Setelah kejadian di kantor itu, Audrey langsung pulang kerumahnya.
Dia sudah pasrah sekarang.
Maminya pasti akan menjodohkan Audrey sesegera mungkin.
“Aud!” teriak mami saat melihat Audrey yang berjalan lesu ke dalam rumah.
Mami berjalan menghampiri Audrey dengan bersemangat.
“Kok lesu gitu sih?” tanya mami
“Udah balik? Kayaknya belum jam pulang kantor deh.” Kata mami lagi
Maminya bertanya terus menerus dan itu membuat Audrey menjadi semakin lesu.
Audrey tidak menjawab semua ucapan maminya itu. Dia terus berjalan dan mendudukan dirinya di sofa.
“Kamu kenapa sih?” tanya mami
“Ada masalah?” lanjut mami
Audrey sedang tidak mood untuk berbicara saat ini.
“Ohh astaga!” teriak mami
Audrey memandang maminya itu dengan tatapan bingung.
“Tangan kamu kenapa? Kamu nggak lagi mencoba untuk bunuh diri kan Aud?” ujar
Keesokan paginya, Audrey sudah siap dengan semua barang bawaan miliknya.“Ayo Aud!” ajak mamiAudrey mengangguk dan masuk ke dalam mobil.“Kamu nggak pamitan dulu sama Dika?” tanya mami“Dia udah tahu kok mi.” jawab AudreyMereka segera meninggalkan rumah Audrey.Selama perjalanan itu, Audrey hanya memandang sekitarnya tanpa minta sama sekali.“Aud!” panggil mami“Hmm?” balas Audrey singkat“Awalnya mami mau jodohin kamu. Tapi ngelihat keadaan kamu sekarang, kok mami jadi ragu yah.” Ucap mamiAudrey tertawa mendengar itu.“Kenapa ragu mi?” tanya Audrey“Mami takut. Kamu nggak bahagia sama pilihan mami.” Jelas mamiMendengar itu, Audrey langsung menatap maminya dengan pandangan tertarik.“Mami kangen kamu yang dulu. Aneh rasanya kalau kamu diam aja kayak gini.” Lanjut mamiS
Keesokan paginya, Audrey sudah siap dengan semua barang bawaan miliknya.“Ayo Aud!” ajak mamiAudrey mengangguk dan masuk ke dalam mobil.“Kamu nggak pamitan dulu sama Dika?” tanya mami“Dia udah tahu kok mi.” jawab AudreyMereka segera meninggalkan rumah Audrey.Selama perjalanan itu, Audrey hanya memandang sekitarnya tanpa minta sama sekali.“Aud!” panggil mami“Hmm?” balas Audrey singkat“Awalnya mami mau jodohin kamu. Tapi ngelihat keadaan kamu sekarang, kok mami jadi ragu yah.” Ucap mamiAudrey tertawa mendengar itu.“Kenapa ragu mi?” tanya Audrey“Mami takut. Kamu nggak bahagia sama pilihan mami.” Jelas mamiMendengar itu, Audrey langsung menatap maminya dengan pandangan tertarik.“Mami kangen kamu yang dulu. Aneh rasanya kalau kamu diam aja kayak gini.” Lanjut mamiS
“Halo..” ucap Audrey di seberang sana“Halo Aud!” kata dikaSuaranya terdengar tidak santai disana.“Lo kenapa lagi sih?” tanya Audrey“Tahu nggak lo. Ternyata pak Vano itu baru sadar kalau dia udah ttandtangan surat resign lo.” Jelas Dika“Masa sih?” tanya Audrey.Dia masa bodo saja tentang hal itu.“Beneran. Dia barusan ngamuk-ngamuk waktu gue kasih tahu.” Kata dika“Ya terus?” tanya Audrey“Lo nggak kasihan gitu? Dia kelihatan frustasi banget.” Lanjut dika“Denger yah Dik. Itu keputusannya dia. Mau sadar atau enggak. Faktanya dia udah setuju soal gue yang resign. Jadi bukan salah siapa-siapa dong.” Jelas audrey“Lagian. Dia memang tempramen seperti itu. Jadi lo udah tahan banting pasti.” Kata Audrey lagi“Lo pikir gue roti apa. Tahan banting.” Sindir dika&ldqu
Setelah mendengar semua dari dika. Vano langsung kembali kerumahnya.Dia juga sudah meminta anak buahnya untuk menyiapkan keberangkatannya segera ke Aussie.Saat ini, vano sedang berada di pesawat pribadi miliknya. Dia harus segera bertemu dengan Audrey. Tidak bisa lagi ditunda.Vano terus menunggu dengan tidak tenang selama perjalanan.“Kenapa rasanya lama sekali?” pikir VanoDia bahkan tidak memakan apapun yang ditawarkan pramugari di pesawatnya.Jangankan perut. Perasaannya bahkan bisa mengalahkan apapun yang menghalangi jalannya menuju Audrey.“Ah.. Akhirnya!” ucap vano setelah pesawat yang dia tunggangi itu baru saja mendarat.Tanpa menunggu apapun lagi, vano segera pergi ke alamat yang diberikan Dika.“Ini pasti rumahnya.” Ucap vano setelah dia sampai di depan sebuah rumah.Tok tok tokVano mengetuk pintu itu dan berharap Audrey yang akan membukanya.“S
