Sesuai dengan ucapan Eiji, Boffius dan Sina menunjukan jalan ke dungeon tersembunyi tersebut. Melalui belakang desa, mereka mengambil rute paling aman untuk menghindari para monster yang masih berkeliaran di hutan dan menjaga dungeon tersebut.
Di belakang rumah yang tak lagi terpakai, mereka bersembunyi di belakangnya untuk melihat ke dalam hutan yang lebat itu.
Boffius menunjuk ke arah dalam di mana terdapat banyak sekali ogre, goblin, slime raksasa di sana.
“Ada di dalam hutan sana” ucap Boffius
Melihat banyaknya monster yang berlalu lalang dalam hutan itu benar-benar membuat kesempatan untuk menerobos masuk cukup kecil. Terlebih lagi, mereka bertiga sama rata level 7 dan belum mempunyai perlengkapan untuk bertarung.
“Ogre… Goblin dan Slime ya….” gumam Eiji
“Astaga, banyak sekali!” teriak Jirou
Teriakannya saat itu membuat salah satu goblin menoleh ke arah mereka. Namun, dengan cepat Eiji segera menutup mulut Jirou dan menariknya untuk bersembunyi di belakang rumah.
*BRUK*
“GMMHHH!!” erang Jirou
“Hei, kau mau membuat kita jadi santapan ogre?!” gerutu Eiji
Ogre yang tak mendapatkan apapun pun segera berjalan seolah sedang berpatroli. Ketika melihat hal tersebut, mereka mulai bisa menghela nafas lega karena tak ketahuan begitu awal.
Namun, Eiji saat itu cukup kesal terhadap mulut Jirou yang besar.
“Sekali lagi kau teriak seperti itu, aku akan buat kau menerima penalty kematian!” ancam Eiji
“baiklah, baiklah. Itu hanya refleks kok….” sahut Jirou
“Kau ini-!” gerutu Eiji
Di sisi lain, Satsuki saat itu menghiraukan mereka berdua dan terfokus terhadap Boffius dan Sina yang cukup keTakutan.
“Tuan Boffius? Sina?” gumam Satsuki
“Ma-maafkan kami. Tetapi, setiap kali melihat para monster itu, yang ada di kepala kami hanyalah ingatan mengerikan itu!” ucap Boffius
Di sisi lain, Satsuki melirik ke arah Sina yang sudah berkaca-kaca dan meringkuk keTakutan sembari memegang kalungnya yang berukir setengah hati yang telah menyatu menjadi satu.
Dan di tengah keTakutan layaknya trauma yang tak kunjung berhenti, Sina tiba-tiba mengucapkan sebuah kata….
“Kakak!” gumam Sina
Satu kata tersebut membuat Satsuki tertegun diam dengan kedua matanya yang melebar. Pandangan mata yang mulai berkaca-kaca saat itu menunjukan perasaan sedih yang sama padanya.
Bagaimana tidak? Karena ingatan yang kelam saat itu muncul kembali dalam kepala Satsuki. Ingatan kakaknya yang dahulu pernah menyelamatkannya saat kecil dari tertabrak sebuah mobil.
Kehilangan seorang kakak, adalah suatu hal yang dapat di rasakan begitu dalam oleh Satsuki ketika melihat Sina yang sangat bergemetar akan rasa Takut.
Bahkan Eiji dan Jirou saat itu dapat mengetahui jelas perasaan Satsuki yang tiba-tiba saja menunduk diam ketika mendengar hal tersebut.
Saat air mata hampir menetes turun, Eiji menempatkan tangannya dengan lembut di kepala Satsuki.
*PUK*
“Tenang saja. Kita akan merebut hutan ini kembali!” ucap Eiji
Satsuki sontak menoleh ke samping dan melihat ke arah Eiji dengan matanya yang berkaca-kaca. Melihat harapan dari Eiji saat itu benar-benar membuatnya kembali tenang dan mengusap air mata yang ingin turun.
“Ya, pasti!” sahut Satsuki yang sudah tersenyum lagi
Melihat Satsuki yang sudah kembali tenang pun membuat Eiji semakin mempunyai alasan untuk menaklukan hutan dan dungeon misterius tersebut.
