Ucapan dari Suei benar-benar membuat 49 player yang yang tersisa di sana pun tertegun diam akan rasa Takut dan kebingungan. Ancaman yang dia berikan benar-benar nyata dan di contohkan tepat di depan mata. Suara protes dari puluhan player itu langsung senyap dan tak lagi ada yang berani menentangnya.
“Nah, begini lebih baik. Tidak ada yang menetang lagi, jadi aku bisa melanjutkan penjelasanku”
“Seperti yang kubilang sebelumnya, kalian tidak memiliki jalan keluar untuk kembali ke dunia nyata. Biar aku perbaiki kalimatku. Kalian, BELUM memiliki jalan keluar untuk kembali ke dunia nyata”
Suei memutar balikkan kata-katanya agar memberikan secerah harapan bagi para player yang terjebak bisa lebih hidup dan berusaha untuk bertahan.
“Belum?” gumam Eiji
“Benar, belum! 49 dari 50 player yang ada di sini, terpilih secara langsung olehku untuk mengikuti sebuah event khusus, yaitu Linked Tournament” ucap Sue
Setelah mendengar hal tersebut langsung dari mulut Suei pun benar-benar membuat skenario terburuk yang Eiji pikirkan menjadi kenyataan.Dia semakin menggertakan giginya dengan keras setelah tahu bahwa turnamen tersebut sama saja bertaruh dengan nyawa manusia.“Apa tujuanmu melakukan ini semua?! Kenapa kau melibatkan begitu banyak nyawa manusia demi hal ini?!”“Kau menganggap nyawa manusia itu apa?!”Dari tersenyum tipis dan wajah yang renggang penuh aura ramah, berubah menjadi tatapan rajam penuh dengan ancaman yang menyirat langsung hingga membuat Eiji tertegun.“Hati-hati dengan pertanyaanmu, Nakagawa. Kau tidak memiliki hak untuk bertanya apapun padaku. Yang kau perlu lakukan saat ini hanyalah bertarung jika masih ingin hidup”“Dan ketika kau lah yang paling terakhir bertahan, jawaban itu akan kuberikan padamu!”Eiji tertegun diam dan tidak bisa melakukan apapun. Saat ini dia hanyalah
3 hari berlalu dengan mereka yang beristirahat di kota Liberia terlebih dahulu. Mencari persediaan makanan dan hal-hal lain sama pentingnya dengan di kehidupan nyata sekarang.Dengan level yang naik secara perlahan dari berburu bahan makanan dan credit pun tidak terlalu membuat perbedaan yang besar. Oleh karena itu, Eiji, Jirou dan Satsuki saat itu pergi dari kota Liberia dan berjelajah dengan liar di dunia game Linked Evolution. Tanpa peta, tanpa panduan, tanpa apapun sebagai landasan teori untuk membantu petualangan.Mereka bertiga berada di dalam hutan yang begitu lebat dan sedang berlari dalam kecepatan penuh.*SRAK SRAK*Suara ranting dan semak-semak yang bergesekan dengan tubuh mereka terdengar berulang kali layaknya sedang berada dalam situasi panik.Eiji yang berlari seorang diri dan terpisah dengan Jirou dan Satsuki pun menoleh ke belakang dan melihat adanya kumpulan Serpent Lizard yang sedang mengejarnya.Serpent Lizard merup
