Bab 25 Syarat yang aneh Gani berjalan kesana kemari setelah mengirim pesan pada Mahira.Rasa gugup menderanya. Kali ini, ia seperti abg yang sedang jatuh cinta.Beberapa kali ia bercermin dan melihat dirinya, memastikan kembali tampilannya. Ia ingin tampil sebaik mungkin di depan Mahira.Kali ini, Gani bukan seperti Gani yang selalu bersikap dingin dan kejam. Ia berusaha merubah sikapnya agar bisa menjerat Mahira dalam pesonanya.Ia terus mundar mandir kesana kemari, ia bergidik ketika membayangkan bagaimana reaski Mahira saat tau bahwa dirinyalah yang menculik Albi.Setelah sibuk dengan pikirannya sendiri. pintu terdengar di ketur dari luar. Ia tau, itu pasti Mahira.Sebelum membuka pintu, ia berjalan lagi kearah cermin memastikan bahwa penampilannya sudah sempurna.•••Setelah Gani berhasil menarik tangan Mahira yang sedang mengamuk, Gani pun membawa Mahira kedalam pelukannya. Gani sengaja memeluk Mahira dengan erat agar Mahira tak terus memberontak.Tapi Gani salah, dia berharap
Bab 26 Benar benar berjuang Mahira mengambil surat yang berada di tangan Gani. Ia membacanya dengan seksama.Isi perjanjiannya itu tertulis.Pihak pertama adalah Samuel Gani, sedangkan pihak kedua adala Arsana Mahira.1 Pihak ke dua harus menyetujui permintaan untuk kembali menikah dengan pihak pertama secara iklas dan ridho.2 Pihak kedua harus menjalankan tugas sebagai istri dengan baik dan mengikuti semua perintah dari pihak pertama.3 Pihak kedua dilarang memanggil Bapak, Pak, Tuan, kamu, kau atau Anda pada pihak pertama. Disarankan memanggil, Mas, Sayang, Darling atau panggilan manis lainnya kepada pihak pertama.4 Pihak pertama takan menuntut hak batin pada pihak kedua, kecuali pihak kedua yang memintanya. Maka dengan senang hati pihak pertama akan memberikannya.5 Pihak kedua wajib menerima nafkah dari pihak pertama dan menggunakannya.6 Jika pihak kedua sudah bisa mengambil hati pihak pertama. Maka pihak pertama akan memberi tau dimana keberadaan Albi pada pihak kedua.Mahira
Bab 27 Cih, cinta katabya "Sial!" rutuk Gani dalam hatinya. Ia, benar-benar merutuki ucapannya yang tadi mengancam Mahira. Sudah dua jam lebih dia di dalam mobil bersama Mahira. Dirinya begitu tersiksa saat ini.Diam-diam, Gani melirik Mahira. Terdengar bahwa napas Mahira sudah lembut teratur, pertanda Mahira sudah terlelap.Gani mengibas-ngibaskan tangannya ke depan wajah Mahira, ia memastikan bahwa Mahira sudah terlelap atau belum. Ternyata, Mahira tak merespon. Gani sedikit bernapas lega karena menyangka Mahira sudah benar terlelap.Dengan perlahan, Gani membuka pintu. ia bergerak dengan perlahan sekali agar Mahira tidak terbangun.Saat Gani turun, Mahira membuka matanya. Sedari tadi, Mahira sama sekali tak tertidur. Ia hanya memejamkan matanya. Rasanya terlalu memuakan berada dekat dengan mantan suaminya.Ia mencabut kunci mobil lalu keluar dari mobil. Ia, terus berjalan kedalam rumah tanpa menoleh lagi ke belakang. Raganya terlalu lelah. Ia ingin secepatnya mengistirahtkan diri,
Bab 28 sayang-sayang palamu peang Gani terduduk lesu di sofa, ia menyandarkan kepalanya ke belakang, ia terus menghentak-hentakan kakinya ke lantai. Tubuhnya terasa lemas, semalaman dia tertidur.Albi sudah di bawa oleh kedua orang tuanya untuk berlibur ke Bali, tak lupa juga Dita yang ikut bersama Adik serta oppa dan ommanya. Gadis kecil itu sangat senang saat tau bahwa dia memiliki adik. Ya, setelah menjemput Albi dari rumah mantan istrinya, ternyata orang tua Gani serta Dita, sudah menunggu di Bandara. Mereka sengaja menunggu di Bandara agar lebih cepat untuk pergi.Sayangnya, Mahira menganggap bahwa kedua orang tua mantan suaminya masih berada di Turki.Gani masih gelisah, bahkan ia tak bisa menghentikan gerakan kakinya yang sedang menghentak-hentakan ke lantai. Bagaimana tidak cemas, ia hanya mengajukan cuti 10 hari dari rumah sakit. Secepat mungkin ia harus mengikat Mahira dan membawa Mahira bersamanya. Tapi, yang menjadi masalah baginya. Mahira sama sekali tak gentar walau Gan
