Share

Bisikan setan

Penulis: R nana
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-10 13:45:13

"Situasi macam apa ini! Nampaknya takdir sedang ingin bercanda! Oh, ayolah ... ini tidak lucu sama sekali!"

Lintang hanya mampu menggerutu dalam hati. Sambil meremas gemas gaunnya sebagai pelampiasan kekesalannya. Mulutnya tak mungkin mampu untuk mengucapkan segala umpatannya.

Saat ini mantan direkturnya akan menjadi ayah tirinya. Sedangkan sang mantan kekasih akan menjadi saudara tirinya meskipun statusnya dalam keluarga itu adalah anak angkat.

"Lalu ... siapa gadis ini? Apakah itu calon istri Ishan? Apakah ini akan menjadi double married? Hmh ... gila! Otakku mulai tidak waras! Ayolah otak ... jangan traveling dengan situasi ini!"

Lagi-lagi Lintang hanya mampu bertanya dan membuat kesimpulannya sendiri dalam hati. 

"Oke!" ucap Bowo tiba-tiba berdiri membuat semua perhatian berfokus padanya.

"Sebelum kita memulai acara santap lezatnya, saya ... selaku pembuat onar bagi beberapa orang yang duduk di sini, akan mel

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Love for Haphephobia   Kualat

    Bintang merasa terintimidasi kala perlahan mata tajam itu beralih menatap dirinya. Sedangkan Kejora, Mayang, Bowo serta Ishan hanya melihat dan bertanya-tanya dalam hati masing-masing tentang apa yang akan dilakukan oleh Lintang.Lintang mencondongkan tubuhnya dan tangan kanannya meraih dasi Bintang hingga membuat Bintang turut mencondongkan tubuhnya ke depan. Sedang tangan kirinya ia lingkarkan pada leher Bintang.Tangan Lintang mulai gemetar samar. Namun, Bintang tak menyadari lantaran irama degup jantungnya terlalu meresahkannya.Telapak tangan Lintang mulai berkeringat dingin. Ia menahan sesak di dadanya dan nekat bergerak maju. Rambut panjangnya yang lurus tergerai indah, perlahan turun hingga kecelup sup, sambal dan beberapa menu lain yang ada di meja makan berbentuk bundar itu. Menjadi tabir dari sisi Ishan dan Kejora.Bintang menahan nafas pasrah kala bibir merah Lintang mendarat lembut mencuri ciuman pertamanya.Lain halnya den

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-11
  • Love for Haphephobia   Amarah Ishan

    "Anita!" teriak Ishan memanggil sekretarisnya.Pagi itu, suasana kantor begitu sibuk dan mencekam. Semua karyawan merasa tegang di tengah kesibukan masing-masing."I-iya pak?" jawab Anita gagap ketakutan."Ini sudah jam sembilan, kenapa Lintang belum juga datang? Kamu sudah hubungi dia?" tanya Ishan dengan luapan amarah yang berapi-api."S-sudah pak ...."Brak!!Gebrakan meja yang dilakukan Ishan membuat gaduh suasana kantor."Ngomong yang jelas!" bentak Ishan yang membuat Anita semakin ketakutan."Sudah pak! Saya sudah menghubungi beliau, tapi tak ada jawaban," jawab Anita lancar sebab sangking terkejut dan tertekan."Inikah yang disebut karyawan teladan?! Apakah pujian membuatnya sombong dan lalai dari tugas?!"Anita menitikkan air mata karena takut."Kenapa kamu menangis di sini?""Gimana saya nggak nangis? Wong bapak memarahi saya atas kesalahan yang bahkan saya nggak tahu! Saya ini cuma sekretar

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-12
  • Love for Haphephobia   Kunjungan

    "Lintang!" bentak Ishan yang geram dengan perlakuan yang ia terima dari Lintang."Apa? Hah! Nggak perlu teriak, kupingku masih bisa denger, sekalipun itu suara detak jantungmu yang nggak karuan," jawab Lintang sedikit menggoda Ishan."Damn! Jangan keterlaluan kenapa sih?" Kadang merayu kadang menghina, bersikaplah yang tegas! Jangan bikin orang bingung," umpat Ishan yang diiringi protes lantaran sikap Lintang yang semena-mena terhadapnya."Aku? Kapan aku merayumu? Ucapan ku, bagian mana yang merupakan rayuan? Daripada itu, sebenarnya apa tujuan mu ke sini? Hah!" tanya Lintang galak. Meskipun kondisi fisiknya nampak lemah, namun tenaganya masih tersisa untuk bersikap sarkas pada Ishan."Kampret! lagi-lagi dia membuatku mati kutu!" umpat Ishan dalam hati."Apa yang akan kamu lakukan dengan acara fashion shownya? Tak ada yang bisa menggantikan pekerjaanmu, aku sendiri kuwalahan mencari agensi model pengganti. Sementara, waktu kita hanya beberapa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-13
  • Love for Haphephobia   Fashion Show

