Share

24. Sandal dan Kelemahan

Mentari kembali menyapa langit kota Jakarta. Cahayanya menerobos masuk ke celah-celah gorden berwarna kuning keemasan. Sang penunggu kamar pun menggeliatkan tubuhnya. Bangun sembari mengucek kedua kelopak matanya.

Pria itu sudah kembali ke tubuh aslinya. Merasa senang karena jiwanya sudah tak berada di tubuh Zinnia. Hari itu hari Sabtu, jadi Rey menghabiskan waktunya di rumah. Ponselnya pun tiba-tiba berdering.

"Assalamu'alaikum," sapa Rey pada orang yang menghubunginya.

"Wa'alaikumussalam, Rey. Nanti sore kamu harus pulang ke rumah! Chandra sudah memberitahumu tapi kamu malah tak mengindahkannya. Ini perintah Mamah jadi kamu harus pulang sore ini!" ujar wanita yang merupakan ibu kandung dari sang direktur.

"Iya, Mah. Nanti sore Rey pulang ke rumah." Pria itu menjawab sembari membayangkan wajah sang adik yang mengadukannya pada sang ibu.

"Bagus. Pokoknya harus pulang. Ada yang mau Mamah omongin sama kamu," tutur sang ibu.

"Iya, Mah. Iy

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status