Saat Eiji melihat notifikasi tersebut, dia sedikit terkejut karena baru pertama kali melihatnya. Kata dari ‘Advanced Class’ berasal dari bahasa inggris yang memiliki arti ‘kelas lanjutan.Sesuai dengan class yang di miliki, dalam Linked Evolution dapat meningkatkan Class para player masing-masing ketika mencapai level 60. Kelas lanjutan ini adalah suatu peningkatan bagi setiap pemain agar mendapatkan gaya bertarung yang sesuai dengan diri mereka sendiri.“Apa ini sama maksudnya dengan naik peringkat? Kurasa tidak ada salahnya untuk mencobanya….”Eiji mengangkat lengannya dan mulai menekan tombol ‘ya’ di bagian panel tersebut.*TING*Suara dari panel yang tertekan langsung terpecah belah begitu saja layaknya partikel yang tertiup hembusan angin. Dan tak lama kemudian, sisa-sisa partikel tersebut mulai menyebar dan menutupi seluruh tubuh Eiji.*ZRUUTT*Melihat tubuh Eiji sendiri yan
Kedatangan Eiji dan Jirou saat itu sontak membuat Xianxing dan Satsuki terkejut. Tentu saja, niat mereka berdua yang sebelumnya ingin memulai langkah pertaungan menjadi terhenti.Eiji melirik ke arah belakang dan menatap ke arah Satsuki yang masih tertegun diam.“Satsuki, kau tak apa?”“Y-ya….”Sahut Satsuki dengan mengangguk pelan seolah malu-malu untuk menjawab. Di sisi lain, Xianxing yang merasa terganggu oleh kehadiran Eiji dan Jirou.“Bala bantuan ya, menyebalkan!” gerutu Xianxing“Maaf saja pak tua. Tetapi, kita tidak bisa membiarkanmu mencoba mencari kesempatan!” sahut Jirou“Menyerahlah. Kami tidak ingin melawanmu” sambung Eiji“Huh! Sekumpulan anak remaja seperti kalian memangnya bisa apa? Jangan berpikir bahwa kalian sedang di dalam game bisa seenaknya!” balas XianxingBagi seseorang yang memiliki sebuah perusahaan dan terlihat cukup
“Senang bertemu dengan kalian. Namaku adalah Tiara Rosevelt”Gadis tersebut tersenyum manis dan ramah dengan memperkenalkan dirinya. Tak hanya Eiji dan Jirou saja, bahkan Satsuki sendiri terpukau dengan kecantikannya yang sangat kuat.Namun, Jirou yang berbeda dari mereka berdua segera bersikap sok tenang dan keren di hadapanya.“Ehem! Ah, senang bertemu denganmu, nona Tiara. Namaku adalah Jirou, seorang Sword Warrior terhebat di sepanjang dunia ini~” ucap Jirou yang berusaha menyombongkan dirinyaMendengar hal tersebut telah membuat Eiji dan Satsuki menendang dengkulnya secara bersamaan.*DUK*“Aw!” erang Jirou yang kehilangan keseimbangannya dan memegang kedua lututnya yang kesakitan“Apanya yang terhebat? Kau terlalu sombong!” ucap Eiji yang mematahkan aksi sok kerennya“Benar, Jirou. Janganlah besar kepala seperti itu” sambung SatsukiDi kala Jirou meringkuk
Tiara yang berdiri di hadapan mereka merupakan seseorang yang berinteraksi dan cukup dekat dengan penguasa dari kota Genbukai sendiri. Eiji, Jirou dan Satsuki yang mendengar ucapannnya saat itu cukup terkejut karena gadis remaja sepertinya telah mengemban beban yang cukup berat di usia dini nya itu.“Keluarga penjaga?!” sahut EijiTiara mengangguk pelan menepatkan ucapan Eiji yang terkejut itu.“Benar. Keluargaku sudah melayani dewa Genbu selama ratusan tahun secara turun temurun. Kami bergerak di bawah perintah dewa Genbu untuk melindungi kota ini dari ancaman luar”“Tetapi, saat ini dewa Genbu berada di kondisi yang kritis”Tiara melirih dengan kedua tangannya yang mengepal erat di atas pahanya itu.“Apa maksudnya dengan kondisi kritis? Dewa Genbu mengalami pertempuran?!” tanya JirouPertanyaan Jirou di jawab dengan kepala yang di goyangkan kiri kanan seolah menjawab tak benar.
