“Untukmu.” Cahyo menyodorkan
kotak coklat berpita putih kepada Yuni.“Trimakasih, Mas.” Yuni membuka
kotak itu dan menemukan gaun yang hampir sama dengan yang diingininya tadi dimall, “Kapan Mas belinya? Kok bisa sama?” Yuni tidak ingin membahas yang lainsekarang.“Tadi nemu, langsung aku bawa ke
kasir.”“Besok aku pake Mas.”
Lagi. Meski sudah tidak terlalu
canggung, Cahyo tetap saja keluar lebih dulu untuk menunggu Yuni tertidur,dan Yuni tidak mau memusingkan itusekarang. Kalau memang begini, biar saja dia menerimanya.~
Yuni benar-benar dihantar sopir
sekarang. Memakai setelan santai seperti biasanya dia memilih segera bergabungdengan Ratih yang ada di kantin bersama Hendra.“Entar malem ikut gak? Aku mau ngadain
ultah kecil-kecilan buat aku sendiri.” Ratih yang sibuk makan gorengan tidakterlalu melihat ke Yuni.“Aku nanya mamaku dulu.” Yuni
memang tidak bilang kalau sudah menikah.“Dateng ya? Ini ultah pertama aku
sama kamu loh.”Yuni pun mengangguk, dia tidak akan
tega jika tidak datang ke ultah sahabatnya.~
Yuni cukup senang karena mamanya
mengizinkannya. Dia memilih datang lebih awal dan memakai gaun yang dibelikanoleh Cahyo. Yuni juga memiliki kartu debit yang diberikan oleh Cahyo, jadi diabisa membelikan kado kecil untuk Ratih.“Hendra! Barengan ya masuknya?”
Yuni yang baru datang dan menemukan Hendra di pelataran parkir sedikit berlariagar tidak tertinggal.Bukannya cepat masuk, Hendra
malah bengong dan menatap Yuni dari bawah sampai atas, seakan tidak percayajika gadis manis yang berdiri di depannya ini adalah Yuni yang sama dengan Yuniyang dia kenal selama ini. Rambut panjang yang tergerai menutupi punggung danjuga lengan mulusnya karena gaun itu tidak memiliki lengan, membuat desirananeh tersendiri untuk Hendra.“Hey?!” Yuni mendadakan tangan
kanannya ke depan wajah serius Hendra karena tangan kirinya sedang memeganghadiah untuk Ratih, “Malah bengong. Ayo masuk ... .”Hendra berdehem dan segera masuk
tanpa berniat mengatakan apa pun.Ratih sudah menunggu dengan
seseorang di sebelahnya, kue ulang tahun yang tidak terlalu besar juga ikutmenghiasi meja yang ada tatanan bunga esternya di tengah sana, “Hey! Aku pikirgak dateng.” Ratih segera berdiri dan memeluk Yuni.“Ini untukmu, aku harap kamu suka.”
Yuni menyodorkan kadonya ke Ratih setelah melepas pelukan singkat itu.“A ... aaa ... trimakasih. Eh kenalin,
ini Surya pacar aku.” Seseorang yang di sebelah Ratih pun berdiri danmengulurkan tangannya ke Yuni.Setelah perkenalan itu, mereka
pun merayakan pesta sederhana itu sambil bersenda gurau bersama. Mengobrol danbertukar cerita, dan juga tertawa bersama.Tapi bereda dengan Hendra, dia
malah semakin diam dan sesekali mencuri pandang ke Yuni. Rasanya dia melihatsosok yang lain malam ini. Meski dia tahu Yuni cenderung tertutup dengankehidupan pribadinya, tapi keceriaan Yuni mulai terlihat yang semakin manis sajadi mata Hendra.“Kalian berangkat bareng?” tanya
Ratih.Yuni menggeleng dengan cepat, “Enggak,
aku sama sopirku.”“Kamu?” Ratih bertanya ke Hendra.
