Home / Romansa / Let Me / Bagian 10 - Jalani dan Nikmati

Share

Bagian 10 - Jalani dan Nikmati

Author: Bee Happy
last update Last Updated: 2021-05-27 09:12:54

Awas Typo:)

Happy Reading ....

***

Setelah adegan gila yang mendebarkan dari Mario kini Maria dibaringkan ke atas ranjang oleh pria itu sendiri.

"Mau ke mana?" tanya Maria saat Mario ingin beranjak keluar dari kamar.

"Mengambil barang yang masih berada di mobil," jawab si pria.

Ah ..., kepala Maria mengangguk paham. Melihat itu Mario ikut mengangguk, melanjutkan langkahnya menuju pintu kamar.

Hanya dalam waktu kurang dari sepuluh detik Maria sudah tertinggal sendiri, benar-benar sendiri.

Hening.

Maria menatap langit-langit kamar, gendang telinganya mendengar deru napas diri sendiri. Satu pertanyaan pun singgah, bagaimana jika Mario benar-benar pergi dan ia seperti ini? Sendirian ....

Jantung Maria langsung berdebar, yang ini debaran takut. Dia sangat takut. Hingga tanpa sadar air matanya menetes.

Kesendirian, sedari dulu hal itu sangat Maria takutkan. Bukan tanpa alasan, tapi Maria tidak akan membeberkan alasannya. Dia terlalu malas dan selalu malas membuka lembar lama.

Menarik napas, Maria yakin Mario akan menemukan air mata sialan di sudut matanya, tidak mungkin pria itu kembali lalu tiba-tiba air mata mengering. Mau menghapus agar tidak ketahuan tapi tahu sendiri kondisi Maria.

Pernah tidak ada yang berpikir, wah ..., kelumpuhan ini cara Tuhan menahan Maria di samping Mario, atau kelumpuhan ini cara jitu agar Maria tidak menyembunyikan apapun dari Mario, termasuk air matanya.

Maria pernah berpikir seperti itu, bahwa dia tertimpa karma berbau azab karena dulu sudah menjadi penjahat di kisah Raymond dan Regina.

Masa bodoh dengan itu, Maria memejamkan mata, ia kerahkah seluruh tenagannya agar bisa merasakan tangan bisa digerakan.

"Ayolah ...," gumam Maria terus berusaha, bersama air mata yang kian menganak sungai. Ah ..., habislah Maria di tangan suaminya, air mata dan segala penyebabnya adalah salah satu yang tidak Mario sukai, kecuali air mata bahagia.

"Ayolah, Maria ...." Masih terus bergumam, Maria tidak akan berhenti berusaha, ia harus bisa jika tidak ingin ketergantungan dengan Mario, dia harus, sangat harus berusaha.

"Aku tinggal sebentar ini ulahmu, istriku?"

Maria membuka kedua matanya yang terpejam, sudah mendapati Mario berdiri di sisi ranjangnya, membungkuk dengan satu tangan menghapus air mata Maria.

Sejak kapan pria ini kembali? Di mana suara langkah kakinya disembunyikan? Kenapa Maria tidak mendengar? Well, jawabannya bukan suara langkah kaki Mario yang bersembunyi, namun Maria lah yang terlalu sibuk dengan isi kepalanya.

"Kenapa?" bertanya dengan nada dan mimik datar, tapi Maria menemukan yang lain, tatapan lembut Mario. Sialan, kenapa Maria merasa selalu terhipnotis dengan tatapan Mario? Pria ini lebih jujur di mata daripada di mulut.

Menggeleng kecil, Maria membuang tatap.

"Hah ...." Mario menghela napas melihat itu. Jujur saja ia ingin membelah kepala Maria, melihat apa isinya, bolehkah? Bisakah? Hentikan, Mario sudah gila jika berharap itu bisa ia lakukan. "Aku ada meeting sepuluh menit lagi, kamu istirahat dulu." Info Mario menyematkan satu kecupan di atas dahi Maria.

Akan bagaimana kisah ini? Akan dibawa ke mana kisah ini? Jangankan orang lain, Mario dan Maria pun tidak tahu. Jalani saja, nikmati. Benarkan?

