Senang selaki terimakasih sayang, Anjelin menutup telepon dengan Rey. Mendengar suara romatis kekasihnya itu Rey hanya bisa tersenyum dengan memeluk Hp didadanya.
Kelas hari itu sangat ricuh, teman sekelas heboh karena ketua kelas dan wakilnya kembali terlambat datang ke sekolah. Meskipun kali itu guru mengajar adalah waka Kurikulum yang terkenal tidak killer. Tetap saja teman satu kelas takut.
Tiba-tiba Rey datang bersamaan dengan guru kelas, ternyata mereka sebelum masuk kelas ada pertemuan di ruang guru. Ketika guru masuk ke kelas, tidak lama Melody juga masuk membawakan sebuah dokumen untuk diberikan kepada guru.
Teman sekelas hanya bisa terdiam mengetahui hal itu. Mereka menampakkan wajah bersalah sudah salah berprasangka. Guru itu memberikan pengumuman bahwa Rey dan Melody terpilih mewakili sekolah untuk ikut lomba duta putra dan putri nasional.
Tentu harus ada pemilihan ketua dan wakil kelas baru XI IPA 4. Siswa kelas itu hanya bisa terdiam perlahan semua menundukkan kepala.
Waka Kurikulum yang sudah pro dengan Rey menunjuk siswi dan siswa yang beberapa waktu lalu memaki-maki Rey dengan perkataan yang kasar. Tersentaklah mereka berdua dan dengan pasrah menerima.
Rey dan Melody reflek bertatapan dan tersenyum puas. Suasana Rey dan Melody kini menjadi kian baik. Perlahan Rey juga mulai sedikit melupakan tindakan Melody.
Meskipun demikian, bukan berarti mereka sudah baik sepenuhnya. Waktu persiapan menjadi duta menuntun mereka untuk saling bertemu hampir setiap hari diluar jam sekolah.
Belajar materi, balajar membuat penampilan menarik, dan banyak-banyak mengkaji duta-duta internasional merupakan aktivitas Rey dan Melody untuk persiapan duta.
Rey dan Melody saling bertukar informasi maupun dokumen materi. Kini dapat terlihat mereka sudah akur. Rey dan Melody juga sudah mulai berchattingan.
Kini mereka semakin sibuk setiap harinya, guru juga setiap saat memanggil mereka ke sekolah, ke studio, dan ke perpustakaan tanpa mengenal batasan waktu. Memang kompetensi duta nasional ini menjadi ajang yang sangat dinantikan oleh sekolah.
Tipikal Melody yang agak tomboy membuat para pelatih harus dengan sekuat tenaga menjadikan dia sebagai perempuan feminim. Meskipun sering Melody menolak menggunakan pita.
Ada saatnya Rey melihat Melody berlatih jalan feminim. Dia terkekeh-kekeh karena melihat wajah Melody yang sudah tersiksa.
“Pak siksa terus Melody pak, biar bisa belajar jadi cewek sesungguhnya!”
“Awas kamu ya, kalau aku sudah selesai aku kasih pelajaran, baru tahu rasa.”
Saling meledek kini menjadi kebiasaan mereka. Sudah 4 jam mereka berlatih dan belajar. Hari juga sudah malam. Rey langsung pulang karena sudah dihubungi oleh ayahnya.
Rey yang hendak pulang menggunakan blacky si mobil kesayangannya, berhenti menyapa Melody. “Kamu ngapain, kok masih disini?”
Meldoy menjawab dengan nada cemas, “iya ini sopir aku belum bisa jemput, Yoga juga repot”. Karena alasan itu Rey yang tidak bisa membiarkan perempuan sendiri di pinggir jalan, menawarkan untuk mengantarkannya pulang.
Rey kaget ternyata ruamh Melody satu arah dengan rumahnya. Berkali-kali Rey berkata LOH. Mengetahui ekspresi keheranan Rey, Melody hanya bisa tertawa semakin keras.
Pertama kali Melody dapat tertawa dengan tulus sesuai suasana hatinya. Mereka saling bercerita mengenai jajanan favorit mereka yang sering lewat depan rumahnya “Oh iya itu aku juga suka Rey, cilok mata panda” begitulah asik mereka bercengkrama.
Terimakasih Rey! Ucapakan Melody pada Rey yang mengantarnya pulang. Rey hanya membalas dengan mengangguk dan tersenyum. Secepat kilat Rey melaju pulang.
