Keduanya saling menatap tajam dengan pikiran berkecamuk di otak mereka."Minggir, Ris. Ini bukan urusanmu, aku muak dengan masalah yang aku hadapi. Harusnya aku tak pernah bertemu dan berhubungan lagi denganmu! Anakku sekarang yang jadi korbannya. Cukup orang tuanya yang ga bisa bersatu jangan anak kita, Ris!""Hmm..maaf menyela, nasib saya gimana nih..jadi melayani tante kah atau harus dibuka satu lagi undiannya untuk gantiin tante?" tanya berondong yang dipilih oleh Yanti."GA USAH!" jawab Yanti lantang"GANTI AJA!" Jawab Aris bersamaan dan langsung memegang pergelangan Yanti dengan paksa dan membawanya keluar.Teman-teman Yanti yang melihat perdebatan mereka berdua terlihat santai dan kembali mengocok arisan karena mereka tidak terlalu peduli dengan urusan orang lain yang terpenting bagi mereka saat ini adalah mendapatkan malam penuh kenikmatan bersama brondong tampan dan kekar.Aris menghentikan langkahnya di tangga darurat yang terletak
"Hah..ya enggak lah, Nak. Papa tadi ke kantor tapi Papa langsung pergi lagi karena ada perlu sama klien Papa.""Oh..ya udah kalau gitu.""Kamu gimana, Nak. Sudah enakan moodnya?""Masih belum, Pa. Aku masih males angkat telpon Tomi.""Ya udah tenangin diri kamu dulu, Papa akan segera pulang kok.""Ya, Pa..bye.""Bye.."Aris kemudian memasukkan ponselnya ke saku bajunya."Gina ya?' tanya Yanti"Iya, maaf kalo aku harus bohong.""Ga masalah buat aku, tp Gina perasaan anakmu kalo ternyata Papanya bohong?""Aku bohong dari sebelum dia jadi embrio, Yan. Hahahaha...""Dasar gila kamu, RIs.""Dari dulu aku gila..gila karena kamu." Aris kembali mendekatkan tubuhnya ke Yanti membuat wanita itu terpojok di sisi pintu mobil depan."Makasih ya, Ris. Dan maaf bikin kamu berantakan saat itu.""Sssttt..itu dulu sayang, sekarang adalah waktunya kita menebus kesalahan kita dimasa lalu. Dulu aku kehilanganmu satu kali, tapi kali ini aku tak mau kehilanganmu untuk kedua kalinya." kata Aris dengan tatapa
Pagi ini Yanti tengah sibuk persiapan Fashion Week Festival di luar kota, ia benar-benar mencurahkan segala isi pikiran dan idenya untuk konsep peragaan busananya kali ini. Drrrttt...drrrttt... Ponselnya muncul notif chat dari Aris, Yanti tersenyum simpul melihat isi chat dari kekasihnya itu."Selamat pagi jodohku yang tertukar. Semangat ya sayang, tunggu aku disana. Pengen dibawain apa kali aja kamu pengen sesuatu yang perlu aku bawain dari sini.""Hahahah..ga perlu, Ris. Kamu sampai sini udah segalanya buatku kok.""Serius??""Yup.""Oke deh.. coba lihat ke pintu keluar."Seketika Yanti menengok ke pintu keluar dan betapa terkejutnya dia ketika pria yang menjadi pengisi hatinya kali ini sudah berada di hadapannya. Wajahnya terlihat sumringah dan langkahnya langsung menuju ke tempat Aris berdiri. "Iiihhh kamu tuh ya, jago kalo bikin surprise deh." Yanti dengan senyum mengembang mencubit mesra lengan Aris dan seketika jemarinya di genggam oleh Aris."Aku harap kehadiranku ga menggan
Tomi memandang Gina dengan wajah heran dan terkejut. Bagaimana bisa Gina mengatakan hal itu sedangkan dalam hubungan mereka selama ini, mereka berdua selalu main aman dengan menggunakan pengaman. Mereka masih menjaga nama keluarga agar jikalau mereka memang menikah ya memang menikah karena restu dan sudah waktunya, bukan karena keadaan yang terpaksa dengan kondisi Gina yang hamil."Kamu waras kan sayang?? Kamu ga sedang lupa ingatan kan??" tanya Tomi dengan wajah cemas.Hubungan keduanya memang berjalan sangat bebas dalam artian yang sebenarnya. Saat mereka menjalin hubungan pertama kali Tomi menyatakan cintanya di apartemen Gina, dimana saat itu keduanya bersahabat cukup lama dan kala itu Gina sedang tidak enak badan sehingga Gina meminta Tomi untuk menjemputnya dikantor.Sesampainya di Apartemen Gina rebahan di tempat tidur sedangkan Tomi membuat teh hangat agar badan Gina sedikit lebih baik. Gina sebenarnya sudah memendam perasaan pada Tomi sejak lama begitu
