Walaupun Bright sudah sadarkan diri, namun Myli masih tak bisa pulang karena malam sudah larut dan juga Bright masih menunggu hasil penyelidikan Earth.
Myli kembali ke kamar yang sudah di siapkan oleh Bu Maria. Sedangkan Bright yang seharusnya masih harus beristirahat malah sudah sibuk membolak-balik halaman berkas di ruang kerjanya di temani oleh dokter Mike.Dokter Mike sudah lelah menyuruh Bright untuk beristirahat dan tak usah menghiraukan pekerjaan nya, namun apalah daya karena pada akhirnya Bright tak akan pernah mau mendengar ucapannya.Dari pada berdebat, dokter Mike lebih baik mengawasi nya saja walaupun ia hanya duduk memainkan ponselnya."Kembali ke kamar mu. Kau sangat menggangu di sini." Ucap Bright mencoba mengusir dokter Mike."Bila kau ingin aku kembali ke kamar ku sebaiknya kau juga kembali ke kamar mu untuk beristirahat." Ucap dokter Mike.Bright tak menghiraukan ucapan Mike, ia teap melanjutkan pekerjaannya sambil sesekali ia bersandar karena nyeri pada perut nya.
Bright dan dokter Mike sudah kenal mulai dari mereka saat masih kuliah.Walaupun mereka berbeda jurusan namun karena hoby dan minat mereka pada photography mereka akhir nya bertemu di club dan sering hang out bersama.Sedangkan dokter Metta merupakan teman sejurusan dokter Mike, dan mereka juga sering bersama mulai saat itulah dokter Mike memperkenalkan dokter Metta dan Bright.Saat lulus kuliah, Mike dan Metta baru tau bahwa Bright adalah seorang pewaris tunggal keluarga Myers.Hanya dua tahun Mike bekerja di sebuah rumah sakit besar hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengambil tawaran Bright untuk menjadi dokter pribadi nya dan Bright juga mendirikan sebuah klinik untu Mike agar memudahkan Bright saat ada sesuatu terjadi padanya cukup pergi ke klinik Mike.Sedagkan Metta bekerja di sebuah rumah sakit milik keluarga nya. Metta juga merupakan anak Milyuner. Kakeknya merupakan pendiri perusahaan OX-O SOLID yang bergerak di bidang Elektronik.
****
Di lain tempat, Myli gelisah dan tak dapat tidur. Ia gelisah memikirkan cara mendapatkan uang untuk melunasi hutangnya yang masih tersisa dua ratus juta. Sedangkan tegak waktu nya tinggal beberapa hari lagi.
Lamunan Myli terpecah saat ia mendengar suara pintu kamar yang ia tempati terbuka. Myli sudah mematikan lampu kamar nya, ia ragu untuk bangun melihat siapa yang masuk ke kamar yang ia tempati. Langkah kaki semakin mendekat dari arah belakangnya, tak ingin ketahuan bahwa ia masih terjaga Myli segera memjamkan matanya dan berpura- pura tidur.Orang yang masuk dalam ruangan Myli tak lain adalah Bright. Bright memutuskan kembali ke kamarnya dan meninggalkan Mike di ruang kerjanya karena Mike sudah tertidur pulas di sana. Karena ke kamarnya melewati tempat Myli berada, Bright memutuskan untuk masuk dan melihat Myli apaah ia sudah tidur apa belum. Dengan segelas air putih di tangan nya Brightmendekat ke arah tempat tidr Myli dan meletakkan gelas yang berisi air putih tersebut di atas nakas di sebelah tempat tidur Myli.Bright mendekat, dan menarik selimut Myli untuk menutupi badan Myli dan duduk di tempat tidur Myli tepat di belakang Myli.Bright menatap pundak Myli yang membelekangi nya tanpa suara. Setelah beberapa saat, Bright berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan Myli dan kembali ke kamarnya.Myli tak meyadari kepergian Bright karena ia tertidur setelah tak lama ia menutup mata nya.
Malam berlalu dengan di temani awan hitam yang menutup langit dan bintang dan uraian air hujan yang cukup deras membasahi tanah.****Pagi yang dingin mulai merayap, waktu masih menunjukkan pukul Enam. Bright sudah bangun dan sedang berjalan- jalan di taman belakang Mansion untuk menikmati wangi dan indahnya berbagai bunga yang ada di sana.Dan Myli yang tengah mencari bu Maria untuk mengambil handphone nya kembali belum juga menemukan bu Maria.Myli sudah lelah mengelilingi Mansaon yang sanga luas itu hingga akhirnya ia pun sampai di taman belakang Mansion di mana Bright berada.
