Jepang, Prefektur Saitama
Di sebuah rumah dan kehidupan yang normal, terdapat satu pemuda laki-laki berambut coklat kehitaman sedang tertidur pulas di atas ranjangnya.
Berbeda dengan ekspektasi kebanyakan orang, dimana jika seorang laki-laki remaja mempunyai kamar sendiri, maka dia akan memiliki kamar yang berantakan dan penuh pakaian berserakan di mana-mana.
Tetapi, hal itu tidak berlaku bagi pemuda tersebut. Kamarnya tertata dengan rapih dan terstruktrur jelas. Walaupun di atas meja belajarnya terdapat sebuah komputer dan juga peralatan VR lainnya.
Pemuda itu adalah Nakagawa Eiji. Seorang pelajar di SMA Kaisei, kelas dua SMA.
**
Tut…tut… tut…!!
Jam canggih yang berada di meja samping tempat tidurnya berdering keras akan bunyi alarm. Suara yang begitu keras itu masuk ke dalam telinga Eiji dan memaksanya untuk bangun.
Tanpa banyak gerak, Eiji mengangkat satu tangannya dan menepuk pelan alarm itu untuk mematikannya.
Tut…!!!
Alarm yang sangat berisik itu berhasil membangunkan Eiji dan membuatnya membuka perlahan kedua mata.
“Uuuhh… sudah pagi ya….”
Eiji yang sudah bangun pun keluar dari dalam kamarnya. Dia berjalan menuruni tangga dan memasuki ruang makan yang terlihat langsung akan ibunya, Nakagawa Saori yang sedang memasak sarapan, sedangkan ayahnya, Nakagawa Yuuji sedang menonton TV sembari duduk menunggu di meja makan.
Di tengah sibuk masak, Saori menyadari akan putranya yang sudah bangun dan segera menyapanya penuh kasih sayang.
“Selamat pagi, Eiji. Duduklah bersama ayahmu, sarapan sebentar lagi akan siap”
“Selamat pagi bu”
Dia melihat ayahnya yang sedang duduk dan terfokus menonton televisi pun ikut melihat ke layar. Di sana terlihat seorang reporter yang sedang memberitakan sebuah statisika yang meroket tinggi.
Karena bingung, Eiji pun bertanya kepada ayahnya.
“Ayah, kau sedang menonton apa?”
“Hm? Kau tahu game yang kau sebutkan waktu itu?”
“Linked Evolution?”
“Ah ya, itu dia. Kelihatannya, setelah peluncurannya dua bulan yang lalu, game itu sekarang menjadi papan atas dan membuat ekonomi jepang terperngaruhi banyak hal positif. Tak hanya orang jepang, bahkan orang-orang luar banyak sekali yang tertarik memainkan game itu, sehingga pendapatan dan popularitasnya meroket tinggi”
Di tengah penjelasan ayahnya, tiba-tiba ibu Eiji datang dan menata makanan di atas meja makan sembari menyambung pembicaraan mereka.
“Eiji, bukankah kau bilang kau ingin memainkan game itu?"
“Eh? Ah, benar. Aku sudah memesan alatnya dua hari yang lalu. Katanya akan sampai hari ini”
Saori yang telah selesai menata makanannya pun segera duduk di samping Yuuji dan melanjutkan perbincangannya dengan Eiji.
“Kau cukup sigap ya dalam membeli game baru. Yah, ibu juga tidak melarang sih. Karena semua itu adalah hasil uangmu dalam memenangkan banyak lomba sekolah.” Ucap Saori yang tak bisa mendapatkan kelemahan anaknya
“Apa kau akan memainkannya bersama Satsuki-chan dan Jirou-kun?”
“Entahlah. Aku belum menanyakan game itu kepada mereka. Kemungkinan Jirou sudah main duluan, dia kan maniak game”
Mereka pun kembali lanjut makan sarapan yang telah di siapkan oleh ibu. Televisi yang masih menyala dan menunjukan rating dari game terpopuler , tiba-tiba saja berubah menjadi saluran berita mendadak.
Seorang pria pembawa berita dalam acara itu pun memberikan kabar yang cukup mengejutkan.
“Selamat pagi seluruh warga Jepang. Nama saya adalah Motoharu Kuga, pembawa acara untuk kalian di pagi ini. Kami baru saja mendapat laporan mengenai kasus orang-orang yang hilang secara misterius.”
