Saling tidak nyaman, dan bermanja mengajak pacarnya pulang adalah rasa yang ditunjukkan Melody dan Rey kepada pasangannya.
Clarisa melihat tingkah kesal dan manjanya Rey untuk mengajak pulang, membuatnya tertawa dan membawa badan Rey ke dalam pelukan.
Berbeda dangn Yoga, ia malah semakin bertanya pada Melody apa yang membuatnya bermusuhan dengan Rey. Pertanyaan itu membuat Melody semakin kesal. Kekesalan melody memuncak ketika melihat pasangan musuhnya romantis.
Melihat tatapan tajam Melody kearahnya. Rey malah menunjukkan pelukan eratnya kepada Anjelin. Mengetahui itu Melody berlari ke arah batu karang yang jaraknya jauh dari tempat Yoga.
“Sayang udah ya jangan marah-marah lagi” rayu Yoga pada Melody
“Sudah jangan banyak bicara aku badmood ya ini” ketus Melody pada Yoga
Kemudian mereka menikmati suasan pantai dengan gaya romatis yang berbeda. Rey mengajak Anjelin bermain lumpur dan berlari. Sedangkan Yoga duduk santai dan Melody bersandar dipundaknya namun sesekali melihat ke arah Rey.
Tidak ada yang bisa mengalahkan keromantisan pasangan Rey dan Clarisa. Mereka berjuang masuk sekolah yang jadi impiannya bersama-sama.
Berjuang bersama untuk merubah diri menjadi tidak cupu lagi. Saling melengkapi dan menyempurnakan adalah deskripsi dari pasangan itu.
Yoga yang jenuh mengajak Melody untuk bermain yang sama dengan Rey. Mengetahui itu Melody merasa senang. Mereka berdua akhirnya bermain lumpur. Berbagai tantangan yang diberikan masing-masing selalu berhasil. Akhirnya mereka berdua tidak menikmati, dan memutuskan untuk mencari kerang.
Rey dan Clarisa Anjelin masih asik bermain, kali ini dia main tebak-tebakan. Jika tidak bisa menebak gerakan yang diberikan maka akan dilempar lumpur. Sesederhana itu bisa membuat mereka bahagia.
Melihat pacaranya yang kesal. Yoga menenangkannya “udah sayang tidak usah iri, bukannya mereka seperti anak kecil?”, kalau kita kan beda kita pacaran udah sangat jauh mainannya. Yoga sambil tersenyum mengusap kepala Melody. Melody hanya bisa luluh dan terus mengumpulkan cangkang kerang.
Tidak terasa mereka bermain dengan dunianya sendiri. Waktu sudah sore, masing-masing dari mereka membersihkan diri.
Yoga sebagai koordinator memberikan pesan kepada Rey, Anjelin, dan Melody “Kalian segera bersih-bersih, disebelah tempat parkir mobil kita ada kamar mandi. Terus habis itu kembali ke sini ya, dinner”.
Rey menggandeng tangan Anjelin mengajak ke mobil untuk mengambil baju ganti. Bergantian mereka membersihkan diri. Disusul oleh Yoga dan Melody. Tetap saja Rey dan Melody tidak sudi untuk saling melihat apalagi menyapa.
Sayang sudah giliran kamu ya sini aku pegang t-shirt kotormu.
Kesabaran dan perhatian Anjelin sempat membuat Yoga bengong, tetapi segera disadarkan oleh Melody yang tiba-tiba menepuk pundaknya “Nah jangan bengong gitu, lihat begitu saja, aku juga bisa sabar seperti dia.”
Tiba giliran Melody yang mandi terakhir, Yoga dengan setia menunggu di depan pintu. Karena jarak kamar mandi dengan parkiran mobil yang dekat, tidak heran jika Yoga dan Rey saling bersahutan untuk bercanda. Anjelin mendengar itu hanya tertawa kekeh.
Berbeda dengan Melody, ia semakin cemburu ketika mendengar Yoga memuji pacarnya Rey bahwa ia wanita tersabar yang menghadapi tingkah bocah kecilnya Rey, tiba-tiba terdengar suara ADUH.
Peralatan mandi Melody terlempar jatuh. Yoga yang panik menggedor-gedor pintu, tapi tidak kunjung dibuka oleh Melody. Melihat kejadian itu, Rey dan Anjelin juga ikut panik.