Mereka berempat kembali duduk di ruang tamu tersebut dan kembali diskusi sesuai dengan topik pembicaraan mereka. Dengan Eiji yang telah berniat untuk membantunya, tentu saja sebuah rencana di butuhkan. Terlebih lagi, lawan mereka saat itu adalah seorang petualang yang sanggup memojokkan seorang dewa.“Jadi, sekarang bagaimana kondisi ibumu dan dewa Genbu?” tanya Eiji“Ibuku berada di kamar dan belum menunjukan potensi untuk kembali sadar. Sedangkan dewa Genbu berada di dalam gua persembunyiannya sedang mencoba untuk memulihkan diri” sahut Tiara“Tiga hari dan beliau masih memulihkan dirinya. Kelihatannya luka yang di terima benar-benar fatal. Seberapa kuatnya para petualang itu hingga bisa memojokkan seorang dewa?!” batin EijiEiji menggeratakan giginya dengan memikirkan sebuah cara untuk menangani musuh yang bahkan tidak dia ketahui sama sekali skill ataupun gaya bertarungnya. Terlebih lagi, ukuran dalam kekuatan pun s
4 hari telah berlalu dan waktu menuju babak pertama turnamen akan di mulai 10 hari lagi. Eiji yang telah bangun dari tidurnya pun telah berada dalam kondisi siap di ruang tamu bersama Jirou dan Satsuki.Mereka memeriksa status dan perlengkapan masing-masing sebelum berangkat ke gua persembunyian dari Genbu, sembari menunggu Tiara melakukan persiapannya.“Uhh! Astaga, tidurku benar-benar nyenyak sekali! Ranjang yang mereka gunakan sangatlah berkualitas, berbeda sekali dengan ranjang di rumahku!” tanya Jirou yang bersemangat“Yah, kurasa lumayan juga” sahut Eiji“Kalau begini, aku merasa bisa melawan seberapa banyakpun musuh sehari penuh!” ucap Jirou“Jangan besar kepala seperti itu. Kau memiliki level yang paling rendah di bandingkan aku dan Satsuki, kau lah yang harus hati-hati!” sahut Eiji“Urgh! Berisik lah kau, tidak perlu bawa-bawa level jika di dalam game ini!” gerutu Jirou
Eiji yang masih merasakan hawa mencekam dan teror itu, terus-terusan berpikir terhadap makhluk yang berada di balik portal. Wajah dengan bayangan hitam yang menyeringai lebar, cakar hitam yang besar nan tajam seolah telah berpengalaman merenggut banyak nyawa dapat terasa dari dekat.“Makhluk apa itu?”“Untuk sesaat… kepalaku… di penuhi halusinasi kematian!”Di kala dirinya sedang kebingungan, tiba-tiba saja terdengar suara Satsuki dan Jirou yang berteriak memanggil namanya dari belakang.“Eiji!”Kedua temannya segera menghampiri Eiji yang terlihat begitu kelelahan. Mereka berdua yang sebelumnya bertarung menghabisi monster di sisi lain desa, sedikit kebingungan melihat kondisi Eiji.“Eiji, kau tidak apa?!” tanya Satsuki“Ya... bagaimana dengan kalian?” sahut Eiji“Semua monster itu sudah di bersihkan. Walaupun mereka memberikan exp yang banyak, teta
Eiji masih terdiam dan terkejut terhadap tajamnya pemikiran Satsuki yang membuatnya bertanya seperti itu. Perasaan Takut dan khawatir mulai membesar hingga membuat Eiji menelan salivanya sendiri untuk berusaha menenangkan dirinya.Tatapan mata Satsuki yang penuh dengan makna itu haus akan jawaban, sekaligus menyiratkan perasaan sedih di dalamnya.Kebenaran membuat mulut Eiji mulai bergerak dengan sendirinya. Hati yang berkata untuk tidak mengkhianati kepercayaan kedua temannya, membuat dia ingin membuka mulut.“Aku-!”Satu kata yang dia keluarkan saat itu kembali terhenti seperti sebelumnya. Karena, sebuah ledakan terjadi jauh di belakangnya. Suara dari dentuman ledakan yang cukup keras itu masuk ke dalam telinga dan terasa dampaknya hingga ke arah Eiji dan membuat Jirou sontak terbangun.DUAR!“A-apa itu?!” ucap Eiji yang sontak menoleh ke belakangDi sisi lain, Satsuki sontak melihat ke arah yang sama dan men