“Bulan lalu, terjadi sebuah insiden misterius di mana hampir ratusan, bahkan ribuan orang menghilang secara tiba-tiba. Pihak berwajib internasional telah menggabungkan semua yang mereka bisa untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, namun sampai saat ini belum mendapatkan kabar baik”
“Namun, beberapa jam yang lalu kami mendapatkan sebuah laporan baru mengenai kasus tersebut. Sekitar 70 orang penduduk di jepang, telah menghilang secara misterius lagi dan sedang di selidiki kebenarannya. Kasus yang semakin meningkat ini sangatlah memilukan dan kami berharap pihak berwajib dapat menanganinya secepat mungkin”
“Berikut adalah daftar negara yang mengalami kasus misterius ini di mulai dari yang tertinggi”
Dan diikuti dengan negara-negara lainnya…
“75% dari para korban tersebut adalah remaja hingga dewasa, usia mereka yang menyentuh 15 - 25 tahun. Sedangkan 20% berumur di bawahnya, dan 5% berada lebih tinggi di atasnya”
Eiji yang melihat berita tersebut pun terlihat seperti orang yang tidak peduli. Namun di dalam kepalanya, dia memikiran hal tersebut.
Karena kasus ini sudah berlangsung lebih dari satu bulan. Dan seluruh pihak berwajib di dunia sedang menangani hal ini dan tak di temukan keberadaan mereka sama sekali.
Betapa mengerikannya jika seseorang dapat menghilang begitu saja dan tidak di temui lagi hampir mencapai dua bulan. Entah apa yang terjadi pada mereka, sama sekali tidak ada yang tahu.
Bahkan beberapa hari yang lalu beberapa negara hampir menyatakan orang-orang yang hilang akan di data sebagai warga negara yang meninggal karena penyebab menghilang secara misterius.
Eiji berpikir seorang diri dan mulai enggan untuk melanjutkannya karena tidak ingin bernasib sama. Dia hanya berharap bahwa orang-orang yang menghilang itu masih berada dalam kondisi baik-baik saja dan tidak terancam nyawanya. Sehingga mereka bisa kembali dengan selamat dan bertemu dengan orang-orang yang mereka sayangi.
* * *
Sarapan telah selesai dan Eiji sudah memakai pakaian rapih pun di antar oleh ibunya di pintu keluar rumah untuk berangkat kerja.
“Aku berangkat” ucap Eiji
“Hati-hati di jalan~”
Eiji memegang gagang pintu dan memutarnya. Ketika pintu tersebut di tarik dan terbuka, di baliknya terdapat seorang gadis remaja berambut hitam panjang sebahu yang terlihat sangat sederhana namun memancarkan aura feminin dan daya tarik yang kuat.
Gadis itu berdiri berdiri di sana dan memakai pakaian seragam sekolah yang terlihat serasi dengan tubuhnya yang proporsional. Tak lama kemudian menyapa ramah kedua orang tua Eiji seperti sudah kenal dengan mereka.
“Bibi, selamat pagi” sapa gadis tersebut
“Satsuki?” sahut Eiji
Setelah mulai memahami gadis itu….
“Ahh, selamat pagi Satsuki-chan.” sahut Ibu Eiji
Gadis itu bernama Kinoshita Satsuki. Teman masa kecil Eiji yang tinggal beberapa blok dari rumahnya.
Dengan sifat ibu Eiji yang jahil, dia langsung membuat raut wajah usil pada mereka.
“Wah, wah Satsuki-chan. Kamu rajin sekali datang menjemput Eiji. Bibi pasti akan sangat senang bisa punya menantu rajin sepertimu~”
Mendengar godaan tersebut membuat Satsuki memerah malu dan menunduk kuat untuk menutupi wajahnya. Di sisi lain, Eiji mulai berbalik dan menyahuti ibunya.
“Bicara apa, orang tua ini?”
Duak…!!
“Siapa yang kau bilang orang tua?!”
Walaupun wajahnya terlihat tersenyum, tetapi itu adalah sebuah senyuman sinis penuh hasrat membunuh. Hantaman yang mendarat di kepala Eiji, adalah sebuah peringatan padanya untuk tidak bermacam-macam.
Tetapi, apa salahnya?
Eiji mengatakan hal yang sebenarnya kalau ibunya adalah orang tuanya. Dan umurnya memang sudah cukup banyak.
* * * * *
Keduanya berjalan tanpa memikirkan banyak akan ucapan ibunya. Perjalanan tidak berlangsung cukup lama karena jarak antar sekolah dan rumahnya tidak terlalu jauh, sehingga tidak terasa bahwa mereka sudah berada tepat di depan gerbang sekolah.
Ramainya murid yang sedang menggunakan sepeda, maupun berjalan kaki berlalu-lalang untuk segera masuk ke dalam.
Saat Eiji dan Satsuki sedang menukarkan sepatu mereka di loker, tiba-tiba saja datang seorang laki-laki yang menghampiri mereka berdua.