Cup.

Sekali lagi Mario mengecup dahi Maria, si wanita masih memejamkan mata. Sekarang mau tak mau Mario harus kembali beranjak, dia butuh memeras otak untuk mengais dollar, ia akan memenuhi kebutuhan Maria, baik itu secara batin maupun materi. Ia tidak akan membuat Maria merasakan satu hal, yaitu kekurangan.

*****

Sudah sekitar satu jam Mario berkutat dengan laptop, pria itu duduk di atas ranjang, tepat di samping Maria yang masih terlelap, tadinya. Sekarang sih wanita itu telah sadar, membuka mata dan, menatap Mario.

Si pria sangat fokus, tidak mungkin Maria mengganggu, tapi demi apapun Maria ingin, dia ingin ..., buang air kecil.

Oh Tuhan bagaimana ini? Kemarin-kemarin saat di rumah sakit ada perawat yang membantunya, namun detik ini hanya ada Mario, suaminya.

Argh, meminta bantuan Mario untuk membawanya ke kamar mandi, membuka dalamannya dan semua tutorial buang air kecil adalah hal terakhir di otak Maria. Sekali lagi, ini adalah karma berbau azab, jadi tidak mungkin tidak menyiksa Maria.

"Mario." Sudi tidak sudi, mau tidak mau, Maria memanggil nama suaminya dengan nada lirih, mencicit.

Tentu pria itu tidak dengar, masih fokus mengetik sesuatu yang entah apa.

"Mario ...." Panggilan kedua, sialnya tetap tidak dengar.

"Mario!" kesal lah Maria.

"Kenapa?" Bagusnya kekesalan Maria berbuah positif, suaminya terpanggil, langsung menoleh dan menatapnya.

"A-aku ...," gagap, ya Tuhan adakah pilihan lain? Maria sungguh tidak bisa membayangkan apa yang akan ia lewati jika meminta bantuan Mario.

"Kenapa? Katakan." Suaminya pun peka, keluar sudah nada tegas memerintah.

"Itu ..., a-aku ..., ingin pipis." Kutuk saja Maria, kutuk dia menjadi batu! Sungguh ini sangat memalukan!Tanpa diduga wajahnya terasa memanas, sudah pasti juga memerah.

Satu ..., dua ..., tiga dan, lima.

Hap.

Tubuh Maria langsung melayang, terbang dari atas ranjang. Tentu ia terkejut, namun ternyata oh ternyata Mario yang melakukan itu, si pria sudah menggendongnya, membawa menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar mereka.

Tidak ada dialog, keduanya tutup mulut. Maria sungguh merasa malu, ia ingin tahu apa yang tertera di dalam kepala Mario saat ini, pasti berpikir ia menyusahkan.

"Besok-besok jangan malu lagi," ujar Mario.

Mereka sudah berada berada di dalam kamar mandi, tubuh Maria pun sudah didudukan di atas closet.

"Jangan lihat!" teriak Maria membulatkan mata selebar mungkin detik Mario ingin menurunkan underwearnya.

"Kenapa? Bagaimana cara aku melaku-"

"Lakukan dengan mata terpejam!" Langsung memotong sadis, Maria tidak tahu lagi sudah seberapa merah wajahnya, yang pasti ia merasa terbakar. Ya salam, nasib sekali.

"Aku suamimu, Maria. Tidak masalah, cepat atau lambat aku pasti akan melihat seluruh bagian tubuhmu." Santai.

"Tidak bisa! Jangan lihat, jika kau melihatnya aku kutuk kau!"

Terkekehlah Mario.

Cup.

Ia tidak tahan untuk tidak mengecup bibir Maria. "Kamu menggemaskan," bisiknya tepat di depan bibir Maria. "Wajahmu memerah, istriku," lanjut dengan jeda.

"Hentikan! Aku mau pipis!" Maria malu tujuh turunan, bahkan untuk membalas tatapan Mario pun ia tidak sanggup.

"Cantik, berkali lipat lebih cantik." Sayang Mario tidak ambil peduli, ia lanjutkan bisikan kalimatnya. Mata suami Maria tidak lepas terus menatap wajah si istri, menatap dengan jenis tatapan yang menambah kadar malu Maria.

