Hantaman keras dari Minotaur di ayunkan hingga ke tempat di mana Eiji berdiri. Tanah yang hancur ke mana-mana, bahkan dinding menjadi retak bersamaan.
*KRAK KRAK*
Satsuki dan Jirou yang melihat debu tebal menutupi satu ruangan dungeon, di baliknya terdapat bayangan akan pemukul kayu yang sudah terlihat seperti menghantam habis Eiji di bawahnya.
Namun, ketika debu tebal tersebut menghilang, medan pertempuran yang terjadi antara Minotaur saat itu cukup mengejutkan. Eiji yang berada tepat di bawah kayu pemukul itu pun menyeringai lebar sembari menahannya tanpa mengurangi satu batang HP pun.
“Heh! Ini akan menjadi tes subjek yang bagus!” ucap Eiji
Eiji mendorong kuat kedua lengan yang menahan kayu tersebut hingga menghancurkannya menjadi dua.
*BRAAKKK*
Dia melompat dari celah terbelahnya kayu tersebut, dan menghantam keras wajah Minotaur.
*BUAAKK*
“ARGGHHH!!”
Pukulan keras dari Eiji saat itu bahkan menghancurkan tengkorak Mintaour dan membuat rahangnya terputus.
*KRAAAK*
Namun, Minotaur tidak menyerah begitu saja. Walaupun bagian bawah wajahnya telah hancur, dia kembali mengayunkan tinjunya ke arah Eiji.
*WUSH*
Eiji menggunakan ujung datangnya tinju tersebut sebagai pijakan untuk membuatnya merubah arahnya melompat hingga ke depan.
“Masih belum!” teriak Eiji
*BUAAKK*
Lagi dan lagi hantaman keras menimpa wajah Minotaur dan membuatnya terkapar keras di tanah.
*BRAAAKK*
Eiji mendarat tepat di atas dada Minotaur yang begitu besar. Dan dengan telapak tangan kirinya yang di buka lebar….
“Setiap makhluk, pasti memilik jantung di tubuh mereka! Walaupun hanya game, tetapi-!
Telapak tangannya saat itu menusuk ke dalam dada Minotaur dan menggeliat di dalam mencari organ vital. Hingga tak lama kemudian, Eiji menggenggam jantung Minotaur yang begitu besar dan berdetak-detak memompa darah begitu banyak.
“Ketemu kau!”
Tak ragu-ragu, dia menggenggam jantung tersebut sekuat mungkin dan memutarnya hingga pecah berkeping-keping di dalam.
*PYAARR*
Darah yang tak terkontrol saat itu mulai menyebar hingga ke seluruh tubuh Minotaur dan membuatnya memuntahkannya begitu banyak.
“UAARGHH!!”
Tubuh yang meronta akan rasa sakit tersebut pun mulai terdiam secara perlahan. Kehilangannya banyak darah dan hancurnya jantung sebagai pusat pendarahan pun membuat Minotaur tunduk di tanah dalam kematiannya.
Eiji yang sudah mengalahkan Minotaur itu, tiba-tiba saja perhatiannya tertangkap karena suara dentuman keras berasal dari sampingnya.
*DUM*
Segera menoleh ke arah datangnya suara tersebut dan melihat adanya Jirou yang baru saja menebas kepala Minotaur dan terlihat begitu kehilangan nafasnya.
“Haah… haahh….”
Melihat Jirou yang terakhir kali mengalahkan minotaur tersebut telah membuat Eiji ingat dengan pertaruhan yang telah mereka bertiga buat.
“Hei Jirou! Kita tunggu ramennya!”
Dengan raut wajah yang ambruk dan penuh keringat, Jirou menoleh kesal terhadap teriakan Eiji.
“Berisik! Aku juga tahu itu!”
Tak lama kemudian, Tubuh Minotaur yang besar itu pun mulai pecah menjadi ribuan partikel biru hingga menyatu dengan udara. Hasil dari kematiannya saat itu pun mejatuhkan beberapa drop item.
