***“Pak Adam, maafkan saya. Saya memang tidak pantas untuk menjadi orang kepercayaan anda karena membuat situasi tambah kacau,” ucap David mengutuk dirinya sendiri.“Tidak apa-apa, David. Jangan salahkan dirimu sampai membuat kamu lemah. Biarkan rencana mereka mengalir sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Kita tunggu saja mereka lengah, aku tidak masalah jika memang situasi saat ini membuat reputasiku hancur,” jawab Adam.“Pak Adam harus menjalani pemeriksaan selama puluhan jam kemarin dan sudah diduga melakukan penyuapan dan juga korupsi, nanti malam tim KPK akan menahan anda. Lalu, bagaimana saya bisa merasa baik-baik saja di saat Pak Adam terpuruk? Lalu bagaimana saya menghadapi Bu Dara, kedua orang tua Pak Adam dan juga anak-anak Pak Adam?”“Hanya sebentar. Aku juga tidak masalah orang-orang menghinaku. Kita coba bermain-main dengan mereka. Kamu jangan lemah karena aku hanya mengandalkan kamu, David. Tolong jaga keluargaku! Jangan biarkan mereka terluka,” ucap Adam.“Saya past
***Dara berusaha tenang di tengah gempuran kamera wartawan yang selalu menyorotnya. Ia juga diam seribu bahasa saat para awak media itu terus saja memborbadir dirinya dengan banyak pertanyaan. Semua pertanyaan itu sama, yaitu tentang kasus penyuapan yang dilakukan suaminya, Adam.Dara hanya duduk di sudut ruangan, ia menepi seorang diri sambil meminum juice orange. Malam ini, rencananya harus berhasil, Dara tidak mau melihat orang-orang yang sangat ia cintai terluka.“Kamu pasti selalu menyendiri di sini.”Dara mengadahkan kepalanya dan ia hanya tersenyum tipis melihat kedatangan Kevin.“Semua masalah pasti akan ada jalan keluarnya,” ucap Kevin.“Iya, tapi masalah ini terlalu mendadak dan semua bukti itu mengarah padanya,” balas Dara langsung tanpa basa-basi.“Kamu percaya pada Adam saat melihat banyaknya bukti yang menyudutkan suamimu?”“Menurutmu?” Dara bertanya balik.“Kamu bertanya padaku?”Dara menganggukan kepalanya. “Kalau kamu menjadi aku, apa kamu percaya kalau orang yang ka
***“Kamu menginginkan aku meninggalkan suamiku setelah dia bisa bebas?” tanya Dara.Kevin mengangguk. “Kamu hanya punya dua pilihan, menerima tawaranku atau menolaknya.”“Jika aku menolaknya?”“Kamu ini wanita yang sangat cerdas, Dara. Pasti kamu tahu jika sampai Adam dinyatakan bersalah, bukan hanya suamimu saja yang hancur. Kamu tidak memikirkan kedua anakmu?”Dara terdiam sejenak dan tak lama langsung menatap pria yang ada di sisinya. “Alasan aku harus meninggalkan Mas Adam itu apa?”“Aku hanya ingin kamu terbebas dari pria yang buruk itu, aku hanya ingin menyelamatkanmu. Aku tahu kalau Adam dan kakakmu di masa lalu punya hubungan. Kamu tahu kalau ibumu datang padaku dan memintaku untuk membantunya memisahkan kamu dan Adam?”“Apa? Mamaku datang meminta bantuanmu?” pekik Dara, ia pura-pura terkejut.Kevin menganggukan kepalanya. “Bahkan
***Suri hanya diam, ia sesenggukan dan terus menangis.Melihat Suri tidak mau menjawab, Dara tersenyum dan ia meraih tangan Suri dan tubuhnya diposisikan sejajar dengannya.