Hingga tanpa Maria sadari underwearnya sudah turun setengah paha.

"Lakukan, aku tidak mau kamu menahannya," bisik Mario melingkarkan kedua tangan di pinggang Maria. Demi neptunus!

"Aku mau suster," bisik Maria melirik Mario kecil sambil mengeluarkan apa yang sedari tadi ia tahan.

"As your wish, my wife."

.

.

To Be Continued

Terbit: -27/Mei-2k21

Related chapters

  • Let Me   Bagian 11 - Sweet Night and Morning

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Pokoknya Maria tidak mau lagi meminta bantuan Mario soal buang hajat, tidak! Malunya tak kunjung habis walau sudah berjam-jam berlalu dari adegan itu. Bahkan panas di wajah Maria masih ada, merahnya juga, dia tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana tadi lembutnya Mario membasuh itunya dengan air dan dielap dengan tisu. Ibu peri, Maria malu! Oh god harusnya dia tidak merasakan ini tapi mau bagaimana, perasaan tak bisa ditahan."Udah, tidur. Malunya disambung besok." Mampus! Kalimat apa pula yang memasuki gendang telinga Maria?! Kenapa pria itu tahu saja bahwa Maria masih malu? Mana cara berbicaranya sangat santai lagi, Mario ini anak siapa? Sangat ingin Maria pulangkan kepada yang melahirkan alias ibu si pria. "Sini, dipeluk," ucap Mario entah sejak kapan sudah berbaring di samping Maria, menarik tubuh istrinya masuk ke dalam pelukan. Pose macam apa ini?! "Jangan peluk-peluk!" teria

    Last Updated : 2021-06-01
  • Let Me   Prolog

    'Ri, maaf aku tidak bisa pamit secara langsung, tapi aku sudah dikejar waktu. Aku kuliah dulu ya, nanti malam kita bertemu.' Begitulah pesan dari Regina yang dibaca oleh Maria. "Ck," berdecak, Maria menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang dengan kesal. "Menyebalkan sekali," gerutu Maria mengusap wajah suntuknya. Maria itu hanya ingin satu hal, bisa berduaan dengan Regina, itu saja. Sangat simple bukan? Namun, sangat sulit ia dapatkan, sialan. Kembali membawa tubuh duduk, Maria menuruni ranjang. "Mau ke mana?" Namun, ingat ada Mario di sini, pria itu yang sedari tadi diam mengupas buah apel langsung saja bersuara saat melihat gerakan Maria. "Bukan urusanmu," menjawab ketus. "Itu urusanku, kau dititipkan denganku." Datar nan santai, Mario meletakan buah dan pisau yang ada di tangan ke meja depan sofa. "Aku bukan barang dan diam saja sebagai penonton." Maria sudah menarik pakaiannya yang terlipat rapih di atas nakas sisi ranjang. "Sorry, Maria, di sini aku bukan penonton." Terkeju

    Last Updated : 2021-05-11
  • Let Me   Bagian 1 - Bangun

    Awas Typo:)Happy Reading ....***Mario berdiri di samping ranjang Maria yang sedang diperiksa oleh dokter dengan mimik khawatir."Dia baik," ujar dokter dari kaum adam itu menatap Mario."Hah ...." Langsung membuat si pria menghela napas lega."Hanya saja kinerja tubuhnya masih sangat rendah." Dokter itu kembali menatap ke arah Maria, terlihat kaum hawa yang sudah setahun terbaring koma itu memasang tatapan datar, seperti sedang menutupi sesuatu yang ada di dalam kepalanya.“Fungsi otaknya mulai membaik drastis, tapi ia belum bisa berbicara, itu wajar, jadi jangan khawatir. Setelah keadaannya bisa dikatakan stabil kita lakukan pemeriksaan pernapasan, denyut jantung dan, tekanan darah,” lanjut sang dokter setelah selesai memeriksa Maria. “Sekarang kita tunggu sebentar, ia masih beradaptasi dengan cahaya dan, tubuhnya kaku karena sudah satu tahun tidak bergerak.”Kepala Mario mengangguk paham, kantuk yang tadinya bersarang