Eiji yang baru saja melihat ke arah drop item tersebut mendapatkan panel notifikasi muncul tepat di hadapannya.
[ Boss telah di kalahkan. Dungeon telah selesai di taklukan ]
[ LEVEL UP ]
[ Nama : Eiji ]
[ Level : 21 ]
[ EXP : 676/6000 ][ Class : Fighter ]
[ HP : 2130/2130 ]
[ MP : 510/510 ][ ATK : 645 ][ DEF : 209 ]Notifikasi tentang dirinya naik level saat itu pun membuatnya memperhatikan meningkatnya status dengan drastis.
Di sisi lain, terdapat Jirou dan Satsuki yang datang menghampirinya karena khawatir.
“Eiji! Kau tidak apa-apa?!” teriak Satsuki
“Ya... kurasa begitu….” gumam Eiji
“Syukurlah….” ucap Satsuki sembari menghela nafas lega
DI tengah hal tersebut, Eiji menyadari kedatangan Jirou dari belakang. Dia sontak menoleh dan tersenyum sombong seolah memberikan kode bahwa dirinya dan Satsuki jauh lebih hebat.
Jirou yang terlihat kesal saat itu pun tidak bisa melakukan apapun karena dasarnya dia telah kalah dalam taruhan. Dengan nafas berat hati….
“Haah… ya ya ya. Kalian berdua menang, akhir minggu nanti kita pergi” gumam Jirou
“Hahaha!” tawa Eiji dan Satsuki
Ketika mereka sedang tertawa, tiba-tiba saja Eiji teringat akan drop item yang dia dapatkan dari Minotaur yang baru saja menghilang. Setiap drop item yang berupa gumpalan api tersebut pun melayang dan masuk ke dalam tubuh Eiji.
Hingga muncul notifikasi….
[ Item telah masuk otomatis setelah mengalahkan boss ]
[ Silahkan cek di dalam inventory ]Setelah membaca notifikasi itu, Eiji sontak membuka panel inventorynya dan mendapatkan dua item baru di dalamnya.
[ Minotaur Ribs ]
[ Bagian tulang rusuk dari Minotaur. Dapat di gunakan untuk membuat equiment di blacksmith ][ Minotaur meat ]
[ Daging segar dari Minotaur. Dapat di gunakan untuk membuat masakan demi meningkatkan performa status karakter untuk waktu tertentu ]“Hah? Minotaur meat?! Memangnya apa enaknya makan itu?!” gumam Eiji
“Entahlah. Kurang lebih aku juga mendapatkan drop yang sama” sahut Jirou
“Eh? Kau juga?” tanya Eiji
Eiji menoleh ke arah Satsuki untuk memastikan apakah dropnya juga sama atau tidak. Dan cukup mengejutkan bahwa ternyata semua sama dan tidak ada satupun dari mereka mendapatkan drop senjata kecuali Eiji.
Jirou melihat adanya perubahan di bagian lengan Eiji. Kain merah yang mengikatnya saat itu sebelumnya tidak ada, dan membuat Jirou sedikit penasaran.
“Hei, Eiji. Apa kain merah itu selalu ada di lenganmu?” tanya Jirou
Eiji mengangkat lengannya dan melihat ke arah Blood Tammer yang baru saja dia dapatkan sebagai senjata baru.
“Ah, ini senjata baru. Aku mendapatkannya tadi saat melawan minotaur” ucap Eiji
“HAAHH?!!!!” teriak Jirou
Berbeda dengan Jirou yang terkejut tiba-tiba, Satsuki cukup tenang dan berpikir mandiri tentang apa yang terjadi pada Eiji. Dia pun menyadari akan cahaya merah yang menutupi satu ruangan sebelumnya itu membuat Eiji tiba-tiba saja bisa menyerang balik.