Rambut merah dengan sifat ramah dan akrabnya, laki-laki itu menyapa mereka berdua penuh semangat.
“Eiji, Satsuki!” panggil laki-laki tersebut
“Ah, Jirou” sahut Eiji
Laki-laki itu adalah Yoshimoto Ichijirou. Teman sekelas dan juga teman dekat dari Eiji sejak SMP.
“Seperti biasa, kalian berdua selalu datang bersama ya” usil Jirou
“Diamlah” sahut Eiji
Berbeda dengan Eiji, Satsuki hanya menunduk dengan menahan wajahnya yang memerah malu.
Tiba-tiba saja, seorang ibu guru yang begitu cantik dan menawan datang melewati mereka untuk sesaat. Rambut hitam menyentuh pinggang terlihat sangatlah halus, diikuti dengan wajahnya yang begitu cantik dan di temani dua bola mata coklat berbinar.
Tubuhnya yang elok dan menarik perhatian itu sangatlah menggoda jiwa para lelaki remaja satu sekolah. Perempuan tersebut adalah Takagi Asuka, guru bahasa inggris di sekolah tersebut.
“Nakagawa, Kinoshita, Yoshimoto. Kalian bertiga, jangan bercanda di lorong. Upacara penutupan akan segera di mulai”
Asuka berjalan melalui mereka berdua hanya menyampaikan pesan singkat tersebut.
“Ya, Asuka-sensei”
Sahut Eiji dan Satsuki yang patuh terhadap ucapan Asuka. Namun, Jirou saat itu menatap penuh dengan hasrat remajanya kepada Asuka yang sangatlah menawan di usianya yang terbilang masih muda.
“Asuka-sensei, hari ini sensei terlihat cantik sekali!”
“Jika kau ingin mendapatkan pelajaran tambaha ucap itu sekali lagi, Yoshimoto”
Jirou pun sontak terdiam karena mendengar ucapan dari Asuka. Sedangkan Eiji dan Satsuki hanya tergelitik tawa secara diam-diam melihatnya seperti itu.
* * * * *
Hari berjalan dengan cepat dan upacara penutupan semester telah di laksanakan. Liburan musim panas yang telah di tunggu-tunggu oleh kebanyakan murid sekolah pun telah tiba.
Banyak dari mereka yang bergegas untuk pulang, membuat janji dengan teman sekelasnya untuk segera pergi ke pantai dan lain-lain. Sedangkan Eiji dan Satsuki sudah berjalan arah pulang di hari yang mulai petang.
“Hei, Satsuki. Apa kau yakin tiba-tiba ingin membeli game itu? Setahuku, kau tidak terlalu tertarik dengan game-game seperti ini”
“Karena Eiji main, aku juga akan main. Aku tidak ingin sendirian”
“Alasanmu itu kenapa selalu harus terkait denganku sih….”
Ketika mereka berdua sedang berjalan sembari berbincang, tiba-tiba saja ada seseorang dengan pakaian serba hitam dan tudung kepala yang menutupi wajahnya datang dari arah depan.
Mereka berdua berjalan dengan arah yang berlawanan, dan tak sengaja orang tersebut menabrak bahu Eiji.
*BRUK*
“Uh-! Maaf” sahut Eiji
Eiji yang meminta maaf lebih dahulu karena dia tahu bahwa dia tidak memerhatikan jalan dan sedang berbicara dengan Satsuki.
Namun, perilaku orang tersebtu cukup aneh karena tidak menyahut ucapan Eiji sama sekali. Dan tetap, terus berjalan seolah tidak peduli sama sekali.
Sedangkan Eiji terus menoleh ke belakang dan melihat ke arah orang tersebut. Hingga Satsuki yang berada di sampingnya pun menarik dan bertanya.
“Eiji, kau tidak apa?” tanya Satsuki
“Ya. Hanya saja… Tidak jadi, lupakan saja” gumam Eiji yang lanjut berjalan
Di sisi lain, orang yang menggunakan pakaian hitam itu terlihat mengeluarkan tangannya yang memegang sebuah ponsel dari dalam saku jaket. ponsel tersebut di dekat ke arah telinganya dan orang tersebut mulai berbicara.
*BZZT BZZT*
“Nakagawa Eiji dan Kinoshita Satsuki, ikut serta dalam game”
**
Setelah berjalan hingga hari mulai berganti malam, Satsuki pun telah pulang terlebih dahulu dan Eiji baru saja sampai di depan pintu rumahnya.
Dia membuka pintu rumah dan segera masuk sembari melepaskan sepatunya. Sang ibu yang berada di dapur sedang membersihkan cucian piring. Salam pulang dari Eiji di balas dengan ramah olehnya.