    Last Updated : 2021-05-11
  • Let Me   Bagian 2 - Pemulihan

    Awas Typo:)Happy Reading ....***Demi para dewa dan dewi tampan di kayangan, kedua tangan Maria terkepal erat, sorot mata pun menajam menatap Mario yang masih menempelkan bibir mereka.Jika ia tidak koma selama satu tahun dan tubuh tidak menjadi kaku, dapat Maria pastikan satu bogem mentah adalah hadiah darinya untuk kelakuan kurang ajar Mario ini.Mario memisahkan bibir mereka. "Jangan pancing aku dengan umpan menarik," bisik Mario tepat di depan bibir Maria, sudah pasti wajah mereka masih begitu dekat. "Atau hal seperti tadi yang kau terima." Setelah melisankan peringatan ala dirinya, Mario membawa tubuh berdiri tegak, memasukan kedua tangan ke dalam saku celana.Mohon maaf saja, Mario belum ada beristirahat, jadi sekali dipancing tentu langsung dilahap."Tidak akan ku biarkan," sahut Maria terdengar benar-benar geram.Mau tahu apa balasan Mario? Hanya kedikan bahu ringan, terkesan bodo amat.Sial! Maria pastikan

    Last Updated : 2021-05-15
  • Let Me   Bagian 3 - Lumpuh

    Awas Typo:)Happy Reading ....***Akhirnya tepat selesai jam makan siang Mario baru bisa beristirahat, melelapkan diri di atas sofa panjang yang ada.Pria itu belum sempat mandi, segala sudut isi kepalanya hanya diisi oleh Maria, Maria dan, Maria. Ia hanya ingin memastikan Maria tetap baik, tidak lagi kesakitan atau apalah sebutannya.Well, Maria merasa inilah kesempatannya. Dia ingin menghubungi Regina, setidaknya mendengarkan suara sang sahabat yang ia cintai.Argh sial! Maria belum tobat, bahkan tidak ada terbesit untuk tobat. Apakah bangunnya Maria akan menjadi bencana lagi untuk rumah tangga Regina? Jawabannya tidak tahu."Huh!" Sekarang ini lihat saja dulu apa aksi Maria di tengah lelap Mario.Wanita dua puluh lima tahun itu sedang berusaha melangkah menuju sofa, mau tahu apa yang ingin ia ambil? Benar, ponsel Mario.Kurang ajarnya takdir adalah, kaki Maria belum kuat, rela tidak rela ia bawa duduk tubuhnya ke

    Last Updated : 2021-05-16
  • Let Me   Bagian 4 - Pernikahan

    Awas Typo:)Happy Reading ....***Lumpuh ....'Kondisi itu tidak akan selamanya, Tuan, tenang. Tapi tentu saja Nyonya harus melakukan pengobatan rutin, yang paling terpenting adalah terapi rehabilitasi agar fungsi tubuh yang terkena dampak racun berangsur pulih.''Maaf, hasil cek darah baru keluar sore ini dan ternyata sadarnya Nyonya membuat sisa racun itu pun aktif.'"Fuck!" mengumpat, Mario menjambak rambutnya."Kau gila ya?" Lalu, tiba-tiba suara yang tidak Mario harapkan terdengar justru masuk ke dalam gendang telinganya.Maria belum tidur, sial.Terangkat lah kepala Mario, menatap ke arah ranjang rawat yang mana ada Maria di sana, berbaring dengan mata tertutup rapat. Kenapa? Mario juga tahu Maria bersalah, tapi kenapa? Kenapa ini terjadi?Bersama napas yang tertarik, Mario membawa tubuhnya berdiri dari duduk, melangkah mendekati ranjang.Mengambil posisi duduk di sisi ranjang, Mario mena