Melihat Hp Rey terkaget ternyata ada riwayat panggilan Anjelin sebanyak 10 kali. Anjelin yang lama tidak direspon oleh Rey, mengirimkan pesan “Rey aku dirumah sakit”. Sontak Rey kaget dan langsung tancap gas ke rumah sakit.
Rey memeluk Anjelin sembari menenangkannya. Ternyata mama Anjelin sakit, dan dinyatakan koma dalam waktu yang tidak dapat diperkirakan. Mendengar dokter memutuskan mamanya untuk dibiarkan di ruang ICU, Anjelin menjerit penuh kesedihan.
Selama ini, ia hanya hidup dengan mamanya, karena papanya sudah tiada. Dengan penuh kesedihan Anjelin mengambil alih bisnis mamanya yaitu jualan kosmetik di marketplace.
Rey juga sering mengunjungi mama Anjelin, dan sering berbisik “Ma, tenang saja ada saya yang menjaga Anjelin”. Anjelin berangsur-angsur semangat, mamanya hanya koma dia tidak meninggalkan selamnya.
“Sayang aku mulai seminggu ke depan akan sulit dihubungi dan maaf apabila jadi jarang menjenguk mama dan menemani kamu”
“Iya selama ini udah cukup buat aku bangkit Rey, kamu harus fokus mempersiapkan pemilihan duta ya, harus berhasil”
“Iya pasti” Rey mencipum kening Anjelin.
Rey tiba ditempat persiapan, ia datang dengan wajah murung dan seperti tidak bersemangat. Hati dan fikirannya masih tertinggal di samping Anjelin.
“He Rey, kenapa kamu muka tampan tapi kok murung terus?” tanya Melody dengan sedikit meledek.
“Diam kamu.”
“Hey ditanya kok malah gitu”. Debat Melody pada Rey.
“Kamu tidak tahu apa-apa mending diam saja deh”.
“Ya makanya kasih tahu. Soal Anjelin ya?” kekeh Melody bertanya.
“Iya mamanya koma akibat penyakit kompilasi kambuh, dan kini Anjelin mengurus hidupnya sendirian” penjelasan Rey dengan pelan.
“Sudah sabar, karena proses itu dia pasti akan menjadi lebih mandiri” Melody menguatkan Rey sembari menepuk-nepuk pundak Rey.
“Selama ini, dia sudah lebih dari mandiri” sanggah Rey.
“Iya, yang penting dengan adanya kamu dia dapat kembali bersemngat. Yaudah ayo latihan” Melody menatap dalam wajah Rey.
Rey hanya bisa mengikuti perkataan Melody. Latihan kali itu mengenai konteks menyanyi berbahasa Inggris. Rey dan Melody dipilihkan lagu duet.
Seru! Iya Rey yang tidak hafal menjadikan beberapa lirik lagu yang terbalik-balik itu membuat pelatih maupun Melody untuk tertawa.
Harus mengganti berbagai judul lagu tetap saja Rey kesulitan menghafal urutan lirik lagu. Melody yang merasa gemas mencubit hidung Rey. Seketika Rey menatap Melody dengan kaget.
Ternyata Rey membalas mencubit hidung Melody dengan keras. Akhirnya mereka saling mengejar untuk membalas. Menggelitik, mencubit dilakukan oleh mereka berdua agar tidak bosan di latihan
Setelah selesai latihan, mereka berdua sama-sama telentang di lantai ruangan. Menikmati helaan nafas yang sempat terengah-engah karena latihan keras hari ini.
Rey yang terlelap sudah tidak bisa merespon apapun di sebelahnya. Ditambah hari itu pelatih membawakan kopi Thailand. Melody yang mencoba membangungkan Rey untuk pulang malah tidak kunjung bangun.
Ia mencoba mencubit lagi hidung mancung Rey. Rey yang merasa geli, menyeret Melody ke dalam peluakannya. Melody yang merasa tidak bisa melepaskan diri, hanya bisa diam dan menempelkan kepalanya di atas dada Rey.
Ia menikmati detak jantung Rey. Ia merasakan aroma yang berbeda dari laki-laki pada umumnya berada di Rey. Melody semakin menikmati tubuh Rey. Dan membelai rambut Rey. Rey yang hanya tersedar setengah mengira itu hanya halusinasi dan tetap memeluk Melody.