“Apa jangan-jangan saat itu kau mendapatkan cahaya merah itu?” tanya Satsuki
“Ya. Aku berusaha menggapainya karena ku kira itu menjadi pusat kelemahannya. Siapa sangka bahwa ternyata itu adalah senjata yang sesuai dengan class ku” sahut Eiji
“Cih! Terlalu beruntung sih ini namanya! Seharusnya aku bisa mengalahkan minotaur itu lebih dahulu!” gerutu Jirou
“Hei hei, tidak ada gunanya untuk mencari alasan sekarang. Ramen tetaplah ramen!” ejek Eiji
DI kala keduanya sedang bertengkar, Satsuki saat itu pun mulai melerai mereka dan berusaha untuk segera memberikan kabar baik mengenai dungeon tersebut telah di beresekan oleh mereka bertiga.
“Sudahlah kalian berdua. Ayo kita kembali ke desa” ucap Satsuki
“Ah benar juga! EXP, EXP, EXP!” sahut Jirou yang girang
“Jika saja kita mengikutimu yang terlalu Takut untuk mengambil misi ini, maka akan sulit menaikan level tahu!” potong Eiji
“Hah?! Siapa yang Takut?! Aku hanya mencari kemungkinan teraman!” bantah Jirou
“Ya ya, tentu saja tuan pencari alasan!” ejek Eiji
“Apa katamu?!” gerutu Jirou
Tiba-tiba saja, terjadi sebuah glitch yang memperngaruhi program di dalam dungeon misterius tersebut. Eiji mulai melihat akan setiap benda di ruangan berubah-ubah dari transparan, berpartikel dan menjadi barang biasa. Dari bebatuan, dinding, lorong, apapun itu terus-menerus melakukan glitch.
*(Glitch adalah kesalahan dari sebuah sistem yang menyebabkan gangguan terhadap program ataupun sistem yang sedang di jalankan)*
*BZZT BZZT*
“Urgh! Apa yang terjadi?!” gerutu Eiji yang pandangannya mulai hancur secara perlahan
“Hei Eiji, kau tidak apa?” tanya Jirou
Eiji memegang kepala seolah sedang kesakitan. Dan tiba-tiba saja….
*BRUK*
“Urghhhh!!”
Erangan yang mengejutkan saat itu berasal dari Satsuki yang sudah terjatuh di kedua lututnya. Dia memegang kedua kepalanya begitu kuat akan rasa sakit.
“URRGGHHH!!” erang Satsuki
“Satsuki!” teriak Eiji dan Jirou
Jirou yang tak merasakan apapun segera menghampiri Satsuki dengan khawatir.
“Hei, hei Satsuki! Bertahanlah!” ucap Jirou
Tiba-tiba saja, suara akan terjatuhnya sesuatu terdengar tepat di belakangnya. Jirou sontak menoleh dan melihat Eiji yang ikut kesakitan seperti Satsuki. Mereka berdua berposisi bertekuk lutut dan memegang keras kepalanya. Tubuh dalam game mereka mulai mengalami glitch layaknya menghilang dan kembali berulang kali.
*BZZT BZZT*
“Hei! A-apa yang sebenarnya terjadi?!” teriak Jirou
Di sisi lain, Eiji yang sedang menahan rasa sakit di kepalanya saat itu mencoba membuka kedua matanya secara perlahan.
Dan hal yang mengejutkan pun muncul tepat di depan matanya. Sebuah panel notifikasi berwarna merah dan memberikan sebuah peringatan itu bukanlah pertanda baik.
*TING*
[ Sistem terdeteksi ]
[ Nakagawa Eijimi, Semoga Beruntung][ PERINGATAN : SISTEM AKAN MELAKUKAN FULL DIRECT DIVE ]Tak hanya pada Eiji, tetapi Satsuki juga mengalami hal yang sama dengan sistem notifikasi yang muncul di hadapannya. Dan tiba-tiba, sebuah sengatan petir keluar dari dalam tubuh mereka dan menyengat diri sendiri.
*BZZT BZZTT*
“AARGGHHH!!!” erang Eiji dan Satsuki
“Eiji, Satsuki!” teriak Jirou
Jirou yang melompat ingin meraih mereka pun tersengat oleh aliran petir tersebut dan terhempas mundur ke belakang hingga terbentur dinding dungeon.
