Beranda / Romansa / Love in Kyoto / BAB 6 Selamat, Kau Lolos Seleksi ke Jepang!

Share

BAB 6 Selamat, Kau Lolos Seleksi ke Jepang!

 Semua mahasiswa berbondong-bondong menuju papan mading di ruang hall B di mana informasi tentang penerimaan mahasiswa pertukaran ke Jepang di universitas Kyoto, Jepang. Terlihat sangat ramai dan bergerombol, hampir-hampir tak menyisakan ruang bagi Nindy dan Rafael sebagai peserta untuk sekedar mengintip barang sejenak. Beberapa mahasiswa ada yang menepuk pundak Rafael dan mengucapkan selamat, padahal Rafael berada dalam barisan paling belakang.

 “Selamat ya, Rafael! Kau lolos seleksi!” celetuk seseorang di depan Rafael yang tak lain adalah temannya sendiri. Mendengar kalimat yang terdengar mengejutkan Rafael, pemuda itupun melongo.

 “Hah? Apa? Maksudnya…? Aku? Lolos seleksi?” telunjuknya diarahkan ke hidung sedang ia menampakkan wajah culunnya.

 “Sukses ke Jepang!” tekannya sekali lagi, temannya itu memanggil temannya yang lain dan meminta mereka memberi selamat pada Rafael. Pemandangan seperti itu membuat Nindy semakin menciut hatinya, ia berpikir dirinya tidak lolos. Nindy terdiam melongo menyaksikan kegembiraan teman-teman Rafael. Iapun memilih untuk menyingkir dari Rafael dan memilih berdiri di sudut ruang di mana sepertinya ia tidak ingin terlihat atau dilihat orang. Pada suasana keramaian yang membuat nyali Nindy tak lagi bangkit, ia mengirim pesan SMS pada ibunya.

Mama, bolehkah sepulang nanti aku menangis di pelukan mama?

*

 Edela mendengar deringan suara ponsel yang menandakan ada pesan masuk. Tlit…tlit…tlit. Ia menghentikan jemarinya yang sedang asyik menari di atas papan keyboard dan mengambil ponsel di sebelah kiri meja.

 “Baru saja ada di bagian klimaks, saat si tokoh baru mau bunuh diri. Tiba-tiba hilang karena gangguan suara SMS.” Edela membaca sebuah pesan yang masuk dan tak lain dari puterinya sendiri. Membaca deretan kalimat yang menyedihkan itu rupanya tak imembuat Edela sedih atau menangis. Bahkan tidak untuk sekedar menitikkan air matanya. Ia sudah bisa menerima keputusan itu dan tersenyum tipis sambil membalas pesan untuk puterinya.

Pulanglah, mama siapkan puding susu untukmu.

*

Nindy menundukkan wajahnya sesaat ia baru saja membaca pesan balasan dari sang ibunda. Kalimat balasan itu sedikit menenangkan hatinya sebelum ia dikejutkan dengan seruan Rafael yang terdengar membabi buta. Ya, Nindy tak akan pernah melupakan betapa kerasnya suara Rafael saat itu.

“Nindddyyyy…!!!” Rafael menghentikan langkahnya tepat di depan gadis itu. Sampai-sampai sepatunya berbunyi CIETT…CIETT

 Nindy mengangkat wajahnya dan menatap Rafael terkejut lantaran pemuda itu hampir saja menabrakkan diri ke arahnya. Tepat setengah meter saja tubuh Rafael bisa jatuh di depannya. Mati sudah kalau sampai begitu, pikir Nindy bingung.

 “Rafaell! Kalau kau senang boleh-boleh saja, tapi jangan teriak-teriak dong! Kupingku belum budeg tau’!” tegas Nindy beranjak dari kursi dan membuang semua kertas-kertas formulir sisa juga buku-buku perjalanan ke Jepang milik Rafael yang dipinjamnya. “kukembalikan buku-bukumu, aku gagal!” gadis itu beralih ke kiri dan meninggalkan Rafael seorang diri di sana, ia sama sekali belum tahu bahwa ada kabar baik pula untuknya. Amarah dan kesal rupanya masih membuncah di dalam hatinya. Bagaimana tidak, sebetulnya dalam hati ia sangat berharap bisa masuk.

 Pemuda itu menarik kuat lengan Nindy, “Hei, tunggu sebentar! Nindy, kau belum tahu!”

 “Tahu apalagi, sih?! Sudah jelas, kau yang masuk!”

 “Kau juga tahu!”

 “Hah, mana mungkin! Mereka semua berseru namamu, namaku tidak disebut,”

 “Makanya…, lihat dulu dong!” Rafael menggiring Nindy mendekati papan mading, dan ia berhasil menyingkirkan gerombolan manusia-manusia tidak penting yang menyesakkan. “minggir! Minggir!”

“Rafael jangan bohong, ah!” dan akhirnya gadis itupun melihat sebuah keajaiban yang tidak disangka-sangkanya. Bahwa namanya berada di posisi paling atas di mana Rafael ada dibarisan bawahnya.

“Itu namamu, Anindya Vannisa Putri!”

Gadis itu tercengang, benar-benar tercengang dan berkali-kali berucap, “Oh, my God.”

*

           

           

           

           

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status