Ha! Melody kenapa kamu bisa di pelukan aku. Rey kaget melihat sosok dipelukannya adalah Melody bukan guling. “Iya kamu tadi menarik aku, padahal aku mau membangunkan kamu untuk antar aku pulang.” Kemudian mereka berdua pulang bersama. Batin Rey bergemuruh, dia cemas antara kenapa bisa memeluk Melody dengan perasaan nyaman saat memeluknya. Apa mungkin karena selama ini dia belum merasakan rasanya memeluk Anjelin sambil tertidur. Yeah yang pasti, Rey merasa sangat bersalah pada diri sendiri.“Rey terimakasih ya sudah mau mengantarkanku pulang. Btw tadi pelukan kamu boleh juga itu” canda Melody diiringi tawa.“Em, tapi Mel jangan salah paham, aku tidak sadar kok tadi, jangan bilang sama Yoga” kecemasan Rey dengan Melody.“Iya, tenang saja aku tidak mudah terbawa perasaan kok” tegas Melody. Akhirnya mendengar itu Rey pulan
Lelah menjadi Anjelin yang penuh kesabaran, menunggu kekasih pertamanya untuk kembali meskipun dia telah menyakiti. Jika ada makhluk yang dicintai tapi berganti menyakiti apakah kita harus membenci Tuhan? Mungkin diri Anjelin bisa menerima, tapi bagaimana dengan hati? "Aku tahu Rey sayang denganku, tapi aku juga tahu hatinya mulai terbagi dengan wanita itu." Anjelin masih berada di persaannya terdahulu. Mulai dia tahu Rey berduaan dengan Melody, disaat itu kondisi ibunya kritis. Dia dengan setegar badai, meninggalkan orang yang menjadi tumpuan dalam hidupnya. Dia berkalut dengan kesedihan, dia telah kehilangan mamanya, dia kehilangan rumahnya. Hanya ditemani sebuah kesedihan, datang teman yang tidak terduga. Membantu Anjelin untuk bangkit, saat kebangkitan itu ternyata Tuhan memberikan hadiah berupa panyakit kronis "Kanker Payudara."
Kalut menjadi situasi yang tepat untuk pria muda ditepi jembatan layang. Membawa botol yang berisi air rasa mangga, dijari tangan kanan menyelip putung rokok yang berasap. Berantakan sungguh berantakan penampilan pemuda itu. Dia adalah Rey yang sekarang. Bibir yang semakin berwarna coklat tua, rambut sedikit panjang namun tidak mengurangi ketampanannya selama ini. Ia terlihat depresi, entah beban apa yang menekan batin dan pikirannya sehingga mengubah penampilannya menjadi seorang berandal. Diluar dugaan, dia diteriaki oleh seorang ibu muda “dasar laki-laki tidak tahu sopan santu.” Ada apa sebenarnya ibu itu dengan Rey. Rey melihat ibu muda yang ada di seberang jembatan hanya bisa menampilkan senyum diiringi seteguk air dari botol. Ibu itu semakin jengkel dan hendak melempar batu
Saling diam dengan tatapan kosong, Rey mencoba menawari roti yang sengaja dia bawa untuk makan siang nanti, tapi Anjelin menolak karena saat itu dia sedang diet.“Kamu kuliah disini jurusan apa Cla?”“Manajemen Bisni, kamu?”“Sama lah kita, kelas apa sih kalau aku kelas A.”“Aku kelas B kok.”“Yuadah Cla, aku masuk kelas dulu maaf tadi tidak sengaja menabrak.”“Iya” Rey mencoba tegar saat meninggalkan Anjelin yang masih duduk di bangku depan kantor M.Bisnis. Hati mereka sama-sama sakit, saat itu Anjelin juga terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Rey ingin menanyakan itu tapi dia tidak bisa untuk mengutarakannya. Tiba perkuliahan berlangsung, masing-masing mahasiswa baru saling memperkanalkan diri agar bisa dihafal oleh t