Kaki yang terpelintir akibat jatuh membuatnya sempoyongan untuk berdiri. Melody memaksakan kakinya untuk mengenakan celana jeansnya. Setelah selesai berpakain, ia membuka pintu.
Kaget melihat di depan pintu terdapat tiga wajah orang yang panik, akhirnya dia tertawa ringan “Tida apa-apa, hanya terpenlintir saja,” mendengar itu Rey dan Anjelin lega dan kembali ke samping mobil.
Dikarenakan Yoga yang masih sibuk dengan kaki Melody. Rey dan Anjelin yang mengurus pelaksanaan dinner untuk double date itu, dengan senang hati mereka membakar makanan laut dan menyiapkan minuman dengan dua variasi ada rasa melon dan mangga.
Tidak tertinggal, resep andalan menambah nafsu makan dari mama Rey adalah membentuk nasi di piring menjadi love. Anjelin yang sudah terbiasa, ia hanya melihat dengan senyuman ke arah Rey.
Persiapan dinner sudah selesai, Rey segera memanggil Yoga untuk ke pinggir pantai. Yoga mengiyakan dengan menggendong Melody.
Wah! Kata yang muncul dari mulut Yoga dan Melody. Mereka takjub melihat dekorasi tempat makan itu. Padahal rencana Yoga dan Melody tidak sampai seindah itu.
“Bagaimana Yoga dan Melody, apakah suka dengan persiapan kami?” tanya Anjelin dengan lembut.
“Tentu” jawab Melody dengan senyuman dan Yoga masih keheranan.
Akhirnya mereka berempat berada di tempat yang sama. Melihat bentuk nasi love, Melody menjadi senang karena dianggap lucu dan mulai memakannya dengan anggun.
Perlahan mereka menyantap habis menu makan malam itu, yang tersisa hanyalah bakarannya saja. Memanfaatkan momen itu, Yoga membuka suara untuk membuat Rey dan Melody tidak saling bermusuhan.
"Melody Rey, aku tahu kalian berada di sekolah yang sama. Tidak pantas jika kesayangan aku harus bermusuhan dengan sahabat kecil aku. Emangnya kalian ada masalah apa sebenarnya"?
Rey dan Melody hanya bisa diam.
"Sayangku Rey memang masalah kalian tidak bisa dibicarakan dan diselesaikan dengan baik ya, mumpung kita berempat berada disini? Tanya Anjelin dengen memegang tangan Rey".
Tetap saja Rey dan Melody hanya bisa diam dan saling bertatap dingin.
Sejenak mereka berempat hanya bisa saling diam. Yoga dan Anjelin yan sudah merencanakan momen itu, merasa rencananya gagal begitu pula dengan Yoga.
Sedangkan Rey dan Melody hanya bisa melepas pandangannya ke pantai. Mereka bergelut dengan pikirannya antara berbaikan atau tetap bermusuhan.
Terlalu lama duduk terdiam, Anjelin yang sudah mengetahui bakal lama marahnya Rey jika dibiarkan dia tenggelam dalam pikirannya, memutuskan untuk mengajak ketiga orang itu membangun tenda. Akhirnya mereka bertiga menurutinya.
Setelah selesai membangun tenda, Anjelin mengajak Melody untuk tidur satu tenda sedangkan Rey dengan Yoga. “Selamat tidur kalian” ucap Yoga kepada kekasih dan teman-temannya.
Meskipun di dalam tenda, mereka tidak langsung tidur. Anjelin sibuk menulis sebuah cerita di buku diarynya. Sedangkan Melody hanya bisa berbaring menahan sakit di kakinya dengan merasakan kesepian di hatinya.
Rey dan Yoga di dalam tenda saling menatap langit, seperti biasa mereka mengobrol santai dengan menikmati kopi hangat malam itu.
Hingga larut malam, mereka berempat sudah tidur. Tidur dipinggir pantai dengan diiringi suara ombak, membuat suasana semakin damai dan hening. Bulan bergerak dengan kakinya, dan batu karang berdiri dengan kokohnya.
Kini keinginan dua sejoli yaitu Anjelin dan Rey untuk healing ke pantai sudah tercapai. Hal itu berkat Yoga. Ia menemukan catatan kecil di tasnya Rey, bahwa ada rencana ia mengajak Anjelin ke pantai.