Dia pun segera naik ke kamarnya di atas. Ketika membuka pintu dan masuk ke dalam, Eiji melihat sebuah kotak yang tidak terlalu besar tergeletak di tengah kamar.
“Benar-benar sudah sampai ternyata…”
Dia sontak menaruh tas dan membuka seluruh pakaiannya untuk bergegas mandi.
Tidak sampai 20 menit, Eiji telah selesai mandi dan kembali memakai bajunya di kamar. Dia lanjut mendekati kotak tersebut dan mulai membukanya secara perlahan menggunakan Cutter.
*SREEET*
Ketika membuka dan melihat isi kotak itu, terdapat alat AI Gear yang di gunakan khusus untuk memainkan permainan yang sedang trending saat ini, yaitu Linked Evolution.
Sebuah perlatan dengan kabel yang cukup simpel untuk di hubungkan ke listrik, dan juga alat yang terlihat seperti penutup mata transparan layaknya Eye Shield.
“Kurasa aku coba sekarang saja”
Ketika sudah semua, Eiji mulai berbaring di atas ranjangnya dan memasangkan AI Gear di kepalanya.
“Sistem Operation”
*VUNG*
AI Gear seketika langsung menyala dan membuat sebuah pandangan yang beragaram layaknya sedang scan sesuatu.
[Accsess Granted]
[Loading to Linked Evolution]
[New Player Detected. Japan, Prefecture of Saitama. Nakagawa Eiji, Enjoy the world of adventure]
Kesadaran Eiji tertarik begitu dalam hingga seluruh isi kamarnya berubah penuh menjadi sebuah ruang hitam tanpa batas.
Dia berdiri di atas ruang hitam penuh kehampaan tersebut, berusaha melirik ke kiri dan ke kanan tak mendapatkan apapun.
Hingga tiba-tiba saja, sebuah panel sistem muncul tepat di hadapannya dengan ucapan….
[Selamat datang, player]
[Sebelum memulai, silahkan masukan nama yang anda inginkan]
*TING*
Panel berupa keyboard virtual dan bar kosong yang seharusnya di isi nama oleh Eiji pun keluar di depannya.
“Hmm… Kurasa… ini saja” gumam Eiji
Jari-jarinya yang menekan tombol keyboard virtual tersebut membuat sebuah nama ‘Eiji’ di dalam panel.
Eiji menekan tombol Enter dan sistem langsung memproses data yang di berikan olehnya.
*TUT*
[Nama dapat di gunakan. Apa anda yakin menggunakan nama ini?]
[WARNING : NAMA TIDAK AKAN BISA DI RUBAH]
Tanpa berpikir panjang, Eiji kembali menekan tombol ‘Ya’ untuk mengkonfrimasi namanya.
*TIT*
[Akses di terima]
[Memulai Biometrik Scan]
Sebuah sistem hologram layaknya Drone berjumlah dua banyaknya berada tepat di depan dan belakang Eiji. Mereka memunculkan sinar biru yang memulai scan seluruh tubuhnya.
Setelah selesai….
[Biometrik Scan telah selesai]
[Player : Eiji]
[Gender : Pria]
[Pilih Class yang di inginkan]
Saat muncul panel tersebut, sebuah panel berubah menjadi demo dari sebuah class yang ada di dalam Linked Evolution.
Mulai dari Swordsman, Knight, Assassin, Fighter, Ranger, Mage, Priest. Setiap class memiliki kelebihan masing-masing yang unik dan gaya bertarung yang berbeda-beda.
Dan di antara ketujuh class, yang membuat Eiji tertarik saat itu adalah Fighter.
“Kurasa Fighter adalah hal yang cocok bagiku” gumam Eiji
Dia pun menekan panel Fighter dan membuat panel sistem keluar untuk mengkonfirmasi pilihannya.
*TING*
[Class yang di pilih, Fighter. Petarung jarak dekat yang menggunakan anggota tubuh. Apa player yakin memilih Class ini?]
Eiji mulai kesal dengan sistem yang begitu bertele-tele. Dia pun tidak berpikir panjang lagi dan segera menekan tombol ‘Ya’.