Hari bahagia kini datang pada Rey. Anjelin menyatakan dia baik-baik saja, lukanya juga sudah kering. Anjelin juga menyatakan bahwa hari-hari dekat dia ingin mengajak keluar bersama dengan Rey. Rey yang senang dan kegirangan karena habis bangun tidur pagi, dia mendapat pesan dari Anjelin demikian. Rey bergegas mandi sembari bernyanyi girang di dalam kamar mandi. Seperti biasa Rey menyetrika terlebih dahulu pakaiannya sebelum berangkat kuliah. Dia juga sudah memasak mie rebus untuk sarapan pagi ditemani secangkir energen rasa kopi. Emang ada? dibuat saja ada. Dia berdandan seperti biasanya, memakai sepatu bertali dengan dilengkapi hem dan celana jeans ala pemuda hits jaman sekarang. Rey berjalan menuju kampus dengan penuh semangat, dia juga menunggu di depan pintu masuk siapa tahu Anjelin turun dari angkot. &
Anjelin benar-benar pindah ke KOS elit putri sebelahan dengan kos Rey. Rey dengan senang hati membantu penataan barang-barang di kamar. Rey melihat kotak P3K juga dibawa oleh Anjelin, Rey berniat mengambil botol obat itu untuk di foto. Belum sempat mengambil foto, Anjelin sudah memanggil Rey untuk membantu memindah posisi almari.“Cla banyak juga ya barang-barang kamu?”“Iya namanya juga cewek, ini masih 25% yang aku bawa.”“La sisanya 75%?” tanya Rey dengan heran sembari melihay tumpukan barang Anjelin.“Ada yang aku buang, aku sumbangkan ke panti asuhan, dan sisanya aku kasih ke tetangga aku yang masih remaja.” Rey melanjutkan menata boneka tanpa komen apapun akan jawaban Anjelin. Sedangkan Anjelin yang merasa kelelahan, dia duduk di kasur untuk istirahat sebentar. Ketika Rey selesai, Anjelin segera
Rey dan Yoga mengantar Anjelin ketempat yang baru untuk menuju kehidupan selanjutnya. Mereka masih tidak menyangka bahwa Anjelin wanita tersabar itu benar-benar pergi. Masih dalam mendung penuh duka, Melody datang untuk mengucapkan selamat tinggal pada Anjelin. Yoga yang berencana untuk mengusir tapi tidak dilakukan karena akan mengubah pandangan orang-orang saat itu. Melody menabur bunga diatas gundukan makam itu, setelah ikut meneteskan air mata. Dia beralih ke sisi Rey, dia seperti mengucapkan Rey yang sabar tapi melalui tatapan. Sepulang dari makam, dan semua sudah pergi Yoga menggeret paksa tangan Melody. Rey hendak menyangkalnya tapi itu sekarang bukan urusan dia.“Auh Yog sakit, kamu kenapa sih?” tanya Melody dengan polos.“Masih tanya kenapa, kamu itu wanita jalang dan lebihnya lagi bisa-bisa mencoba merebut posisi Anjelin di hat
Aku hanya bisa berdiam, meskipun aku tahu aku salah. Bagaimanapun juga sekali aku salah, aku akan terus dinilai sebagai sampah. Anjelin kamu orang istimewa yang selalu aku jaga, namun dengan sikapmu yang lembut. Ternyata kamu menyembunyikan sikap yang tidak pernah aku tahu. Aku sudah berusaha selalu ada untukmu, tapi jika Tuhan memberikan jalan antara aku dengan Melody. Tidak sepenuhnya itu salahku, kamu juga tahu aku sekuat tenaga berbalik dipelukanmu. Meski aku tahu, hatiku sendiri telah bercabang kearah yang berbeda. Hingga saatnya ketika kamu memberiku masa kelam, aku berlari kearah itu dan aku merasa nyaman. Tapi kenapa kamu kembali? kamu kembali bersama sahabat yang juga ikut membenci. Mata dan hati tidak selalu berjalan secara bersambung, apalagi aku yang hanya pemuda penuh gemuruh cinta. Ketika aku sudah kuat untuk memilih arah yang berbeda, ternyata kamu dua kali lebih erat mengajakku kemb
