“Nanti kalo ada jam kosong atau pulang lebih awal, kabarin
aku.” Cahyo tidak berminat turun dari mobil karena ada meeting pagi ini.“Iya, Mas.” Yuni segera mencium
punggung tangan kanan Cahyo dan turun dari mobil itu.“Hey ... Sopir baru lagi? Kok mobilnya
beda?” Hendra yang juga baru datang segera menyapa Yuni. Sejak melihatnya diultah Ratih kemarin, Hendra merasa sangat tertarik sekarang.“Tumben sudah dateng? Biasanya
agak siangan?” Yuni cukup hafal dengan gaya selengekan Hedra dan segala keabsurdannya.Hendra terbahak, dia memang
berangkat lebih pagi karena sedang menyiapkan skripsi dan berencana bertemudengan asdos agar mau membimbingnya, “Iya, lagi belajar insaf kayaknya.”Yuni yang mendengar itu pun ikut
tertawa, candaan Hendra memang tidak pernah gagal.“Yang, ada yang ketinggalan.”
Yuni yang mendengar kalimat aneh
meski suaranya tidak terdengar asing itu, segera menoleh ke belakang danmenemukan Cahyo yang berjalan mendekatinya, “Ya, Mas?” Yuni heran karena merasatidak meninggalkan apa pun tadi.Cahyo segera memeluk Yuni dan
mengecup keningnya sedikit lama, “Aku akan cepat pulang malam ini.”Mendapat perlakuan tiba-tiba itu,
tubuh Yuni memanas, dia sangat yakin pipinya sudah semerah tomat sekarang.“Khem?!” Hendra berdehem melihat
pemandangan yang mengejutkan itu.“Hemmm. Hen, kenalin, ini Mas
Cahyo. Mas, ini Hendra temen aku.” Yuni mencoba mewaraskan otaknya sekarang.“Cahyo. Suaminya Yuni.” Cahyo
menggenggam tangan Hendra mantap setelah pria di depannya itu menerima ulurantangannya.“Hendra.” meski cukup terkejut,
Hendra bersikap sebiasa mungkin sekarang.“Aku sudah tidak sabar untuk
menunggu malam ini, Sayang. Aku berangkat dulu.” Cahyo mengecup kening Yuni danmemeluknya, lalu segera berlalu masuk ke mobilnya dan benar-benar pergi kekantor setelahnya. Cukup puas setelah memberikan kejutan kepada anak bergaya urakanitu.“Kamu ...?” Hendra mengantung
kalimatnya.“Iya, Hen. Aku sudah menikah.”
Yuni menunjukkan cincin yang melingkar dengan rapi di jari manis di tangankirinya sambil tersenyum.Hendra tersenyum kecut karena
tidak pernah memperhatikan sesuatu yang sepenting itu. “Ya ... selamat ... .”“Aku masuk dulu, Hen.” Yuni
memilih masuk lebih dulu karena pikirannya pun sedang berkecamuk sekarang.Cahyo yang baru menyelesaikan
meetingnya saat ini, segera berjalan dengan cepat ke ruangannya, “Ambilkanberkas yang harus aku tanda tangani, karena aku ingin segera menyelesaikanpekerjaanmu sekarang.”“Baik, Pak.” Surya, asisten
pribadi Cahyo pun memilih menuju ke ruangannya untuk mengambil berkas yangdimaksud Cahyo.Ceklek.
“Sepertinya kamu sedang marah?”
Nana yang menyadari aura tidak mengenakkan sejak di ruang meeting tadi, memilihsegera menyusul Cahyo ke ruangannya.“Aku hanya sangat lelah saja.”
Dengan senyuman menggoda seperti
biasanya, Nana berjalan lebih mendekati Cahyo dan membuka dua kancing atasbajunya, “Mari bersenang-senang, Baby.”Cahyo terkekeh, “Aku bukan
menolaknya, Na. Hanya saja aku sedang lelah saat ini.” entah, bahkan gairahnyapun seakan ikut sirna sekarang.Nana tertawa semakin lebar.
Sambil mengeluarkan gunung kembarnya dari wadahnya, Nana menunduk dan bersiapmenyenangkan Cahyo. Dia tahu, jika sedang lelah seperti ini, Cahyo tidak sukamengeluarkan banyak tenaga untuk mencapai pelepasannya, dan Nana akan selalu melayaninyadengan senang hati.Ceklek.