“Suri, jika Suri percaya sama Bunda. Bunda pasti akan menyelesaikan semua hal yang membuat Suri bersedih. Suri bebas bercerita apapun sama Bunda dan Bunda tidak akan menangis. Justru nanti Bunda akan meluruskan semuanya. Jika Suri percaya Bunda bisa menyelesaikannya, Suri harus cerita. Bukankah Suri selalu bilang sama teman-teman Suri di sekolah kalau Bunda adalah ibu terhebat dan juga wonder woman?”Suri awalnya ragu karena ia tidak mau melihat bundanya terluka, tapi melihat kesungguhan di mata Dara. Anak itu akhirnya mengangguk. “Kemarin Suri pulang terlebih dahulu karena Nenek Zea menjemput Suri, nenek bilang kalau Tante Sarah sedang sakit. Suri ke rumah nenek dan tak sengaja menonton berita ayah yang disebut penjahat dan seorang pecundang. Nenek sama Tante Sarah cerita semuanya. Kata mereka, ayah dikatakan pen
***“David, bagaimana kondisi Mas Adam? Dia tidak sakit, kan?” tanya Dara.“Pak Adam baik-baik saja, Bu. Beliau mengatakan jangan terlalu khawatir dan berjanji akan segera pulang,” jawab David.“Kamu dan Axel sudah mencoba membobol surat rahasia milik Pak Hary?”“Saya dan Axel masih agak kesulitan karena sistem kemanan mereka itu kuat. Saya akan meminta para ahli IT untuk segera membocorkan surat rahasia Pak Hary dan juga tindak korupsi yang dia lakukan. Meski kita memiliki bukti, tapi itu belum cukup kuat. Dan mungkin kita bisa menambahkan bukti di alat sadap yang Ibu simpan di tasnya Kevin Liu.”“Iya, saya paham. Saya harus segera datang ke rumahnya dan mengambil bolpoint itu. Kamu dan Axel terus awasi Pak Hary. Jangan biarkan dia memindahkan aset hasil korupsi ke bank di luar negeri,” perintah Dara.“Baik, Bu Dara. Saya harus segera kembali ke perusahaan karena ada pekerjaan yang masih belum saya selesaikan. Kalau Bu Dara membutuhkan apapun, Bu Dara bisa langsung hubungi saya.”Dar
***Tamparan itu adalah tamparan pertama yang Kevin rasakan selama hidupnya. Ia tersenyum dan menatap Dara seperti binatang buas yang sedang bersiap untuk memangsa santapannya.Kevin langsung mengunci kedua tangan Dara dan mulai menempelkan bibirnya di bibir wanita itu. Ia tidak peduli dengan permintaan Dara, bahkan tangisan Dara pun tidak dihiraukannya.Dara yang tenaganya lebih lemah dari pria itu pun berusaha sekuat tenaga agar Kevin tak berani menyentuhnya, Dara harus bisa keluar dari monster ini. Ia tidak sudi tubuhnya disentuh dengan pria manapun, tubuhnya hanya milik Adam – suaminya, jika ada pria lain yang menyentuhnya, Dara tidak akan memaafkan dirinya sendiri.Kevin gelap mata, bahkan ia tidak bisa berpikir dengan normal karena obsesinya terhadap Dara sudah tidak bisa pria itu sembunyikan lagi.Kevin terus saja menawan bibir wanita itu, ia akhirnya bisa merasakan manis dari ranum bibir milik Dara yang sudah lama ia inginkan.. jemarinya menyusup ke dalam kemeja milik Dara dan
***KPK telah mengumumkan kalau status dari Adam Tanaka dan dinaikan jadi tersangka. Adam terbukti melakukan pemerasan, pengancaman dan juga penyuapan atas kasus pembangunan hotel untuk para atlet Asean Games. Berita itu membuat heboh publik, mereka semua tidak menyangka kalau seorang Adam Tanaka yang selalu jadi idola nomor satu dan jadi role mode di dunia bisnis ternyata busuk juga.Aset keluarga Tanaka pun diancam disita dan banyak para jajaran direksi dan pemegang saham yang kalang kabut karena masalah kasus besar ini.Adam yang mendengar pernyataan itu hanya mengangguk dan ia masih saja bisa bersikap tenang dan tidak marah maupun menolak semua tuduhan itu. Saat ini yang ia pikirkan hanya keluarganya, dan ia tidak mau sampai terlambat untuk menyelamatkan keluarganya dari kehancuran. Ibaratnya Adam hanya punya satu pilihan dan ia harus memilih pilihan itu.