Rey juga menuliskan bahwa, keinginan Anjelin untuk menghabiskan waktu seharian dengannya di pantai. Bagi Anjelin pantai adalah tempat ternyaman mengekspresikan sifat kekanak-kanakan mereka berdua.
Senang selaki terimakasih sayang, Anjelin menutup telepon dengan Rey. Mendengar suara romatis kekasihnya itu Rey hanya bisa tersenyum dengan memeluk Hp didadanya. Kelas hari itu sangat ricuh, teman sekelas heboh karena ketua kelas dan wakilnya kembali terlambat datang ke sekolah. Meskipun kali itu guru mengajar adalah waka Kurikulum yang terkenal tidak killer. Tetap saja teman satu kelas takut. Tiba-tiba Rey datang bersamaan dengan guru kelas, ternyata mereka sebelum masuk kelas ada pertemuan di ruang guru. Ketika guru masuk ke kelas, tidak lama Melody juga masuk membawakan sebuah dokumen untuk diberikan kepada guru. Teman sekelas hanya bisa terdiam mengetahui hal itu. Mereka menampakkan wajah bersalah sudah salah berprasangka. Guru itu memberikan pengumuman bahwa Rey dan Melody terpilih mewakili sekolah untuk ikut lomba duta putra dan putri nasional.
Ha! Melody kenapa kamu bisa di pelukan aku. Rey kaget melihat sosok dipelukannya adalah Melody bukan guling. “Iya kamu tadi menarik aku, padahal aku mau membangunkan kamu untuk antar aku pulang.” Kemudian mereka berdua pulang bersama. Batin Rey bergemuruh, dia cemas antara kenapa bisa memeluk Melody dengan perasaan nyaman saat memeluknya. Apa mungkin karena selama ini dia belum merasakan rasanya memeluk Anjelin sambil tertidur. Yeah yang pasti, Rey merasa sangat bersalah pada diri sendiri.“Rey terimakasih ya sudah mau mengantarkanku pulang. Btw tadi pelukan kamu boleh juga itu” canda Melody diiringi tawa.“Em, tapi Mel jangan salah paham, aku tidak sadar kok tadi, jangan bilang sama Yoga” kecemasan Rey dengan Melody.“Iya, tenang saja aku tidak mudah terbawa perasaan kok” tegas Melody. Akhirnya mendengar itu Rey pulan
Lelah menjadi Anjelin yang penuh kesabaran, menunggu kekasih pertamanya untuk kembali meskipun dia telah menyakiti. Jika ada makhluk yang dicintai tapi berganti menyakiti apakah kita harus membenci Tuhan? Mungkin diri Anjelin bisa menerima, tapi bagaimana dengan hati? "Aku tahu Rey sayang denganku, tapi aku juga tahu hatinya mulai terbagi dengan wanita itu." Anjelin masih berada di persaannya terdahulu. Mulai dia tahu Rey berduaan dengan Melody, disaat itu kondisi ibunya kritis. Dia dengan setegar badai, meninggalkan orang yang menjadi tumpuan dalam hidupnya. Dia berkalut dengan kesedihan, dia telah kehilangan mamanya, dia kehilangan rumahnya. Hanya ditemani sebuah kesedihan, datang teman yang tidak terduga. Membantu Anjelin untuk bangkit, saat kebangkitan itu ternyata Tuhan memberikan hadiah berupa panyakit kronis "Kanker Payudara."
