Beranda / Romansa / Lord The Bastard / Kamu yang Menggemaskan

Share

Kamu yang Menggemaskan

Penulis: Langit Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-18 09:11:43

Ryan menyeringai saat Raline sedang menyisir rambutnya di depan cermin. Raline kaget, melihat bayangan Ryan di sana.

Raline menoleh, kemudian Ryan mendekat kearahnya secara perlahan-lahan.

"Mau apa lagi kau kesini?"

Ryan tak menjawab perkataan Raline. Dia semakin mendekat, hingga tubuh mereka berdua kini saling menempel.

Raline berusaha lepas dari Ryan. Tapi Ryan malah menggendongnya naik ke atas meja rias itu. Raline mundur, hingga punggungnya terpojok cermin.

Ryan terkekeh, dipegangnya kaki mulus milik Raline dengan satu tangan miliknya. Sementara tangan lainnya menelusup kearah bagian punggung Raline.

"Lepaskan!! Apa yang akan kau lakukan lagi padaku!"

Ryan melumat bibir Raline dengan paksa. Raline mendelik, tak menyangka akan mendapatkan serangan tiba-tiba ini dari Ryan.

Raline menggigit bibir bawah milik Ryan. Ryan melepaskan ciumannya.

"Sial! Kenapa kau menggigit bibirku kencang sekali!"

"Bukankah tadi sudah kubilang kalau kau mencuri ciuman dariku lagi, maka aku akan menggigit bibirmu!"

Ryan tersenyum, dia kembali mendekatkan wajahnya kearah telinga Raline.

"Awalnya memang terasa sakit, tapi kini aku menikmatinya. Aku akan mengulangi lagi ciumanku tadi. Jika kau masih ingin menggigit bibirku, lakukanlah! Aku tak akan melepaskannya lagi! Aku semakin menginginkanmu lebih dari apapun saat ini!"

"Kau gila! Lepaskan aku kumohon!"

Ryan kembali membekap mulut Raline dengan bibirnya, lembut sekali. Dia masih memperlakukan Raline dengan sangat lembut.

Raline takut saat akan menggigit bibir Ryan lagi. Dia takut, Ryan akan semakin menggila. Raline pilih diam dan tak melawan kali ini.

Ryan tak melepaskan ciumannya itu, dia masih menunggu Raline melakukan ancamannya itu.

Raline terlihat kehabisan napas, dia coba menarik wajah dan bibirnya dari Ryan.

"Uhuk!! uhuk!!"

Raline terbatuk dan terengah-engah. Ryan melepaskan ciumannya kepada Raline.

"Sudah beberapa kali kuajarkan, kau masih saja amatir. Kapan kau akan bisa berciuman dengan benar?"

Ryan menurunkan Raline dari atas meja, kemudian menarik lengannya kearah meja makan. Ryan Mendudukkan Raline di kursi makan lalu mengambilkannya makan siang itu.

"Cepat makanlah dulu! Tubuhmu masih lemas akibat minuman semalam."

"Tidak mau! Aku tidak lapar!"

Ryan menyendokkan makanan kemulut Raline dengan paksa. Raline bungkam, tak mau membuka mulutnya. 

Ryan tetap menjejalkan sendoknya secara paksa, tapi tetap Raline tak mau mengalah. Dia tetap bungkam.

"Buka mulutmu atau kalau tidak-!"

"Apa? Kalau tidak kau mau apa?"

Saat Raline menanggapi perkataan Ryan, otomatis mulutnya terbuka. Ryan mengambil kesempatan itu untuk menjejalkan makanan ke dalam mulut Raline.

"Bagus, diam dan makanlah makananmu!"

"Kau!"

"Ssttt! Jangan berteriak, atau nanti kau akan tersedak."

"Kenapa kau senang sekali memaksakan kehendakmu?"

"Karena aku suka!"

"Kau egois!"

"Kau sangat menggemaskan!"

"Bodoh! Aku sudah kenyang, lepaskan aku! Biarkan aku pulang ke rumahku!"

"Habiskan, tinggal sedikit lagi."

"Tidak mau! Aku sudah benar-benar kenyang!"

Ryan menatap wajah Raline yang memelas. Dia mendekat pada wajah Raline. Refleks, Raline mundur. Raline tak ingin terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan olehnya.