Bukan menjawab, Hendra malah tersenyum
setelah melihat Yuni juga tersenyum ke arahnya.“Eh! Kutu kupret! Kesambet Lu?”
Ratih berdiri dan menabok kening Hendra dengan sendok bekasnya makan.“Apaan sih? Kotor nih!” Hendra
segera mengambil tisu dan membersihkan keningnya yang terasa agak basah. SedangkanYuni dan Ratih tertawa bersama. Bahkan Surya yang diam dari tadi saja juga ikut terbahak melihat Hendra yang sedang kesal.Waktu terus berlalu, semakin
larut meski pesta itu seakan baru saja dimulai. Yuni yang tidak ingin membuatmama Cahyo khawatir, segera berpamitan untuk pulang.“Yun.” panggil Hendra.
“Ya?” Yuni berbalik, mungkin
Hendra akan mengatakan sesuatu yang penting.“Mau balik bareng?”
“Aku kan sama sopir?”
Hendra menggaruk tengkuknya yang tidak
gatal, “Aku bisa mengantarmu lebih cepat dengan motor sportku.”Yuni terkekeh, “Trimakasih, aku
sama sopirku saja.” sungguh Yuni sangat tahu degan statusnya saat ini.“Okey. Tapi lain kali jangan
menolakku.”“Aku tidak bisa berjanji, maafkan
aku.”Tin. Tin.
Yuni menoleh karena merasa klakson
mobil itu sedang memanggilnya, “Maaf, Hendra. Aku harus pulang sekarang.” Yuniyang mengenali mobil siapa itu, segera mempercepat jalannya meninggalkan Hendrayang terlihat heran dengan sikapnya yang buru-buru.“Aku membelikan gaun itu bukan digunakan
untuk menggoda lelaki di luar sana.” suara tegas dan dalam langsung menggemamemenuhi mobil yang baru saja melaju itu.“Aku tidak menggodanya, Mas.” Yuni
cepat memasang sabuk pengamannya sendiri karena Cahyo langsung saja melajutadi.“Trus? Itu tadi apa? Katamu yang
ultah Ratih? Dia yang namanya Ratih?” Cahyo tidak mengerti dengan dirinyakarena merasa tidak rela melihat Yuni mengobrol dengan seorang pria di depankafe tadi.“Itu Hendra, Mas. Yang---“
“Ratihnya ganti Hendra? Kuliah 1
bulan sudah pinter ya kamu?”“Bukan, Mas. Kita bertiga
temenan.”Cahyo terkekeh, “Mataku gak buta,
Yun. Buat tahu itu bertiga apa berdua.”“Ratih masih di dalam, Mas. Sama cowoknya,
dia---“Cahyo semakin terbahak agar omong
kosong Yuni tidak membuatnya semakin marah.Yuni pun yang merasa terpojok
memilih untuk diam, dia tidak ingin Cahyo semakin marah jika dia menentangnya.“Gimana, Sayang? Seru acaranya?”
mama Cahyo selalu memeluk Yuni saat menantunya itu baru pulang dari mana saja.“Mulai besok aku yang nganter Yuni
kuliah.” tanpa berniat berhenti, Cahyo segera menuju ke kamarnya setelah mengatakanitu.Kening mamanya berkerut, bahkan
tadi saat dia bercerita kalau Yuni akan ke pesta ultah temannya, putranya itucuek seakan tidak peduli, “Ada apa, Sayang?”“Mas salah paham, Ma.” Yuni tidak
ingin mengatakan terlalu detail kepada mama Cahyo.Mama Cahyo tersenyum dan mengelus
rambut panjang Yuni, “Istirahat saja, sudah malam. Besok kuliah kan?”Yuni pun mengangguk, beristirahat
memang pilihan yang tepat sekarang kerena waktu memang sudah cukup larut.Yuni baru saja masuk ke dalam
kamarnya, Cahyo langsung menarik pergelangan tangannya dan menghempaskannya ke atasranjang.Sriekkk.