"Gina, dia bener? Dia pacar kamu?" tanya Fano dengan wajah setengah tidak percaya."Ga usah tanya Gina. Pernyataan yang aku katakan adalah benar jadi jangan harap kamu memiliki Gina karena dia itu punyaku." Tomi menjawab dengan tegas, terlihat bahwa ia berusaha memberi tanda teritorial untuk tak boleh ada orang lain yang boleh massuk ke area terdekat Gina kecuali dirinya."Aku butuh jawaban dari Gina, bukan kamu! Gina jawab aku, bener kamu pacarnya Tomi? BUkannya kalian cuma temenan?" kata Fano tegas."Maaf Fano..aku ga bisa jadi seseorang yang kamu mau.""Jawab aku dulu! Bener dia pacar kamu?""Iya..dia pacarku dan kami sudah memutuskan untuk berkomitmen." Gina menjawab dengan terbata-bata dan ragu"Sejak kapan!? Kenapa aku baru tahu kalau kalian punya hubungan? Kenapa kamu ga cerita ke aku sih, Gin.""Maaf aku belum sempet cerita ke kamu, aku ga bermaksud buat bohong sama kamu, Fan." jawab Gina yang berusaha terus berbohong, i
"Ris, kita dah 2 hari loh disini.""Trus?""Kamu ga balik duluan? Kamu dicariin loh sama istrimu dan Gina.""Dicariin doang kan, belum juga jadi DPO polisi masih aman lah..ga usah panik.""Iisssshhh..ni orang bandel banget sih, heran aku tuh sama kamu.""Ya biarin emang kenapa? Aku pengennya sama kamu kok malah kamu nyuruh aku buat buru-buru balik. Jangan-jangan kamunya yang ga mau aku temenin?""Bukan gitu, Ris. Aku sih seneng-seneng aja kamu temenin tapi kan keluargamu butuh kamu. Mereka pasti nyariin kamu.""Nyariin pasti, tapi aku dah bilang ke mereka kalau aku ada kerjaan di luar kota dan aku juga dah bilang ma anak-anak kantor untuk mengatakan hal yang sama kalau orang rumah tanya aku kemana.""Kamu udah prepare segitunya??""Iya, so what? Ada masalah?""Ya enggak sih.""Ya udah berarti case close, ga ada masalah dong ya sekarang. Jadi kamu sekarang yang santai ya, ga usah mikirin orang rumah gimana-gimana pokoknya aku disini mau nemenin kamu dan kamu fokus ke kerjaan kamu. Aku
"Kenapa, San?" tanya Aris dengan nada datar."Kok kamu ga ada kabar sih, lagi sibuk banget apa kok sampe susah ngabarin?""Hmm..iya nih, lagi ada kerjaan yang bener-bener ga bisa ditinggal." saat Aris menjawab hal itu, Yanti berjalan dengan santai tanpa mengenakan pakaian ditubuhnya, membuat Aris yang tadinya bete dan kesal jadi berubah sumringah kembali. Wajahnya terlihat kaget saat melihat Yanti melakukan hal itu, ia melongo namun sedetik kemudian ia tersenyum licik, terlihat dari wajahnya bahwa ia ingin segera menerkam tubuh itu."Kamu kapan pulang?" Santi berkata tentang banyak hal namun tak digubris oleh Aris dan yang ia dengar hanya kata-kata itu saja."Hmm..aku ga tau kapan, kalau urusanku kelar aku pulang udah dulu ya, Bye." Aris langsung menutup telponnya tanpa menunggu Santi menjawab.Dengan cepat Aris berjalan menuju ke arash Yanti dan mereka kembali menikmati malam yang sungguh menggairahkan berdua.====Ditempat lain Santi merasa sedih kenapa suaminya seperti berbeda, mema
Hari ini adalah hari terakhir Yanti dan Aris di Bandung. Kegiatan Yanti disini telah selesai, namun kesibukannya tak berhenti sampai hari ini saja. Yanti mendapatkan undangan ke Singapore untuk menghadiri pagelaran perhiasan milik Lisa, sahabat sekaligus rekan bisnisnya, ia tak mungkin bisa menolaknya karena kemarin saat pagelaran fashionnya pun Lisa menyempatkan untuk datang."Sayang hari ini aku ga bisa ikut kamu pulang, kamu tahu kan aku harus ke Singapore sekarang." kata Yanti dengan sedikit manja karena harus berpisah dengan kekasihnya."Iya aku tahu sayang, aku juga ga bisa pulang hari ini karena aku harus ke Jakarta dua hari ada klien yang harus aku temui disana. Kamu rencana balik kapan?""Hmm..mungkin juga dua hari deh aku disana, tapi entahlah..nanti kita berkabar aja gimana? Soalnya aku juga sekalian mau ke galeri berlianku biar sekalian aja.""Oke deh, kamu hati-hati ya.. jujur aku ga suka kalau aku harus jauh dari kamu.""Emangnya aku suka..enggak lah, aku juga ga suka ka