Kalut menjadi situasi yang tepat untuk pria muda ditepi jembatan layang. Membawa botol yang berisi air rasa mangga, dijari tangan kanan menyelip putung rokok yang berasap. Berantakan sungguh berantakan penampilan pemuda itu. Dia adalah Rey yang sekarang. Bibir yang semakin berwarna coklat tua, rambut sedikit panjang namun tidak mengurangi ketampanannya selama ini. Ia terlihat depresi, entah beban apa yang menekan batin dan pikirannya sehingga mengubah penampilannya menjadi seorang berandal. Diluar dugaan, dia diteriaki oleh seorang ibu muda “dasar laki-laki tidak tahu sopan santu.” Ada apa sebenarnya ibu itu dengan Rey. Rey melihat ibu muda yang ada di seberang jembatan hanya bisa menampilkan senyum diiringi seteguk air dari botol. Ibu itu semakin jengkel dan hendak melempar batu
Saling diam dengan tatapan kosong, Rey mencoba menawari roti yang sengaja dia bawa untuk makan siang nanti, tapi Anjelin menolak karena saat itu dia sedang diet.“Kamu kuliah disini jurusan apa Cla?”“Manajemen Bisni, kamu?”“Sama lah kita, kelas apa sih kalau aku kelas A.”“Aku kelas B kok.”“Yuadah Cla, aku masuk kelas dulu maaf tadi tidak sengaja menabrak.”“Iya” Rey mencoba tegar saat meninggalkan Anjelin yang masih duduk di bangku depan kantor M.Bisnis. Hati mereka sama-sama sakit, saat itu Anjelin juga terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Rey ingin menanyakan itu tapi dia tidak bisa untuk mengutarakannya. Tiba perkuliahan berlangsung, masing-masing mahasiswa baru saling memperkanalkan diri agar bisa dihafal oleh t
Hari bahagia kini datang pada Rey. Anjelin menyatakan dia baik-baik saja, lukanya juga sudah kering. Anjelin juga menyatakan bahwa hari-hari dekat dia ingin mengajak keluar bersama dengan Rey. Rey yang senang dan kegirangan karena habis bangun tidur pagi, dia mendapat pesan dari Anjelin demikian. Rey bergegas mandi sembari bernyanyi girang di dalam kamar mandi. Seperti biasa Rey menyetrika terlebih dahulu pakaiannya sebelum berangkat kuliah. Dia juga sudah memasak mie rebus untuk sarapan pagi ditemani secangkir energen rasa kopi. Emang ada? dibuat saja ada. Dia berdandan seperti biasanya, memakai sepatu bertali dengan dilengkapi hem dan celana jeans ala pemuda hits jaman sekarang. Rey berjalan menuju kampus dengan penuh semangat, dia juga menunggu di depan pintu masuk siapa tahu Anjelin turun dari angkot. &
Anjelin benar-benar pindah ke KOS elit putri sebelahan dengan kos Rey. Rey dengan senang hati membantu penataan barang-barang di kamar. Rey melihat kotak P3K juga dibawa oleh Anjelin, Rey berniat mengambil botol obat itu untuk di foto. Belum sempat mengambil foto, Anjelin sudah memanggil Rey untuk membantu memindah posisi almari.“Cla banyak juga ya barang-barang kamu?”“Iya namanya juga cewek, ini masih 25% yang aku bawa.”“La sisanya 75%?” tanya Rey dengan heran sembari melihay tumpukan barang Anjelin.“Ada yang aku buang, aku sumbangkan ke panti asuhan, dan sisanya aku kasih ke tetangga aku yang masih remaja.” Rey melanjutkan menata boneka tanpa komen apapun akan jawaban Anjelin. Sedangkan Anjelin yang merasa kelelahan, dia duduk di kasur untuk istirahat sebentar. Ketika Rey selesai, Anjelin segera
Rey dan Yoga mengantar Anjelin ketempat yang baru untuk menuju kehidupan selanjutnya. Mereka masih tidak menyangka bahwa Anjelin wanita tersabar itu benar-benar pergi. Masih dalam mendung penuh duka, Melody datang untuk mengucapkan selamat tinggal pada Anjelin. Yoga yang berencana untuk mengusir tapi tidak dilakukan karena akan mengubah pandangan orang-orang saat itu. Melody menabur bunga diatas gundukan makam itu, setelah ikut meneteskan air mata. Dia beralih ke sisi Rey, dia seperti mengucapkan Rey yang sabar tapi melalui tatapan. Sepulang dari makam, dan semua sudah pergi Yoga menggeret paksa tangan Melody. Rey hendak menyangkalnya tapi itu sekarang bukan urusan dia.“Auh Yog sakit, kamu kenapa sih?” tanya Melody dengan polos.“Masih tanya kenapa, kamu itu wanita jalang dan lebihnya lagi bisa-bisa mencoba merebut posisi Anjelin di hat