*BZZT*
*BRUAAKK*
“ARGHH!!” erang Jirou
Jirou yang terjatuh terkapar saat itu pun melihat ke depan dimana petir yang menyengat Eiji dan Satsuki pun berakhir. Kesadaran mereka pun menghilang karena rasa sakit yang memaksa kedua otak kelelahan.
*BRUK*
Eiji yang berada di ambang sebelum kehilangan kesadaran sepenuhnya pun melihat Satsuki yang terkapar pingsan lebih dulu.
“Satsuki….”
“Sialan… apa yang… terjadi….”
Tangan yang berusaha meraih Satsuki pun terjatuh tak berdaya karena tubuh Eiji tidak menurutinya dan kehilangan kesadaran secara tiba-tiba.
Pandangan mata yang di penuhi gelap gulita. Tak ada satupun cahaya yang masuk ke dalam dan menerangi sekitarnya. Hanya suara ribuan orang yang berteriak meminta tolong selalu berputar di dalam kepalanya. “Tolong!” “Kumohon, lepaskan aku!” “Anakku!” “TIDAAKK!!” Suara teriakan terakhir saat itu benar-benar membuatnya terkejut. Bahkan mimpi buruk tersebut pun langsung berakhir dengan kondisi Eiji yang bangun dengan keringat dingin di atas ranjang. Wajah tegang dengan kedua mata dan mulut terbuka lebar. Nafas yang tak beraturan dan lengan yang memegang selimut begitu erat. “Haah… haahh….” “Apa itu… barusan…? Mimpi? Tidak… itu terasa… begitu nyata….” gumam Eiji Eiji yang penuh dengan rasa panik mendapatkan entah mimpi buruk ataupun kenyataan itu, tiba-tiba saja menyadari akan sekitarnya. Dia berada di atas ranjang yang cukup empuk, ruangan yang tertata rapih dimana itu merupakan sebuah rumah yang berada di dala
“Hei… hei hei hei! Kenapa jadi seperti ini?! Beberapa menit yang lalu masih bisa log out! Kenapa sekarang-!” gerutu Jirou “Tenanglah Jirou! Kemungkinan, ini hanya kesalahan sistem dalam game. Jika kita memberikan feedback, mungkin saja perusahaan game, Suei Cooperation akan mencarikan jalan keluar untuk kita” ucap Eiji Mendengar ucapan Eiji pun berhasil untuk membuat Jirou kembali tenang secara perlahan. Mereka bertiga pun mulai berusaha untuk tenang dan memikirkannya secara perlahan. ** “Sialan! Kenapa kejadian terjebak dalam game harus terkena pada kita?!” gerutu Jirou “Hari memang tidak menentu kapan kau beruntung dan sial ya….” gumam Eiji Eiji yang sedang bergumam diri sebelumnya pun terlihat seperti sedang berpikir keras akan suatu hal. Di sisi lain, Satsuki yang sedang mengetik laporan feedback untuk meminta bantuan developer. Ketika dia selesai…. “Aku sudah mengirimkan feedback. Kemungkinan beberapa jam lagi akan
Eiji dengan cepat langsung menahan pergelangan tangan orang tersebut dan menghentikan tajamnya belati itu tepat setelah menggores sedikit wajahnya.*DUK**ZRAT*“Urgh!” erang EijiEiji merasakan betapa kuatnya perempuan itu terus mendorong dan meronta. Namun, kekuatan Eiji masih sanggup untuk menahan tangannya agar tak bergerak kemanapun.Tepat di depan mata satu sama lain, Eiji melihat tudung kepala orang tersebut yang menutupi wajahnya dan hanya memperlihatkan sebagian dari bibirnya yang tipis.Di sisi lain, Satsuki yang berada di samping Eiji pun sontak melesat dan mengayunkan pedangnya ke arah orang bertudung itu.*WUSH*Orang tersebut sadar akan pergerakan Satsuki yang datang menyerang secara diam-diam. Dia pun memutar pergelangannya dan melepaskan diri dari Eiji dengan mendorong tubuhnya menggunakan dada Eiji sebagai pijakan.*DUK*“Ugh!” erang EijiDia melompat mundur dan berp