“Tuan Boffius, Sina. Kalian berdua kembalilah ke desa, misi ini akan kami terima dan pasti akan kami selesaikan!” ucap Eiji
“Be-benarkah?! Terima kasih, terima kasih petualang!” ucap Boffius
“Ya. Tunggulah kabar baik ketika kami kembali ke desa” sahut Eiji
“Terima kasih! Terima kasih, semoga beruntung untuk kalian semua! Dan kumohon kembalilah dengan selamat!” mohon Boffius
Dengan senyuman tipis yang meyakinkan dari Eiji, Boffius dan Sina pun kembali ke desa agar terhindar dari agresifnya monster yang ada di dalam hutan.
Sedangkan Eiji yang tersisa dengan Satsuki dan Jirou pun mulai menyusun rencana.
* * * * *
Hutan yang lebat dan penuh pohon tinggi di mana-mana. Semak-semak yang tebal membuat gusaran dari setiap gerakan yang di lalui, bahkan hembusan angin sejuk dapat terdengar dan terdeteksi dengan jelas oleh indera para monster tersebut.
Ogre, Goblin dan Slime. Tiga tipe monster yang terus menerus berkeliling di hutan tersebut seolah menjaga teritori mereka.
Dan ketika salah satu ogre sedang menatap ke arah rumah kosong di mana Eiji sebelumnya berada, tiba-tiba saja tepat dari semak-semak di depannya muncul Eiji dengan lengan yang sudah di kepal erat.
*SRAK*
“Jatuhlah kau!” teriak Eiji
*BUAAKK*
Hantaman keras di bagian dagu itu membuat Ogre sedikit terpental ke atas dan mundur hingga terkapar di tanah.
*BRUAAKK*
“GRRHHH!!” erang Ogre tersebut
Melihat ogre yang hanya terhempas mundur dan sebuah panel bar HP nya yang berkurang sedikit itu menunjukan bahwa Eiji tidak membunuhnya dengan sekali serang.
Sedangkan, suara keras dari terjatuhnya ogre sebesar tiga meter itu, tentu saja membuat dua ogre lainnya, serta Slime dan Goblin lainnya menyadari hal tersebut.
“KAKAKAKAKA!” suara goblin yang menemukan Eiji menghantam Ogre
“Mulai lah serangan kerumunan kalian ya! Majulah, walaupun menguras tenaga, tetapi lawan monster seperti kalian sebanyak apapun, aku bisa meladeni kalian semua sekaligus!” teriak Eiji
Para slime yang mulai menembakkan cairan mereka, serta goblin menggunakan anak panah tak membuat Eiji gentar untuk melesat dan menghindari setiap serangan tersebut.
*WUSH WUSH*
Eiji yang merunduk dari setiap serangan tersebut pun menyelengkat goblin yang berada di garis depan.
*ZRAK*
“HYAH!” teriak Eiji yang kembali berdiri pada dua kakinya dan menendang mundur para goblin hingga menabrak Slime di belakangnya
*DUAAKK*
*BRUKK*
“KAAAKKK!!” erang para goblin
Sisa-sisa dari para goblin dan slime yang mengepung Eiji pun mulai maju secara bersamaan untuk menyerangnya.
Namun, Eiji saat itu tidak menganggap dirinya sedang berada dalam situasi berbahaya.
Para goblin dan slime yang datang maju berulang kali saat dia hajar berulang kali hingga bar HP mereka merah hancur dan mati layaknya partikel yang meledak.
*BUAK BUG BUK*
*DUAAK*
Bahkan di tengah Eiji sedang melempar pukulan dan tendangannya, banyak dari goblin dan slime yang telah jatuh mati di tangannya. Sehingga, muncul panel notifikasi tepat di depan matanya yang menunjukan dirinya naik level.
*TING*
[LEVEL UP!]
[ Nama : Eiji ]
[ Level : 13 ]
[ EXP : 123/2500 ][ Class : Fighter ]
[ HP : 1390/1500 ]
[ MP : 350/350 ][ ATK : 136 ][ DEF : 106 ][ Skill : - Tectonic Shift ( Cost MP : -125) ]
“Uwa! Naik level!” ucap Eiji
Para goblin dan slime yang telah dia habisi saat itu pun membuatnya naik level secara signifikan. Dan di antara kenaikan stats yang dia dapatkankan, salah satu notifikasi yang membuatnya cukup tertarik adalah skill baru yang dia dapatkan, yaitu Tectonic Shift.