“Maaf, Pak. Anda sebaiknya cuti
atau melakukannya tidak di ruangan ini.” meski hanya berstatus sebagaiasistennya saja, Surya cukup berani menegur Cahyo. Dia adalah teman lamanyasaat mengenyam pendidikan di Australia dulu, dan bersikap profesional saat dilingkungan kerja sudah dilakukannya sejak bekerja bersama Cahyo. Dulu Cahyo melarangSurya memanggilnya ‘Pak’, tapi karena Surya tidak mendengarkannya, dan tetapmemanggilnya nama saat di luar jam kerja, Cahyo membiarkan saja hal itu.Cahyo terkekeh, “Tidak seperti
yang kamu pikirkan.”Nana yang merasa malu karena
Surya memang selalu profesional, segera merapikan bajunya dan keluar dariruangan Cahyo tanpa berniat mengucapkan apa pun.Surya sedikit melempar berkas itu
ke atas meja kerja Cahyo, dia sangat kesal jika temannya itu melakukan hal yangtidak pantas saat berada di jam kerja, meski ini adalah kantornya.“Oh, ayolah. Perjaka tua kita
tidak sedang merajuk, kah? Kamu kayak perawan baju ngeue.” ledek Cahyo sambilmeraih berkas itu dan membubuhkan tanda tangannya.“Aku sudah bilang kan, jauhi Nana.
Kamu sudah nikah, gimana pun juga kamu musti nerima cewek itu meski gak suka.”Surya mendaratkan bokongnya agak kasar di kursi seberang Cahyo untuk menunggu berkas ituselesai ditanda tangani.“Ya gak bisa gitu, Sur. Aku sama
Nana itu saling suka, kalau saja mama sama papa mau, aku juga akanmenikahinya.” bela Cahyo kepada dirinya sendiri, memang dia terlihat jahatdengan keegoisannya yang seakan ingin memiliki semuanya.“Kamu belom tau aja gimana Nana.”
“Emang kamu tau?” Cahyo melirik
Surya sebentar dan melanjutkan pekerjaannya lagi.“Kalo misal Yuni yang kayak kamu,
kamu mau gak diem trus nerima dia?” Surya memang tahu tentang Cahyo yang tidakmenyukai Yuni dan mau menikah karena tuntutan cucu dari papanya saja.Cahyo diam. Berpikir jika dia
yang berada di posisi Yuni saat ini. Tapi dengan melepaskan Nana yang begituperhatian kepadanya, dia tidak akan rela. “Nih. Pergi sono. Bisamu cuma bikinaku pening aja.” Cahyo mendorong berkas itu mendekat ke Surya.“Ya pening, orang kamu udah agak
noleh ke Yuni.” Surya merapikan berkasnya dan bersiap ke luar.“Sok tempe ni anak.” Cahyo
terbahak mendengar ledekan Surya.“Bukannya sok tau. Kalo kamu gak
mulai suka ke Yuni, kamu gak bakalan bingung musti jawab apa kalo kamu emangbeneran ada di posisi dia. Yuni cantik juga kok, gak kalah sama Nana. Cuma kamuaja udah ketutup sama tet-eknya Nana, jadi rabun pas noleh ke Yuni.” katanyasambil melangkah ke luar.Cahyo segera meraih kertas kosong
di sebelahnya, meremasnya cepat dan melemparnya ke Surya, “Dasar, mulut, mulut,mulut, mulut, mulut, dijaga.”Surya terkekeh. Setelah
mendapatkan lemparan kertas yang mengenai punggungnya itu, dia tidak berniatmembalas ucapan Cahyo selain tertawa dan segera meninggalkan ruangan itu.Cahyo menyandarkan punggungnya,
meski hanya guyonan saja, nyatanya ucapan Surya memang terdengar seperti benar.Yuni memang cantik, dia sangat menuruti semua ucapan Cahyo meski pun itumenyakitinya. Kulitnya juga putih mulus saat tidak sengaja Cahyo masuk ke dalamkamar mandi saat Yuni mandi dan lupa menguncinya, apa lagi gunung kembarnyayang kencang dan padat meski tak sebesar punya Nana.Cahyo terkekeh mengingat
pertemuan tidak sengaja di kamar mandi yang selalu menari di otaknya itu.Sore ini Cahyo tidak langsung
membawa Yuni pulang ke rumah, meski tubuhnya lumayan lelah, dia ingin mengajakYuni berjalan-jalan sebentar.“Kok ke sini, Mas?” tanya Yuni