"Mau apa kau?"

Telunjuk tangan Ryan singgah dibibir Raline. Membuat jantung Raline berdegup kencang sekali.

"Ada sisa makanan dibibirmu. Biar kubersihkan dulu."

"Lepaskan aku! Kumohon! Biarkan aku pulang ke rumah. Aku harus segera kembali bekerja, aku tidak bisa menemani orang kaya sepertimu setiap waktu. Aku butuh makan, butuh uang, butuh pekerjaan untuk memenuhi kehidupanku. Hidupku keras, tidak seperti hidupmu yang hanya dengan tiduran saja masih bisa menghasilkan uang! Tolong, lepaskan aku!"

Ryan menatap iba kearah Raline, seketika dia berdiri dan menarik Raline keluar dari ruangan kamar hotel itu.

"Hei! Kau mau membawaku kemana? Lepaskan aku!"

Ryan tidak menoleh atau menanggapi perkataan Raline, dia terus saja berjalan sampai kearah basement hotel.

Raline takut, dia berusaha melepaskan diri dari cengkraman Ryan. Tapi Ryan, memegang erat tangannya dan tak membiarkan dia lepas sama sekali.

Bab terkait

  • Lord The Bastard   Dua Bola Mata Biru

    Ryan membawa Raline ke basement hotel dan memaksanya masuk ke dalam mobil. Raline menolak ikut, tetapi Ryan tetap memaksa."Lepaskan aku! Kau mau membawaku kemana?""Masuk saja dulu! Nanti juga kau akan tahu!"Dengan terpaksa Raline ikut masuk ke dalam mobil itu bersama Ryan. Di dalam mobil sudah terdapat seorang supir yang menunggu mereka."Bil, apa kau sudah tahu dimana rumahnya?""Sudah Tuan.""Kalau begitu, ayo segera kita pergi!""Baik Tuan."Supir setengah baya itu melajukan mobil dengan kecepatan teratur. Ryan duduk di belakang bersama Raline."Hai, Tuan! Katakan padaku, kau akan membawaku kemana lagi? Aku ingin pulang! Aku ingin segera bekerja kembali. Bos ku bisa marah besar kalau aku sampai terlambat lagi malam ini!""Tuan? Apa kau tak bisa memanggilku dengan nama saja?""Nama? Maaf Tuan, aku bahkan belum mengetahui siapa namamu.""Hahaha! Sehari semalam kita bersama-sama, tapi kau belum mengetahui nam

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-20
  • Lord The Bastard   Bertanggung Jawab Padamu

    Ryan menarik tangan Raline untuk segera keluar dari mobilnya. Raline dengan terpaksa mengikuti kemana Ryan menarik tangannya.Raline seketika kaget melihat jalan yang sedang ia lalui bersama dengan Ryan. Di ujung gang, yang sedang mereka lewati terdapat sebuah rumah sederhana yang Raline sangat hapal dengan bentuknya.Raline menelan ludah, dia benar-benar kaget dan tak menyangka kalau Ryan akan membawanya ke tempat ini."Bill, cepat panggil si empunya rumah.""Baik Tuan."Pengawal berusia setengah abad itu mendekat kearah rumah sederhana itu dan mengetuknya. Sementara Ryan dan Raline diam menunggu di bawah pohon mangga yang berada di depan rumah itu."Kenapa kau mengajakku pulang? Aku bisa mati, jika ayahku tahu aku pulang dengan seorang pria sepertimu! Ayo kita pergi dari sini! Aku ingin kembali ke tempat kontrakanku.""Oh, rumah yang berada dekat Klub malam tadi?""Ya! Aku tak ingin pulang! Aku masih ingin bekerja, masih ingi

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-22
  • Lord The Bastard   Melamarmu

    "Aku akan bertanggung jawab kepada Raline dengan menikahinya.""Apa maksud perkataanmu Tuan, saya benar-benar tidak mengerti," ucap ibu Raline."Tidak ibu! Lelaki gila ini hanya bercanda. Dia tak serius dengan perkataannya," Raline mengelak."DIAM!!" sahut Ryan dan ibu Raline bersamaan.Raline tersentak, dia kaget dengan perkataan Ryan dan ibunya bersamaan."Akan saya jelaskan Tante, jadi kemarin malam saat Raline sedang bekerja teman-teman saya memanggil dia dan mengerjainya.""Mengerjai bagaimana maksudmu?""Mereka memberikan Raline banyak minum dan juga menaruh obat dalam minumannya. Mereka berniat menggagahi Raline.""APA?? Apa benar yang kau katakan? ujar ibu Raline dan Raline bersamaan juga."Ya itu benar. Aku datang saat mereka hampir merenggut sesuatu yang berharga milik Raline. Kalau aku tidak datang tepat waktu, entah apa yang akan terjadi.""Lalu, kalau kau yang menyelamatkan Raline kenapa saat ini kau