“Level baru, skill baru! Saatnya uji coba di mulai!” gumam Eiji sembari berbalik badan dimana para goblin dan slime lainnya datang
Dia membuka telapak tangannya dan menghantam tanah dengan kelima jari yang menusuk ke dalam tanah.
*BUAK*
*GRAK*
“Tectonic Shift”
Eiji memutar tangannya dan membuat tanah yang di pijak oleh para goblin dan slime yang menuju ke arahnya terputar hingga hancur dan retak.
*GRAK GRAK GRAK*
“KAAAAKK!!” teriak Goblin yang terjatuh dan terhimpit ke dalam retakan tanah tersebut
“HYAAHH!!” teriak Eiji yang kembali memutar rotasi lengannya ke arah awal
Dengan begitu, tanah yang sebelumnya dia hancurkan untuk menjerat para goblin dan slime langsung tertutup dan menjepit mereka hingga hancur berkeping-keping.
*BRAAK*
*CRATT CRATT*
Cipratan dari darah para goblin dan slime yang keluar saat itu benar-benar brutal dan jumlah mereka sangatlah banyak. Namun, Eiji lebih terkejut dengan skill yang dia dapatkan saat itu cukuplah berguna dan hebat.
“UWA!! Keren sekali!” teriak Eiji
“GRAAA!!”
Raungan dua ogre yang muncul tepat di belakangnya sudah memegang sebuah batang kayu pemukul raksasa. Keduanya ingin mengayunkannya untuk menghajar Eiji yang sedang lengah.
“Cih! Satsuki, Jirou!” teriak Eiji
Tepat pada teriakannya itu, mereka berdua muncul tepat di belakang kedua ogre dengan pedang yang sudah siap untuk di ayunkan.
“Santapan EXP!” teriak Jirou dengan girang
Keduanya mengayunkan pedang mereka dan memotong bagian belakang pergelangan kaki para ogre.
*ZRAT ZRAT*
“GRAA!” raung para ogre yang kesakitan dan kehilangan keseimbangan untuk berpijak
Keduanya pun terhantam satu sama lain dan terjatuh tak berdaya dengan kaki yang tidak dapat menopang lagi.
*BRUK*
Ketika para ogre telah terkapar tak berdaya dan meronta tak berguna, Satsuki dan Jirou berdiri tepat di atas tubuh mereka dengan pedang yang memiliki bercak darah mereka.
“Hehe! Walaupun tubuh kalian besar, level kesulitan kalian tinggi, tetap sama monster hanyalah santapan EXP!” ucap Jirou
“GRAAA!!” raung ogre tersebut
Seluruh monster yang tersebar di dalam hutan Aria saat itu sudah di lenyapkan sepenuhnya oleh mereka bertiga. Dengan membunuh ogre, exp yang mereka dapatkan pun meloncat lumayan tinggi karena memiliki tingkat kesulitan D Class sebagai monster. *TING* [LEVEL UP!] [ Nama : Jirou ] [ Level : 14 ][ EXP : 123/3000 ] [ Class : Swordsman ] [ HP : 1440/1440 ][ MP : 400/400 ][ ATK : 156 ][ DEF : 110 ] [ Skill : - Wing blade ( MP - 100) ] Jirou yang melihat statusnya meningkat saat itu di buat terkejut dengan munculnya sebuah skill baru di hadapannya. “WAH! Aku mendapatkan skill! Wing… blade. Apa itu? Kedengarannya keren sekali! Hei, Satsuki kau bagaimana?” ucap Jirou sembari menoleh ke arah Satsuki di belakang Di sana, Satsuki sedang membuka statusnya yang tak terlalu beda jauh dengan Jirou karena memiliki class yang sama. Namun, dalam bagian Skillnya terdapat tulisan yang berbeda. [ Skill
Mereka bertiga sontak berlari secepat mungkin menghampiri lawan Minotaur mereka. Minotaur yang berdiri di depan Eiji saat itu mengayunkan pemukul kayunya dengan kuat dan cepat dari atas. *WUUSH* Eiji segera melompat ke samping dan menghindari pukulan telak tersebut. *BRUAAKK* “Cih! Daya hancur dan ukurannya sama-sama besarnya ya.Tetapi-!” gumam Eiji Dia memukul tanah dengan telapak tangannya dan mulai memutarnya. *GRAK* “Tectonic Shift” Sihir pergeseran tanah saat itu di gunakan kembali oleh Eiji dan membuat tanah yang di pijak oleh Minotaur tersebut bergeser dan menjebaknya. *GRAK GRAK* “RGHH!” erang Minotaur tersebut Eiji yang mendorong tubuhnya dengan kedua kakinya saat itu melesat dengan cepat hingga berada tepat di hadapan Minotaur tersebut. Ayunan dari tinjunya yang tiada ampun saat itu menghantam wajah Minotaur dengan keras. *BUAAKK* Pukulan keras yan