setelah mobil terparkir dengan rapi di pelataran butik ternama di kota Surabayaini.“Turun yuk. Aku mau beli
sesuatu.” Cahyo turun lebih dulu dan disusul Yuni setelahnya. Berjalan beriringanmasuk ke butik dan segera menuju ke deretan gaun panjang dan juga pendekselutut dengan berbagai model, “Saya mencari baju untuk istri saya.”Pegawai butik itu tersenyum ramah
dan berlalu, tidak lama kembali lagi sambil membawa beberapa gaun yang membuatsenyum Yuni merekah.Dengan mata yang berbinar Yuni
mulai menyentuh gaun itu dan mengambilnya satu yang menurutnya sangat menarikperhatiannya. Tentang perlakuan Cahyo yang manis tadi, Yuni sudah mulaiterbiasa karena selalu melakukannya saat berada di depan papa dan mama Cahyo.“Silakan dicoba, Nona.” meski
pelanggannya menyebutkan bahwa wanita muda ini adalah istrinya, tapi sangwanita masih terlalu dini untuk dipanggil ‘nyonya’ menurutnya.Yuni mengangguk dan mengikuti
pegawai itu menuju ke kamar ganti. Segera mencoba gaun itu, dan terlihat sangatcocok menurutnya.Tok. Tok. Tok.
“Maaf, Nona. Suami Anda ingin
melihat Anda keluar sekarang.” kata pegawai itu dari luar setelah mengetukpintu dengan sopan.Yuni berjalan ke pintu dan
membukannya. Berjalan mendekati Cahyo, dan menyentuh punggungnya pelan karenalelaki itu sedang memunggunginya sekarang, “Apakah cocok, Mas?”Cahyo menoleh dan mendapati Yuni
yang memakai gaun berwarna merah tanpa lengan dengan belahan dada rendah,robekan tinggi di salah satu sisi pahanya, dan Cahyo yakin, punggungnya pun tereksposdengan sempurna jika dilihat dari belakang. Cahyo yang memilihkan gaun itu tadidan tidak menyangka Yuni sedang mencoba gaun itu sekarang.Cahyo lebih mendekati Yuni dan
mengulurkan tangan kanannya. Meraih ikatan rambut Yuni dan menariknya agar terlepas.Sedekat ini dengan Cahyo membuat
nafas Yuni naik turun. Aroma mentol segar yang masih sangat kentara menyeruakmasuk ke dalam hidung Yuni. Rasanya keningnya mulai berkeringat sekarang.“Cantik.” Cahyo merapikan rambut
Yuni agar terlihat lebih sempurnya dan serasi menurutnya. Cahyo beralih kebelakang Yuni dan mencakup rambutnya, mencoba mencepolnya ke atas karena biasanyamamanya suka berdandan seperti itu saat datang ke pesta. Terlalu asyik dengankegiatannya, tidak sengaja tangan Cahyo menyentuh punggung yang terasa sangathalus dan mulus itu. Sedikit mengelusnya pelan dari atas sampai bawah danmengulanginya.Deg.
Yuni membatu dan tidak berani
bergerak merasakan sentuhan itu. Nafasnya lebih memburu dari pada tadi dan jantungnyaseakan melompat dari tempatnya. Tubuhnya meremang dan dia tidak tahu bagaimanamenyudahinya karena sangat sadar bahwa Cahyo adalah suaminya secara hukum danjuga agama.Cahyo mendekat dan meniup leherYuni bagian belakang, “Apa kau sedang menginginkanmu saat ini?”Yuni menggeleng, bukan karena diatidak ingin, hanya saja dia sangat sadar dengan batasannya sendiri. Isiperjanjian yang dibuat oleh Cahyo sangat terekam dengan jelas di dalam otaknya.“Jadi? Aku tidak menarik? Apapria bernama Hendra itu yang menarik? Dan akan kau rayu lagi dengan baju sialanini?”“Tidak, Mas. Aku tidak pernahmerayunya, aku hanya mengobrol sebentar dengannya, tidak lebih.” memang ituyang dilakukan Yuni tadi pagi.Cahyo segera membalik Yuni danmelumat bibirnya dengan kasar. Menghisap dan juga memainkan bibir atas danbawah itu, “Balas.”Yuni yang belum pernah melakukanhal seperti ini, otaknya terasa buntu dan tidak tahu harus melakukan apa.
