Dua hari setelahnya, Audrey pergi dengan terburu-buru dari kantor.
Saat dia baru saja keluar dari lift, dia malah berpapasan dengan vano yang juga baru keluar dari lift yang ada di sebelahnya.
“sstt” panggil dika
“lo mau pergi ?” tanya dika
Audrey hanya mengangguk sebagai jawaban.
Pagi ini, audrey baru saja hendak pergi ke ruangannya.Dia baru saja menyelesaikan beberapa urusan tadi.“Audreyy!” teriak dikaDia berlari dengan cepat seperti sedang dikejar hantu.“Lo kenapa deh ?” tanya audrey“Bentar” ucap dikaDia menarik napas sejenak sebelum berkata..“Mami lo barusan nelpon gue” ujar dika“Katanya mau datang ke Indo hari ini” jelas dikaAudrey kaget saat mendengar itu. Dia tahu mami pasti ingin menjodohkannya. Tapi kenapa harus secepat ini ?. Sampai datang ke Indo juga ?. Oh astaga !“Terus lo jawab apa ?” tanya audrey“Gue iyain aja. Nggak tahu mau ngomong apa” jawab dikaTepat saat itu, ponsel dika berdering“Mampus. Mami lo nih” ujar dikaDika tahu bahwa maminya ingin menjodohkan audrey. Jadi reaksinya tentu tidak jauh berbeda dengan Audrey.“Angkat a
Audrey segera kembali keruangannya dan membereskan semua barang-barangnya. Dia akan langsung pulang dan tidak akan lanjut bekerja lagi.Moodnya benar-benar hilang karena tingkah vano tadi.Sebelum dia keluar dari sana, dia lebih dulu membuat sesuatu.“kla!” teriak Audrey pada Klara saat Wanita itu baru akan masuk ke dalam ruang kerjanya“eh aud. Ada apa ?” tanya Klara“gue mau ngasih ini nih.” Ucap Audrey sembari memberikan sebuah kertas pada Klara“ini apaan ?” tanya Klara lagiDia menatap surat itu sebentar, dan akhirnya mengerti“lo mau resign aud ?” kata Klara dengan tatapan seriusnyaAudrey langsung mengangguk sebagai jawaban.“kenapa ? lo punya masalah ?” kata Klara lagi“gue beneran sedih banget kalau sampai lo keluar,” lanjut Klara“gue harus balik ke Aussie. Mami gue barusan aja datang. Ja
Setelah kejadian di kantor itu, Audrey langsung pulang kerumahnya.Dia sudah pasrah sekarang.Maminya pasti akan menjodohkan Audrey sesegera mungkin.“Aud!” teriak mami saat melihat Audrey yang berjalan lesu ke dalam rumah.Mami berjalan menghampiri Audrey dengan bersemangat.“Kok lesu gitu sih?” tanya mami“Udah balik? Kayaknya belum jam pulang kantor deh.” Kata mami lagiMaminya bertanya terus menerus dan itu membuat Audrey menjadi semakin lesu.Audrey tidak menjawab semua ucapan maminya itu. Dia terus berjalan dan mendudukan dirinya di sofa.“Kamu kenapa sih?” tanya mami“Ada masalah?” lanjut mamiAudrey sedang tidak mood untuk berbicara saat ini.“Ohh astaga!” teriak mamiAudrey memandang maminya itu dengan tatapan bingung.“Tangan kamu kenapa? Kamu nggak lagi mencoba untuk bunuh diri kan Aud?” ujar
Keesokan paginya, Audrey sudah siap dengan semua barang bawaan miliknya.“Ayo Aud!” ajak mamiAudrey mengangguk dan masuk ke dalam mobil.“Kamu nggak pamitan dulu sama Dika?” tanya mami“Dia udah tahu kok mi.” jawab AudreyMereka segera meninggalkan rumah Audrey.Selama perjalanan itu, Audrey hanya memandang sekitarnya tanpa minta sama sekali.“Aud!” panggil mami“Hmm?” balas Audrey singkat“Awalnya mami mau jodohin kamu. Tapi ngelihat keadaan kamu sekarang, kok mami jadi ragu yah.” Ucap mamiAudrey tertawa mendengar itu.“Kenapa ragu mi?” tanya Audrey“Mami takut. Kamu nggak bahagia sama pilihan mami.” Jelas mamiMendengar itu, Audrey langsung menatap maminya dengan pandangan tertarik.“Mami kangen kamu yang dulu. Aneh rasanya kalau kamu diam aja kayak gini.” Lanjut mamiS