    Last Updated : 2021-05-17
  • Let Me   Bagian 5 - Perjanjian

    Awas Typo:)Happy Reading ....***Tok, tok, tok.Suara ketukan pintu kamar rawat Maria sukses membuat perhatian Mario maupun wanita itu sendiri teralihkan.Cklek.Pintu terbuka, reaksi dari dua anak manusia itu berbeda. Satu mengerutkan dahi dan satu pasang seringai, well bagian mengerutkan dahi adalah Mario."Permisi, apakah ini kamar rawat Nyonya Rosalinda?" tanya si pelaku pembuka pintu, dia adalah pria paruh baya bersama kacamata, jas dan, tas kerja di tangan. Siapa?"Ya silakan masuk, Mister Aldason." Maria menjawab penuh semangat nan ramah.Baiklah kata warning di dalam kepala Mario sudah aktif tanpa perlu diaktifkan, ada yang tidak beres di sini, percayalah.Mario menghembuskan napas pelan, kembali melanjutkan kegiatannya yang terhenti. Tadi, pria itu sedang melihat data kiriman Jefri sambil duduk di sofa, kalian masih ingat bukan jika Jefri menarik Mario bekerja di perusahaannya? Semoga ingat.

    Last Updated : 2021-05-18
  • Let Me   Bagian 6 - Hukuman

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Semakin menekan mangsa, itulah yang sedang Mario lakukan saat ini. Pria berstatus suami itu terus menghimpit tubuh Maria yang semakin lama menjadi berbaring, tentu bersama mimik garangnya. "Sekali kau berbuat macam-macam, aku pastikan-" Cup. Kalimat Maria terhenti, bibir wanita itu langsung disambar untuk kesian kalinya oleh Mario, oh ya seharusnya memang seperti ini karena bibir Maria tidak bisa dianggurkan, jika teranggur maka ributlah dia. Mario yakin setan sudah berkomat-kamit di telinga kirinya, sedang malaikat mendukung dari telinga kanan sebab perbuatan ini bukan dosa, jelas Maria istri sah Mario Ali Pradytio. "Aku benar-benar ingin menghukummu," bisik si pria tepat di depan bibir si wanita. Well, satu tangan Mario naik, menyentuh pinggul Maria, merematnya. Kabut itu mulai datang dengan sangat elegan melingkupi diri Mario, membuat aura gagah si pria timbul dan tersaj

    Last Updated : 2021-05-19

Latest chapter

  • Let Me   Bagian 11 - Sweet Night and Morning

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Pokoknya Maria tidak mau lagi meminta bantuan Mario soal buang hajat, tidak! Malunya tak kunjung habis walau sudah berjam-jam berlalu dari adegan itu. Bahkan panas di wajah Maria masih ada, merahnya juga, dia tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana tadi lembutnya Mario membasuh itunya dengan air dan dielap dengan tisu. Ibu peri, Maria malu! Oh god harusnya dia tidak merasakan ini tapi mau bagaimana, perasaan tak bisa ditahan."Udah, tidur. Malunya disambung besok." Mampus! Kalimat apa pula yang memasuki gendang telinga Maria?! Kenapa pria itu tahu saja bahwa Maria masih malu? Mana cara berbicaranya sangat santai lagi, Mario ini anak siapa? Sangat ingin Maria pulangkan kepada yang melahirkan alias ibu si pria. "Sini, dipeluk," ucap Mario entah sejak kapan sudah berbaring di samping Maria, menarik tubuh istrinya masuk ke dalam pelukan. Pose macam apa ini?! "Jangan peluk-peluk!" teria

  • Let Me   Bagian 10 - Jalani dan Nikmati

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Setelah adegan gila yang mendebarkan dari Mario kini Maria dibaringkan ke atas ranjang oleh pria itu sendiri. "Mau ke mana?" tanya Maria saat Mario ingin beranjak keluar dari kamar. "Mengambil barang yang masih berada di mobil," jawab si pria. Ah ..., kepala Maria mengangguk paham. Melihat itu Mario ikut mengangguk, melanjutkan langkahnya menuju pintu kamar. Hanya dalam waktu kurang dari sepuluh detik Maria sudah tertinggal sendiri, benar-benar sendiri. Hening. Maria menatap langit-langit kamar, gendang telinganya mendengar deru napas diri sendiri. Satu pertanyaan pun singgah, bagaimana jika Mario benar-benar pergi dan ia seperti ini? Sendirian .... Jantung Maria langsung berdebar, yang ini debaran takut. Dia sangat takut. Hingga tanpa sadar air matanya menetes. Kesendirian, sedari dulu hal itu sangat Maria takutkan. Bukan tanpa alasan, tapi Maria tidak akan