Hantaman keras dari Minotaur di ayunkan hingga ke tempat di mana Eiji berdiri. Tanah yang hancur ke mana-mana, bahkan dinding menjadi retak bersamaan. *KRAK KRAK* Satsuki dan Jirou yang melihat debu tebal menutupi satu ruangan dungeon, di baliknya terdapat bayangan akan pemukul kayu yang sudah terlihat seperti menghantam habis Eiji di bawahnya. Namun, ketika debu tebal tersebut menghilang, medan pertempuran yang terjadi antara Minotaur saat itu cukup mengejutkan. Eiji yang berada tepat di bawah kayu pemukul itu pun menyeringai lebar sembari menahannya tanpa mengurangi satu batang HP pun. “Heh! Ini akan menjadi tes subjek yang bagus!” ucap Eiji Eiji mendorong kuat kedua lengan yang menahan kayu tersebut hingga menghancurkannya menjadi dua. *BRAAKKK* Dia melompat dari celah terbelahnya kayu tersebut, dan menghantam keras wajah Minotaur. *BUAAKK* “ARGGHHH!!” Pukulan keras dari Eiji saat itu bahkan menghancu
Pandangan mata yang di penuhi gelap gulita. Tak ada satupun cahaya yang masuk ke dalam dan menerangi sekitarnya. Hanya suara ribuan orang yang berteriak meminta tolong selalu berputar di dalam kepalanya. “Tolong!” “Kumohon, lepaskan aku!” “Anakku!” “TIDAAKK!!” Suara teriakan terakhir saat itu benar-benar membuatnya terkejut. Bahkan mimpi buruk tersebut pun langsung berakhir dengan kondisi Eiji yang bangun dengan keringat dingin di atas ranjang. Wajah tegang dengan kedua mata dan mulut terbuka lebar. Nafas yang tak beraturan dan lengan yang memegang selimut begitu erat. “Haah… haahh….” “Apa itu… barusan…? Mimpi? Tidak… itu terasa… begitu nyata….” gumam Eiji Eiji yang penuh dengan rasa panik mendapatkan entah mimpi buruk ataupun kenyataan itu, tiba-tiba saja menyadari akan sekitarnya. Dia berada di atas ranjang yang cukup empuk, ruangan yang tertata rapih dimana itu merupakan sebuah rumah yang berada di dala
“Hei… hei hei hei! Kenapa jadi seperti ini?! Beberapa menit yang lalu masih bisa log out! Kenapa sekarang-!” gerutu Jirou “Tenanglah Jirou! Kemungkinan, ini hanya kesalahan sistem dalam game. Jika kita memberikan feedback, mungkin saja perusahaan game, Suei Cooperation akan mencarikan jalan keluar untuk kita” ucap Eiji Mendengar ucapan Eiji pun berhasil untuk membuat Jirou kembali tenang secara perlahan. Mereka bertiga pun mulai berusaha untuk tenang dan memikirkannya secara perlahan. ** “Sialan! Kenapa kejadian terjebak dalam game harus terkena pada kita?!” gerutu Jirou “Hari memang tidak menentu kapan kau beruntung dan sial ya….” gumam Eiji Eiji yang sedang bergumam diri sebelumnya pun terlihat seperti sedang berpikir keras akan suatu hal. Di sisi lain, Satsuki yang sedang mengetik laporan feedback untuk meminta bantuan developer. Ketika dia selesai…. “Aku sudah mengirimkan feedback. Kemungkinan beberapa jam lagi akan