“Pak Adam, kenapa Bapak tidak mengajukan banding? Pak Adam bisa membela diri dan mengumpulkan bukti kalau Bapak difitnah,” ucap
*** Dara tersenyum menatap putranya yang bersungguh-sungguh ingin melindungi keluarga ini. “Sayang, Bunda sangat terharu dan bahagia karena Kai mau membantu. Tapi, ini masalah yang harus Bunda dan grandma selesaikan berdua saja. Kamu adalah anak laki-laki dan jaga Suri dan bermainlah dengannya. Suri bilang kalau dia kesepian akhir-akhir ini karena Kai selalu menolak diajak bermain olehnya. Apa memang akhir-akhir kamu tidak mau bermain dengan adikmu?”Kai terdiam, ia memang sangat fokus untuk meretas semua akun yang memfitnah dan menghina kedua orang tuanya, bahkan Kai lah dalang dibalik akun KPK yang tumbang.Dara tahu kalau situasi di internet itu pasti ulah anaknya itu, kemampuan meretas Kai memang di atas rata-rata untuk anak seusianya. Namun, ia tidak mau Kai terlalu jauh terlibat dalam urusan orang dewasa yang penuh intrik ini. dara hanya ingin anaknya itu tumbuh sesuai dengan usianya.“Kai, kamu harus percaya sama Bunda. Bundanya Kai dan Suri ini luar biasa, bukan? Kan Kai bil
*** Matahari terbenam di ufuk barat saat Dara, Adam, dan Kana tiba di rumah Riky. Suasana tenang, tetapi tegang, seolah-olah mendahului pertemuan yang penuh kenangan dan penyesalan. Riky membuka pintu dengan senyuman kecil. "Selamat datang." Mereka masuk ke rumah yang penuh kenangan, di mana setiap sudutnya menciptakan jejak-jejak waktu. Riky mempersilakan mereka duduk di ruang tamu yang hangat. Dara memandang sekeliling, mengenang momen-momen pahit yang pernah ada di sini. "Bagaimana keadaan Mama Zea?" tanya Adam dengan nada khawatir. Riky menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab, "Dia tidak ingin bertemu siapa-siapa. Menutup diri sepenuhnya. Kepergian Sarah telah menghancurkannya." Kana menaruh tangannya di pundak Dara, memberikan dukungan yang dibutuhkan. Riky melanjutkan, "Aku menyesal, sangat menyesal. Tidak hanya karena Sarah, tapi juga karena semua yang terjadi pada kalian, Dara, dan kamu, Kana. Aku kehilangan begitu banyak, dan aku menyadari betapa bodohnya aku dulu.
***Rumah sakit itu terasa sunyi, langit yang mendung di luar jendela, dan bau antiseptik yang khas mengisi udara. Adam duduk di kursi seberang tempat tidur Dara, tangannya bergetar ketika ia memegang tangan istrinya yang lemah. Kondisi Dara melemah lagi, ia tahu karena penawar itu tidak sepenuhnya menghilangkan racun di tubuh sang istri."Maafkan suamimu ini, Dara," ucap Adam dengan mata berkaca-kaca. "Mas tidak bisa melindungimu dengan baik."Dara tersenyum lemah, mencoba memberikan kekuatan pada suaminya. "Mas Adam tidak salah. Ini bukan salahmu, Mas."Adam menarik napas dalam-dalam. "Tapi Mas harusnya bisa mencegah semua ini. Mas tidak boleh mengizinkan orang-orang itu menyakitimu.""Sudahlah, sayang," jawab Dara. "Aku tahu Mas mencintai aku, dan itu sudah cukup. Kita akan melalui ini bersama."Adam mengangguk, tetapi tatapannya terus melayang ke wajah pucat Dara. "Mas selalu merindukanmu, Sayang. Setiap detik tanpamu adalah siksaan bagi Mas."Dara tersenyum tipis, "Dan aku merind
***Di tengah gemerlap lampu malam, Sarah dan Shinta duduk di sebuah restoran mewah yang penuh dengan aroma harum masakan lezat. Mereka bersulang, gelas anggur mereka saling bersentuhan sebagai tanda keberhasilan mereka. Sarah