Berantakan! Jalan hidup yang tidak terarah meskipun di atas status hidup yang mapan, karena persoalan cinta mampu merubah kepribadian lurus menjadi cerita yang curam. Dunia sebenarnya adalah tempat untuk makhluk hidup berproses. Sedangkan proses itu sendiri adalah jembatan perubahan manusia, umumnya dari ketidaktahuan menjadi seorang yang ilmuwan, atau tergantung impian apa yang ditangguhkan. Bagi Rey sekarang dunia adalah semua pijakan yang harus dimainkan. Dia membutuhkan orang-orang baru untuk membuat jalan hidupnya lebih berwarna. Lebih banyak cerita, dan lebih rumit permasalahan dunia. Itulah keinginan gali dari pria baik yang berubah menjadi brengsek. “Kalian tahu? Rey pernah menjadi laki-laki idaman dengan karakter yang istimewa, kemudian berangsur masuk pada dunia kegelapan, sempat kembali menjadi terbaik, akhir
Aku hanya bisa berdiam, meskipun aku tahu aku salah. Bagaimanapun juga sekali aku salah, aku akan terus dinilai sebagai sampah. Anjelin kamu orang istimewa yang selalu aku jaga, namun dengan sikapmu yang lembut. Ternyata kamu menyembunyikan sikap yang tidak pernah aku tahu. Aku sudah berusaha selalu ada untukmu, tapi jika Tuhan memberikan jalan antara aku dengan Melody. Tidak sepenuhnya itu salahku, kamu juga tahu aku sekuat tenaga berbalik dipelukanmu. Meski aku tahu, hatiku sendiri telah bercabang kearah yang berbeda. Hingga saatnya ketika kamu memberiku masa kelam, aku berlari kearah itu dan aku merasa nyaman. Tapi kenapa kamu kembali? kamu kembali bersama sahabat yang juga ikut membenci. Mata dan hati tidak selalu berjalan secara bersambung, apalagi aku yang hanya pemuda penuh gemuruh cinta. Ketika aku sudah kuat untuk memilih arah yang berbeda, ternyata kamu dua kali lebih erat mengajakku kemb
Rey dan Yoga mengantar Anjelin ketempat yang baru untuk menuju kehidupan selanjutnya. Mereka masih tidak menyangka bahwa Anjelin wanita tersabar itu benar-benar pergi. Masih dalam mendung penuh duka, Melody datang untuk mengucapkan selamat tinggal pada Anjelin. Yoga yang berencana untuk mengusir tapi tidak dilakukan karena akan mengubah pandangan orang-orang saat itu. Melody menabur bunga diatas gundukan makam itu, setelah ikut meneteskan air mata. Dia beralih ke sisi Rey, dia seperti mengucapkan Rey yang sabar tapi melalui tatapan. Sepulang dari makam, dan semua sudah pergi Yoga menggeret paksa tangan Melody. Rey hendak menyangkalnya tapi itu sekarang bukan urusan dia.“Auh Yog sakit, kamu kenapa sih?” tanya Melody dengan polos.“Masih tanya kenapa, kamu itu wanita jalang dan lebihnya lagi bisa-bisa mencoba merebut posisi Anjelin di hat
Anjelin benar-benar pindah ke KOS elit putri sebelahan dengan kos Rey. Rey dengan senang hati membantu penataan barang-barang di kamar. Rey melihat kotak P3K juga dibawa oleh Anjelin, Rey berniat mengambil botol obat itu untuk di foto. Belum sempat mengambil foto, Anjelin sudah memanggil Rey untuk membantu memindah posisi almari.“Cla banyak juga ya barang-barang kamu?”“Iya namanya juga cewek, ini masih 25% yang aku bawa.”“La sisanya 75%?” tanya Rey dengan heran sembari melihay tumpukan barang Anjelin.“Ada yang aku buang, aku sumbangkan ke panti asuhan, dan sisanya aku kasih ke tetangga aku yang masih remaja.” Rey melanjutkan menata boneka tanpa komen apapun akan jawaban Anjelin. Sedangkan Anjelin yang merasa kelelahan, dia duduk di kasur untuk istirahat sebentar. Ketika Rey selesai, Anjelin segera
