Share

74

Lolongan dan tangisan ayah terdengar menggema di lorong dan ruangan rumah sakit, sayang saat itu tidak ada yang menyadari bahwa telah terjadi hal yang tidak mengenakkan yang dilakukan Bunda padanya. Ayah menatap padaku dengan penuh permohonan, mengharapkan diriku menyelamatkan dia dari bunda, air matanya menetes deras sambil merintih dan menangis.

“Lihat, kau menangis lemah dalam kubangan darah dan air kencingmu sendiri. Kau tidak berdaya apapun Mas tanpaku dan anakmu, jadi, sadarlah, dan jangan terus menyombongkan istrimu yang baru, wanita pincang itu tidak tahu apa apa dan pasti sekarang ia sedang tidur pulas di ranjangnya yang nyaman, dia tak tahu suaminya nyaris meregang nyawa.”

“A-ampunkan aku Naifa…”

Bunda tertawa dengan tawa melengking yang terdengar menyeramkan, Bunda menatap ayah sambil menahan air mata yang hendak menetes dari matanya.

“Percaya diri sekali kau mengambil koper untuk kabur dari rumah kita. kupikir kau akan kabur sekalian dari dunia ini,” jawab Bunda tertawa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status