Kepala pelayan yang mendengar pertanyaan Myli dan melihat Myli kebingungan membuatnya tersenyum.
"Anda ada di kediaman tuan Bright Myers" ucap sang kepala pelayan dengan senyuman tipis di wajahnya.Myli kebingungan setelah mendengar nama Bright Myers."Bright Myers? aku rasa aku pernah mendengar nama itu. Nama nya tak asing." Batin Myli.
Nada dering telepon Myli memecahkan lamunannya, kini telponnya berdering kembali.Segera ia mengambil handphone nya yang berada di atas nakas dan memeriksa siapa yang menelpon."Boss?" Dengan raut wajah yang cemas , Myli merasa bimbang untuk mengangkat telpon nya.Melihat raut wajah Myli membuat kepala pelayan penasaran dan bertanya,
"Ada apa nona? Siapa yang menelepon Anda?"
"Bukan siapa-siapa." Jawab Myli dengan senyum canggung nya.Namun handphone nya tak berhenti berbunyi, dan yang menelepon adalah orang yang sama.
"Apa saya harus keluar agar anda bisa berbicara dengan nyaman?" tanya kepala pelayan.
"Tak perlu, anda bisa tetap di sini. Tolong temani saya di sini." Ucap Myli dengan kepala tertunduk menatap handphone nya yang tak berhenti berbunyi.Kepala pelayan hanya tersenyum mendengar ucapan malu-malu Myli yang memintanya tetap berada di ruangan."Halo."Nada ragu mengawali pembicaraan dari telpon.
"Jam berapa ini? kenapa kau belum sampai? apa kau masih ingin bekerja? kau tau hari ini banyak sekali pelanggan dan kau seenaknya datang terlambat?" Suara dari balik telpon terdengar jelas sedang berbicara dengan nada yang tinggi walaupun Myli tak menghidupkan speaker handphone nya."Maaf, hari ini saya mengalami..."Belum sempat Myli menyelesaikan ucapannya, handphone nya tiba-tiba di ambil oleh dokter yang menolong nya yang sudah berdiri di depannya."Handphone saya?"
"Hari ini kau harus istirahat."Jawab sang dokter lalu segera jongkok di depan Myli untuk melihat kaki nya yang berdarah.
"Tapi, saya harus pergi kerja. Kalau tidak saya bisa kehilangan pekerjaan."
"Soal itu biar dia yang urus." Sambil menunjuk ke arah pintu, di sana sudah berdiri kepala pengawal dengan wajah nya nampak serius memandang Myli."Ternyata kau cukup kuat menahan ha?" ucap sang dokter yang sudah mencabut beling dari telapak kaki Myli.Myli tak merespon, ia hanya menggigit bibir bawah nya menahan perih saat kaki nya di obati.
"Sekarang sudah selesai, untuk sementara kau tak bisa banyak berjalan dan jangan sampai luka mu terkena air. Dan juga, apa kau baik-baik saja?"Sang dokter menatap Myli dengan cemas.
"Yah, terima kasih karena telah menolong saya. Dan bagaimana keadaan laki-laki yang berdarah itu? apa sekarang dia baik-baik saja?" Tanya Myli."Operasi nya berjalan lancar, terimakasih untuk mu karena cepat menghubungi mereka." Ucap seorang dokter wanita dengan paras yang cantik menjawab pertanyaan Myli.Myli hanya tertegun melihat wanita cantik yang ada di hadapannya dengan jas putih nya membuat nya nampak anggun dan elegan."Oh perkenalkan, dia dokter Metta. Dia dan aku yang menangani orang yang kau tolong. Dan perkenalkan aku dokter Mike M." Ucap dokter Mike memperkenalkan dirinya dan dokter Metta.
Dengan sigap Myli menjulurkan tangannya dan memperkenalkan diri. "Saya Myli".Dokter Mike tak sungkan menangkap tangan Myli dan mengajaknya bersalaman Dan tentu saja dokter Metta juga menjabat tangan Myli.