Myli yang melihat Bright sedang memandang salah satu bunga mawar yang berwarna biru, tertegun sementara waktu melihat Bright yang bersinar di terpa cahaya matahari."Tampan" Batin Myli. Baru saat ini Myli memperhatikan Bright dengan seksama. Bright yang sadar bahwa dia sedang di perhatikan seseorang segara berbalik, dan mendapati Myli sedang menatapnya tak jauh dari tempatnya berdiri.Myli yang merasa malu karena ketahuan menatap seseorang, segera berbalik dengan maksud ingin pergi, namun sayang nya langkah nya kurang cepat oleh Bright yang sudah menggenggam lengannya."Tunggu sebentar." Ucap Bright menahan langkah Myli agar tak pergi."Maaf kan saya Tuan Bright, saya tak bermaksud mengganggu anda. Saya mencari Bu Maria namun tak menemukan nya dan akhirnya saya sampai berada di sini." Jelas Myli dengan rasa gugup yang menyelimuti nya."It's okay" Ucap Bright sambil melepaskan tangan Myli"Kalau begitu saya permisi."Namun saat akan melangkah lagi, tangan Bright lagi-lagi menahannya.
Myli yang kaget tangan nya di tahan oleh Bright lagi, otomatis berbalik dan menatap Bright."Maaf, apa anda bisa melepaskan tangan saya?" Pinta Myli"Ohh, sorry." Ucap Bright dan segera melepaskan Myli."Apa anda butuh sesuatu?" Tanya Myli."Tak ada." Jawab Bright singkat."Oh ya, ada perlu apa kau mencari Bu Maria?" "Saya ingin mengambil handphone saya." Jawab Myli."Kemari lah, tunggu Bu Maria di sini." Bright menarik tangan Myli agar mengikuti nya dan membawanya duduk di bangku di tengah-tengah bunga-bunga yang sedang bermekaran.Myli hanya mengikuti tanpa melawan. Tapi yang membuat Myli merasa sedikit sungkan adalah, karena Bright memegang tangannya."Terimakasih Tuan." Ucap Myli.Bright hanya memberikan Myli sunggingan. "Maaf Tuan Bright, apakah sekarang anda baik-baik saja?" Tanya Myli mencoba membuka pembicaraan.Sambil memegang perut nya, Bright juga mengangkat baju nya memperlihatkan lukanya yang masih tertutup oleh kain kasa."Ini? It's okay. Sekarang sakit nya mulai berkurang." Jawab Bright."Benarkah? Bukan nya beristirahat kau malah ada di sini dengan pakaian sepery itu?" Tiba-tiba suara wanita memecahkan pembicaraan mereka berdua."Selamat pagi dokter Metta." Sapa Myli."Pagi Myli" sapa Metta balik dan berjalan mendekati Bright dan menyelimuti Bright dengan selimut berwarna biru muda."Apa yang kau lakukan di sini? Sepertinya kau terlalu banyak bergerak sebelum waktunya Bright." "Aku sudah baik-baik saja." Jawab Bright."Selalu seperti itu, Mike mengadu padaku katanya kau sibuk bekerja tadi malam.""Dasar tukang ngadu. Berhentilah khawatir, sudah kubilang aku sudah baik-baik saja." Tegas Bright pada Metta.Di tengah perdebatan antar teman tersebut, seorang pelayan laki-laki datang menghampiri Myli dan berbisik padanya seperti ada hal penting di sampaikan pada Myli.Mendengar hal yang di sampaikan sang pelayan, Myli segera mengikuti sang pelayan dan berjalan di belakang nya.Melihat Myli yang pergi dengan tergesa- gesa, membuat Bright juga beranjak mengikuti Myli dan meninggalkan Metta.Nampak jelas di wajah Metta, ia sudah lelah selalu di abaikan oleh Bright.Myli berjalan memasuki kamar yang ia tempati di ikuti oleh Bright di belakang nya."Bu Maria, maaf saya dari taman belakang. Maaf membuat anda menunggu." Ucap Myli menghampiri.Namun pandangan Bu Maria tertuju pada seseorang yang ada di belakang Myli, tapi segera Bright memberikan kode pada Bu Maria agar diam dan jangan sampai Myli tau kalau Bright di belakang nya."Bu Maria?" Panggil Myli karena Bu Maria nampak tak fokus."Oh, benar. Maaf nona Myli, ngomong- ngomong ada perlu apa anda men