Sesuai dengan ucapan Eiji, dia bersama Satsuki dan Jirou pun pergi meninggalkan kota Genbukai untuk melanjutkan perjalanan. Demi menjadi lebih kuat, Eiji di beritahu oleh Genbu, bahwa dirinya memiliki koneksi dengan keempat dewa penjaga mata angin.Oleh karena itu, dia harus bertemu dengan masing-masing dewa untuk memperkuat dirinya dengan latihan dan mendapatkan kepercayaan dari mereka.Tidak ada satupun orang yang masih mengetahui niat asli Eiji. Bahkan Satsuki dan Jirou hanya menganggap Eiji ingin menjadi lebih kuat demi memenangkan Linked Tournament dan mendapatkan hadiah besar dari Suei.Namun, yang Eiji inginkan lebih dari itu. Hal yang tidak bisa di gantikan dengan sebuah uang, yaitu nyawa. Puluhan player yang terjebak di dalam Linked Evolution dan terlibat dengan Linked Tournament, dia ingin berusaha memenangkan turnamen agar tidak ada yang terbunuh secara nyata di dalam game tersebut.**Hari yang panas dan matahari yang bersinar terik di
Eiji yang melihat tubuh partikel dari Shinha yang memecah dan membaur dengan udara, menggertakan gigi dan mengepal erat tangannya penuh amarah.Bagaimana tidak? Seorang remaja berumur 17 tahun dan belum lama menduduki bangku SMA kelas dua. Kini, dia terjebak di sebuah death game dan telah merenggut nyawa orang yang tidak bersalah.Shinha terlihat jelas bahwa dia bertarung demi mempertahankan hidupnya, dan dia tidak mempunyai pilihan lain. Begitu juga dengan Eiji sendiri. Tidak ada kemunafikan di dalamnya, mereka sebagai manusia pasti akan memiliki insting untuk bertahan hidup.Oleh karena itu lah, Eiji sangat membenci Suei dan Linked Evolution yang telah menjebaknya.“Lagi-lagi… aku membunuh seseorang!”Dirinya terjatuh di kedua lutut yang menopang tubuhnya. Eiji melihat kedua telapak tangannya yang sudah merenggut nyawa seseorang.Penyesalan dan amarah. Dua kata itulah yang dapat mendeskripsikan perasaan Eiji saat i
Eiji terkejut ketika mendengar ucapan Shinha. Di suruhnya untuk menyerah? Apa maksud Shinha saat itu? Wajah Eiji tertegun heran dan menatap ke arah Shinha penuh kebingungan.“A-apa maksudmu?”Namun, Shinha sendiri terlihat bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Dia kembali menegaskan kalimatnya kepada Eiji.“Menyerahlah. Kau tidak ingin ada pertumpahan darah bukan?”“Tu-tunggu. Kenapa….”“Jika kau tidak ingin menyerah, maka tidak ada gunanya untuk berdiskusi. Aku tidak bisa mempercayai ucapanmu itu”“Kenapa?! Aku mengatakan yang sejujurnya! Aku tidak ingin orang-orang mati karena turnamen dan jebakan Suei ini!”Eiji semakin bingung dengan ucapan Shinha. Dia mencoba untuk menghindari pertarungan dan korban jiwa di dalam game tersebut. Namun, berdasarkan dari ucapannya, Shinha memang menolak keras untuk percaya kepadanya.Dan itu karena….“Kau se