    "Lintang! kemana aja sih? Di mana para modelnya?" tanya Melisa panik. Melisa adalah designer yang bekerja di perusahaan Lope group, nama perusahaan yang kini di ambil alih Ishan."Mmm ... ada sedikit masalah, sepertinya kita harus mencari model baru," ungkap Lintang antara ragu dan takut."Tuh 'kan ... ku bilang juga apa? Jangan kerja sama dengan agensi Denny! Denny itu pria licik yang serakah!" teriak Melisa berkacak pinggang. "Sekarang di mana direktur tua bangka yang suka cari masalah itu? Hah!""Mmm ... pak Bowo sudah mundur dari jabatannya ....""Apa?! Bocah tua nakal pengecut! Mentang-mentang bos, terus bebas berbuat seenak jidat sendiri gitu?!""Tenang Mel, tenang dulu, kita cari jalan keluarnya dulu ....""Jalan keluar? Tuh jalan keluar!" jawab Melisa berapi-api seraya menunjuk pada tulisan exit di atas pintu."Bukan gitu ... maksudku solusi. Kita cari solusinya bersama," Lintang berusaha membujuk dan menenangkan Melisa.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • Love for Haphephobia   Kepergok Ratu Antagonis

    "Ide konyol macam apa ini?! Kamu nggak lihat bagaimana kondisiku sekarang? Daripada aku, kenapa nggak kamu pakai sendiri aja?" jawab Lintang yang mengembalikan ide gila Melisa padanya."Jangan mengejek! Mana bisa dengan tubuh mungilku ini?" jawab Melisa mengolok dirinya sendiri."Lalu, apa kamu pikir aku bisa?""Kenapa nggak? Kamu hanya sekarat jika disentuh, bukan dilihat 'kan?" jawab Melisa mematahkan alasan Lintang untuk menolak.Lintang berpikir keras untuk ide gila Melisa."Ah! Sial! Masalahnya sekarang aku sedang sensitif ... coba kamu cari model yang lain.""Udah nggak ada waktu lagi Lin ... kalau ini bukan acara puncak, aku nggak akan maksa kamu," tukas Melisa memelas. Sementara itu sang pembawa acara tengah mengoceh mengumumkan bahwa gaun fantastis yang akan di lelang akan segera di hadirkan."Maksudmu acara puncak?""Ya ... seperti yang kamu tau, ini akan menjadi gaun yang di lelang untuk acara puncaknya, dan uang lel

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • Love for Haphephobia   Minggat

    "Cih! Nggak sudi!" Lintang menolak mentah-mentah. "Sekalipun dia orang kaya raya, Lintang tetap nggak sudi jadi anak tirinya. Justru Lintang bersyukur tak memiliki ayah kandung seperti itu!" ujar Lintang menyulut emosi sang bunda."Lintang!" bentaknya seraya kembali mengayunkan tangannya ke udara. Namun kali ini, pipi Lintang selamat dari tamparan sang bunda karena Bowo dengan sigap menangkisnya."Hentikan! Lintang pasti terguncang dengan apa yang baru saja ia lihat, biarkan dia tenang dulu, barulah kita bicara lagi," tutur Bowo menengahi pertengkaran Mayang dan Lintang."Jangan membelanya! Nanti bocah ini makin ngelunjak!" sahut Mayang."Menjijikkan! Nggak perlu untuk anda bersikap sok bijak dan dewasa! Pada dasarnya kelakuan anda sudah seperti binatang!" cacinya pada Bowo."Lintang!" teriak Mayang lagi yang kali ini badannya di tahan Bowo agar tak mengamuk. Sementara itu Lintang melangkahkan kakinya ke kamar dengan meninggalkan tatapan menc

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • Love for Haphephobia   Menginap di Hotel