Eiji dengan cepat langsung menahan pergelangan tangan orang tersebut dan menghentikan tajamnya belati itu tepat setelah menggores sedikit wajahnya.*DUK**ZRAT*“Urgh!” erang EijiEiji merasakan betapa kuatnya perempuan itu terus mendorong dan meronta. Namun, kekuatan Eiji masih sanggup untuk menahan tangannya agar tak bergerak kemanapun.Tepat di depan mata satu sama lain, Eiji melihat tudung kepala orang tersebut yang menutupi wajahnya dan hanya memperlihatkan sebagian dari bibirnya yang tipis.Di sisi lain, Satsuki yang berada di samping Eiji pun sontak melesat dan mengayunkan pedangnya ke arah orang bertudung itu.*WUSH*Orang tersebut sadar akan pergerakan Satsuki yang datang menyerang secara diam-diam. Dia pun memutar pergelangannya dan melepaskan diri dari Eiji dengan mendorong tubuhnya menggunakan dada Eiji sebagai pijakan.*DUK*“Ugh!” erang EijiDia melompat mundur dan berp
Ucapan dari Suei benar-benar membuat 49 player yang yang tersisa di sana pun tertegun diam akan rasa Takut dan kebingungan. Ancaman yang dia berikan benar-benar nyata dan di contohkan tepat di depan mata. Suara protes dari puluhan player itu langsung senyap dan tak lagi ada yang berani menentangnya.“Nah, begini lebih baik. Tidak ada yang menetang lagi, jadi aku bisa melanjutkan penjelasanku”“Seperti yang kubilang sebelumnya, kalian tidak memiliki jalan keluar untuk kembali ke dunia nyata. Biar aku perbaiki kalimatku. Kalian, BELUM memiliki jalan keluar untuk kembali ke dunia nyata”Suei memutar balikkan kata-katanya agar memberikan secerah harapan bagi para player yang terjebak bisa lebih hidup dan berusaha untuk bertahan.“Belum?” gumam Eiji“Benar, belum! 49 dari 50 player yang ada di sini, terpilih secara langsung olehku untuk mengikuti sebuah event khusus, yaitu Linked Tournament” ucap Sue
Setelah mendengar hal tersebut langsung dari mulut Suei pun benar-benar membuat skenario terburuk yang Eiji pikirkan menjadi kenyataan.Dia semakin menggertakan giginya dengan keras setelah tahu bahwa turnamen tersebut sama saja bertaruh dengan nyawa manusia.“Apa tujuanmu melakukan ini semua?! Kenapa kau melibatkan begitu banyak nyawa manusia demi hal ini?!”“Kau menganggap nyawa manusia itu apa?!”Dari tersenyum tipis dan wajah yang renggang penuh aura ramah, berubah menjadi tatapan rajam penuh dengan ancaman yang menyirat langsung hingga membuat Eiji tertegun.“Hati-hati dengan pertanyaanmu, Nakagawa. Kau tidak memiliki hak untuk bertanya apapun padaku. Yang kau perlu lakukan saat ini hanyalah bertarung jika masih ingin hidup”“Dan ketika kau lah yang paling terakhir bertahan, jawaban itu akan kuberikan padamu!”Eiji tertegun diam dan tidak bisa melakukan apapun. Saat ini dia hanyalah
Eiji yang masih merasakan hawa mencekam dan teror itu, terus-terusan berpikir terhadap makhluk yang berada di balik portal. Wajah dengan bayangan hitam yang menyeringai lebar, cakar hitam yang besar nan tajam seolah telah berpengalaman merenggut banyak nyawa dapat terasa dari dekat.“Makhluk apa itu?”“Untuk sesaat… kepalaku… di penuhi halusinasi kematian!”Di kala dirinya sedang kebingungan, tiba-tiba saja terdengar suara Satsuki dan Jirou yang berteriak memanggil namanya dari belakang.“Eiji!”Kedua temannya segera menghampiri Eiji yang terlihat begitu kelelahan. Mereka berdua yang sebelumnya bertarung menghabisi monster di sisi lain desa, sedikit kebingungan melihat kondisi Eiji.“Eiji, kau tidak apa?!” tanya Satsuki“Ya... bagaimana dengan kalian?” sahut Eiji“Semua monster itu sudah di bersihkan. Walaupun mereka memberikan exp yang banyak, teta