tersenyum lebar, dan matanya berkilat ketika dia menceritakan rencananya yang licik kepada Shinta."Shinta, kamu tak akan percaya apa yang terjadi hari ini. Akhirnya, aku berhasil membuat Adam tunduk pada keinginanku," kata Sarah sambil tertawa penuh kepuasan.Shinta memandang Sarah dengan kagum. "Benarkah? Ceritakan semuanya padaku!"Sarah menceritakan dengan penuh detail bagaimana dia meracuni Dara dan membuat Adam tunduk pada permintaannya. Shinta tak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap kecerdasan sahabatnya."Dia tak akan pernah menyangka bahwa penawar itu hanya aku berikan seperempat. Dan dalam tiga hari, Dara akan lemas lagi," ujar Sarah sambil tersenyum misterius.Shinta terkejut namun tak bisa menahan tawanya. "Kamu benar-benar genius, Sarah! Aku t
***Pengumuman Adam tentang perceraiannya dengan Adam telah mengejutkan banyak pihak. Kabar ini membahana di media, membuatnya menjadi sorotan utama. Namun, tidak semua orang bisa memahami kedalaman perasaan dan keputusan sulit yang harus diambil oleh Adam.Ketika Adam tiba di rumahnya, dia disambut dengan tatapan tajam dan hening yang mengancam dari Tiara dan Wijaya, orang tua yang mencintainya. Kedua orang tua itu segera mendatangi Adam dengan langkah yang penuh kekecewaan.“Adam, apa yang kamu lakukan? Bagaimana bisa kamu mengumumkan perceraianmu seperti itu?” tanya Tiara dengan tatapan penuh kecewa.Wijaya Menggeleng. “Kami tidak mendidikmu menjadi orang seperti ini, Adam. Apa yang kamu pikirkan”Adam menarik nafas dalam-dalam. “Maafkan aku, Ma, Pa. Aku tahu ini sulit dipahami, tetapi aku tidak punya pilihan lain.”“Tidak punya pilihan? Apa yang membuatmu sampai pada keputusan ini?” tanya Tiara dengan suara meninggi.“Ini semua untuk Dara, Ma. Sarah, dia... dia memiliki penawar ra
***Di dalam kamar rumah sakit yang hening, Dara terbaring tanpa gerakan, tubuhnya terhubung dengan berbagai alat medis. Suasana kritis yang menyelimuti ruangan membuat Adam merasa semakin tenggelam dalam keputusasaan. Dara tampak semakin rapuh, dan perlahan kehidupannya menggeliat tipis.Adam duduk di samping tempat tidur istrinya, tatapannya kosong, dan napasnya tersengal. Dia tak tega melihat Dara menderita, dan perasaan frustrasinya semakin memuncak. Dokter keluar dari ruangan perawatan dengan wajah sedih, mencoba memberi penjelasan kepada Adam."Bu Dara memerlukan penawar yang sangat langka, Pak Adam. Kita berusaha semaksimal mungkin, tapi sampai saat ini, belum ada perkembangan yang signifikan," ucap dokter dengan suara pelan.Adam menundukkan kepalanya, memejamkan mata sejenak untuk menahan emosinya. "Istriku harus sembuh, dok. Aku tidak bisa kehilangannya."Di tengah keputusasaan, pikiran Adam tertuju pada Sarah, orang yang diketahuinya sebagai dalang di balik segala penderita
***Hari itu, keheningan di rumah sakit dipecah oleh telepon yang tak terduga. Adam mengangkat teleponnya dan mendengarkan berita yang membuat hatinya berdegup kencang. Informasi itu mengguncangnya seperti gempa bumi, menghancurkan kedamaian yang selama ini dia bangun bersama istrinya, Dara."Dara diracun oleh Sarah? Bagaimana ini bisa terjadi?" gumam Adam dengan nada gemuruh, penuh amarah. Apalagi saat tadi a dokter rumah sakit memberitahu keadaan Dara yang masih koma karena keracunan.Adam merasa darahnya mendidih ketika dia menyadari bahwa Dara menjadi korban ulah dua orang yang