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : 1. TANYA HATIMU (END) 2. ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) 3. ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : 1. TANYA HATIMU (END) 2. ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) 3. ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengec
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembac
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembac
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembac
Tubuh lelah yang seharian tidakdibiarkan beristirahat itu, kini terbaring pasrah di atas ranjang pengantinyang penuh dengan hiasan kelopak mawar merah.Ceklek.Matanya terbuka meski tubuhnyatidak melakukan gerakan yang berarti, “Mandilah. Aku tidak akan menyentuhmumalam ini.”Tidak ada jawaban, hanyaterdengar langkah teratur dan pintu kamar mandi yang terbuka, tak lamagemericik air pun ikut menghiasi suasana hening itu.“Aku akan tidur di sofa, Mas.”kalimat sederhana yang bisa terdengar dengan jelas di telinga seseorang yangterpejam meski belum sepenuhnya tertidur.“Terserah kamu saja, Yun.”Gadis bernama Yuni itu pun segeramengambil selimut di almari dan merebahkan tubuhnya di sofa panjang yang ada disisi lain ruangan ini. Bukan hanya Cahyo, lelaki yang beberapa j
“Gimana kuliahnya?” Cahyo yangbaru pulang dari kantor langsung menjemput Yuni saat ini, memang dia biasa pulangjam lima sore.“Yuni punya temen, Mas. Namanya Ratih.---” Yuni banyak cerita dalam perjalanan pulang, tentang kuliah yangmenyenangkan, teman yang akrab, mata pelajaran yang sesuai dengan bidang yangdiinginkannya, dan banyak hal lagi, memang Yuni sangat memimpikan bisa kuliahdalam bidang yang dia geluti saat ini.“Gimana, Sayang? Capek?” mamaCahyo langsung menyambut menantunya, beliau juga tahu tentang Yuni yang kuliahsaat ini.Yuni pun juga menceritakan halyang sama kepada mama mertuanya itu, bahkan saat papa mertuanya bertanya,dia juga menceritakan hal yang sama tanpa merasa bosan sedikit pun.Malam ini sedikit berbeda, Yuni yangsudah mengambil selimutnya dan bersiap tidur di kursi, perge
“Untukmu.” Cahyo menyodorkankotak coklat berpita putih kepada Yuni.“Trimakasih, Mas.” Yuni membukakotak itu dan menemukan gaun yang hampir sama dengan yang diingininya tadi dimall, “Kapan Mas belinya? Kok bisa sama?” Yuni tidak ingin membahas yang lainsekarang.“Tadi nemu, langsung aku bawa kekasir.”“Besok aku pake Mas.”Lagi. Meski sudah tidak terlalucanggung, Cahyo tetap saja keluar lebih dulu untuk menunggu Yuni tertidur,dan Yuni tidak mau memusingkan itusekarang. Kalau memang begini, biar saja dia menerimanya.~Yuni benar-benar dihantar sopirsekarang. Memakai setelan santai seperti biasanya dia memilih segera bergabungdengan Ratih yang ada di kantin bersama Hendra.“Entar malem ikut
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembac
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembac
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembac
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : 1. TANYA HATIMU (END) 2. ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) 3. ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : 1. TANYA HATIMU (END) 2. ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) 3. ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengec
Cahyo mendekat dan meniup leherYuni bagian belakang, “Apa kau sedang menginginkanmu saat ini?”Yuni menggeleng, bukan karena diatidak ingin, hanya saja dia sangat sadar dengan batasannya sendiri. Isiperjanjian yang dibuat oleh Cahyo sangat terekam dengan jelas di dalam otaknya.“Jadi? Aku tidak menarik? Apapria bernama Hendra itu yang menarik? Dan akan kau rayu lagi dengan baju sialanini?”“Tidak, Mas. Aku tidak pernahmerayunya, aku hanya mengobrol sebentar dengannya, tidak lebih.” memang ituyang dilakukan Yuni tadi pagi.Cahyo segera membalik Yuni danmelumat bibirnya dengan kasar. Menghisap dan juga memainkan bibir atas danbawah itu, “Balas.”Yuni yang belum pernah melakukanhal seperti ini, otaknya terasa buntu dan tidak tahu harus melakukan apa.