Eiji masih terdiam dan terkejut terhadap tajamnya pemikiran Satsuki yang membuatnya bertanya seperti itu. Perasaan Takut dan khawatir mulai membesar hingga membuat Eiji menelan salivanya sendiri untuk berusaha menenangkan dirinya.Tatapan mata Satsuki yang penuh dengan makna itu haus akan jawaban, sekaligus menyiratkan perasaan sedih di dalamnya.Kebenaran membuat mulut Eiji mulai bergerak dengan sendirinya. Hati yang berkata untuk tidak mengkhianati kepercayaan kedua temannya, membuat dia ingin membuka mulut.“Aku-!”Satu kata yang dia keluarkan saat itu kembali terhenti seperti sebelumnya. Karena, sebuah ledakan terjadi jauh di belakangnya. Suara dari dentuman ledakan yang cukup keras itu masuk ke dalam telinga dan terasa dampaknya hingga ke arah Eiji dan membuat Jirou sontak terbangun.DUAR!“A-apa itu?!” ucap Eiji yang sontak menoleh ke belakangDi sisi lain, Satsuki sontak melihat ke arah yang sama dan men
Sesuai dengan ucapan Eiji, dia bersama Satsuki dan Jirou pun pergi meninggalkan kota Genbukai untuk melanjutkan perjalanan. Demi menjadi lebih kuat, Eiji di beritahu oleh Genbu, bahwa dirinya memiliki koneksi dengan keempat dewa penjaga mata angin.Oleh karena itu, dia harus bertemu dengan masing-masing dewa untuk memperkuat dirinya dengan latihan dan mendapatkan kepercayaan dari mereka.Tidak ada satupun orang yang masih mengetahui niat asli Eiji. Bahkan Satsuki dan Jirou hanya menganggap Eiji ingin menjadi lebih kuat demi memenangkan Linked Tournament dan mendapatkan hadiah besar dari Suei.Namun, yang Eiji inginkan lebih dari itu. Hal yang tidak bisa di gantikan dengan sebuah uang, yaitu nyawa. Puluhan player yang terjebak di dalam Linked Evolution dan terlibat dengan Linked Tournament, dia ingin berusaha memenangkan turnamen agar tidak ada yang terbunuh secara nyata di dalam game tersebut.**Hari yang panas dan matahari yang bersinar terik di
Eiji yang melihat tubuh partikel dari Shinha yang memecah dan membaur dengan udara, menggertakan gigi dan mengepal erat tangannya penuh amarah.Bagaimana tidak? Seorang remaja berumur 17 tahun dan belum lama menduduki bangku SMA kelas dua. Kini, dia terjebak di sebuah death game dan telah merenggut nyawa orang yang tidak bersalah.Shinha terlihat jelas bahwa dia bertarung demi mempertahankan hidupnya, dan dia tidak mempunyai pilihan lain. Begitu juga dengan Eiji sendiri. Tidak ada kemunafikan di dalamnya, mereka sebagai manusia pasti akan memiliki insting untuk bertahan hidup.Oleh karena itu lah, Eiji sangat membenci Suei dan Linked Evolution yang telah menjebaknya.“Lagi-lagi… aku membunuh seseorang!”Dirinya terjatuh di kedua lutut yang menopang tubuhnya. Eiji melihat kedua telapak tangannya yang sudah merenggut nyawa seseorang.Penyesalan dan amarah. Dua kata itulah yang dapat mendeskripsikan perasaan Eiji saat i
Eiji terkejut ketika mendengar ucapan Shinha. Di suruhnya untuk menyerah? Apa maksud Shinha saat itu? Wajah Eiji tertegun heran dan menatap ke arah Shinha penuh kebingungan.“A-apa maksudmu?”Namun, Shinha sendiri terlihat bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Dia kembali menegaskan kalimatnya kepada Eiji.“Menyerahlah. Kau tidak ingin ada pertumpahan darah bukan?”“Tu-tunggu. Kenapa….”“Jika kau tidak ingin menyerah, maka tidak ada gunanya untuk berdiskusi. Aku tidak bisa mempercayai ucapanmu itu”“Kenapa?! Aku mengatakan yang sejujurnya! Aku tidak ingin orang-orang mati karena turnamen dan jebakan Suei ini!”Eiji semakin bingung dengan ucapan Shinha. Dia mencoba untuk menghindari pertarungan dan korban jiwa di dalam game tersebut. Namun, berdasarkan dari ucapannya, Shinha memang menolak keras untuk percaya kepadanya.Dan itu karena….“Kau se
