? Gadis yang jalan saja tidak sanggup? Bagaimana tuan bisa tertantang dengan gadis yang menurut tuan Elmer liar, tapi tertidur di lantai? Aku harus mencari gantinya agar tuan bisa tetap menikmati malam ini, bukan?" ujar Ethan meyakinka
Setelah agak menjauh dari hotel, Ethan merasa sedikit lebih lega dan mengendarai mobilnya dengan perlahan. "Rumahmu, dimana? Akan aku antarkan pulang," tawar Ethan dengan pandangan mata tetap fokus ke depan. "Martin, mengapa kamu ngebut! Perutku mual!" tangan Karin menarik lengan Ethan, membuat Ethan kaget. Akhirnya melaju perlahan, tapi tiba-tiba saja Karin muntah di paha Ethan. "Oh … My God … Mobilku!" pekik Ethan kesal karena muntahan Karin. "Hoex!" Sekali lagi Karin muntah di jok mobil mewah milik Ethan. Dengan rasa jijik, Ethan melihat di depannya ada hotel melati, lalu membawa mobilnya menuju ke hotel itu. "Maafkan aku, sudah mengotori mobilmu," ucap Karin. Ethan melihat tidak hanya baju dia yang kotor, tapi baju Karin juga kotor. "Keluarlah!" "Keluar? Apa kamu tega menyuruhku keluar, Martin?" "Dengar! Aku bukan Martin! Aku menolongmu dari si tua Elmer, tapi malah aku yang kena sialnya. Cepat keluar!" usir Ethan. "Maafkan aku." Dibuka pintu mobil Ethan, udara di
Ethan melihat Karin yang akan menemani Elmer merasa kasihan. Tampang Karin bukan seperti wanita penghibur. Pakaiannya pun hanya pakaian kantor dengan make up yang sudah luntur, berbeda dengan wanita penghibur yang bersolek dan berpakaian mini hanya untuk memuaskan hasrat lelaki hidung belang seperti Elmer."Tuan Ethan, saya sudah memilih wanita untuk saya sendiri. Kamu jangan sungkan untuk memilih wanita-wanita yang ada di pub ini. Tenang saja, semua sudah saya bayar." Tuan Elmer tertawa, dan menyuruh Karin untuk duduk dekatnya.Karin yang awalnya menolak, mau tidak mau duduk disamping tuan Elmer apalagi mata Elmer menatap Karin seperti ingin menelanjanginya. Ethan yang merasa jengah melihat pemandangan seperti itu, rasanya ingin membatalkan kontrak kerjasama dan menonjok muka bulat si tuan Elmer. Namun tidak semudah itu, Elmer memiliki banyak bodyguard. Dia harus memakai cara yang lain."Tuan Elmer, Anda berasal dari luar pulau bukan? Apakah Tuan tahu jika pub ini menyatu dengan hote
"Siapa orang itu?" bisik Karin pada satpam yang masih berdiri disampingnya."Bos besar, Tuan Elmer, pengusaha tambang dari pulau seberang!" "Oh," Karin hanya manggut-manggut, walau dia sendiri tidak mengenalnya. Bos besar yang dipanggil tuan Elmer itu berjalan diantara para bodyguard dan melihat Karin yang berdiri agak di belakang barisan bodyguard, tiba-tiba, Elmer memandang Karin dan menyeringai kepada Karin. Karin sendiri kaget, diberi senyuman seperti itu. "Bukankah dia sudah kakek tua tambun yang sudah bau tanah?" bisik Karin pada satpam."Hati-hati dengan ucapanmu, Nona. Dia bisa membeli dirimu dengan harga yang dia inginkan. Bahkan istri tidak sahnya ada beberapa orang," ucap satpam memberi peringatan.Karin menggidik mendengar ancaman satpam. Dia langsung menutup mulutnya. Setelah Elmer masuk, mobil yang ditumpanginya pun pergi dari area depan pub dan digantikan dengan mobil kedua yang sama mewahnya, tapi kali ini yang dilihat Karin lebih baik dari si Elmer tambun itu.Peraw
"Sialan! Memangnya aku percaya dengan pesan seperti ini? Jangan karena Martin orang yang supel bisa kamu ajak seperti itu!" geram Karin melihat pesan Brenda, adik tirinya.Walau Brenda kadang bermulut besar, tapi sepertinya pesan yang dikirimkan Brenda mengusik hatinya. Dibacanya sekali lagi pesan itu, "Hari ini aku akan bercinta dengan kekasihmu!"Pesan itu singkat, tapi menohok hatinya. "Kali ini, akan aku buktikan, kalau kamu pembual ulung, Brenda!" Digenggamnya erat gawai miliknya karena kesal, dilihat jam dinding sudah hampir waktu jam pulang kerja. Karin pun segera membereskan meja kerjanya.Jam lima sore tepat, Karin sudah bergegas keluar kantor. Taksi yang melintas di jalan raya, segera dipanggilnya. "Apartemen Cempaka Putih!" ujar Karin yang masuk duduk dibelakang supir."Baik, Nona." Supir taksi melajukan kendaraannya menuju tempat yang dituju Karin, Apartemen Cempaka Putih, tempat Martin tinggal. Dilihatnya jam tangan dan jalanan yang macet, membuat Karin tidak sabar. Dia s