"Saya Myli." tak lupa Myli juga menjulurkan tangannya pada kepala pelayan yang dari tadi berdiri di sampingnya."Nona bisa panggil saya Maria" balas kepala pelayan."Baiklah Bu Maria." "Dan jangan lupa, orang yang selalu menekuk wajahnya di depan pintu itu bisa kau panggil Earth." Myli hanya melempar senyuman ke kepala pengawal namun tak di balas olehnya."Saya sangat berterimakasih, karena sekarang saya baik-baik saja saya permisi pulang.""Tunggu, kau mau kemana?" Segera tangan Bu Maria menahan Myli,."Saya ingin pulang Bu""Maaf untuk soal itu nona Myli. Sepertinya anda tidak di ijin kan keluar dari mansion ini untuk sementara.""Haa?" Dengan kaget Myli menatap orang-orang yang berada di ruangan."Kenapa saya tak boleh pulang?""Maaf soal itu Myli, seperti nya kau bisa pulang kalau Boss kami sudah sadar." Jawab dokter Mike."Kenapa saya harus menunggu Boss anda sadar? Saya bukan dokter nya di sini."Dokter Metta mendekati Myli, karena Myli nampak bingung dengan pernyataan kalau dia tak boleh keluar mansion yang kini dimana dia berada.
"Kau harus mendengarkan kami Myli, tetap lah di sini sampai Boss Bright sadar." Bujuk dokter Metta.
"Tapi dok, kenapa?""Kami hanya ingin menjamin keselamatan mu, bila kau ingin pulang silahkan saja tapi bila terjadi sesuatu padamu kami tak akan mau tau dan bertanggung jawab." Ucap Earth melangkah maju mendekati Myli."Hey Earth." Tahan dokter Mike."Keselamatan? terjadi sesuatu pada saya? saya tak mengerti dokter Mike? Saya menolong Boss kalian dan kenapa saya harus celaka karena nya?"Myli kebingungan, ia tak mengerti maksud yang di ucapkan orang-orang di sekelilingnya.
"Myli, orang yang mencelakakan Tuan Bright bukan orang biasa. Apabila dia melihat mu menolong Tuan kami kau bisa celaka nantinya. Jadi biarkan Boss kami sadar dan mencari tau dulu baru kami akan membiarkan mu pergi. Bagaimana apa kau setuju?" Ucap dokter Mike menjelaskan.
"Tapi kan saya hanya menolong. Dan saya harus bekerja, dan bagaimana dengan kuliah?"Myli, benar-benar bingung. Ia hanya menunduk ke bawah tanpa tau harus berbuat apa."Myli, untuk semua ke khawatiran mu biarkan mereka yang menangani nya. Kau tak perlu cemas oke?" Ucap dokter Metta sambil memegang bahu Myli.Beberapa saat Myli hanya menatap dokter Metta.Sebenarnya bukan itu ke khawatiran terbesar Myli, tapi ia sudah berjanji pada Josh dan pak Mus akan membayar sisa hutang nya lima hari kedepan.Apabila Myli terlambat membayar, ia takut kalau Josh dan pak Mus akan terkena masalah karena nya."Bagaimana? kau mau kan? hanya beberapa hari, biarkan Earth menyelidiki kejadian yang menimpa Boss kami, apabila sudah aman dan Boss sudah sadar kau bisa kembali ke keseharian mu." Bujuk dokter Mike sekali lagi.Myli tak menjawab, ia hanya mengangguk perlahan dengan perasaan berat hati."Semoga keputusan ku ini benar-benar bisa membantu ku" Batin Myli.
Ia benar-benar merasa kebingungan, apakah ia harus percaya pada ucapan orang yang baru pertama kali ia temui ini atau tetap bersikeras.Namun ucapan mereka juga menggoyahkan nya, Myli merasa ucapan mereka juga ada benar nya, karena dari tampilan mereka saja mereka terlihat bukan orang biasa seperti Myli.
Dari Mansion, pengawal, pelayan yang begitu banyak dan Dokter pribadi dua orang itu sudah membuat Myli melongo.