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-24
  • Lord The Bastard   Malam Penuh Masalah

    Malam itu Ryan dan beberapa temannya sedang menikmati malam seperti biasanya. Di klub yang sama, tempat mereka bersenang-senang seperti biasanya. Beberapa wanita dengan baju minim menemani Ryan dan juga beberapa teman-temannya untuk minum."Bos, apa ada yang kau pilih?""Ga ada yang pas buat malam ini.""Kenapa? Ga tau, lagi males aja!""Bos, gimana kalau dengan wanita itu?"Salah satu teman Ryan menunjuk seorang pelayan wanita yang lumayan manis. Dia sedang mengantarkan minuman kebeberapa pengunjung Klub. Ryan sudah banyak minum malam itu, dia tak begitu jelas melihat wajah wanita yang ditunjuk oleh temannya tadi."Buat kalian aja, kalau kalian mau.""Oke bos!"Ketiga teman Ryan memanggil pelayan itu. Dia mendekat dan menanyakan apa keperluan mereka."Ada apa Pak? Apa ada yang bisa saya bantu?""Hai, siapa namamu?""Aku?""Ya, kamu! Kami sedang bertanya padamu! Apa ada orang lain selain kamu di tempat ini?"

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-01
  • Lord The Bastard   Hilang Kesadaran

    Ryan membekap mulut Raline saat mendengar pintu kamar mereka diketuk. Raline yang awalnya akan berteriak, segera diam tak berdaya."Ssttt, diam! Aku akan melihat siapa yang datang mengganggu kita pagi-pagi begini. Kuharap kau tenang dan tak berulah."Raline mengangguk, airmatanya turun menetes dipipinya. Dengan perlahan, Ryan menggeser tangan yang membekap mulut Raline tadi.Tapi saat tangan itu bergeser, lagi-lagi Raline sudah akan siap berteriak meminta tolong lagi. Secepat kilat tangan Ryan membekapnya kembali."Apa kau tak mendengarkan perkataanku? Apa kau ingin aku menyumpal lagi mulutmu dengan kain dan mengikat tanganmu?"Raline menggeleng, dia kembali sesenggukan di depan Ryan. Di ujung bulu matanya yang lentik, terdapat beberapa tetes keringat yang mulai turun dari pelipisnya karena merasa ketakutan."Kalau begitu diam dan patuhilah apa kataku! Jangan sampai aku bertindak kasar kepadamu! Mengerti!!"Raline kembali mengangguk,

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-06
  • Lord The Bastard   Lelaki Yang Menyebalkan

    Raline berusaha mengelak, dia mendorong Ryan sekuat tenaga. Namun usahanya sia-sia saja. Tubuh Raline sangat lemas hari itu.Raline ingin mencoba jurus terakhirnya, yaitu berteriak. Tetapi saat mulutnya sudah bersiap untuk berteriak dengan sigap Ryan membekap mulut Raline dengan mulutnya.Ryan mencium Raline dengan lembut, tanpa paksaan sama sekali. Dia pintar memainkan trik agar seorang wanita tampak terlena oleh permainannya.Raline sulit bernapas, dia segera menarik bibirnya. Ryan terkekeh, melihat Raline yang kehabisan napas itu."Kenapa kau menciumku sembarangan! Aku bahkan tidak mengenal siapa dirimu! Lepaskan aku dari tempat ini! Aku ingin pulang ke rumahku!"Raline berteriak lagi, masih sambil mengeluarkan satu dua bulir bening dari matanya yang indah itu."Jangan nenangis, matamu yang indah itu bisa bengkak jika kau terus saja menangis seperti itu.""Tok tok tok""Ah, sial! Kenapa selalu saja ada pengganggu saat aku sedang ing