  • Let Me   Bagian 9 - Pria Tidak Sinkron

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Pulang. Maria kira pulang yang dimaksud oleh Mario adalah ke kosan mereka, hidup sederhana bersama uang tabungan Mario yang sudah ia kuras lima puluh juta dengan niat membuat pria itu jatuh miskin dan enyah dari hidupnya. Namun, ternyata. "Ini rumah siapa?" tanya Maria menoleh, menatap wajah Mario, pria itu berdiri tepat di belakang kursi roda Maria. "Kita." Singkat, padat dan, jelas. "Ha?" Maria mendadak merasa bodoh dan buta, kenapa bisa begitu? Karena dia baru sadar bahwa dia tidak tahu apapun tentang Mario Ali Pradytio, bahkan urusan umur dan asal pun ia tidak tahu. "Kita masuk dulu, udaranya terasa dingin," ucap Mario kembali mendorong kursi roda, pria itu ingin segera memenjara Maria di tempat hangat dan nyaman karena jujur di luar angin siang Melbourne terasa lumayan dingin, dapat dipastikan sebentar lagi hujan. Maria mengangguk kecil, membungkam mulutnya lantas otak diajak

  • Let Me   Bagian 8 - Ikatan Batin Suami

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Cklek. Mario membuka pintu kamar rawat Maria, dan mari rekomendasikan satu makian untuk Mario lontarkan detik ini juga. Mario langsung mendapatkan sambutan air mata Maria Rosalinda. Iya, wanita itu menangis, tanpa isak. Menarik napas, selain makian, rekomendasikan juga sebuah kalimat yang Maria sukai, siapa yang bisa melakukan itu? Untuk yang kedua Mario sangat berharap ada yang bisa memberikannya. Melangkah, jarak terkikis dengan baik. Kedua netra Mario pun tak lepas dari wajah Maria yang memasang mimik datar, tak lupa sorot kosong. Shit, shit, shit! Siram saja Mario dengan air got, dia tidak masalah asalkan Maria tidak ada di posisi ini."Hei ...," menyapa, nada yang biasanya datar dipelembut. Mario mendudukan diri ke sisi ranjang.Tidak ada balasan dari Maria, diam adalah cara wanita itu menusuk Mario dengan gerakan perlahan, semakin diam maka semakin dalam tusukan

  • Let Me   Bagian 7 - Kaki

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Maria sangat berterimakasih dengan perawat yang sedang menggantikan botol infusnya, si kaum hawa dua puluh lima tahun itu sudah mau mampus ketakutan akan kelakuan kurang ajar Mario, suaminya sendiri. Detik ini pria itu sudah kembali duduk di sofa, memangku laptop dengan tenang seakan tdak punya beban apalagi rasa bersalah. Jangan tanya apa-apa, tolong jangan tanyakan apapun. Maria tidak sanggup menjawab sangkin malunya. "Selesai, maaf ya, Nyonya, Tuan ..., tadi saya menggang-" "Kalau sudah silakan keluar." Maria memotong kalimat si perawat, langsung memberikan perintah agar wanita muda itu keluar tanpa melontarkan kalimat lainnya. Ya dewa, mana mungkin perawat itu tak tahu apa-apa, jangan lupa Mario si otak kotor telah merusak pakaian istrinya sendiri. "Ah ya, permisi, Nyonya, Tuan," ucap perawat buru-buru beranjak, aura Maria lumayan mengintimidasi dirinya. Mario s

  • Let Me   Bagian 6 - Hukuman

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Semakin menekan mangsa, itulah yang sedang Mario lakukan saat ini. Pria berstatus suami itu terus menghimpit tubuh Maria yang semakin lama menjadi berbaring, tentu bersama mimik garangnya. "Sekali kau berbuat macam-macam, aku pastikan-" Cup. Kalimat Maria terhenti, bibir wanita itu langsung disambar untuk kesian kalinya oleh Mario, oh ya seharusnya memang seperti ini karena bibir Maria tidak bisa dianggurkan, jika teranggur maka ributlah dia. Mario yakin setan sudah berkomat-kamit di telinga kirinya, sedang malaikat mendukung dari telinga kanan sebab perbuatan ini bukan dosa, jelas Maria istri sah Mario Ali Pradytio. "Aku benar-benar ingin menghukummu," bisik si pria tepat di depan bibir si wanita. Well, satu tangan Mario naik, menyentuh pinggul Maria, merematnya. Kabut itu mulai datang dengan sangat elegan melingkupi diri Mario, membuat aura gagah si pria timbul dan tersaj