Gaun Yuni terkoyak dari tubuhnya.
Tidak berbentuk karena sudah terbelah menjadi dua bagian dengan sisi yang masihmenempel di badan Yuni.Yuni segera menutup tubuhnya
dengan ke dua tangannya dan menangis sesegukan sekarang.“Aku. Tidak. Suka. Melihatmu. Memakai.
Gaun. Ini.”Yuni mengangguk mendengar kalimat
Cahyo yang ditekan di setiap katanya itu.“Mandi dan segeralah tidur.”
Yuni mengangguk kembali, dia akan
menuruti semua perkataan Cahyo.“Bagus.” Setelah mengatakan itu,
Cahyo meninggalkan Yuni dan keluar dari kamarnya.Yuni menangis. Dia bingung dan
tidak tahu. Apakah Cahyo menganggapnya berarti? Apakah Cahyo sedang cemburu? Apadia tidak pantas memakai gaun itu tadi? Apa dia terlihat murahan? Begitu banyakpertanyaan yang berputar di kepala Yuni, dan dia tidak tahu apa jawabannya.Setelah lelah menangis, Yuni segera
melepas gaun itu dan menyimpannya di lemari pakaiannya. Meski tidak bisadiperbaiki lagi, setidaknya itu adalah gaun pertama yang dibelikan Cahyo untuknya,dan dia tidak ingin membuangnya sia-sia meski sudah rusak sekali pun.Hampir dini hari, Cahyo masuk ke
dalam kamarnya dan melihat wajah sembab itu. Matanya yang sedikit bengkakseakan membenarkan dia menangis cukup lama.Cahyo menyapu pipi pucat itu dengan
punggung tangan kanannya. Dia pun tidak tahu kenapa melakukan itu tadi, yangdia tahu dia hanya tidak suka melihat Yuni bisa tertawa bersama pria asing di luarsana.“Nanti kalo ada jam kosong atau pulang lebih awal, kabarinaku.” Cahyo tidak berminat turun dari mobil karena ada meeting pagi ini.“Iya, Mas.” Yuni segera menciumpunggung tangan kanan Cahyo dan turun dari mobil itu.“Hey ... Sopir baru lagi? Kok mobilnyabeda?” Hendra yang juga baru datang segera menyapa Yuni. Sejak melihatnya diultah Ratih kemarin, Hendra merasa sangat tertarik sekarang.“Tumben sudah dateng? Biasanyaagak siangan?” Yuni cukup hafal dengan gaya selengekan Hedra dan segala keabsurdannya.Hendra terbahak, dia memangberangkat lebih pagi karena sedang menyiapkan skripsi dan berencana bertemudengan asdos agar mau membimbingnya, “Iya, lagi belajar insaf kayaknya.”Yuni yang mendengar itu pun ikuttertawa, candaan Hendra memang tidak pernah gagal.
Cahyo mendekat dan meniup leherYuni bagian belakang, “Apa kau sedang menginginkanmu saat ini?”Yuni menggeleng, bukan karena diatidak ingin, hanya saja dia sangat sadar dengan batasannya sendiri. Isiperjanjian yang dibuat oleh Cahyo sangat terekam dengan jelas di dalam otaknya.“Jadi? Aku tidak menarik? Apapria bernama Hendra itu yang menarik? Dan akan kau rayu lagi dengan baju sialanini?”“Tidak, Mas. Aku tidak pernahmerayunya, aku hanya mengobrol sebentar dengannya, tidak lebih.” memang ituyang dilakukan Yuni tadi pagi.Cahyo segera membalik Yuni danmelumat bibirnya dengan kasar. Menghisap dan juga memainkan bibir atas danbawah itu, “Balas.”Yuni yang belum pernah melakukanhal seperti ini, otaknya terasa buntu dan tidak tahu harus melakukan apa.