Bab 29 Senjata makan tuan Masuk kedalam kamar, Mahira langsung memasuki kamar mandi, guna menyegarkan diriGani melarang Mahira membawa apa pun dari rumahnya. Mahira pun menurut, pikirnya ia akan berbelanja dengan menggunakan uang suaminya, jika perlu dia akan menghabiskannya uang suaminya. Apalagi sekarang, dari bawah sampai atas dia memakai yang terbaik dan tentu berkelas untuk tampilannya.Jika ada pepatah uang mengubah segalanya, ya, itu tidak sepenuhnya salah. Mahira yang dulu lugu, yang dulu tak tau apa-apa bahkan tak bisa menggunakan atm bertransformasi menjadi Mahira yang mengharuskan dirinya memakai yang terbaik untuk dirinya.Tapi, Mahira di buat terkejut saat lemari di kamar rumah baru mereka sudah di penuhi baju-baju, tas, sepatu dan aneka aksesoris, yang membuat Mahira heran adalah Gani menyiapkan semuanya dengan selera Mahira. Bahkan brand pakaian yang di siapkan oleh Gani pun sama dengan brand yang biasa di pakai Mahira, tak ketinggalan Gani pun sudah menyiapkan skincar
Bab 30. Gagal lagi "Biar mas aja, Yank," ucap Gani saat Mahira akan bangkit dari duduknya untuk mengambil minum.Gani sengaja menyuruh Asiten rumah tangganya untuk tak menaruh air di meja makan, tujuannya apalagi jika bukan untuk memasukan obat perangsang yang sudah ada di kantong celananya.Gani dengan cepat mengambil dua gelas air dingin. Ia merogoh kembali saku celananya untuk mengambil kutek yang dia kantongi.Dia mengambil kutek milik Mahira untuk menandai gelas yang akan dia berikan pada Mahira.Setelah selesai, Gani pun kembali ke arah meja makan, sepanjang berjalan, Gani tak henti-hentinya tersenyum. Pikirannya sudah melanglang buana memikirkan hal indah yang akan dia lalui bersama Mahira, istrinya."Ini, Yank." Gani menyimpan gelas di depan Mahira, lalu ia kembali duduk di kursinya. Sambil menyendok makanan ke mulutnya, matanya terus melirik ke arah Mahira yang sama sekali belum menyentuh gelas yang di berikan oleh Gani."Bi!" panggil Mahira pada Asisten rumah tangganya"Kam
Bab 31 Keanehan DitaSetelah puas menangis, Mahira pun membaringkan dirinya di ranjang. Ia berusaha memejamkan matanya. Namun, dia sama sekali tak bisa tidur.Dia terus berbulak-balik, mencari posisi tidur yang nyaman. Namun, tetap saja dia tak bisa memejamkan matanya.Mahira pun menyerah, ia pun membuka ponselnya. Ia membuka akun media sosialnya, jari-jarinya dengan lincah menari diatas layar ponsel, mancari-cari hal yang dia sukai.Mahira melihat jam di dinding. Tanpa sadar, dia sudah menghabiskan waktu 3 jam untuk bermain ponsel dan menonton drama kesukaanya.Iseng-iseng, dia mencari tau bahwa tentang obat prangsang. Matanya membulat sempurna, saat melihat efek yang akan terjadi jika orang yang meminum obat prangsang tak tersalurkan, atau dosis terlalu tinggi bisa menyebabkan kematian.Mahira pun dengan cepat turun dari ranjang dan berlari keluar kamarnya. Saat sampai di depan pintu kamar, dia dengan ragu mengetuk pintu, ada rasa takut menderanya.Namun, dia membayangkan bagaimana
Bab 32 Taktik Menaklukan Mahria Karena tak ada jawaban dari Dita, putrinya. Gani pun maju dan menatap intens sang putri."Kamu, tau, kan, di mana bunda Mahira selama ini?" tanya Gani lagi."Gak tau ih, kenapa sih ayah ga percaya," jawabnya lagi. Bisa habis dia jika ketahuan berbohong."Terus, kenapa kamu panggil Mahira bunda, bukannya dulu kamu manggil Mahira tanteu?" tanya Gani. Rupanya ia benar-benar tak percaya dengan ucapan putrinya."Ada apa ini?" tanya Mahira yang baru saja datang ke kamar Dita. Ia mengantarkan cemilan untuk anak sambungnya."Ga ada apa-apa, ko, Sayang," jawab Gani. Ia tiba-tiba tersenyum saat melihat Mahira ada di depannya. Ia terpaksa menunda niatnya untuk mengintrogasi sang putri."Sayang ...Sayang. Dulu aja, bentak-bentak bunda tiap hari," ucap Dita dengan suara pelan. Ia berdecih saat ayah memanggil Mahira sayang. Rupanya, perlakuan Gani di masa lalu masih tersimpan rapih di memori gadis kecil tersebut, bahkan ia juga tak melupakan bagaimana dulu sang aya