"Myli!! Dari mana saja kau beberapa hari ini?" Ucap pak Mus menghampiri saat melihat Myli datang."Pak Mus. Apa yang anda lakukan di sini? bukan kah perjanjiannya lima hari?" Jawab Myli gugup."Aku tau, tapi Boss kami datang lebih cepat dari yang kami perkirakan. Dan sekarang ia berada di kantor memeriksa semua laporan pembayaran."Myli menggenggam tangan nya kuat, ia tau apa yang di maksudkan pak Mus, apabila Myli tidak membayar hutang nya sekarang yang kena impasnya adalah pak Mus dan Josh.Myli tak punya pilihan lain saat ini. Ia harus menemui Louis Alexander dan meminta kerinanan secara langsung."Pak Mus, saya ingin bertemu Tuan Louis Alexander." Pinta Myli."What? Myli. Apa kau serius dengan apa yang kau minta barusan? Dengarkan aku, bukan kah aku dan Josh sudah memberi tau mu bagaimana dan seperti apa orang yang bernama Louis Alexander?" Jawab pak Mus.Sedikit terkejut dengan permintaan Myli, pak Mus nam
Melihat ekspresi yang di tunjukkan Myli, membuat Louis Alexander mundur beberapa langkah dan kemudia tertawa, "Hahahaha. Hey Mus, lihat ekspresi wanita yang kau bawa ini. Aku bahkan tak melakukan apa- apa pada nya tapi dia sudah gemetar ketakutan, bahkan lihat matanya. Hahahahaha, sungguh lucu, mata nya mengeluarkan Air mata." Ucap Louis dengan nada mengejek. "Hey, tenanglah. Aku tak akan berbuat apapun padamu. Aku tak akan pernah tertarik dengan wanita yang berpenampilan seperti dirimu." Louis Alexander tak henti- henti nya menghina penampilan Myli. Bahkan Louis juga terlihat jijik dan benci dengan orang yang ada di hadapan nya sekarang. Myli tak mmbalas ucapan Louis, ia hanya menerima nya namun hati nya sangat sakit sehingga air mata nya mengalir tak tertahankan. Selain hinaan yang d ucapkan Louis, ia juga tak tahan melihat Josh yang tak sadarkn diri. "Tuan Alexander yang terhormat,
Lima belas menit berlalu Myli menangis sambil membersihkan luka Josh, dan Josh tak kunjung sadar.Dan akhirnya pak Mus datang membawa seorang dokter dan segera memeriksa luka- lukaJosh. Untung nya Josh tak mengalami patah tulang. Hanya beebrapa robek di wajah dan lengan sebelah kanannya.Setelah luka- luka Josh di jahit dan mendapatkan penanganan, dokter meresepkan beberapa obat dan segera meninggalkan tempat dengan di antar oleh pak Mus."Aku akan segera kembali. Kau bisa istirahat di kamar Josh. Disana kosong tapi mungkin agak seddikit berantakan." Pesan pak Mus meninggalkan Myli.Myli hanya mengangguk dan tetap berada di samping Josh menunggu nya sadar.Karena kelelahan akhir nya Myli tertidur di samping Josh.Josh akhir nya sadar karena ia merasakan sakit pada lengannya yang terluka.Seteleh melihat sekeliling Josh sekarang tau bahwa ia sudah beraa di Apartemennya, dan di samping nya sudah ada Myli yang duduk sambil tidur
"Hei tuan saya tanya siapa anda?" Tanya Myli sekali lagi, tapi pria itu tak menjawab.Walaupun penglihatannya Rabun, Myli mencoba melihat sekeliling. Setelah sadar kalau dia hanya sendirian bersama pria yang tak ia kenal Myli panik dan segera berdiri.Namun pria yang berada di depannya segera menahan bahu nya, dan membuat Myli kembali duduk. Setelah membuat Myli kembali duduk, pria tersebut ikut duduk di samping Myli tanpa bicara ia hanya menatap tetesan air hujan di samping Myli.Myli takut, namun ia masih bersikap tenang dengan cara bergeser agar tak terlalu dekat dengan pria yang belum ia kenali tersebut karena matanya masih rabun setelah menangis.Malam semakin larut, Bus yang biasanya sudah datang dari tadi namun tak kunjung datang. Hujan mulai reda, dan kini hanya menyisakan hawa dingin.Myli merubah pikirannya untuk menggunakan bus untuk pulang hari ini. Myli segera berdir