“Sistem ternyata juga bisa cerewet!” gerutu Eiji
*TUT*
[ Sistem telah mengonfirmasi data player. Player akan di teleportasikan ke kota pemula, Liberia. Selamat berpetualang ]
Tubuh virtual dari Eiji pun mulai terbongkar partikel demi partikel hingga lenyap sepenuhnya. Partikel tersebut terbang melayang hingga memindahkan tubuh Eiji secara efisien.Teleportasi singkat membuat Eiji membuka kedua mata secara tiba-tiba sudah berada di sebuah kota yang indah.Pemandangan dari para NPC dan player yang berlalu lalang, entah itu mereka berdagang ataupun sedang membuat party dan lain-lain.“Jadi ini Liberia, kota pemula” gumam EijiEiji mulai memeriksa kondisi tubuhnya sendiri. Latar kota yang terlihat seperti balik kembali ke abad kerajaan, membuatnya penasaran dengan pakaian yang dia gunakan.Namun, seperti standar pemain pemula Eiji hanya memakai pakaian biasa dan sarung tangan yang membalut lengannya.Tak lama kemudian, dia menyadari adanya sebuah pantulan cermin di sampingnya. Eiji menoleh dan melihat tubuhnya dari pantulan cermin tersebut.Rambut coklat kehitaman, pupil yang sama dengan warna ramb
Setelah mendapatkan penjelasan dari Shino, Eiji, Satsuki dan Jirou pun beranjak pergi ke luar kota untuk mencoba melawan monster kelas bawah seperti Slime. Slime yang cukup banyak berkeliaran di sekliling kota saat itu dapat dengan mudahnya di habisi oleh mereka bertiga. Dan dalam sekejap, mereka bertiga pun naik ke dalam level 7 setelah menghabisi belasan hingga puluhan Slime. /---/ [LEVEL UP!] [ Nama : Eiji ] [ Level : 7 ][ EXP : 52/1300 ] [ Class : Fighter ] [ HP : 980/980 ][ MP : 300/300 ][ ATK : 105 ][ DEF : 89 ] [Skill : - ] /---/ Melihat statusnya yang meningkat bukanlah hal yang mengejutkan bagi Eiji. Namun, kebetulan saja ada seekor slime yang melompat dari belakang ingin menyerangnya. Dengan naik lvlnya saat itu, Eiji berbalik badan dan menghajar Slime itu hingga hancur. *PYAAR* -87! Serangan itu menjadi lebih kuat karena sebelumnya Eiji tidak bis
Ucapan dari laki-laki tersebut sudah terlihat negatif, terlebih lagi dari tatapan mata dan senyuman liciknya itu yang mengarah kepada beberapa bagian tubuh Satsuki yang memikat. Raut wajah Eiji saat itu sudah berubah kesal ketika mendengarnya. Namun, Jirou maju lebih dulu untuk membuat suasana tidak terlalu tegang. “He-hei hei, apa maksudnya itu kawan?” ucap Jirou “Satu malam bersamaku. Baru akan ku anggap lunas hutang ini!” ucap laki-laki tersebut Kata-kata tersebut sudah benar-benar kelewatan karena melecehkan Satsuki sebagai seorang perempuan. Satsuki yang sudah tak tahan untuk mengayunkan pedangnya pun terus terpancar kesal, namun Eiji masih terus saja menahannya agar tidak melakukan hal gegabah sembari membawanya mundur. Jirou yang berada di samping laki-laki tersebut pun memegang pundaknya dan berusaha untuk bernegosiasi. “Kawan, kurasa ucapanmu ini sudah kelewatan bukan?” tanya Keji “Huh! Kalian sendiri bagaimana? Apa ka
Ancaman dari Eiji saat itu benar-benar mengerikan di dengarnya. Kuri hingga gemetar keTakutan, karena setiap pukulan yang dia terima itu hampir sama dengan rasa sakit di dunia nyata. Jika satu pukulan hanya mengurangi 1 HP, bagaimana dengannya yang memiliki HP lebih dari belasan ribu dan harus menerima pukulan sebanyak itu? Dengan keTakutan dan harga diri yang tercoreng, Kuri pun menggertakan giginya karena tidak rela untuk meminta maaf. Tentu saja banyak orang sepertinya, yang tidak ingin meminta maaf karena berada di dalam game yang merupaka dunia tak nyata. Mereka ingin di akui sebagai orang hebat, ternyata malah di kalahkan oleh pemain pemula di dalam game yang seharusnya menjadi kejayaan bagi mereka. Dengan keras kepalanya…. “Kau pikir….” Gumaman suara Kuri yang sangat kecil saat itu membuat perhatian Eiji terpusat padanya. Dia sedikit mendekatkan telinganya kepada Kuri. “Apa? Aku tak dengar” sahut Eiji Tiba-tiba s