Myli merasa, saat melihat mereka seperti ia berada di luar lingkaran kehidupannya.Malam itu, setelah makan malam selesai Myli pergi menemui Bu Maria untuk meminta ijin agar bisa berjalan-jalan dalam mansion.Sangat besar dan luas, mulai dari gaya arsitektur, properti yang di miliki hingga apa saja yang ada di dalam nya membuat Myli melongo dan masih tak percaya ia bisa berada di dalam mansion yang megah tersebut.Langkah demi langkah menggunakan kaki nya yang masih sakit, Myli yang berjalan pincang akhir nya terhenti di depan sebuah pintu yang cukup besar dan megah.Myli menatap kagum dengan apa yang ia lihat di depannya."Waw, ruangan apa ini? kenapa pintu nya saja semegah ini?" Batin Myli.Myli tertarik dengan hanya melihat pintu itu. Ia penasaran, ia ingin mengetahui apa yang ada di dalam nya.Myli melihat sekitarnya, dan itu sangat sepi dan tak ada orang satu pun.Tapi ia tak tau bahwa sudah ada yang memperhatikan nya dari belakang. Saat akan memegang gagang pintu, tiba-tiba ia di kaget kan oleh seseo
Walaupun Bright sudah sadarkan diri, namun Myli masih tak bisa pulang karena malam sudah larut dan juga Bright masih menunggu hasil penyelidikan Earth.Myli kembali ke kamar yang sudah di siapkan oleh Bu Maria. Sedangkan Bright yang seharusnya masih harus beristirahat malah sudah sibuk membolak-balik halaman berkas di ruang kerjanya di temani oleh dokter Mike.Dokter Mike sudah lelah menyuruh Bright untuk beristirahat dan tak usah menghiraukan pekerjaan nya, namun apalah daya karena pada akhirnya Bright tak akan pernah mau mendengar ucapannya.Dari pada berdebat, dokter Mike lebih baik mengawasi nya saja walaupun ia hanya duduk memainkan ponselnya."Kembali ke kamar mu. Kau sangat menggangu di sini." Ucap Bright mencoba mengusir dokter Mike."Bila kau ingin aku kembali ke kamar ku sebaiknya kau juga kembali ke kamar mu untuk beristirahat." Ucap dokter Mike.Bright tak menghiraukan ucapan Mike, ia teap melanjutkan pekerj
Mendengar hal yang di sampaikan sang pelayan, Myli segera mengikuti sang pelayan dan berjalan di belakang nya.Melihat Myli yang pergi dengan tergesa- gesa, membuat Bright juga beranjak mengikuti Myli dan meninggalkan Metta.Nampak jelas di wajah Metta, ia sudah lelah selalu di abaikan oleh Bright.Myli berjalan memasuki kamar yang ia tempati di ikuti oleh Bright di belakang nya."Bu Maria, maaf saya dari taman belakang. Maaf membuat anda menunggu." Ucap Myli menghampiri.Namun pandangan Bu Maria tertuju pada seseorang yang ada di belakang Myli, tapi segera Bright memberikan kode pada Bu Maria agar diam dan jangan sampai Myli tau kalau Bright di belakang nya."Bu Maria?" Panggil Myli karena Bu Maria nampak tak fokus."Oh, benar. Maaf nona Myli, ngomong- ngomong ada perlu apa anda men
"Myli!! Dari mana saja kau beberapa hari ini?" Ucap pak Mus menghampiri saat melihat Myli datang."Pak Mus. Apa yang anda lakukan di sini? bukan kah perjanjiannya lima hari?" Jawab Myli gugup."Aku tau, tapi Boss kami datang lebih cepat dari yang kami perkirakan. Dan sekarang ia berada di kantor memeriksa semua laporan pembayaran."Myli menggenggam tangan nya kuat, ia tau apa yang di maksudkan pak Mus, apabila Myli tidak membayar hutang nya sekarang yang kena impasnya adalah pak Mus dan Josh.Myli tak punya pilihan lain saat ini. Ia harus menemui Louis Alexander dan meminta kerinanan secara langsung."Pak Mus, saya ingin bertemu Tuan Louis Alexander." Pinta Myli."What? Myli. Apa kau serius dengan apa yang kau minta barusan? Dengarkan aku, bukan kah aku dan Josh sudah memberi tau mu bagaimana dan seperti apa orang yang bernama Louis Alexander?" Jawab pak Mus.Sedikit terkejut dengan permintaan Myli, pak Mus nam