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-06

Bab terbaru

  • Lord The Bastard   Melamarmu

    "Aku akan bertanggung jawab kepada Raline dengan menikahinya.""Apa maksud perkataanmu Tuan, saya benar-benar tidak mengerti," ucap ibu Raline."Tidak ibu! Lelaki gila ini hanya bercanda. Dia tak serius dengan perkataannya," Raline mengelak."DIAM!!" sahut Ryan dan ibu Raline bersamaan.Raline tersentak, dia kaget dengan perkataan Ryan dan ibunya bersamaan."Akan saya jelaskan Tante, jadi kemarin malam saat Raline sedang bekerja teman-teman saya memanggil dia dan mengerjainya.""Mengerjai bagaimana maksudmu?""Mereka memberikan Raline banyak minum dan juga menaruh obat dalam minumannya. Mereka berniat menggagahi Raline.""APA?? Apa benar yang kau katakan? ujar ibu Raline dan Raline bersamaan juga."Ya itu benar. Aku datang saat mereka hampir merenggut sesuatu yang berharga milik Raline. Kalau aku tidak datang tepat waktu, entah apa yang akan terjadi.""Lalu, kalau kau yang menyelamatkan Raline kenapa saat ini kau

  • Lord The Bastard   Bertanggung Jawab Padamu

    Ryan menarik tangan Raline untuk segera keluar dari mobilnya. Raline dengan terpaksa mengikuti kemana Ryan menarik tangannya.Raline seketika kaget melihat jalan yang sedang ia lalui bersama dengan Ryan. Di ujung gang, yang sedang mereka lewati terdapat sebuah rumah sederhana yang Raline sangat hapal dengan bentuknya.Raline menelan ludah, dia benar-benar kaget dan tak menyangka kalau Ryan akan membawanya ke tempat ini."Bill, cepat panggil si empunya rumah.""Baik Tuan."Pengawal berusia setengah abad itu mendekat kearah rumah sederhana itu dan mengetuknya. Sementara Ryan dan Raline diam menunggu di bawah pohon mangga yang berada di depan rumah itu."Kenapa kau mengajakku pulang? Aku bisa mati, jika ayahku tahu aku pulang dengan seorang pria sepertimu! Ayo kita pergi dari sini! Aku ingin kembali ke tempat kontrakanku.""Oh, rumah yang berada dekat Klub malam tadi?""Ya! Aku tak ingin pulang! Aku masih ingin bekerja, masih ingi

  • Lord The Bastard   Dua Bola Mata Biru

    Ryan membawa Raline ke basement hotel dan memaksanya masuk ke dalam mobil. Raline menolak ikut, tetapi Ryan tetap memaksa."Lepaskan aku! Kau mau membawaku kemana?""Masuk saja dulu! Nanti juga kau akan tahu!"Dengan terpaksa Raline ikut masuk ke dalam mobil itu bersama Ryan. Di dalam mobil sudah terdapat seorang supir yang menunggu mereka."Bil, apa kau sudah tahu dimana rumahnya?""Sudah Tuan.""Kalau begitu, ayo segera kita pergi!""Baik Tuan."Supir setengah baya itu melajukan mobil dengan kecepatan teratur. Ryan duduk di belakang bersama Raline."Hai, Tuan! Katakan padaku, kau akan membawaku kemana lagi? Aku ingin pulang! Aku ingin segera bekerja kembali. Bos ku bisa marah besar kalau aku sampai terlambat lagi malam ini!""Tuan? Apa kau tak bisa memanggilku dengan nama saja?""Nama? Maaf Tuan, aku bahkan belum mengetahui siapa namamu.""Hahaha! Sehari semalam kita bersama-sama, tapi kau belum mengetahui nam