tidak punya hati dan tega melakukan hal yang keji seperti itu. Dia segera mengambil ponselnya dan memanggil asistennya, David."David, ini Adam. Segera blokir bandara. Ada seseorang yang harus kita tangkap. Namanya Nichole Choi. Lakukan ini secepat mungkin," perintah Adam dengan suara yang penuh urgensi.David yang merasakan seriusnya situasi ini, langsung menjawab, "Baik, Pak Adam. Saya akan segera melakuk
***Suri duduk sendirian di pojok kamar, matanya yang kecil dan cemerlang kini dipenuhi oleh air mata. Rambut hitam kecilnya berantakan, dan wajahnya terlihat lesu. Di tangan kecilnya, dia memeluk erat boneka kelinci kesayangannya, seolah-olah mencari kenyamanan dari objek kecil itu.Di sudut ruangan, Tiara dan Wijaya saling pandang, keprihatinan tergambar di wajah mereka. Mereka menyadari betapa sulitnya bagi Suri menghadapi kenyataan bahwa ibunya, Dara, harus dirawat di rumah sakit.Tiara mendekati Suri dengan langkah lembut, duduk di sampingnya, dan memeluknya erat. "Sayangku, apa yang membuat Suri begitu sedih?" tanya wanita paruh baya itu dengan lembut.Suri menoleh ke arah Tiara, air mata masih terus mengalir. "Suri sangat merindukan bunda, Nenek. Kapan bunda pulang? Suri mau lihat bunda."Tiara memahami perasaan cucunya dan mencoba menenangkan hatinya. "Bunda sedang sakit, sayang. Dokter harus merawatnya agar segera sembuh. Tapi jangan khawa
***Riky duduk gelisah di ruang tunggu rumah sakit, tatapannya kosong menuju pintu kamar tempat istrinya, Zea, dirawat. Pikirannya bergejolak di tengah ketidakpastian tentang nasib Zea yang masih belum sadarkan diri. Seiring waktu berlalu, kekhawatiran Riky semakin membesar, terutama setelah tadi ke rumah sakit mengantar Kana untuk melihat Dara yang juga dirawat di ruang gawat darurat karena keracunan. Keduanya dirawat di rumah sakit yang sama.Dokter langsung keluar dari kamar Zea dan menghampiri pria itu yang sedang melamun. “Pak Riky, kondisi istri anda masih belum stabil. Kami masih mencoba mencari penyebab luka yang parah ini. Mohon bersabar."Riky tambah gelisah. “Terima kasih, Dokter. Bagaimana dengan putri saya, Dara? Bagaimana keadaannya?""Bu Dara sedang dalam perawatan intensif. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk mendeteksi dan mengatasi dampak keracunan,” balas dokter itu.Riky mengangguk dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang ke masa lalu, mencari tahu bagaimana k
***Ruangan CEO PT. Shinee Serein tampak begitu elegan dengan sentuhan modern dan nuansa yang memberikan kesan kekuatan dan keberhasilan. Dara duduk di meja kerjanya yang besar, fokus pada pekerjaannya yang menumpuk. Suasana ruangan diisi dengan keheningan, hanya terdengar bisikan ringan dari mesin pencetak dokumen dan suara langkah kaki di lantai marmer.Pintu ruangan terbuka perlahan, mengungkapkan seorang asisten dengan senyum misterius di wajahnya. Dara menoleh dan terkejut melihat seorang kurir membawa sebuah paket yang cantik terbungkus rapi."Maaf mengganggu, Bu Dara. Paket ini baru saja datang untuk Anda," kata asisten sambil menyerahkan paket itu pada Dara.Dara tersenyum dan meraih paket itu dengan tanda tanya di wajahnya. Dia membaca nama pengirim di label: Adam Tanaka, suaminya. Hatinya berdebar-debar saat dia membuka paket itu dengan hati penuh harap.Di dalamnya, dia menemukan sekotak cokelat coklat gelap yang menggoda dan sebuket bun