Sebelumnya, Eiji bersama Satsuki dan Jirou pergi ke Asosiasi petualang untuk mencari tahu tentang misi kecil yang bernama Comission untuk mendapatkan EXP dan berbagai reward lainnya. Mereka bertiga duduk di sebuah meja bundar yang telah tersedia cukup banyak di sana. Dengan poster yang di bawa oleh Jirou, terlihat berserakan di atas meja. “Jadi, semua ini adalah misi untuk tingkat pemula?” tanya Eiji “Benar. Ada yang membantu untuk mengusir babi hutan di desa bagian timur, ada juga misi untuk membantu bangun desa ataupun mengantar barang” sahut Jirou Melihat isi dari setiap poster misi itu tidak ada yang menarik dari bagian rewardnya. Karena setiap dari misi hanya memiliki permintaan yang sama, dan reward yang di dapatkan hanya mencapai 200-300 EXP. Tiba-tiba saja, Satsuki yang sedang mencari-cari dari dalam poster itu pun mendapatkan sebuah poster dengan permintaan yang cukup menarik. “Hei, Eiji. Bagaimana dengan ini?” tanya Satsuki s
Sesuai dengan ucapan Eiji, Boffius dan Sina menunjukan jalan ke dungeon tersembunyi tersebut. Melalui belakang desa, mereka mengambil rute paling aman untuk menghindari para monster yang masih berkeliaran di hutan dan menjaga dungeon tersebut. Di belakang rumah yang tak lagi terpakai, mereka bersembunyi di belakangnya untuk melihat ke dalam hutan yang lebat itu. Boffius menunjuk ke arah dalam di mana terdapat banyak sekali ogre, goblin, slime raksasa di sana. “Ada di dalam hutan sana” ucap Boffius Melihat banyaknya monster yang berlalu lalang dalam hutan itu benar-benar membuat kesempatan untuk menerobos masuk cukup kecil. Terlebih lagi, mereka bertiga sama rata level 7 dan belum mempunyai perlengkapan untuk bertarung. “Ogre… Goblin dan Slime ya….” gumam Eiji “Astaga, banyak sekali!” teriak Jirou Teriakannya saat itu membuat salah satu goblin menoleh ke arah mereka. Namun, dengan cepat Eiji segera menutup mulut Jirou dan menari
Seluruh monster yang tersebar di dalam hutan Aria saat itu sudah di lenyapkan sepenuhnya oleh mereka bertiga. Dengan membunuh ogre, exp yang mereka dapatkan pun meloncat lumayan tinggi karena memiliki tingkat kesulitan D Class sebagai monster. *TING* [LEVEL UP!] [ Nama : Jirou ] [ Level : 14 ][ EXP : 123/3000 ] [ Class : Swordsman ] [ HP : 1440/1440 ][ MP : 400/400 ][ ATK : 156 ][ DEF : 110 ] [ Skill : - Wing blade ( MP - 100) ] Jirou yang melihat statusnya meningkat saat itu di buat terkejut dengan munculnya sebuah skill baru di hadapannya. “WAH! Aku mendapatkan skill! Wing… blade. Apa itu? Kedengarannya keren sekali! Hei, Satsuki kau bagaimana?” ucap Jirou sembari menoleh ke arah Satsuki di belakang Di sana, Satsuki sedang membuka statusnya yang tak terlalu beda jauh dengan Jirou karena memiliki class yang sama. Namun, dalam bagian Skillnya terdapat tulisan yang berbeda. [ Skill
Mereka bertiga sontak berlari secepat mungkin menghampiri lawan Minotaur mereka. Minotaur yang berdiri di depan Eiji saat itu mengayunkan pemukul kayunya dengan kuat dan cepat dari atas. *WUUSH* Eiji segera melompat ke samping dan menghindari pukulan telak tersebut. *BRUAAKK* “Cih! Daya hancur dan ukurannya sama-sama besarnya ya.Tetapi-!” gumam Eiji Dia memukul tanah dengan telapak tangannya dan mulai memutarnya. *GRAK* “Tectonic Shift” Sihir pergeseran tanah saat itu di gunakan kembali oleh Eiji dan membuat tanah yang di pijak oleh Minotaur tersebut bergeser dan menjebaknya. *GRAK GRAK* “RGHH!” erang Minotaur tersebut Eiji yang mendorong tubuhnya dengan kedua kakinya saat itu melesat dengan cepat hingga berada tepat di hadapan Minotaur tersebut. Ayunan dari tinjunya yang tiada ampun saat itu menghantam wajah Minotaur dengan keras. *BUAAKK* Pukulan keras yan