Ucapan dari Suei benar-benar membuat 49 player yang yang tersisa di sana pun tertegun diam akan rasa Takut dan kebingungan. Ancaman yang dia berikan benar-benar nyata dan di contohkan tepat di depan mata. Suara protes dari puluhan player itu langsung senyap dan tak lagi ada yang berani menentangnya.“Nah, begini lebih baik. Tidak ada yang menetang lagi, jadi aku bisa melanjutkan penjelasanku”“Seperti yang kubilang sebelumnya, kalian tidak memiliki jalan keluar untuk kembali ke dunia nyata. Biar aku perbaiki kalimatku. Kalian, BELUM memiliki jalan keluar untuk kembali ke dunia nyata”Suei memutar balikkan kata-katanya agar memberikan secerah harapan bagi para player yang terjebak bisa lebih hidup dan berusaha untuk bertahan.“Belum?” gumam Eiji“Benar, belum! 49 dari 50 player yang ada di sini, terpilih secara langsung olehku untuk mengikuti sebuah event khusus, yaitu Linked Tournament” ucap Sue
Setelah mendengar hal tersebut langsung dari mulut Suei pun benar-benar membuat skenario terburuk yang Eiji pikirkan menjadi kenyataan.Dia semakin menggertakan giginya dengan keras setelah tahu bahwa turnamen tersebut sama saja bertaruh dengan nyawa manusia.“Apa tujuanmu melakukan ini semua?! Kenapa kau melibatkan begitu banyak nyawa manusia demi hal ini?!”“Kau menganggap nyawa manusia itu apa?!”Dari tersenyum tipis dan wajah yang renggang penuh aura ramah, berubah menjadi tatapan rajam penuh dengan ancaman yang menyirat langsung hingga membuat Eiji tertegun.“Hati-hati dengan pertanyaanmu, Nakagawa. Kau tidak memiliki hak untuk bertanya apapun padaku. Yang kau perlu lakukan saat ini hanyalah bertarung jika masih ingin hidup”“Dan ketika kau lah yang paling terakhir bertahan, jawaban itu akan kuberikan padamu!”Eiji tertegun diam dan tidak bisa melakukan apapun. Saat ini dia hanyalah
3 hari berlalu dengan mereka yang beristirahat di kota Liberia terlebih dahulu. Mencari persediaan makanan dan hal-hal lain sama pentingnya dengan di kehidupan nyata sekarang.Dengan level yang naik secara perlahan dari berburu bahan makanan dan credit pun tidak terlalu membuat perbedaan yang besar. Oleh karena itu, Eiji, Jirou dan Satsuki saat itu pergi dari kota Liberia dan berjelajah dengan liar di dunia game Linked Evolution. Tanpa peta, tanpa panduan, tanpa apapun sebagai landasan teori untuk membantu petualangan.Mereka bertiga berada di dalam hutan yang begitu lebat dan sedang berlari dalam kecepatan penuh.*SRAK SRAK*Suara ranting dan semak-semak yang bergesekan dengan tubuh mereka terdengar berulang kali layaknya sedang berada dalam situasi panik.Eiji yang berlari seorang diri dan terpisah dengan Jirou dan Satsuki pun menoleh ke belakang dan melihat adanya kumpulan Serpent Lizard yang sedang mengejarnya.Serpent Lizard merup