Berantakan! Jalan hidup yang tidak terarah meskipun di atas status hidup yang mapan, karena persoalan cinta mampu merubah kepribadian lurus menjadi cerita yang curam. Dunia sebenarnya adalah tempat untuk makhluk hidup berproses. Sedangkan proses itu sendiri adalah jembatan perubahan manusia, umumnya dari ketidaktahuan menjadi seorang yang ilmuwan, atau tergantung impian apa yang ditangguhkan. Bagi Rey sekarang dunia adalah semua pijakan yang harus dimainkan. Dia membutuhkan orang-orang baru untuk membuat jalan hidupnya lebih berwarna. Lebih banyak cerita, dan lebih rumit permasalahan dunia. Itulah keinginan gali dari pria baik yang berubah menjadi brengsek. “Kalian tahu? Rey pernah menjadi laki-laki idaman dengan karakter yang istimewa, kemudian berangsur masuk pada dunia kegelapan, sempat kembali menjadi terbaik, akhir
Aku hanya bisa berdiam, meskipun aku tahu aku salah. Bagaimanapun juga sekali aku salah, aku akan terus dinilai sebagai sampah. Anjelin kamu orang istimewa yang selalu aku jaga, namun dengan sikapmu yang lembut. Ternyata kamu menyembunyikan sikap yang tidak pernah aku tahu. Aku sudah berusaha selalu ada untukmu, tapi jika Tuhan memberikan jalan antara aku dengan Melody. Tidak sepenuhnya itu salahku, kamu juga tahu aku sekuat tenaga berbalik dipelukanmu. Meski aku tahu, hatiku sendiri telah bercabang kearah yang berbeda. Hingga saatnya ketika kamu memberiku masa kelam, aku berlari kearah itu dan aku merasa nyaman. Tapi kenapa kamu kembali? kamu kembali bersama sahabat yang juga ikut membenci. Mata dan hati tidak selalu berjalan secara bersambung, apalagi aku yang hanya pemuda penuh gemuruh cinta. Ketika aku sudah kuat untuk memilih arah yang berbeda, ternyata kamu dua kali lebih erat mengajakku kemb
Rey dan Yoga mengantar Anjelin ketempat yang baru untuk menuju kehidupan selanjutnya. Mereka masih tidak menyangka bahwa Anjelin wanita tersabar itu benar-benar pergi. Masih dalam mendung penuh duka, Melody datang untuk mengucapkan selamat tinggal pada Anjelin. Yoga yang berencana untuk mengusir tapi tidak dilakukan karena akan mengubah pandangan orang-orang saat itu. Melody menabur bunga diatas gundukan makam itu, setelah ikut meneteskan air mata. Dia beralih ke sisi Rey, dia seperti mengucapkan Rey yang sabar tapi melalui tatapan. Sepulang dari makam, dan semua sudah pergi Yoga menggeret paksa tangan Melody. Rey hendak menyangkalnya tapi itu sekarang bukan urusan dia.“Auh Yog sakit, kamu kenapa sih?” tanya Melody dengan polos.“Masih tanya kenapa, kamu itu wanita jalang dan lebihnya lagi bisa-bisa mencoba merebut posisi Anjelin di hat
Anjelin benar-benar pindah ke KOS elit putri sebelahan dengan kos Rey. Rey dengan senang hati membantu penataan barang-barang di kamar. Rey melihat kotak P3K juga dibawa oleh Anjelin, Rey berniat mengambil botol obat itu untuk di foto. Belum sempat mengambil foto, Anjelin sudah memanggil Rey untuk membantu memindah posisi almari.“Cla banyak juga ya barang-barang kamu?”“Iya namanya juga cewek, ini masih 25% yang aku bawa.”“La sisanya 75%?” tanya Rey dengan heran sembari melihay tumpukan barang Anjelin.“Ada yang aku buang, aku sumbangkan ke panti asuhan, dan sisanya aku kasih ke tetangga aku yang masih remaja.” Rey melanjutkan menata boneka tanpa komen apapun akan jawaban Anjelin. Sedangkan Anjelin yang merasa kelelahan, dia duduk di kasur untuk istirahat sebentar. Ketika Rey selesai, Anjelin segera
Hari bahagia kini datang pada Rey. Anjelin menyatakan dia baik-baik saja, lukanya juga sudah kering. Anjelin juga menyatakan bahwa hari-hari dekat dia ingin mengajak keluar bersama dengan Rey. Rey yang senang dan kegirangan karena habis bangun tidur pagi, dia mendapat pesan dari Anjelin demikian. Rey bergegas mandi sembari bernyanyi girang di dalam kamar mandi. Seperti biasa Rey menyetrika terlebih dahulu pakaiannya sebelum berangkat kuliah. Dia juga sudah memasak mie rebus untuk sarapan pagi ditemani secangkir energen rasa kopi. Emang ada? dibuat saja ada. Dia berdandan seperti biasanya, memakai sepatu bertali dengan dilengkapi hem dan celana jeans ala pemuda hits jaman sekarang. Rey berjalan menuju kampus dengan penuh semangat, dia juga menunggu di depan pintu masuk siapa tahu Anjelin turun dari angkot. &