Melihat ekspresi yang di tunjukkan Myli, membuat Louis Alexander mundur beberapa langkah dan kemudia tertawa, "Hahahaha. Hey Mus, lihat ekspresi wanita yang kau bawa ini. Aku bahkan tak melakukan apa- apa pada nya tapi dia sudah gemetar ketakutan, bahkan lihat matanya. Hahahahaha, sungguh lucu, mata nya mengeluarkan Air mata." Ucap Louis dengan nada mengejek. "Hey, tenanglah. Aku tak akan berbuat apapun padamu. Aku tak akan pernah tertarik dengan wanita yang berpenampilan seperti dirimu." Louis Alexander tak henti- henti nya menghina penampilan Myli. Bahkan Louis juga terlihat jijik dan benci dengan orang yang ada di hadapan nya sekarang. Myli tak mmbalas ucapan Louis, ia hanya menerima nya namun hati nya sangat sakit sehingga air mata nya mengalir tak tertahankan. Selain hinaan yang d ucapkan Louis, ia juga tak tahan melihat Josh yang tak sadarkn diri. "Tuan Alexander yang terhormat,
Lima belas menit berlalu Myli menangis sambil membersihkan luka Josh, dan Josh tak kunjung sadar.Dan akhirnya pak Mus datang membawa seorang dokter dan segera memeriksa luka- lukaJosh. Untung nya Josh tak mengalami patah tulang. Hanya beebrapa robek di wajah dan lengan sebelah kanannya.Setelah luka- luka Josh di jahit dan mendapatkan penanganan, dokter meresepkan beberapa obat dan segera meninggalkan tempat dengan di antar oleh pak Mus."Aku akan segera kembali. Kau bisa istirahat di kamar Josh. Disana kosong tapi mungkin agak seddikit berantakan." Pesan pak Mus meninggalkan Myli.Myli hanya mengangguk dan tetap berada di samping Josh menunggu nya sadar.Karena kelelahan akhir nya Myli tertidur di samping Josh.Josh akhir nya sadar karena ia merasakan sakit pada lengannya yang terluka.Seteleh melihat sekeliling Josh sekarang tau bahwa ia sudah beraa di Apartemennya, dan di samping nya sudah ada Myli yang duduk sambil tidur
"Hei tuan saya tanya siapa anda?" Tanya Myli sekali lagi, tapi pria itu tak menjawab.Walaupun penglihatannya Rabun, Myli mencoba melihat sekeliling. Setelah sadar kalau dia hanya sendirian bersama pria yang tak ia kenal Myli panik dan segera berdiri.Namun pria yang berada di depannya segera menahan bahu nya, dan membuat Myli kembali duduk. Setelah membuat Myli kembali duduk, pria tersebut ikut duduk di samping Myli tanpa bicara ia hanya menatap tetesan air hujan di samping Myli.Myli takut, namun ia masih bersikap tenang dengan cara bergeser agar tak terlalu dekat dengan pria yang belum ia kenali tersebut karena matanya masih rabun setelah menangis.Malam semakin larut, Bus yang biasanya sudah datang dari tadi namun tak kunjung datang. Hujan mulai reda, dan kini hanya menyisakan hawa dingin.Myli merubah pikirannya untuk menggunakan bus untuk pulang hari ini. Myli segera berdir
Dengan perasaan gugup gadis cantik yang bernama Myli Xandria mulai mempercepat langkah nya menuju parkiran kampus. Seseorang telah menunggu nya, dua orang berpakaian rapih mengenakan jas hitam dan dengan perawakan tinggi besar sedang berdiri menatap langkah mungil Myli mengarah pada mereka."Kenapa lama sekali? kami sudah kepanasan karena menunggumu." Ucap salah satu dari dua orang tersebut."Maaf, kuliah ku baru selesai. Kalian kenapa kemari?" Tanya Myli dengan gugup dan sedikit lelah."Ingat janjimu? bukankah kau harus melunasi nya bulan ini?"Myli melihat sekeliling setelah mendengar ucapan yang di katakan salah seorang dari mereka."Bisa kita bicarakan ini di tempat lain pak Mus?" ucap Myli."Masuk lah, sekalian kita pergi makan.""Makasih, Josh." Ucap Myli pada lelaki yang sedikit lebih muda dan tampan dari pak Mus.Myli memasuki mobil, dan