  • Lord The Bastard   Kamu yang Menggemaskan

    Ryan menyeringai saat Raline sedang menyisir rambutnya di depan cermin. Raline kaget, melihat bayangan Ryan di sana.Raline menoleh, kemudian Ryan mendekat kearahnya secara perlahan-lahan."Mau apa lagi kau kesini?"Ryan tak menjawab perkataan Raline. Dia semakin mendekat, hingga tubuh mereka berdua kini saling menempel.Raline berusaha lepas dari Ryan. Tapi Ryan malah menggendongnya naik ke atas meja rias itu. Raline mundur, hingga punggungnya terpojok cermin.Ryan terkekeh, dipegangnya kaki mulus milik Raline dengan satu tangan miliknya. Sementara tangan lainnya menelusup kearah bagian punggung Raline."Lepaskan!! Apa yang akan kau lakukan lagi padaku!"Ryan melumat bibir Raline dengan paksa. Raline mendelik, tak menyangka akan mendapatkan serangan tiba-tiba ini dari Ryan.Raline menggigit bibir bawah milik Ryan. Ryan melepaskan ciumannya."Sial! Kenapa kau menggigit bibirku kencang sekali!""Bukankah tadi sudah

  • Lord The Bastard   Lelaki Yang Menyebalkan

    Raline berusaha mengelak, dia mendorong Ryan sekuat tenaga. Namun usahanya sia-sia saja. Tubuh Raline sangat lemas hari itu.Raline ingin mencoba jurus terakhirnya, yaitu berteriak. Tetapi saat mulutnya sudah bersiap untuk berteriak dengan sigap Ryan membekap mulut Raline dengan mulutnya.Ryan mencium Raline dengan lembut, tanpa paksaan sama sekali. Dia pintar memainkan trik agar seorang wanita tampak terlena oleh permainannya.Raline sulit bernapas, dia segera menarik bibirnya. Ryan terkekeh, melihat Raline yang kehabisan napas itu."Kenapa kau menciumku sembarangan! Aku bahkan tidak mengenal siapa dirimu! Lepaskan aku dari tempat ini! Aku ingin pulang ke rumahku!"Raline berteriak lagi, masih sambil mengeluarkan satu dua bulir bening dari matanya yang indah itu."Jangan nenangis, matamu yang indah itu bisa bengkak jika kau terus saja menangis seperti itu.""Tok tok tok""Ah, sial! Kenapa selalu saja ada pengganggu saat aku sedang ing

  • Lord The Bastard   Hilang Kesadaran

    Ryan membekap mulut Raline saat mendengar pintu kamar mereka diketuk. Raline yang awalnya akan berteriak, segera diam tak berdaya."Ssttt, diam! Aku akan melihat siapa yang datang mengganggu kita pagi-pagi begini. Kuharap kau tenang dan tak berulah."Raline mengangguk, airmatanya turun menetes dipipinya. Dengan perlahan, Ryan menggeser tangan yang membekap mulut Raline tadi.Tapi saat tangan itu bergeser, lagi-lagi Raline sudah akan siap berteriak meminta tolong lagi. Secepat kilat tangan Ryan membekapnya kembali."Apa kau tak mendengarkan perkataanku? Apa kau ingin aku menyumpal lagi mulutmu dengan kain dan mengikat tanganmu?"Raline menggeleng, dia kembali sesenggukan di depan Ryan. Di ujung bulu matanya yang lentik, terdapat beberapa tetes keringat yang mulai turun dari pelipisnya karena merasa ketakutan."Kalau begitu diam dan patuhilah apa kataku! Jangan sampai aku bertindak kasar kepadamu! Mengerti!!"Raline kembali mengangguk,

  • Lord The Bastard   Malam Penuh Masalah

    Malam itu Ryan dan beberapa temannya sedang menikmati malam seperti biasanya. Di klub yang sama, tempat mereka bersenang-senang seperti biasanya. Beberapa wanita dengan baju minim menemani Ryan dan juga beberapa teman-temannya untuk minum."Bos, apa ada yang kau pilih?""Ga ada yang pas buat malam ini.""Kenapa? Ga tau, lagi males aja!""Bos, gimana kalau dengan wanita itu?"Salah satu teman Ryan menunjuk seorang pelayan wanita yang lumayan manis. Dia sedang mengantarkan minuman kebeberapa pengunjung Klub. Ryan sudah banyak minum malam itu, dia tak begitu jelas melihat wajah wanita yang ditunjuk oleh temannya tadi."Buat kalian aja, kalau kalian mau.""Oke bos!"Ketiga teman Ryan memanggil pelayan itu. Dia mendekat dan menanyakan apa keperluan mereka."Ada apa Pak? Apa ada yang bisa saya bantu?""Hai, siapa namamu?""Aku?""Ya, kamu! Kami sedang bertanya padamu! Apa ada orang lain selain kamu di tempat ini?"

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status