Saling diam dengan tatapan kosong, Rey mencoba menawari roti yang sengaja dia bawa untuk makan siang nanti, tapi Anjelin menolak karena saat itu dia sedang diet.“Kamu kuliah disini jurusan apa Cla?”“Manajemen Bisni, kamu?”“Sama lah kita, kelas apa sih kalau aku kelas A.”“Aku kelas B kok.”“Yuadah Cla, aku masuk kelas dulu maaf tadi tidak sengaja menabrak.”“Iya” Rey mencoba tegar saat meninggalkan Anjelin yang masih duduk di bangku depan kantor M.Bisnis. Hati mereka sama-sama sakit, saat itu Anjelin juga terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Rey ingin menanyakan itu tapi dia tidak bisa untuk mengutarakannya. Tiba perkuliahan berlangsung, masing-masing mahasiswa baru saling memperkanalkan diri agar bisa dihafal oleh t
Kalut menjadi situasi yang tepat untuk pria muda ditepi jembatan layang. Membawa botol yang berisi air rasa mangga, dijari tangan kanan menyelip putung rokok yang berasap. Berantakan sungguh berantakan penampilan pemuda itu. Dia adalah Rey yang sekarang. Bibir yang semakin berwarna coklat tua, rambut sedikit panjang namun tidak mengurangi ketampanannya selama ini. Ia terlihat depresi, entah beban apa yang menekan batin dan pikirannya sehingga mengubah penampilannya menjadi seorang berandal. Diluar dugaan, dia diteriaki oleh seorang ibu muda “dasar laki-laki tidak tahu sopan santu.” Ada apa sebenarnya ibu itu dengan Rey. Rey melihat ibu muda yang ada di seberang jembatan hanya bisa menampilkan senyum diiringi seteguk air dari botol. Ibu itu semakin jengkel dan hendak melempar batu
Lelah menjadi Anjelin yang penuh kesabaran, menunggu kekasih pertamanya untuk kembali meskipun dia telah menyakiti. Jika ada makhluk yang dicintai tapi berganti menyakiti apakah kita harus membenci Tuhan? Mungkin diri Anjelin bisa menerima, tapi bagaimana dengan hati? "Aku tahu Rey sayang denganku, tapi aku juga tahu hatinya mulai terbagi dengan wanita itu." Anjelin masih berada di persaannya terdahulu. Mulai dia tahu Rey berduaan dengan Melody, disaat itu kondisi ibunya kritis. Dia dengan setegar badai, meninggalkan orang yang menjadi tumpuan dalam hidupnya. Dia berkalut dengan kesedihan, dia telah kehilangan mamanya, dia kehilangan rumahnya. Hanya ditemani sebuah kesedihan, datang teman yang tidak terduga. Membantu Anjelin untuk bangkit, saat kebangkitan itu ternyata Tuhan memberikan hadiah berupa panyakit kronis "Kanker Payudara."
Ha! Melody kenapa kamu bisa di pelukan aku. Rey kaget melihat sosok dipelukannya adalah Melody bukan guling. “Iya kamu tadi menarik aku, padahal aku mau membangunkan kamu untuk antar aku pulang.” Kemudian mereka berdua pulang bersama. Batin Rey bergemuruh, dia cemas antara kenapa bisa memeluk Melody dengan perasaan nyaman saat memeluknya. Apa mungkin karena selama ini dia belum merasakan rasanya memeluk Anjelin sambil tertidur. Yeah yang pasti, Rey merasa sangat bersalah pada diri sendiri.“Rey terimakasih ya sudah mau mengantarkanku pulang. Btw tadi pelukan kamu boleh juga itu” canda Melody diiringi tawa.“Em, tapi Mel jangan salah paham, aku tidak sadar kok tadi, jangan bilang sama Yoga” kecemasan Rey dengan Melody.“Iya, tenang saja aku tidak mudah terbawa perasaan kok” tegas Melody. Akhirnya mendengar itu Rey pulan