Di kala Natsuki di landa kebingungan, tubuh Eiji yang mulai terbentuk dari ribuan partikel di pindahkan ke sebuah tempat yang tak di ketahuinya.Pohon yang begitu tinggi dan dedaunan yang lebat. Tak ada suara apapun selain hembusan angin sejuk yang menggoyangkan setiap daun berirama merdu.Di tengah kesepiannya itu, Eiji menoleh ke kiri kanan untuk mencari tahu bahwa dirinya sedang berada di tengah hutan.“Hutan?”“Jirou! Satsuki!”Eiji berteriak memanggil nama kedua temannya. Namun, tak kunjung ada jawaban yang merespon teriakannya yang cukup keras itu.“Sialan, notifikasi itu! Tak kusangka hari ini adalah ronde pertamanya di mulai! Baru saja selesai melawan ancaman di kota Genbukai, waktunya benar-benar tidak tepat!”Merujuk kepada notifikasi panel yang memberikan hitung waktu mundur, Eiji baru saja menaydari bahwa dirinya telah kehilangan hitung dalam hari. Dua minggu berlalu dengan cepat, dan ta
Eiji menarik nafasnya secara perlahan dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Setelah itu….“Natsuki, kenapa kau tiba-tiba berhenti dari pekerjaanmu itu?”“Ah, itu ya. A-aku… ingin memulai hal baru….”Eiji memiringkan kepalanya seolah tidak terlalu memahami jawabannya yang begitu singkat dan menggunakan suara yang terbilang pelan.“Memulai hal baru?”Natsuki mengangguk pelan seolah meng-iyakan pertanyaan Eiji.“Iya. Melakukan seperti itu melelahkan juga, terlebih lagi alasanku berhenti itu juga karenamu….”Suara Natsuki semakin kecil di akhir kalimat, sehingga Eiji tidak mendengar dengan jelas bagian terakhirnya. Namun, Eiji tidak berusaha untuk bertanya lebih lanjut akan hal itu.“Yah, kurasa kau pasti mempunyai alasan sendiri. Tetapi, hari ini aku datang bukan hanya ingin membicarakan hal itu”“Eh?”Tiba-tiba saja,
Malam telah berlalu dan berganti dari bulan yang bersinar menyinari kegelapan, menjadi matahari yang memberikan kehangatan di pagi hari.Sinar mentari yang lembut itu menyinari kota Genbukai yang di penuhi dengan penduduk kota yang berkehidupan normal seperti biasa seolah tidak ada yang terjadi.Terlibatnya Eiji dan teman-temannya telah membuat kota Genbukai terbebas dari ancaman. Dan kini, Eiji yang sedang berjalan di tengah kota bersama Jirou, Satsuki dan Tiara pun melihat penduduk kota yang memiliki senyuman di wajahnya.Dia berjalan melewati lalu lalang kota, dan juga lokasi di saat dia bertarung dengan LoneWolf. Tempat yang sebelumnya sudah hancur itu telah di perbaiki dengan cepat dalam kurun waktu kurang dari 5 hari.Dan seiring lamanya dia berjalan, Eiji berdiri di depan sebuah bangunan layaknya klub dan masuk ke dalamnya. Tempat yang seharusnya menjadi hiburan malam itu, tentu saja akan sangat sepi ketika berada di waktu matahari masih bersinar.
Sebuah penjelasan yang cukup memukul Eiji di kepala itu benar-benar membuatnya terkejut. Dia yang sebelumnya masih berada di ambang-ambang dengan teori tidak berdasarnya, tiba-tiba saja di perkuat dengan ucapan Genbu sendiri.Wajahnya seperti membeku dan ekspresinya tidak berubah sejak awal dia mendengar hal tersebut.“Ja-jadi… itu benar?” gumam Eiji“Ya….” sahut Genbu sambil menganggu pelanEiji masih cukup sulit untuk mempercayainya. Bahwa teknik baru yang dia miliki ternyata di berikan oleh Genbu. Seolah menjadi kunci untuk membuka skill terkunci tersebut dan menjadikannya sebagai jurus terkuat Eiji untuk saat ini.Namun, tentu saja dia masih sedikit bingung. Satu pertanyaan yang muncul di benaknya itu adalah, kenapa dirinya? Dan kenapa baru sekarang?Eiji yang kebingungan mengangkat wajahnya dan menyingkat pertanyaannya hanya menggunakan satu kata.“Kenapa?” tanya EijiHanya