Keesokan paginya, Audrey sudah siap dengan semua barang bawaan miliknya.“Ayo Aud!” ajak mamiAudrey mengangguk dan masuk ke dalam mobil.“Kamu nggak pamitan dulu sama Dika?” tanya mami“Dia udah tahu kok mi.” jawab AudreyMereka segera meninggalkan rumah Audrey.Selama perjalanan itu, Audrey hanya memandang sekitarnya tanpa minta sama sekali.“Aud!” panggil mami“Hmm?” balas Audrey singkat“Awalnya mami mau jodohin kamu. Tapi ngelihat keadaan kamu sekarang, kok mami jadi ragu yah.” Ucap mamiAudrey tertawa mendengar itu.“Kenapa ragu mi?” tanya Audrey“Mami takut. Kamu nggak bahagia sama pilihan mami.” Jelas mamiMendengar itu, Audrey langsung menatap maminya dengan pandangan tertarik.“Mami kangen kamu yang dulu. Aneh rasanya kalau kamu diam aja kayak gini.” Lanjut mamiS
“Halo..” ucap Audrey di seberang sana“Halo Aud!” kata dikaSuaranya terdengar tidak santai disana.“Lo kenapa lagi sih?” tanya Audrey“Tahu nggak lo. Ternyata pak Vano itu baru sadar kalau dia udah ttandtangan surat resign lo.” Jelas Dika“Masa sih?” tanya Audrey.Dia masa bodo saja tentang hal itu.“Beneran. Dia barusan ngamuk-ngamuk waktu gue kasih tahu.” Kata dika“Ya terus?” tanya Audrey“Lo nggak kasihan gitu? Dia kelihatan frustasi banget.” Lanjut dika“Denger yah Dik. Itu keputusannya dia. Mau sadar atau enggak. Faktanya dia udah setuju soal gue yang resign. Jadi bukan salah siapa-siapa dong.” Jelas audrey“Lagian. Dia memang tempramen seperti itu. Jadi lo udah tahan banting pasti.” Kata Audrey lagi“Lo pikir gue roti apa. Tahan banting.” Sindir dika&ldqu
Setelah mendengar semua dari dika. Vano langsung kembali kerumahnya.Dia juga sudah meminta anak buahnya untuk menyiapkan keberangkatannya segera ke Aussie.Saat ini, vano sedang berada di pesawat pribadi miliknya. Dia harus segera bertemu dengan Audrey. Tidak bisa lagi ditunda.Vano terus menunggu dengan tidak tenang selama perjalanan.“Kenapa rasanya lama sekali?” pikir VanoDia bahkan tidak memakan apapun yang ditawarkan pramugari di pesawatnya.Jangankan perut. Perasaannya bahkan bisa mengalahkan apapun yang menghalangi jalannya menuju Audrey.“Ah.. Akhirnya!” ucap vano setelah pesawat yang dia tunggangi itu baru saja mendarat.Tanpa menunggu apapun lagi, vano segera pergi ke alamat yang diberikan Dika.“Ini pasti rumahnya.” Ucap vano setelah dia sampai di depan sebuah rumah.Tok tok tokVano mengetuk pintu itu dan berharap Audrey yang akan membukanya.“S
Vano sudah menunggu Audrey didepan rumahnya sejak pagi. Tapi Audrey sama sekali tidak ingin menemuinya.Akhirnya, Vano kembali kerumah miliknya yang ada di Aussie. Dia tidak akan kembali sebelum bertemu dengan Audrey.“Jangan nyerah. Baru gini doang udah nyerah!” kata vano sembari menampar pipinya.Apapun yang terjadi. Vano tidak akan pernah membiarkan Audrey pergi dari hidupnya.Keesokan harinya, Vano kembali mendatangi rumah Audrey. Kali ini dia sengaja datang sebelum jam kantor disana.“Semoga Audrey masih dirumah.” Ucap VanoSaat sampai di depan rumah Audrey, dia bisa melihat pintu rumahnya yang sedang terbuka.“Permisi om. Selamat pagi!” Sapa Vano pada seseorang yang dia pikir sebagai papinya Audrey.“Iyaa pagi.” Balas papinya Audrey“Ada perlu sesuatu?” tanya papi Audrey lagi“Saya Vano om. Saya mau ketemu sama Audrey.” Ucap vano