Vano sudah menunggu Audrey didepan rumahnya sejak pagi. Tapi Audrey sama sekali tidak ingin menemuinya.Akhirnya, Vano kembali kerumah miliknya yang ada di Aussie. Dia tidak akan kembali sebelum bertemu dengan Audrey.“Jangan nyerah. Baru gini doang udah nyerah!” kata vano sembari menampar pipinya.Apapun yang terjadi. Vano tidak akan pernah membiarkan Audrey pergi dari hidupnya.Keesokan harinya, Vano kembali mendatangi rumah Audrey. Kali ini dia sengaja datang sebelum jam kantor disana.“Semoga Audrey masih dirumah.” Ucap VanoSaat sampai di depan rumah Audrey, dia bisa melihat pintu rumahnya yang sedang terbuka.“Permisi om. Selamat pagi!” Sapa Vano pada seseorang yang dia pikir sebagai papinya Audrey.“Iyaa pagi.” Balas papinya Audrey“Ada perlu sesuatu?” tanya papi Audrey lagi“Saya Vano om. Saya mau ketemu sama Audrey.” Ucap vano
Hari ini Yaya dan Ryan sengaja datang ke restoran Audrey untuk sekedar berbincang.Walau Audrey sudah tahu tentang Yaya dan Ryan yang sudah mulai dekat. Namun Ryan masih belum mendapatkan maaf dari sepupunya itu.“Pagi mba!” sapa seorang pekerja di resto Audrey“Pagi..” balas yaya“Kak Audrey ada di resto?” tanya yayaPekerja itu menatap yaya karena bingung.“Mba Audrey nggak di sini lagi mba. Udah sebulan lebih mba Audrey ke Aussie.” Jawabnya.Mendengar itu, yaya dan Ryan langsung bertatapan satu sama lain.“Kamu nggak dikasih tahu kak?” tanya yaya pada Ryan“Enggak!” balas Ryan“Audrey nggak ngomong sama adek?” kali ini Ryan yang bertanya.Yaya hanya menggeleng sebagai jawaban.“Aku juga nggak dikasih tahu sih kak.” Ucap YayaKarena Yaya dan Ryan sudah berada di sana. Maka mereka akan makan siang
“Dika!” panggil vano saat dia baru saja sampai di lantai ruang kerjanya.“Selamat pagi pak!” sapa dika“Pagi!” balas vano“Saya perlu bantuan kamu berbicara dengan Audrey.” Jelas vanoDika langsung menatap bossnya itu dengan tatapan terkejut.“Ada apa?” tanya vano“Saya tahu kamu masih sering melakukan komunikasi dengan Audrey.” Lanjut vanoDika mengangguk mengiyakan.“Iya pak. Tapi beberapa hari ini, saya sama Audrey sedang lost contact.” Jawab dika“Apa yang terjadi?” tanya vano“Audrey marah karena saya memberitahu keberadaannya pada pak Vano.” Ujar dika“Dia tidak pernah semarah itu. Dan saya tidak tahu harus melakukan apa.” Sambung dikaVano mulai memijat pelipisnya. Dia juga tidak tahu harus melakukana apa sekarang.. . .Beberapa hari telah berlalu, dan Ryan men
Malam ini, Ryan dan Yaya akan pergi kesebuah acara pernikahan. Itu adalah acara pernikahan rekan bisnis Ryan.“Dek. Udah belum?” tanya RyanYaya masih sibuk memakai antingnya. Dia bahkan baru memakai sebelah. Kenapa suaminya buru-buru sekali?“Dek!” panggil Ryan lagiDia sudah berdiri didepan pintu kamar mereka.“Kok lama banget sih dek? Nggak usah cantik-cantik juga.” Kata RyanDia berjalan mendekat dan memeluk Yaya dari belakang.“Udah siap kok kak. Yuk pergi!” ajak Yaya namun Ryan tidak bergerak sama sekali.“Kak..” panggil yaya“Aku udah males. Mending di rumah aja sama istri aku.” Balas RyanYaya memutar matanya malas mendengar itu.“Kebiasaan deh.” Kesal Yaya“Jadi setuju kan? Nggak jadi pergi.” Kata RyanYaya langsung menggeleng cepat.“Enggak! Kan aku udah siap kak.” Prote