Dengan perasaan gugup gadis cantik yang bernama Myli Xandria mulai mempercepat langkah nya menuju parkiran kampus. Seseorang telah menunggu nya, dua orang berpakaian rapih mengenakan jas hitam dan dengan perawakan tinggi besar sedang berdiri menatap langkah mungil Myli mengarah pada mereka."Kenapa lama sekali? kami sudah kepanasan karena menunggumu." Ucap salah satu dari dua orang tersebut."Maaf, kuliah ku baru selesai. Kalian kenapa kemari?" Tanya Myli dengan gugup dan sedikit lelah."Ingat janjimu? bukankah kau harus melunasi nya bulan ini?"Myli melihat sekeliling setelah mendengar ucapan yang di katakan salah seorang dari mereka."Bisa kita bicarakan ini di tempat lain pak Mus?" ucap Myli."Masuk lah, sekalian kita pergi makan.""Makasih, Josh." Ucap Myli pada lelaki yang sedikit lebih muda dan tampan dari pak Mus.Myli memasuki mobil, dan
Myli mulai bergetar, orang yang berada di depannya sudah kehilangan kesadarannya. Myli benar-benar bingung, Myli akhir nya menelpon kembali nomor yang ia telpon sebelumnya. Belum sempat tersambung, tiba-tiba beberapa pria dengan setelan jas hitam dan berbadan tegap mulai datang menghampiri Myli yang masih menekan perut pria tersebut. Lima orang berjas hitam berdiri di depan Myli, salah satu nya nampak seperti pemimpin mereka terlihat tenang menatap Myli, dan orang yang terluka yang di bantu Myli. "Dimana Boss?" Seseorang dengan Jas putih sepertinya dokter menyela barisan pria berjas hitam dan menghampiri Myli. "Haaa, tolong. Darah... Darah nya tak mau berhenti keluar." dengan nada tersedu-sedu Myli berusaha meminta bantuan. "Tenang lah." Ucap pria berjas putih tersebut sambil mencari sesuatu di se
Kepala pelayan yang mendengar pertanyaan Myli dan melihat Myli kebingungan membuatnya tersenyum. "Anda ada di kediaman tuan Bright Myers" ucap sang kepala pelayan dengan senyuman tipis di wajahnya. Myli kebingungan setelah mendengar nama Bright Myers. "Bright Myers? aku rasa aku pernah mendengar nama itu. Nama nya tak asing." Batin Myli. Nada dering telepon Myli memecahkan lamunannya, kini telponnya berdering kembali. Segera ia mengambil handphone nya yang berada di atas nakas dan memeriksa siapa yang menelpon. "Boss?"Dengan raut wajah yang cemas , Myli merasa bimbang untuk mengangkat telpon nya. Melihat raut wajah Myli membuat kepala pelayan penasaran dan bertanya, "Ada apa nona? Siapa yang menelepon Anda?" "Bukan siapa-siapa." Jawab Myli dengan senyum canggung nya. Namun handphone nya tak berhenti berbunyi, dan yang menelepon adalah orang yang sama. "Apa
"Hei tuan saya tanya siapa anda?" Tanya Myli sekali lagi, tapi pria itu tak menjawab.Walaupun penglihatannya Rabun, Myli mencoba melihat sekeliling. Setelah sadar kalau dia hanya sendirian bersama pria yang tak ia kenal Myli panik dan segera berdiri.Namun pria yang berada di depannya segera menahan bahu nya, dan membuat Myli kembali duduk. Setelah membuat Myli kembali duduk, pria tersebut ikut duduk di samping Myli tanpa bicara ia hanya menatap tetesan air hujan di samping Myli.Myli takut, namun ia masih bersikap tenang dengan cara bergeser agar tak terlalu dekat dengan pria yang belum ia kenali tersebut karena matanya masih rabun setelah menangis.Malam semakin larut, Bus yang biasanya sudah datang dari tadi namun tak kunjung datang. Hujan mulai reda, dan kini hanya menyisakan hawa dingin.Myli merubah pikirannya untuk menggunakan bus untuk pulang hari ini. Myli segera berdir