Saat Eiji melihat notifikasi tersebut, dia sedikit terkejut karena baru pertama kali melihatnya. Kata dari ‘Advanced Class’ berasal dari bahasa inggris yang memiliki arti ‘kelas lanjutan.Sesuai dengan class yang di miliki, dalam Linked Evolution dapat meningkatkan Class para player masing-masing ketika mencapai level 60. Kelas lanjutan ini adalah suatu peningkatan bagi setiap pemain agar mendapatkan gaya bertarung yang sesuai dengan diri mereka sendiri.“Apa ini sama maksudnya dengan naik peringkat? Kurasa tidak ada salahnya untuk mencobanya….”Eiji mengangkat lengannya dan mulai menekan tombol ‘ya’ di bagian panel tersebut.*TING*Suara dari panel yang tertekan langsung terpecah belah begitu saja layaknya partikel yang tertiup hembusan angin. Dan tak lama kemudian, sisa-sisa partikel tersebut mulai menyebar dan menutupi seluruh tubuh Eiji.*ZRUUTT*Melihat tubuh Eiji sendiri yan
Kedatangan Eiji dan Jirou saat itu sontak membuat Xianxing dan Satsuki terkejut. Tentu saja, niat mereka berdua yang sebelumnya ingin memulai langkah pertaungan menjadi terhenti.Eiji melirik ke arah belakang dan menatap ke arah Satsuki yang masih tertegun diam.“Satsuki, kau tak apa?”“Y-ya….”Sahut Satsuki dengan mengangguk pelan seolah malu-malu untuk menjawab. Di sisi lain, Xianxing yang merasa terganggu oleh kehadiran Eiji dan Jirou.“Bala bantuan ya, menyebalkan!” gerutu Xianxing“Maaf saja pak tua. Tetapi, kita tidak bisa membiarkanmu mencoba mencari kesempatan!” sahut Jirou“Menyerahlah. Kami tidak ingin melawanmu” sambung Eiji“Huh! Sekumpulan anak remaja seperti kalian memangnya bisa apa? Jangan berpikir bahwa kalian sedang di dalam game bisa seenaknya!” balas XianxingBagi seseorang yang memiliki sebuah perusahaan dan terlihat cukup
Eiji yang masih merasakan hawa mencekam dan teror itu, terus-terusan berpikir terhadap makhluk yang berada di balik portal. Wajah dengan bayangan hitam yang menyeringai lebar, cakar hitam yang besar nan tajam seolah telah berpengalaman merenggut banyak nyawa dapat terasa dari dekat.“Makhluk apa itu?”“Untuk sesaat… kepalaku… di penuhi halusinasi kematian!”Di kala dirinya sedang kebingungan, tiba-tiba saja terdengar suara Satsuki dan Jirou yang berteriak memanggil namanya dari belakang.“Eiji!”Kedua temannya segera menghampiri Eiji yang terlihat begitu kelelahan. Mereka berdua yang sebelumnya bertarung menghabisi monster di sisi lain desa, sedikit kebingungan melihat kondisi Eiji.“Eiji, kau tidak apa?!” tanya Satsuki“Ya... bagaimana dengan kalian?” sahut Eiji“Semua monster itu sudah di bersihkan. Walaupun mereka memberikan exp yang banyak, teta
Eiji masih terdiam dan terkejut terhadap tajamnya pemikiran Satsuki yang membuatnya bertanya seperti itu. Perasaan Takut dan khawatir mulai membesar hingga membuat Eiji menelan salivanya sendiri untuk berusaha menenangkan dirinya.Tatapan mata Satsuki yang penuh dengan makna itu haus akan jawaban, sekaligus menyiratkan perasaan sedih di dalamnya.Kebenaran membuat mulut Eiji mulai bergerak dengan sendirinya. Hati yang berkata untuk tidak mengkhianati kepercayaan kedua temannya, membuat dia ingin membuka mulut.“Aku-!”Satu kata yang dia keluarkan saat itu kembali terhenti seperti sebelumnya. Karena, sebuah ledakan terjadi jauh di belakangnya. Suara dari dentuman ledakan yang cukup keras itu masuk ke dalam telinga dan terasa dampaknya hingga ke arah Eiji dan membuat Jirou sontak terbangun.DUAR!“A-apa itu?!” ucap Eiji yang sontak menoleh ke belakangDi sisi lain, Satsuki sontak melihat ke arah yang sama dan men