“Nanti kalo ada jam kosong atau pulang lebih awal, kabarinaku.” Cahyo tidak berminat turun dari mobil karena ada meeting pagi ini.“Iya, Mas.” Yuni segera menciumpunggung tangan kanan Cahyo dan turun dari mobil itu.“Hey ... Sopir baru lagi? Kok mobilnyabeda?” Hendra yang juga baru datang segera menyapa Yuni. Sejak melihatnya diultah Ratih kemarin, Hendra merasa sangat tertarik sekarang.“Tumben sudah dateng? Biasanyaagak siangan?” Yuni cukup hafal dengan gaya selengekan Hedra dan segala keabsurdannya.Hendra terbahak, dia memangberangkat lebih pagi karena sedang menyiapkan skripsi dan berencana bertemudengan asdos agar mau membimbingnya, “Iya, lagi belajar insaf kayaknya.”Yuni yang mendengar itu pun ikuttertawa, candaan Hendra memang tidak pernah gagal.
“Untukmu.” Cahyo menyodorkankotak coklat berpita putih kepada Yuni.“Trimakasih, Mas.” Yuni membukakotak itu dan menemukan gaun yang hampir sama dengan yang diingininya tadi dimall, “Kapan Mas belinya? Kok bisa sama?” Yuni tidak ingin membahas yang lainsekarang.“Tadi nemu, langsung aku bawa kekasir.”“Besok aku pake Mas.”Lagi. Meski sudah tidak terlalucanggung, Cahyo tetap saja keluar lebih dulu untuk menunggu Yuni tertidur,dan Yuni tidak mau memusingkan itusekarang. Kalau memang begini, biar saja dia menerimanya.~Yuni benar-benar dihantar sopirsekarang. Memakai setelan santai seperti biasanya dia memilih segera bergabungdengan Ratih yang ada di kantin bersama Hendra.“Entar malem ikut
“Gimana kuliahnya?” Cahyo yangbaru pulang dari kantor langsung menjemput Yuni saat ini, memang dia biasa pulangjam lima sore.“Yuni punya temen, Mas. Namanya Ratih.---” Yuni banyak cerita dalam perjalanan pulang, tentang kuliah yangmenyenangkan, teman yang akrab, mata pelajaran yang sesuai dengan bidang yangdiinginkannya, dan banyak hal lagi, memang Yuni sangat memimpikan bisa kuliahdalam bidang yang dia geluti saat ini.“Gimana, Sayang? Capek?” mamaCahyo langsung menyambut menantunya, beliau juga tahu tentang Yuni yang kuliahsaat ini.Yuni pun juga menceritakan halyang sama kepada mama mertuanya itu, bahkan saat papa mertuanya bertanya,dia juga menceritakan hal yang sama tanpa merasa bosan sedikit pun.Malam ini sedikit berbeda, Yuni yangsudah mengambil selimutnya dan bersiap tidur di kursi, perge
Tubuh lelah yang seharian tidakdibiarkan beristirahat itu, kini terbaring pasrah di atas ranjang pengantinyang penuh dengan hiasan kelopak mawar merah.Ceklek.Matanya terbuka meski tubuhnyatidak melakukan gerakan yang berarti, “Mandilah. Aku tidak akan menyentuhmumalam ini.”Tidak ada jawaban, hanyaterdengar langkah teratur dan pintu kamar mandi yang terbuka, tak lamagemericik air pun ikut menghiasi suasana hening itu.“Aku akan tidur di sofa, Mas.”kalimat sederhana yang bisa terdengar dengan jelas di telinga seseorang yangterpejam meski belum sepenuhnya tertidur.“Terserah kamu saja, Yun.”Gadis bernama Yuni itu pun segeramengambil selimut di almari dan merebahkan tubuhnya di sofa panjang yang ada disisi lain ruangan ini. Bukan hanya Cahyo, lelaki yang beberapa j