Lima belas menit berlalu Myli menangis sambil membersihkan luka Josh, dan Josh tak kunjung sadar.Dan akhirnya pak Mus datang membawa seorang dokter dan segera memeriksa luka- lukaJosh. Untung nya Josh tak mengalami patah tulang. Hanya beebrapa robek di wajah dan lengan sebelah kanannya.Setelah luka- luka Josh di jahit dan mendapatkan penanganan, dokter meresepkan beberapa obat dan segera meninggalkan tempat dengan di antar oleh pak Mus."Aku akan segera kembali. Kau bisa istirahat di kamar Josh. Disana kosong tapi mungkin agak seddikit berantakan." Pesan pak Mus meninggalkan Myli.Myli hanya mengangguk dan tetap berada di samping Josh menunggu nya sadar.Karena kelelahan akhir nya Myli tertidur di samping Josh.Josh akhir nya sadar karena ia merasakan sakit pada lengannya yang terluka.Seteleh melihat sekeliling Josh sekarang tau bahwa ia sudah beraa di Apartemennya, dan di samping nya sudah ada Myli yang duduk sambil tidur
Melihat ekspresi yang di tunjukkan Myli, membuat Louis Alexander mundur beberapa langkah dan kemudia tertawa, "Hahahaha. Hey Mus, lihat ekspresi wanita yang kau bawa ini. Aku bahkan tak melakukan apa- apa pada nya tapi dia sudah gemetar ketakutan, bahkan lihat matanya. Hahahahaha, sungguh lucu, mata nya mengeluarkan Air mata." Ucap Louis dengan nada mengejek. "Hey, tenanglah. Aku tak akan berbuat apapun padamu. Aku tak akan pernah tertarik dengan wanita yang berpenampilan seperti dirimu." Louis Alexander tak henti- henti nya menghina penampilan Myli. Bahkan Louis juga terlihat jijik dan benci dengan orang yang ada di hadapan nya sekarang. Myli tak mmbalas ucapan Louis, ia hanya menerima nya namun hati nya sangat sakit sehingga air mata nya mengalir tak tertahankan. Selain hinaan yang d ucapkan Louis, ia juga tak tahan melihat Josh yang tak sadarkn diri. "Tuan Alexander yang terhormat,
"Myli!! Dari mana saja kau beberapa hari ini?" Ucap pak Mus menghampiri saat melihat Myli datang."Pak Mus. Apa yang anda lakukan di sini? bukan kah perjanjiannya lima hari?" Jawab Myli gugup."Aku tau, tapi Boss kami datang lebih cepat dari yang kami perkirakan. Dan sekarang ia berada di kantor memeriksa semua laporan pembayaran."Myli menggenggam tangan nya kuat, ia tau apa yang di maksudkan pak Mus, apabila Myli tidak membayar hutang nya sekarang yang kena impasnya adalah pak Mus dan Josh.Myli tak punya pilihan lain saat ini. Ia harus menemui Louis Alexander dan meminta kerinanan secara langsung."Pak Mus, saya ingin bertemu Tuan Louis Alexander." Pinta Myli."What? Myli. Apa kau serius dengan apa yang kau minta barusan? Dengarkan aku, bukan kah aku dan Josh sudah memberi tau mu bagaimana dan seperti apa orang yang bernama Louis Alexander?" Jawab pak Mus.Sedikit terkejut dengan permintaan Myli, pak Mus nam
Mendengar hal yang di sampaikan sang pelayan, Myli segera mengikuti sang pelayan dan berjalan di belakang nya.Melihat Myli yang pergi dengan tergesa- gesa, membuat Bright juga beranjak mengikuti Myli dan meninggalkan Metta.Nampak jelas di wajah Metta, ia sudah lelah selalu di abaikan oleh Bright.Myli berjalan memasuki kamar yang ia tempati di ikuti oleh Bright di belakang nya."Bu Maria, maaf saya dari taman belakang. Maaf membuat anda menunggu." Ucap Myli menghampiri.Namun pandangan Bu Maria tertuju pada seseorang yang ada di belakang Myli, tapi segera Bright memberikan kode pada Bu Maria agar diam dan jangan sampai Myli tau kalau Bright di belakang nya."Bu Maria?" Panggil Myli karena Bu Maria nampak tak fokus."Oh, benar. Maaf nona Myli, ngomong- ngomong ada perlu apa anda men