Di kala Natsuki di landa kebingungan, tubuh Eiji yang mulai terbentuk dari ribuan partikel di pindahkan ke sebuah tempat yang tak di ketahuinya.Pohon yang begitu tinggi dan dedaunan yang lebat. Tak ada suara apapun selain hembusan angin sejuk yang menggoyangkan setiap daun berirama merdu.Di tengah kesepiannya itu, Eiji menoleh ke kiri kanan untuk mencari tahu bahwa dirinya sedang berada di tengah hutan.“Hutan?”“Jirou! Satsuki!”Eiji berteriak memanggil nama kedua temannya. Namun, tak kunjung ada jawaban yang merespon teriakannya yang cukup keras itu.“Sialan, notifikasi itu! Tak kusangka hari ini adalah ronde pertamanya di mulai! Baru saja selesai melawan ancaman di kota Genbukai, waktunya benar-benar tidak tepat!”Merujuk kepada notifikasi panel yang memberikan hitung waktu mundur, Eiji baru saja menaydari bahwa dirinya telah kehilangan hitung dalam hari. Dua minggu berlalu dengan cepat, dan ta
Eiji menarik nafasnya secara perlahan dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Setelah itu….“Natsuki, kenapa kau tiba-tiba berhenti dari pekerjaanmu itu?”“Ah, itu ya. A-aku… ingin memulai hal baru….”Eiji memiringkan kepalanya seolah tidak terlalu memahami jawabannya yang begitu singkat dan menggunakan suara yang terbilang pelan.“Memulai hal baru?”Natsuki mengangguk pelan seolah meng-iyakan pertanyaan Eiji.“Iya. Melakukan seperti itu melelahkan juga, terlebih lagi alasanku berhenti itu juga karenamu….”Suara Natsuki semakin kecil di akhir kalimat, sehingga Eiji tidak mendengar dengan jelas bagian terakhirnya. Namun, Eiji tidak berusaha untuk bertanya lebih lanjut akan hal itu.“Yah, kurasa kau pasti mempunyai alasan sendiri. Tetapi, hari ini aku datang bukan hanya ingin membicarakan hal itu”“Eh?”Tiba-tiba saja,
Malam telah berlalu dan berganti dari bulan yang bersinar menyinari kegelapan, menjadi matahari yang memberikan kehangatan di pagi hari.Sinar mentari yang lembut itu menyinari kota Genbukai yang di penuhi dengan penduduk kota yang berkehidupan normal seperti biasa seolah tidak ada yang terjadi.Terlibatnya Eiji dan teman-temannya telah membuat kota Genbukai terbebas dari ancaman. Dan kini, Eiji yang sedang berjalan di tengah kota bersama Jirou, Satsuki dan Tiara pun melihat penduduk kota yang memiliki senyuman di wajahnya.Dia berjalan melewati lalu lalang kota, dan juga lokasi di saat dia bertarung dengan LoneWolf. Tempat yang sebelumnya sudah hancur itu telah di perbaiki dengan cepat dalam kurun waktu kurang dari 5 hari.Dan seiring lamanya dia berjalan, Eiji berdiri di depan sebuah bangunan layaknya klub dan masuk ke dalamnya. Tempat yang seharusnya menjadi hiburan malam itu, tentu saja akan sangat sepi ketika berada di waktu matahari masih bersinar.
Sebuah penjelasan yang cukup memukul Eiji di kepala itu benar-benar membuatnya terkejut. Dia yang sebelumnya masih berada di ambang-ambang dengan teori tidak berdasarnya, tiba-tiba saja di perkuat dengan ucapan Genbu sendiri.Wajahnya seperti membeku dan ekspresinya tidak berubah sejak awal dia mendengar hal tersebut.“Ja-jadi… itu benar?” gumam Eiji“Ya….” sahut Genbu sambil menganggu pelanEiji masih cukup sulit untuk mempercayainya. Bahwa teknik baru yang dia miliki ternyata di berikan oleh Genbu. Seolah menjadi kunci untuk membuka skill terkunci tersebut dan menjadikannya sebagai jurus terkuat Eiji untuk saat ini.Namun, tentu saja dia masih sedikit bingung. Satu pertanyaan yang muncul di benaknya itu adalah, kenapa dirinya? Dan kenapa baru sekarang?Eiji yang kebingungan mengangkat wajahnya dan menyingkat pertanyaannya hanya menggunakan satu kata.“Kenapa?” tanya EijiHanya