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : 1. TANYA HATIMU (END) 2. ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) 3. ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : 1. TANYA HATIMU (END) 2. ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) 3. ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengec
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembac
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembac
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembac
Tubuh lelah yang seharian tidakdibiarkan beristirahat itu, kini terbaring pasrah di atas ranjang pengantinyang penuh dengan hiasan kelopak mawar merah.Ceklek.Matanya terbuka meski tubuhnyatidak melakukan gerakan yang berarti, “Mandilah. Aku tidak akan menyentuhmumalam ini.”Tidak ada jawaban, hanyaterdengar langkah teratur dan pintu kamar mandi yang terbuka, tak lamagemericik air pun ikut menghiasi suasana hening itu.“Aku akan tidur di sofa, Mas.”kalimat sederhana yang bisa terdengar dengan jelas di telinga seseorang yangterpejam meski belum sepenuhnya tertidur.“Terserah kamu saja, Yun.”Gadis bernama Yuni itu pun segeramengambil selimut di almari dan merebahkan tubuhnya di sofa panjang yang ada disisi lain ruangan ini. Bukan hanya Cahyo, lelaki yang beberapa j
“Gimana kuliahnya?” Cahyo yangbaru pulang dari kantor langsung menjemput Yuni saat ini, memang dia biasa pulangjam lima sore.“Yuni punya temen, Mas. Namanya Ratih.---” Yuni banyak cerita dalam perjalanan pulang, tentang kuliah yangmenyenangkan, teman yang akrab, mata pelajaran yang sesuai dengan bidang yangdiinginkannya, dan banyak hal lagi, memang Yuni sangat memimpikan bisa kuliahdalam bidang yang dia geluti saat ini.“Gimana, Sayang? Capek?” mamaCahyo langsung menyambut menantunya, beliau juga tahu tentang Yuni yang kuliahsaat ini.Yuni pun juga menceritakan halyang sama kepada mama mertuanya itu, bahkan saat papa mertuanya bertanya,dia juga menceritakan hal yang sama tanpa merasa bosan sedikit pun.Malam ini sedikit berbeda, Yuni yangsudah mengambil selimutnya dan bersiap tidur di kursi, perge
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembac
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembac
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : TANYA HATIMU (END) ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembac
Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : 1. TANYA HATIMU (END) 2. ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) 3. ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengecewakan para Pembaca tersayang. Terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tetaplah menjadi... Selembut JENANG Semanis GULA I love you, Pembacaku sayang .... *** Cerita ini sudah pindah ke n.o.v.e.l_t.o.o.n atau m.a.n.g.a_t.o.o.n Mohon maaf karena Thor tidak bisa melanjutkannya. Begitu besar penyesalan karena tindakan ini, tapi Pembaca tersayang masih bisa membaca cerita Thor yang lainnya di aplikasi ini. Masih ada : 1. TANYA HATIMU (END) 2. ISTRI KEEMPAT TUAN TANAH (END) 3. ,dan beberapa cerita baru yang sebentar lagi akan segera terbit Semua tak akan mengec
Cahyo mendekat dan meniup leherYuni bagian belakang, “Apa kau sedang menginginkanmu saat ini?”Yuni menggeleng, bukan karena diatidak ingin, hanya saja dia sangat sadar dengan batasannya sendiri. Isiperjanjian yang dibuat oleh Cahyo sangat terekam dengan jelas di dalam otaknya.“Jadi? Aku tidak menarik? Apapria bernama Hendra itu yang menarik? Dan akan kau rayu lagi dengan baju sialanini?”“Tidak, Mas. Aku tidak pernahmerayunya, aku hanya mengobrol sebentar dengannya, tidak lebih.” memang ituyang dilakukan Yuni tadi pagi.Cahyo segera membalik Yuni danmelumat bibirnya dengan kasar. Menghisap dan juga memainkan bibir atas danbawah itu, “Balas.”Yuni yang belum pernah melakukanhal seperti ini, otaknya terasa buntu dan tidak tahu harus melakukan apa.