Walaupun Bright sudah sadarkan diri, namun Myli masih tak bisa pulang karena malam sudah larut dan juga Bright masih menunggu hasil penyelidikan Earth.Myli kembali ke kamar yang sudah di siapkan oleh Bu Maria. Sedangkan Bright yang seharusnya masih harus beristirahat malah sudah sibuk membolak-balik halaman berkas di ruang kerjanya di temani oleh dokter Mike.Dokter Mike sudah lelah menyuruh Bright untuk beristirahat dan tak usah menghiraukan pekerjaan nya, namun apalah daya karena pada akhirnya Bright tak akan pernah mau mendengar ucapannya.Dari pada berdebat, dokter Mike lebih baik mengawasi nya saja walaupun ia hanya duduk memainkan ponselnya."Kembali ke kamar mu. Kau sangat menggangu di sini." Ucap Bright mencoba mengusir dokter Mike."Bila kau ingin aku kembali ke kamar ku sebaiknya kau juga kembali ke kamar mu untuk beristirahat." Ucap dokter Mike.Bright tak menghiraukan ucapan Mike, ia teap melanjutkan pekerj
Malam itu, setelah makan malam selesai Myli pergi menemui Bu Maria untuk meminta ijin agar bisa berjalan-jalan dalam mansion.Sangat besar dan luas, mulai dari gaya arsitektur, properti yang di miliki hingga apa saja yang ada di dalam nya membuat Myli melongo dan masih tak percaya ia bisa berada di dalam mansion yang megah tersebut.Langkah demi langkah menggunakan kaki nya yang masih sakit, Myli yang berjalan pincang akhir nya terhenti di depan sebuah pintu yang cukup besar dan megah.Myli menatap kagum dengan apa yang ia lihat di depannya."Waw, ruangan apa ini? kenapa pintu nya saja semegah ini?" Batin Myli.Myli tertarik dengan hanya melihat pintu itu. Ia penasaran, ia ingin mengetahui apa yang ada di dalam nya.Myli melihat sekitarnya, dan itu sangat sepi dan tak ada orang satu pun.Tapi ia tak tau bahwa sudah ada yang memperhatikan nya dari belakang. Saat akan memegang gagang pintu, tiba-tiba ia di kaget kan oleh seseo
Kepala pelayan yang mendengar pertanyaan Myli dan melihat Myli kebingungan membuatnya tersenyum. "Anda ada di kediaman tuan Bright Myers" ucap sang kepala pelayan dengan senyuman tipis di wajahnya. Myli kebingungan setelah mendengar nama Bright Myers. "Bright Myers? aku rasa aku pernah mendengar nama itu. Nama nya tak asing." Batin Myli. Nada dering telepon Myli memecahkan lamunannya, kini telponnya berdering kembali. Segera ia mengambil handphone nya yang berada di atas nakas dan memeriksa siapa yang menelpon. "Boss?"Dengan raut wajah yang cemas , Myli merasa bimbang untuk mengangkat telpon nya. Melihat raut wajah Myli membuat kepala pelayan penasaran dan bertanya, "Ada apa nona? Siapa yang menelepon Anda?" "Bukan siapa-siapa." Jawab Myli dengan senyum canggung nya. Namun handphone nya tak berhenti berbunyi, dan yang menelepon adalah orang yang sama. "Apa
Myli mulai bergetar, orang yang berada di depannya sudah kehilangan kesadarannya. Myli benar-benar bingung, Myli akhir nya menelpon kembali nomor yang ia telpon sebelumnya. Belum sempat tersambung, tiba-tiba beberapa pria dengan setelan jas hitam dan berbadan tegap mulai datang menghampiri Myli yang masih menekan perut pria tersebut. Lima orang berjas hitam berdiri di depan Myli, salah satu nya nampak seperti pemimpin mereka terlihat tenang menatap Myli, dan orang yang terluka yang di bantu Myli. "Dimana Boss?" Seseorang dengan Jas putih sepertinya dokter menyela barisan pria berjas hitam dan menghampiri Myli. "Haaa, tolong. Darah... Darah nya tak mau berhenti keluar." dengan nada tersedu-sedu Myli berusaha meminta bantuan. "Tenang lah." Ucap pria berjas putih tersebut sambil mencari sesuatu di se