Eiji yang masih merasakan hawa mencekam dan teror itu, terus-terusan berpikir terhadap makhluk yang berada di balik portal. Wajah dengan bayangan hitam yang menyeringai lebar, cakar hitam yang besar nan tajam seolah telah berpengalaman merenggut banyak nyawa dapat terasa dari dekat.“Makhluk apa itu?”“Untuk sesaat… kepalaku… di penuhi halusinasi kematian!”Di kala dirinya sedang kebingungan, tiba-tiba saja terdengar suara Satsuki dan Jirou yang berteriak memanggil namanya dari belakang.“Eiji!”Kedua temannya segera menghampiri Eiji yang terlihat begitu kelelahan. Mereka berdua yang sebelumnya bertarung menghabisi monster di sisi lain desa, sedikit kebingungan melihat kondisi Eiji.“Eiji, kau tidak apa?!” tanya Satsuki“Ya... bagaimana dengan kalian?” sahut Eiji“Semua monster itu sudah di bersihkan. Walaupun mereka memberikan exp yang banyak, teta
Eiji masih terdiam dan terkejut terhadap tajamnya pemikiran Satsuki yang membuatnya bertanya seperti itu. Perasaan Takut dan khawatir mulai membesar hingga membuat Eiji menelan salivanya sendiri untuk berusaha menenangkan dirinya.Tatapan mata Satsuki yang penuh dengan makna itu haus akan jawaban, sekaligus menyiratkan perasaan sedih di dalamnya.Kebenaran membuat mulut Eiji mulai bergerak dengan sendirinya. Hati yang berkata untuk tidak mengkhianati kepercayaan kedua temannya, membuat dia ingin membuka mulut.“Aku-!”Satu kata yang dia keluarkan saat itu kembali terhenti seperti sebelumnya. Karena, sebuah ledakan terjadi jauh di belakangnya. Suara dari dentuman ledakan yang cukup keras itu masuk ke dalam telinga dan terasa dampaknya hingga ke arah Eiji dan membuat Jirou sontak terbangun.DUAR!“A-apa itu?!” ucap Eiji yang sontak menoleh ke belakangDi sisi lain, Satsuki sontak melihat ke arah yang sama dan men
Sesuai dengan ucapan Eiji, dia bersama Satsuki dan Jirou pun pergi meninggalkan kota Genbukai untuk melanjutkan perjalanan. Demi menjadi lebih kuat, Eiji di beritahu oleh Genbu, bahwa dirinya memiliki koneksi dengan keempat dewa penjaga mata angin.Oleh karena itu, dia harus bertemu dengan masing-masing dewa untuk memperkuat dirinya dengan latihan dan mendapatkan kepercayaan dari mereka.Tidak ada satupun orang yang masih mengetahui niat asli Eiji. Bahkan Satsuki dan Jirou hanya menganggap Eiji ingin menjadi lebih kuat demi memenangkan Linked Tournament dan mendapatkan hadiah besar dari Suei.Namun, yang Eiji inginkan lebih dari itu. Hal yang tidak bisa di gantikan dengan sebuah uang, yaitu nyawa. Puluhan player yang terjebak di dalam Linked Evolution dan terlibat dengan Linked Tournament, dia ingin berusaha memenangkan turnamen agar tidak ada yang terbunuh secara nyata di dalam game tersebut.**Hari yang panas dan matahari yang bersinar terik di
Eiji yang melihat tubuh partikel dari Shinha yang memecah dan membaur dengan udara, menggertakan gigi dan mengepal erat tangannya penuh amarah.Bagaimana tidak? Seorang remaja berumur 17 tahun dan belum lama menduduki bangku SMA kelas dua. Kini, dia terjebak di sebuah death game dan telah merenggut nyawa orang yang tidak bersalah.Shinha terlihat jelas bahwa dia bertarung demi mempertahankan hidupnya, dan dia tidak mempunyai pilihan lain. Begitu juga dengan Eiji sendiri. Tidak ada kemunafikan di dalamnya, mereka sebagai manusia pasti akan memiliki insting untuk bertahan hidup.Oleh karena itu lah, Eiji sangat membenci Suei dan Linked Evolution yang telah menjebaknya.“Lagi-lagi… aku membunuh seseorang!”Dirinya terjatuh di kedua lutut yang menopang tubuhnya. Eiji melihat kedua telapak tangannya yang sudah merenggut nyawa seseorang.Penyesalan dan amarah. Dua kata itulah yang dapat mendeskripsikan perasaan Eiji saat i
Eiji terkejut ketika mendengar ucapan Shinha. Di suruhnya untuk menyerah? Apa maksud Shinha saat itu? Wajah Eiji tertegun heran dan menatap ke arah Shinha penuh kebingungan.“A-apa maksudmu?”Namun, Shinha sendiri terlihat bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Dia kembali menegaskan kalimatnya kepada Eiji.“Menyerahlah. Kau tidak ingin ada pertumpahan darah bukan?”“Tu-tunggu. Kenapa….”“Jika kau tidak ingin menyerah, maka tidak ada gunanya untuk berdiskusi. Aku tidak bisa mempercayai ucapanmu itu”“Kenapa?! Aku mengatakan yang sejujurnya! Aku tidak ingin orang-orang mati karena turnamen dan jebakan Suei ini!”Eiji semakin bingung dengan ucapan Shinha. Dia mencoba untuk menghindari pertarungan dan korban jiwa di dalam game tersebut. Namun, berdasarkan dari ucapannya, Shinha memang menolak keras untuk percaya kepadanya.Dan itu karena….“Kau se