    "Tunggu! Teriak Lintang menyeru pada seorang pria di dalam lift.Pria yang berpenampilan kasual dengan Hoodie warna hitam, celana jeans warna senada dan lengkap dengan topi warna putih itu pun membuka kembali pintu lift yang hampir tertutup.Sementara Lintang nampak kepayahan. berlari dengan menyeret kopernya.Lintang terengah-engah saat sampai di dalam lift. Namun ia tetap memakai maskernya."Lepas dulu tuh masker, biar bisa nafas," tegur pria tersebut yang juga mengenakan masker.Lintang tak menggubris teguran pria tersebut."Ck! Dasar keras kepala!" gerutunya."Ngapain minggat tengah malam gini? Berantem masalah pernikahan ibumu?" tanya pria itu yang berhasil membuat Lintang menoleh kaget."Sok tahu!""Kalau aku emang tahu, terus kamu mau apa?"Lintang melotot seolah akan menelan hidup-hidup pria di depannya itu."Hah ... ini aku," tukas pria itu seraya melepaskan masker y

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-18
  • Love for Haphephobia   Kegaduhan di Hotel

    Lintang kira setelah pertengkaran tadi malam ia sudah terbebas dari ibunya, namun sesungguhnya itu adalah awal dari peperangan.Pagi itu ia berencana untuk memanjakan dirinya di hotel mewah itu. Namun sayang, tepat pukul 06.00 pagi Mayang sudah membuat keributan di bagian resepsionis."Heh mbak! Saya bisa menuntut pihak hotel kalau mbaknya masih bersikeras tidak mau memberikan kunci cadangan kamar tempat putri saya menginap dengan tuduhan telah membantu menyembunyikan kriminal!" ancam Mayang yang sedari tadi tidak bisa mendapatkan kunci kamar Lintang."Ta-tapi ini kebijakan hotel Bu, dan lagi kalau ibu melapor dengan tuduhan seperti itu bukannya putri ibu juga akan masuk penjara?""Bebas donk! Dia putri saya! Mau saya jebloskan ke penjara atau ku masukkan ke kandang macan sekalipun itu urusan saya! Pikirkan saja pekerjaan anda! Masih bersikeras? Saya nekat nih ...," ancam Mayang sembari menunjukkan ponselnya.Merasa tertekan dengan ancaman Mayang,

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19

Bab terbaru

  • Love for Haphephobia   Teman SMP

    42. Teman SMP Darah yang tadinya hanya merembes, kini mulai mengalir layaknya saluran air yang mulai lancar, David mulai panik dan sesak napas menyaksikan Lintang bersimbah darah.“Memuakkan!” Pria yang masih berpakaian formal lengkap itu, kini mengendurkan dasinya yang tiba-tiba terasa mencekik. Tidak hanya itu, David juga melempar jas hitamnya secara sembarangan, sehingga tampaklah darah yang merembes di lengan bajunya.Seolah tak menyadari bahwa dirinya sendiri juga terluka, David kembali nekat, mengabaikan peringatan Lintang sebelumnya, dan memantapkan langkah ke arah Lintang.“Jangan protes lagi! Aku tidak mau dituduh sebagai pembunuh!” seru David seraya kembali menggendong Lintang menuju ke ranjang pasiennya.“Dokter! Dokter!” David berteriak seperti orang kesetanan.Apakah kali ini Lintang hanya diam dan menurut, setelah David menunjukkan sikap setengah bengisnya? Tentu saja tidak. Sama seperti sebelumnya, kali ini pun Lintang meronta dan menjambak rambut David. Bahkan Lintang

  • Love for Haphephobia   Salah Paham

    "Tentu saja, karena dia wanita yang istimewa dan berbeda!" jawab Bintang spontan."Hmh! Apakah selera kalian adalah wanita rendahan yang hypersex?"Lagi-lagi Bambang merendahkan Lintang."Kakek!" teriak Bintang yang marah mendengar Lintang dihina sang kakek. Namun, sang kakek hanya mendengkus dengan seringai senyum menghina. Sebelum melanjutkan ucapannya, Bintang sempat menatap Ishan untuk melihat reaksinya. Namun, reaksi Ishan yang hanya diam saja justru semakin membuatnya geram. "Jika seandainya hal yang sama menimpa Kejora, apakah Kakek masih bisa mengatakan hal demikian?" Bintang mengepalkan tangannya gemetaran. Telinga dan lehernya merona merah, keringatnya pun bercucuran sebab menahan amarah yang sudah di ambang batas. Plak!Kini gantian tamparan sang kakek meninggalkan bekas merah di pipi Bintang."Jaga ucapanmu! Dasar bocah sialan! Kamu dilahirkan bukan untuk menjadi budak wanita rendahan!""Kakek, cukup! Cukup aku saja. Aku mohon ...."Suara Ishan bergetar pasrah memohon