"Hei tuan saya tanya siapa anda?" Tanya Myli sekali lagi, tapi pria itu tak menjawab.Walaupun penglihatannya Rabun, Myli mencoba melihat sekeliling. Setelah sadar kalau dia hanya sendirian bersama pria yang tak ia kenal Myli panik dan segera berdiri.Namun pria yang berada di depannya segera menahan bahu nya, dan membuat Myli kembali duduk. Setelah membuat Myli kembali duduk, pria tersebut ikut duduk di samping Myli tanpa bicara ia hanya menatap tetesan air hujan di samping Myli.Myli takut, namun ia masih bersikap tenang dengan cara bergeser agar tak terlalu dekat dengan pria yang belum ia kenali tersebut karena matanya masih rabun setelah menangis.Malam semakin larut, Bus yang biasanya sudah datang dari tadi namun tak kunjung datang. Hujan mulai reda, dan kini hanya menyisakan hawa dingin.Myli merubah pikirannya untuk menggunakan bus untuk pulang hari ini. Myli segera berdir
Lima belas menit berlalu Myli menangis sambil membersihkan luka Josh, dan Josh tak kunjung sadar.Dan akhirnya pak Mus datang membawa seorang dokter dan segera memeriksa luka- lukaJosh. Untung nya Josh tak mengalami patah tulang. Hanya beebrapa robek di wajah dan lengan sebelah kanannya.Setelah luka- luka Josh di jahit dan mendapatkan penanganan, dokter meresepkan beberapa obat dan segera meninggalkan tempat dengan di antar oleh pak Mus."Aku akan segera kembali. Kau bisa istirahat di kamar Josh. Disana kosong tapi mungkin agak seddikit berantakan." Pesan pak Mus meninggalkan Myli.Myli hanya mengangguk dan tetap berada di samping Josh menunggu nya sadar.Karena kelelahan akhir nya Myli tertidur di samping Josh.Josh akhir nya sadar karena ia merasakan sakit pada lengannya yang terluka.Seteleh melihat sekeliling Josh sekarang tau bahwa ia sudah beraa di Apartemennya, dan di samping nya sudah ada Myli yang duduk sambil tidur
Melihat ekspresi yang di tunjukkan Myli, membuat Louis Alexander mundur beberapa langkah dan kemudia tertawa, "Hahahaha. Hey Mus, lihat ekspresi wanita yang kau bawa ini. Aku bahkan tak melakukan apa- apa pada nya tapi dia sudah gemetar ketakutan, bahkan lihat matanya. Hahahahaha, sungguh lucu, mata nya mengeluarkan Air mata." Ucap Louis dengan nada mengejek. "Hey, tenanglah. Aku tak akan berbuat apapun padamu. Aku tak akan pernah tertarik dengan wanita yang berpenampilan seperti dirimu." Louis Alexander tak henti- henti nya menghina penampilan Myli. Bahkan Louis juga terlihat jijik dan benci dengan orang yang ada di hadapan nya sekarang. Myli tak mmbalas ucapan Louis, ia hanya menerima nya namun hati nya sangat sakit sehingga air mata nya mengalir tak tertahankan. Selain hinaan yang d ucapkan Louis, ia juga tak tahan melihat Josh yang tak sadarkn diri. "Tuan Alexander yang terhormat,
"Myli!! Dari mana saja kau beberapa hari ini?" Ucap pak Mus menghampiri saat melihat Myli datang."Pak Mus. Apa yang anda lakukan di sini? bukan kah perjanjiannya lima hari?" Jawab Myli gugup."Aku tau, tapi Boss kami datang lebih cepat dari yang kami perkirakan. Dan sekarang ia berada di kantor memeriksa semua laporan pembayaran."Myli menggenggam tangan nya kuat, ia tau apa yang di maksudkan pak Mus, apabila Myli tidak membayar hutang nya sekarang yang kena impasnya adalah pak Mus dan Josh.Myli tak punya pilihan lain saat ini. Ia harus menemui Louis Alexander dan meminta kerinanan secara langsung."Pak Mus, saya ingin bertemu Tuan Louis Alexander." Pinta Myli."What? Myli. Apa kau serius dengan apa yang kau minta barusan? Dengarkan aku, bukan kah aku dan Josh sudah memberi tau mu bagaimana dan seperti apa orang yang bernama Louis Alexander?" Jawab pak Mus.Sedikit terkejut dengan permintaan Myli, pak Mus nam
Mendengar hal yang di sampaikan sang pelayan, Myli segera mengikuti sang pelayan dan berjalan di belakang nya.Melihat Myli yang pergi dengan tergesa- gesa, membuat Bright juga beranjak mengikuti Myli dan meninggalkan Metta.Nampak jelas di wajah Metta, ia sudah lelah selalu di abaikan oleh Bright.Myli berjalan memasuki kamar yang ia tempati di ikuti oleh Bright di belakang nya."Bu Maria, maaf saya dari taman belakang. Maaf membuat anda menunggu." Ucap Myli menghampiri.Namun pandangan Bu Maria tertuju pada seseorang yang ada di belakang Myli, tapi segera Bright memberikan kode pada Bu Maria agar diam dan jangan sampai Myli tau kalau Bright di belakang nya."Bu Maria?" Panggil Myli karena Bu Maria nampak tak fokus."Oh, benar. Maaf nona Myli, ngomong- ngomong ada perlu apa anda men