“Nanti kalo ada jam kosong atau pulang lebih awal, kabarinaku.” Cahyo tidak berminat turun dari mobil karena ada meeting pagi ini.“Iya, Mas.” Yuni segera menciumpunggung tangan kanan Cahyo dan turun dari mobil itu.“Hey ... Sopir baru lagi? Kok mobilnyabeda?” Hendra yang juga baru datang segera menyapa Yuni. Sejak melihatnya diultah Ratih kemarin, Hendra merasa sangat tertarik sekarang.“Tumben sudah dateng? Biasanyaagak siangan?” Yuni cukup hafal dengan gaya selengekan Hedra dan segala keabsurdannya.Hendra terbahak, dia memangberangkat lebih pagi karena sedang menyiapkan skripsi dan berencana bertemudengan asdos agar mau membimbingnya, “Iya, lagi belajar insaf kayaknya.”Yuni yang mendengar itu pun ikuttertawa, candaan Hendra memang tidak pernah gagal.
“Untukmu.” Cahyo menyodorkankotak coklat berpita putih kepada Yuni.“Trimakasih, Mas.” Yuni membukakotak itu dan menemukan gaun yang hampir sama dengan yang diingininya tadi dimall, “Kapan Mas belinya? Kok bisa sama?” Yuni tidak ingin membahas yang lainsekarang.“Tadi nemu, langsung aku bawa kekasir.”“Besok aku pake Mas.”Lagi. Meski sudah tidak terlalucanggung, Cahyo tetap saja keluar lebih dulu untuk menunggu Yuni tertidur,dan Yuni tidak mau memusingkan itusekarang. Kalau memang begini, biar saja dia menerimanya.~Yuni benar-benar dihantar sopirsekarang. Memakai setelan santai seperti biasanya dia memilih segera bergabungdengan Ratih yang ada di kantin bersama Hendra.“Entar malem ikut
“Gimana kuliahnya?” Cahyo yangbaru pulang dari kantor langsung menjemput Yuni saat ini, memang dia biasa pulangjam lima sore.“Yuni punya temen, Mas. Namanya Ratih.---” Yuni banyak cerita dalam perjalanan pulang, tentang kuliah yangmenyenangkan, teman yang akrab, mata pelajaran yang sesuai dengan bidang yangdiinginkannya, dan banyak hal lagi, memang Yuni sangat memimpikan bisa kuliahdalam bidang yang dia geluti saat ini.“Gimana, Sayang? Capek?” mamaCahyo langsung menyambut menantunya, beliau juga tahu tentang Yuni yang kuliahsaat ini.Yuni pun juga menceritakan halyang sama kepada mama mertuanya itu, bahkan saat papa mertuanya bertanya,dia juga menceritakan hal yang sama tanpa merasa bosan sedikit pun.Malam ini sedikit berbeda, Yuni yangsudah mengambil selimutnya dan bersiap tidur di kursi, perge
Tubuh lelah yang seharian tidakdibiarkan beristirahat itu, kini terbaring pasrah di atas ranjang pengantinyang penuh dengan hiasan kelopak mawar merah.Ceklek.Matanya terbuka meski tubuhnyatidak melakukan gerakan yang berarti, “Mandilah. Aku tidak akan menyentuhmumalam ini.”Tidak ada jawaban, hanyaterdengar langkah teratur dan pintu kamar mandi yang terbuka, tak lamagemericik air pun ikut menghiasi suasana hening itu.“Aku akan tidur di sofa, Mas.”kalimat sederhana yang bisa terdengar dengan jelas di telinga seseorang yangterpejam meski belum sepenuhnya tertidur.“Terserah kamu saja, Yun.”Gadis bernama Yuni itu pun segeramengambil selimut di almari dan merebahkan tubuhnya di sofa panjang yang ada disisi lain ruangan ini. Bukan hanya Cahyo, lelaki yang beberapa j