  • Love for Haphephobia   Ijab Dan Duka

    Kini, semua orang tengah menanti jawaban Kejora. Mereka semua mengubah suasana yang tadinya gaduh menjadi tenang dan kondusif. "Aku bersedia menerima perjodohan ini!"Jawaban Kejora membuat mata Bowo dan yang lainnya terbelalak. Kecuali Bambang—sang kakek dan biang keladi dari pupusnya harapan Ishan untuk membangun rumah tangga bersama Lintang. "Ta–tapi ... bagaimana bisa kau menerimanya? Bukankah kau ....""Maaf! Tapi sejujurnya, aku juga sudah lama memendam rasa untuk Mas Ishan, jadi aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Kesempatan yang hanya datang sekali seumur hidupku." Penjelasan itu membungkam mulut-mulut yang sebenarnya sudah siap untuk membombardir Kejora dengan ribuan pertanyaan. "Tapi, jelas-jelas kau sudah tahu persis bagaimana aku mencintai Lintang, tapi ....""Stop!" Bambang menyela dengan suaranya yang lantang. "Sebaiknya kamu terima apa pun keputusan Kakek! Kau tahu pasti apa yang akan terjadi jika kau nekat menikahi gadis kotor itu, 'kan?" Peringatan yang

  • Love for Haphephobia   Paksaan Sang Kakek

    Keadaan semakin kacau karena kakek dan nenek Ishan tiba-tiba datang. Na'asnya, kakek dan nenek Ishan sempat menyaksikan video tersebut pada bagian Lintang yang tengah dilecehkan. "Apakah memutar adegan menjijikkan seperti ini adalah trend dalam acara pernikahan masa kini!" bentak Bambang Prioko Kartadwinanta, kakek Ishan."Memalukan! Matikan video itu!" perintahnya dengan wajah merah padam. Para tamu undangan terkejut melihat kehadiran orang nomor 3 di negara itu. "K—kakek. Bagaimana kakek bisa ...,"Rita gelagapan mendengar Ishan memanggil 'kakek' pada pria tua yang merupakan orang nomor 1 di kota itu. "Apakah Ishan merupakan cucu dari Bambang Prioko yang merupakan orang terkaya no 3 di negara ini?" batin Rita mulai panik dan ketakutan."Bawa gadis itu!" Bambang menggunakan isyarat tangannya untuk memberikan perintah pada para pengawalnya. Bersamaan dengan itu, para tamu undangan juga langsung diarahkan untuk segera meninggalkan ruangan. Bambang berjalan mendekat ke arah Bowo d

  • Love for Haphephobia   Pernikahan

    Lintang tersedak mendengar ucapan Alex. "Kenapa? Apa candaku berhasil menyentuh hatimu?"Alex segera memberikan segelas air minum pada Lintang."Ku kira kamu serius. Padahal jika benar, aku akan memilih menikahimu saja." Alex tercekat mendengar ucapan Lintang. "Kenapa kau diam saja? Iya! Aku tahu kamu tidak pernah memandangku sebagai seorang wanita. Aku hanya merasa sudah terbiasa denganmu. Sejujurnya, aku mempercayai dirimu melebihi diriku sendiri."Alex termangu mendengar penuturan Lintang. "Jika besok pagi aku yang mengajakmu menikah, apakah kau masih bersedia?"Lintang mengangguk tanpa ragu. Alex mengusap kepala Lintang sambil berujar, "Dasar bodoh! Aku tidak akan melakukan hal gila itu. Aku senang akhirnya kau berada di tangan orang yang tepat. Pria yang benar-benar mencintaimu.""Jadi ... kau benar-benar tidak mau menikahiku, nih?" seloroh Lintang. Alex menggeleng sambil tersenyum. "Aku lebih senang menjadi pelindung rahasiamu, Lintang," ucapnya dalam hati. ***Dekorasi