  • Let Me   Bagian 5 - Perjanjian

    Awas Typo:)Happy Reading ....***Tok, tok, tok.Suara ketukan pintu kamar rawat Maria sukses membuat perhatian Mario maupun wanita itu sendiri teralihkan.Cklek.Pintu terbuka, reaksi dari dua anak manusia itu berbeda. Satu mengerutkan dahi dan satu pasang seringai, well bagian mengerutkan dahi adalah Mario."Permisi, apakah ini kamar rawat Nyonya Rosalinda?" tanya si pelaku pembuka pintu, dia adalah pria paruh baya bersama kacamata, jas dan, tas kerja di tangan. Siapa?"Ya silakan masuk, Mister Aldason." Maria menjawab penuh semangat nan ramah.Baiklah kata warning di dalam kepala Mario sudah aktif tanpa perlu diaktifkan, ada yang tidak beres di sini, percayalah.Mario menghembuskan napas pelan, kembali melanjutkan kegiatannya yang terhenti. Tadi, pria itu sedang melihat data kiriman Jefri sambil duduk di sofa, kalian masih ingat bukan jika Jefri menarik Mario bekerja di perusahaannya? Semoga ingat.

  • Let Me   Bagian 4 - Pernikahan

    Awas Typo:)Happy Reading ....***Lumpuh ....'Kondisi itu tidak akan selamanya, Tuan, tenang. Tapi tentu saja Nyonya harus melakukan pengobatan rutin, yang paling terpenting adalah terapi rehabilitasi agar fungsi tubuh yang terkena dampak racun berangsur pulih.''Maaf, hasil cek darah baru keluar sore ini dan ternyata sadarnya Nyonya membuat sisa racun itu pun aktif.'"Fuck!" mengumpat, Mario menjambak rambutnya."Kau gila ya?" Lalu, tiba-tiba suara yang tidak Mario harapkan terdengar justru masuk ke dalam gendang telinganya.Maria belum tidur, sial.Terangkat lah kepala Mario, menatap ke arah ranjang rawat yang mana ada Maria di sana, berbaring dengan mata tertutup rapat. Kenapa? Mario juga tahu Maria bersalah, tapi kenapa? Kenapa ini terjadi?Bersama napas yang tertarik, Mario membawa tubuhnya berdiri dari duduk, melangkah mendekati ranjang.Mengambil posisi duduk di sisi ranjang, Mario mena

  • Let Me   Bagian 3 - Lumpuh

    Awas Typo:)Happy Reading ....***Akhirnya tepat selesai jam makan siang Mario baru bisa beristirahat, melelapkan diri di atas sofa panjang yang ada.Pria itu belum sempat mandi, segala sudut isi kepalanya hanya diisi oleh Maria, Maria dan, Maria. Ia hanya ingin memastikan Maria tetap baik, tidak lagi kesakitan atau apalah sebutannya.Well, Maria merasa inilah kesempatannya. Dia ingin menghubungi Regina, setidaknya mendengarkan suara sang sahabat yang ia cintai.Argh sial! Maria belum tobat, bahkan tidak ada terbesit untuk tobat. Apakah bangunnya Maria akan menjadi bencana lagi untuk rumah tangga Regina? Jawabannya tidak tahu."Huh!" Sekarang ini lihat saja dulu apa aksi Maria di tengah lelap Mario.Wanita dua puluh lima tahun itu sedang berusaha melangkah menuju sofa, mau tahu apa yang ingin ia ambil? Benar, ponsel Mario.Kurang ajarnya takdir adalah, kaki Maria belum kuat, rela tidak rela ia bawa duduk tubuhnya ke

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status