Sesuai dengan ucapan Eiji, dia bersama Satsuki dan Jirou pun pergi meninggalkan kota Genbukai untuk melanjutkan perjalanan. Demi menjadi lebih kuat, Eiji di beritahu oleh Genbu, bahwa dirinya memiliki koneksi dengan keempat dewa penjaga mata angin.Oleh karena itu, dia harus bertemu dengan masing-masing dewa untuk memperkuat dirinya dengan latihan dan mendapatkan kepercayaan dari mereka.Tidak ada satupun orang yang masih mengetahui niat asli Eiji. Bahkan Satsuki dan Jirou hanya menganggap Eiji ingin menjadi lebih kuat demi memenangkan Linked Tournament dan mendapatkan hadiah besar dari Suei.Namun, yang Eiji inginkan lebih dari itu. Hal yang tidak bisa di gantikan dengan sebuah uang, yaitu nyawa. Puluhan player yang terjebak di dalam Linked Evolution dan terlibat dengan Linked Tournament, dia ingin berusaha memenangkan turnamen agar tidak ada yang terbunuh secara nyata di dalam game tersebut.**Hari yang panas dan matahari yang bersinar terik di
Eiji yang melihat tubuh partikel dari Shinha yang memecah dan membaur dengan udara, menggertakan gigi dan mengepal erat tangannya penuh amarah.Bagaimana tidak? Seorang remaja berumur 17 tahun dan belum lama menduduki bangku SMA kelas dua. Kini, dia terjebak di sebuah death game dan telah merenggut nyawa orang yang tidak bersalah.Shinha terlihat jelas bahwa dia bertarung demi mempertahankan hidupnya, dan dia tidak mempunyai pilihan lain. Begitu juga dengan Eiji sendiri. Tidak ada kemunafikan di dalamnya, mereka sebagai manusia pasti akan memiliki insting untuk bertahan hidup.Oleh karena itu lah, Eiji sangat membenci Suei dan Linked Evolution yang telah menjebaknya.“Lagi-lagi… aku membunuh seseorang!”Dirinya terjatuh di kedua lutut yang menopang tubuhnya. Eiji melihat kedua telapak tangannya yang sudah merenggut nyawa seseorang.Penyesalan dan amarah. Dua kata itulah yang dapat mendeskripsikan perasaan Eiji saat i
Eiji terkejut ketika mendengar ucapan Shinha. Di suruhnya untuk menyerah? Apa maksud Shinha saat itu? Wajah Eiji tertegun heran dan menatap ke arah Shinha penuh kebingungan.“A-apa maksudmu?”Namun, Shinha sendiri terlihat bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Dia kembali menegaskan kalimatnya kepada Eiji.“Menyerahlah. Kau tidak ingin ada pertumpahan darah bukan?”“Tu-tunggu. Kenapa….”“Jika kau tidak ingin menyerah, maka tidak ada gunanya untuk berdiskusi. Aku tidak bisa mempercayai ucapanmu itu”“Kenapa?! Aku mengatakan yang sejujurnya! Aku tidak ingin orang-orang mati karena turnamen dan jebakan Suei ini!”Eiji semakin bingung dengan ucapan Shinha. Dia mencoba untuk menghindari pertarungan dan korban jiwa di dalam game tersebut. Namun, berdasarkan dari ucapannya, Shinha memang menolak keras untuk percaya kepadanya.Dan itu karena….“Kau se