  • Love for Haphephobia   Bahan Pertimbangan

    Sepanjang perjalanan pulang, Ishan terus saja memikirkan tentang Lintang. Bagaimana mungkin, seorang gadis yang tangguh dan cerdas bisa terjebak dalam kondisi mental yang sangat miris seperti itu? Kejadian macam apa yang telah Lintang lalui?Rasa penasarannya itu memenuhi kepala Ishan, sehingga membuatnya hilang konsentrasi mengemudi.Ckiit ... BRAK!Seorang pedagang asongan tersungkur dengan kue bolu kukus yang berhamburan ke jalanan.Ishan turun dari mobilnya dan segera menolong pedagang asongan yang ia tabrak itu."Bapak tidak apa-apa?" tanya Ishan."I—iya, Mas. Saya tidak apa-apa. Hanya saja ...."Pedagang asongan tersebut melirik sedih pada dagangannya yang sudah berceceran ke mana-mana, bahkan sebagian ada yang terlindas kendaraan lain."Saya minta maaf atas kecerobohan saya, Pak. Mari saya antar untuk ke rumah sakit,

  • Love for Haphephobia   Sisi Gelap Yang Lain

    Di saat yang bersamaan, Ishan tengah menempelkan telinganya di pintu tersebut, sehingga saat Lintang membuka pintu kamar tersebut, Ishan kehilangan keseimbangan dan jatuh tersungkur di hadapan Lintang."Apa yang kamu lakukan?" tanya Lintang.Ishan bangkit sambil meringis kesakitan."Aku mengkhawatirkan dirimu. Maaf jika aku lancang."Kembali rasa marah dan takutnya menguar dari dalam diri Lintang."Keluar dan pergilah," ucap Lintang dingin sambil membuang muka. Rasa jijik turut kembali menguasainya hingga membuat Lintang tak sudi melihat Ishan."Tapi ...."Tak membiarkan Ishan bersuara, Lintang mencengkeram bahu Ishan dan mendorongnya secara kasar untuk keluar. Kemudian menutup pintu kamarnya dengan keras. Lintang menyandarkan punggungnya pada pintu tersebut dan perlahan terduduk pilu bersama rasa yang tiada henti menyiksa dirinya. 

  • Love for Haphephobia   Menggoda Calon Suami

    "Ada apa dengan reaksi mu itu?" tanya Lintang seraya menepuk-nepuk punggung Ishan."Apakah dia Lintang asli?" batin Ishan yang masih terbatuk-batuk.Ishan menepis tangan Lintang dan beringsut menjauh dari Lintang. Ia menatap Lintang dan dahinya mengerut garis muncul antara alisnya."Kamu bukan jelmaan jin, 'kan?"Pertanyaan yang Ishan ajukan itu membuat Lintang mendengkus kesal.Tanpa diminta, Lintang langsung mengucapkan dua kalimat syahadat untuk membuktikan bahwa dirinya adalah Lintang asli alias bukan imitasi."Lalu ... kenapa sikapmu seperti ini?" tanya Ishan yang menyiratkan rasa takut serta curiga dalam tatapannya."Apa maksudmu?" balas Lintang yang mulai menyalak galak."Begini, Mbak. Sebelumnya Anda tidak pernah mengucapkan kata 'maaf dan terima kasih'. Bahkan dua kalimat itu seperti haram terucap dari mulut Anda," ter

  • Love for Haphephobia    Nge-date di H-1 Pernikahan

    Jika biasanya dalam adat Jawa ada ritual pingitan untuk kedua calon pengantin yang sudah mendekati hari H pernikahan, hal itu justru tak berlaku untuk pasangan calon pengantin ini.Meskipun keduanya sepakat untuk menggelar pernikahan dengan mengusung adat Jawa, tapi keduanya tidak begitu saklek dengan ritualnya.Menjelang H-1 pernikahan, tepat jam 07.00 pagi Ishan sudah berdiri dan mengetuk pintu rumah Lintang.Penampilan Ishan hari ini sangat berbeda dengan biasanya. Jika biasanya ia selalu berpakaian formal, hari ini ia tampak lebih muda dengan setelan kemeja biru muda dan Jumper warna navy serta dipadukan dengan celana jeans lengkap dengan sneakersnya.Ishan berdiri gelisah dan berulang kali mondar-mandir menunggu Lintang membukakan pintunya.Beberapa menit kemudian, terdengar suara pintu yang dibuka.Ishan segera bersiap menyambut wanitanya dengan set

DMCA.com Protection Status