Walaupun Bright sudah sadarkan diri, namun Myli masih tak bisa pulang karena malam sudah larut dan juga Bright masih menunggu hasil penyelidikan Earth.Myli kembali ke kamar yang sudah di siapkan oleh Bu Maria. Sedangkan Bright yang seharusnya masih harus beristirahat malah sudah sibuk membolak-balik halaman berkas di ruang kerjanya di temani oleh dokter Mike.Dokter Mike sudah lelah menyuruh Bright untuk beristirahat dan tak usah menghiraukan pekerjaan nya, namun apalah daya karena pada akhirnya Bright tak akan pernah mau mendengar ucapannya.Dari pada berdebat, dokter Mike lebih baik mengawasi nya saja walaupun ia hanya duduk memainkan ponselnya."Kembali ke kamar mu. Kau sangat menggangu di sini." Ucap Bright mencoba mengusir dokter Mike."Bila kau ingin aku kembali ke kamar ku sebaiknya kau juga kembali ke kamar mu untuk beristirahat." Ucap dokter Mike.Bright tak menghiraukan ucapan Mike, ia teap melanjutkan pekerj
Malam itu, setelah makan malam selesai Myli pergi menemui Bu Maria untuk meminta ijin agar bisa berjalan-jalan dalam mansion.Sangat besar dan luas, mulai dari gaya arsitektur, properti yang di miliki hingga apa saja yang ada di dalam nya membuat Myli melongo dan masih tak percaya ia bisa berada di dalam mansion yang megah tersebut.Langkah demi langkah menggunakan kaki nya yang masih sakit, Myli yang berjalan pincang akhir nya terhenti di depan sebuah pintu yang cukup besar dan megah.Myli menatap kagum dengan apa yang ia lihat di depannya."Waw, ruangan apa ini? kenapa pintu nya saja semegah ini?" Batin Myli.Myli tertarik dengan hanya melihat pintu itu. Ia penasaran, ia ingin mengetahui apa yang ada di dalam nya.Myli melihat sekitarnya, dan itu sangat sepi dan tak ada orang satu pun.Tapi ia tak tau bahwa sudah ada yang memperhatikan nya dari belakang. Saat akan memegang gagang pintu, tiba-tiba ia di kaget kan oleh seseo
Kepala pelayan yang mendengar pertanyaan Myli dan melihat Myli kebingungan membuatnya tersenyum. "Anda ada di kediaman tuan Bright Myers" ucap sang kepala pelayan dengan senyuman tipis di wajahnya. Myli kebingungan setelah mendengar nama Bright Myers. "Bright Myers? aku rasa aku pernah mendengar nama itu. Nama nya tak asing." Batin Myli. Nada dering telepon Myli memecahkan lamunannya, kini telponnya berdering kembali. Segera ia mengambil handphone nya yang berada di atas nakas dan memeriksa siapa yang menelpon. "Boss?"Dengan raut wajah yang cemas , Myli merasa bimbang untuk mengangkat telpon nya. Melihat raut wajah Myli membuat kepala pelayan penasaran dan bertanya, "Ada apa nona? Siapa yang menelepon Anda?" "Bukan siapa-siapa." Jawab Myli dengan senyum canggung nya. Namun handphone nya tak berhenti berbunyi, dan yang menelepon adalah orang yang sama. "Apa
Myli mulai bergetar, orang yang berada di depannya sudah kehilangan kesadarannya. Myli benar-benar bingung, Myli akhir nya menelpon kembali nomor yang ia telpon sebelumnya. Belum sempat tersambung, tiba-tiba beberapa pria dengan setelan jas hitam dan berbadan tegap mulai datang menghampiri Myli yang masih menekan perut pria tersebut. Lima orang berjas hitam berdiri di depan Myli, salah satu nya nampak seperti pemimpin mereka terlihat tenang menatap Myli, dan orang yang terluka yang di bantu Myli. "Dimana Boss?" Seseorang dengan Jas putih sepertinya dokter menyela barisan pria berjas hitam dan menghampiri Myli. "Haaa, tolong. Darah... Darah nya tak mau berhenti keluar." dengan nada tersedu-sedu Myli berusaha meminta bantuan. "Tenang lah." Ucap pria berjas putih tersebut sambil mencari sesuatu di se