Di kala Natsuki di landa kebingungan, tubuh Eiji yang mulai terbentuk dari ribuan partikel di pindahkan ke sebuah tempat yang tak di ketahuinya.Pohon yang begitu tinggi dan dedaunan yang lebat. Tak ada suara apapun selain hembusan angin sejuk yang menggoyangkan setiap daun berirama merdu.Di tengah kesepiannya itu, Eiji menoleh ke kiri kanan untuk mencari tahu bahwa dirinya sedang berada di tengah hutan.“Hutan?”“Jirou! Satsuki!”Eiji berteriak memanggil nama kedua temannya. Namun, tak kunjung ada jawaban yang merespon teriakannya yang cukup keras itu.“Sialan, notifikasi itu! Tak kusangka hari ini adalah ronde pertamanya di mulai! Baru saja selesai melawan ancaman di kota Genbukai, waktunya benar-benar tidak tepat!”Merujuk kepada notifikasi panel yang memberikan hitung waktu mundur, Eiji baru saja menaydari bahwa dirinya telah kehilangan hitung dalam hari. Dua minggu berlalu dengan cepat, dan ta
Eiji menarik nafasnya secara perlahan dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Setelah itu….“Natsuki, kenapa kau tiba-tiba berhenti dari pekerjaanmu itu?”“Ah, itu ya. A-aku… ingin memulai hal baru….”Eiji memiringkan kepalanya seolah tidak terlalu memahami jawabannya yang begitu singkat dan menggunakan suara yang terbilang pelan.“Memulai hal baru?”Natsuki mengangguk pelan seolah meng-iyakan pertanyaan Eiji.“Iya. Melakukan seperti itu melelahkan juga, terlebih lagi alasanku berhenti itu juga karenamu….”Suara Natsuki semakin kecil di akhir kalimat, sehingga Eiji tidak mendengar dengan jelas bagian terakhirnya. Namun, Eiji tidak berusaha untuk bertanya lebih lanjut akan hal itu.“Yah, kurasa kau pasti mempunyai alasan sendiri. Tetapi, hari ini aku datang bukan hanya ingin membicarakan hal itu”“Eh?”Tiba-tiba saja,
Malam telah berlalu dan berganti dari bulan yang bersinar menyinari kegelapan, menjadi matahari yang memberikan kehangatan di pagi hari.Sinar mentari yang lembut itu menyinari kota Genbukai yang di penuhi dengan penduduk kota yang berkehidupan normal seperti biasa seolah tidak ada yang terjadi.Terlibatnya Eiji dan teman-temannya telah membuat kota Genbukai terbebas dari ancaman. Dan kini, Eiji yang sedang berjalan di tengah kota bersama Jirou, Satsuki dan Tiara pun melihat penduduk kota yang memiliki senyuman di wajahnya.Dia berjalan melewati lalu lalang kota, dan juga lokasi di saat dia bertarung dengan LoneWolf. Tempat yang sebelumnya sudah hancur itu telah di perbaiki dengan cepat dalam kurun waktu kurang dari 5 hari.Dan seiring lamanya dia berjalan, Eiji berdiri di depan sebuah bangunan layaknya klub dan masuk ke dalamnya. Tempat yang seharusnya menjadi hiburan malam itu, tentu saja akan sangat sepi ketika berada di waktu matahari masih bersinar.
Sebuah penjelasan yang cukup memukul Eiji di kepala itu benar-benar membuatnya terkejut. Dia yang sebelumnya masih berada di ambang-ambang dengan teori tidak berdasarnya, tiba-tiba saja di perkuat dengan ucapan Genbu sendiri.Wajahnya seperti membeku dan ekspresinya tidak berubah sejak awal dia mendengar hal tersebut.“Ja-jadi… itu benar?” gumam Eiji“Ya….” sahut Genbu sambil menganggu pelanEiji masih cukup sulit untuk mempercayainya. Bahwa teknik baru yang dia miliki ternyata di berikan oleh Genbu. Seolah menjadi kunci untuk membuka skill terkunci tersebut dan menjadikannya sebagai jurus terkuat Eiji untuk saat ini.Namun, tentu saja dia masih sedikit bingung. Satu pertanyaan yang muncul di benaknya itu adalah, kenapa dirinya? Dan kenapa baru sekarang?Eiji yang kebingungan mengangkat wajahnya dan menyingkat pertanyaannya hanya menggunakan satu kata.“Kenapa?” tanya EijiHanya