Hari bahagia kini datang pada Rey. Anjelin menyatakan dia baik-baik saja, lukanya juga sudah kering. Anjelin juga menyatakan bahwa hari-hari dekat dia ingin mengajak keluar bersama dengan Rey. Rey yang senang dan kegirangan karena habis bangun tidur pagi, dia mendapat pesan dari Anjelin demikian. Rey bergegas mandi sembari bernyanyi girang di dalam kamar mandi. Seperti biasa Rey menyetrika terlebih dahulu pakaiannya sebelum berangkat kuliah. Dia juga sudah memasak mie rebus untuk sarapan pagi ditemani secangkir energen rasa kopi. Emang ada? dibuat saja ada. Dia berdandan seperti biasanya, memakai sepatu bertali dengan dilengkapi hem dan celana jeans ala pemuda hits jaman sekarang. Rey berjalan menuju kampus dengan penuh semangat, dia juga menunggu di depan pintu masuk siapa tahu Anjelin turun dari angkot. &
Saling diam dengan tatapan kosong, Rey mencoba menawari roti yang sengaja dia bawa untuk makan siang nanti, tapi Anjelin menolak karena saat itu dia sedang diet.“Kamu kuliah disini jurusan apa Cla?”“Manajemen Bisni, kamu?”“Sama lah kita, kelas apa sih kalau aku kelas A.”“Aku kelas B kok.”“Yuadah Cla, aku masuk kelas dulu maaf tadi tidak sengaja menabrak.”“Iya” Rey mencoba tegar saat meninggalkan Anjelin yang masih duduk di bangku depan kantor M.Bisnis. Hati mereka sama-sama sakit, saat itu Anjelin juga terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Rey ingin menanyakan itu tapi dia tidak bisa untuk mengutarakannya. Tiba perkuliahan berlangsung, masing-masing mahasiswa baru saling memperkanalkan diri agar bisa dihafal oleh t
Kalut menjadi situasi yang tepat untuk pria muda ditepi jembatan layang. Membawa botol yang berisi air rasa mangga, dijari tangan kanan menyelip putung rokok yang berasap. Berantakan sungguh berantakan penampilan pemuda itu. Dia adalah Rey yang sekarang. Bibir yang semakin berwarna coklat tua, rambut sedikit panjang namun tidak mengurangi ketampanannya selama ini. Ia terlihat depresi, entah beban apa yang menekan batin dan pikirannya sehingga mengubah penampilannya menjadi seorang berandal. Diluar dugaan, dia diteriaki oleh seorang ibu muda “dasar laki-laki tidak tahu sopan santu.” Ada apa sebenarnya ibu itu dengan Rey. Rey melihat ibu muda yang ada di seberang jembatan hanya bisa menampilkan senyum diiringi seteguk air dari botol. Ibu itu semakin jengkel dan hendak melempar batu
Lelah menjadi Anjelin yang penuh kesabaran, menunggu kekasih pertamanya untuk kembali meskipun dia telah menyakiti. Jika ada makhluk yang dicintai tapi berganti menyakiti apakah kita harus membenci Tuhan? Mungkin diri Anjelin bisa menerima, tapi bagaimana dengan hati? "Aku tahu Rey sayang denganku, tapi aku juga tahu hatinya mulai terbagi dengan wanita itu." Anjelin masih berada di persaannya terdahulu. Mulai dia tahu Rey berduaan dengan Melody, disaat itu kondisi ibunya kritis. Dia dengan setegar badai, meninggalkan orang yang menjadi tumpuan dalam hidupnya. Dia berkalut dengan kesedihan, dia telah kehilangan mamanya, dia kehilangan rumahnya. Hanya ditemani sebuah kesedihan, datang teman yang tidak terduga. Membantu Anjelin untuk bangkit, saat kebangkitan itu ternyata Tuhan memberikan hadiah berupa panyakit kronis "Kanker Payudara."
Ha! Melody kenapa kamu bisa di pelukan aku. Rey kaget melihat sosok dipelukannya adalah Melody bukan guling. “Iya kamu tadi menarik aku, padahal aku mau membangunkan kamu untuk antar aku pulang.” Kemudian mereka berdua pulang bersama. Batin Rey bergemuruh, dia cemas antara kenapa bisa memeluk Melody dengan perasaan nyaman saat memeluknya. Apa mungkin karena selama ini dia belum merasakan rasanya memeluk Anjelin sambil tertidur. Yeah yang pasti, Rey merasa sangat bersalah pada diri sendiri.“Rey terimakasih ya sudah mau mengantarkanku pulang. Btw tadi pelukan kamu boleh juga itu” canda Melody diiringi tawa.“Em, tapi Mel jangan salah paham, aku tidak sadar kok tadi, jangan bilang sama Yoga” kecemasan Rey dengan Melody.“Iya, tenang saja aku tidak mudah terbawa perasaan kok” tegas Melody. Akhirnya mendengar itu Rey pulan