Di kala Natsuki di landa kebingungan, tubuh Eiji yang mulai terbentuk dari ribuan partikel di pindahkan ke sebuah tempat yang tak di ketahuinya.Pohon yang begitu tinggi dan dedaunan yang lebat. Tak ada suara apapun selain hembusan angin sejuk yang menggoyangkan setiap daun berirama merdu.Di tengah kesepiannya itu, Eiji menoleh ke kiri kanan untuk mencari tahu bahwa dirinya sedang berada di tengah hutan.“Hutan?”“Jirou! Satsuki!”Eiji berteriak memanggil nama kedua temannya. Namun, tak kunjung ada jawaban yang merespon teriakannya yang cukup keras itu.“Sialan, notifikasi itu! Tak kusangka hari ini adalah ronde pertamanya di mulai! Baru saja selesai melawan ancaman di kota Genbukai, waktunya benar-benar tidak tepat!”Merujuk kepada notifikasi panel yang memberikan hitung waktu mundur, Eiji baru saja menaydari bahwa dirinya telah kehilangan hitung dalam hari. Dua minggu berlalu dengan cepat, dan ta
Eiji menarik nafasnya secara perlahan dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Setelah itu….“Natsuki, kenapa kau tiba-tiba berhenti dari pekerjaanmu itu?”“Ah, itu ya. A-aku… ingin memulai hal baru….”Eiji memiringkan kepalanya seolah tidak terlalu memahami jawabannya yang begitu singkat dan menggunakan suara yang terbilang pelan.“Memulai hal baru?”Natsuki mengangguk pelan seolah meng-iyakan pertanyaan Eiji.“Iya. Melakukan seperti itu melelahkan juga, terlebih lagi alasanku berhenti itu juga karenamu….”Suara Natsuki semakin kecil di akhir kalimat, sehingga Eiji tidak mendengar dengan jelas bagian terakhirnya. Namun, Eiji tidak berusaha untuk bertanya lebih lanjut akan hal itu.“Yah, kurasa kau pasti mempunyai alasan sendiri. Tetapi, hari ini aku datang bukan hanya ingin membicarakan hal itu”“Eh?”Tiba-tiba saja,
Malam telah berlalu dan berganti dari bulan yang bersinar menyinari kegelapan, menjadi matahari yang memberikan kehangatan di pagi hari.Sinar mentari yang lembut itu menyinari kota Genbukai yang di penuhi dengan penduduk kota yang berkehidupan normal seperti biasa seolah tidak ada yang terjadi.Terlibatnya Eiji dan teman-temannya telah membuat kota Genbukai terbebas dari ancaman. Dan kini, Eiji yang sedang berjalan di tengah kota bersama Jirou, Satsuki dan Tiara pun melihat penduduk kota yang memiliki senyuman di wajahnya.Dia berjalan melewati lalu lalang kota, dan juga lokasi di saat dia bertarung dengan LoneWolf. Tempat yang sebelumnya sudah hancur itu telah di perbaiki dengan cepat dalam kurun waktu kurang dari 5 hari.Dan seiring lamanya dia berjalan, Eiji berdiri di depan sebuah bangunan layaknya klub dan masuk ke dalamnya. Tempat yang seharusnya menjadi hiburan malam itu, tentu saja akan sangat sepi ketika berada di waktu matahari masih bersinar.
Sebuah penjelasan yang cukup memukul Eiji di kepala itu benar-benar membuatnya terkejut. Dia yang sebelumnya masih berada di ambang-ambang dengan teori tidak berdasarnya, tiba-tiba saja di perkuat dengan ucapan Genbu sendiri.Wajahnya seperti membeku dan ekspresinya tidak berubah sejak awal dia mendengar hal tersebut.“Ja-jadi… itu benar?” gumam Eiji“Ya….” sahut Genbu sambil menganggu pelanEiji masih cukup sulit untuk mempercayainya. Bahwa teknik baru yang dia miliki ternyata di berikan oleh Genbu. Seolah menjadi kunci untuk membuka skill terkunci tersebut dan menjadikannya sebagai jurus terkuat Eiji untuk saat ini.Namun, tentu saja dia masih sedikit bingung. Satu pertanyaan yang muncul di benaknya itu adalah, kenapa dirinya? Dan kenapa baru sekarang?Eiji yang kebingungan mengangkat wajahnya dan menyingkat pertanyaannya hanya menggunakan satu kata.“Kenapa?” tanya EijiHanya