Beranda / Romansa / Let Me / Bagian 1 - Bangun

Share

Bagian 1 - Bangun

Penulis: Bee Happy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-11 21:18:23

Awas Typo:)

Happy Reading ....

***

Mario berdiri di samping ranjang Maria yang sedang diperiksa oleh dokter dengan mimik khawatir.

"Dia baik," ujar dokter dari kaum adam itu menatap Mario.

"Hah ...." Langsung membuat si pria menghela napas lega.

"Hanya saja kinerja tubuhnya masih sangat rendah." Dokter itu kembali menatap ke arah Maria, terlihat kaum hawa yang sudah setahun terbaring koma itu memasang tatapan datar, seperti sedang menutupi sesuatu yang ada di dalam kepalanya.

“Fungsi otaknya mulai membaik drastis, tapi ia belum bisa berbicara, itu wajar, jadi jangan khawatir. Setelah keadaannya bisa dikatakan stabil kita lakukan pemeriksaan pernapasan, denyut jantung dan, tekanan darah,” lanjut sang dokter setelah selesai memeriksa Maria. “Sekarang kita tunggu sebentar, ia masih beradaptasi dengan cahaya dan, tubuhnya kaku karena sudah satu tahun tidak bergerak.”

Kepala Mario mengangguk paham, kantuk yang tadinya bersarang di mata auto enyah entah ke mana detik ia mendengar suatu keributan dari Maria.

Jadi, sebenarnya tadi Mario baru saja pulang bekerja. Setahun ini rumah sakit adalah rumah kedua pria itu, dan ketika Mario baru ingin memejamkan mata, ada suara benda jatuh. Dari sana dia tahu, Maria bangun! Iya, bangun dari koma.

"Berikan minum jika ia mau, tapi jangan terlalu banyak." Lagi dokter berucap.

"Apakah ada pemeriksaan lebih lanjut?" Mario pun akhirnya membuka suara setelah sedari tadi hanya diam.

“Kita hanya perlu menunggu respon tubuhnya terhadap rangsangan, jika ia sudah bisa berbicara dan menggerakkan tubuh baru kita periksa keseluruhan, untuk sekarang biarkan aliran darahnya berjalan lancar," jawab dokter muda nan tampan itu.

Mario mengangguk paham, ambil gerak mendudukan diri ke sisi ranjang Maria yang meliriknya, hanya lirikan kecil.

"Oh iya, saya harap Anda bisa sedikit memijat tangan dan kaki pasien, agar secepatnya bisa digerakkan."

"Ya, baik," jawab Mario mengangguk lagi, tetap menatap ke arah Maria.

"Kalau begitu saya permisi, besok pagi kita lakukan pemeriksaan selanjutnya." Si dokter pun permisi, meninggalkan kamar rawat Maria yang di dalamnya terdapat Mario.

Hening, tidak ada suara apapun di kamar ini.

Sumpah demi apapun kantuk di mata Mario hilang begitu saja tak tersisa, matanya itu menjadi sangat segar dan mungkin tidak akan bisa tidur sampai esok pagi.

Baiklah, Mario menarik lembut tangan kanan si kaum hawa dengan kedua tangannya. Begitu penuh kehati-hatian, Mario mengusap lembut punggung tangan yang masih terasa lemah.

Harus kalian tahu, pria ini memperlakukan Maria seakan porselen berharga, disentuh penuh kehati-hatian.

"A-air ...," ucap Maria gagap.

Mario tidak bisa menahan rasa terkejutnya, setelah setahun ..., iya, setahun ia menanti, ternyata Tuhan masih memberikan dia kesempatan kembali mendengar suara Maria, membuat gendang telinga bersorak riang.

Well, tidak pakai kata atau kalimat balasan, Mario langsung bergerak.

Pertama, ia membuat ranjang Maria sedikit tegak dari setelan yang ada di bawah ranjang, memposisikan kepala kaum hawa itu agar nyaman. Lalu mengambil gelas yang berisi air mineral di nakas sisi ranjang.

“Pelan-pelan dan sedikit saja,” ujarnya diangguki oleh Maria.

Tangan Mario pun bergerak mengarahkan bibir gelas ke depan bibir Maria. Dua teguk dan selesai, Mario menarik gelasnya, meletakan ke atas nakas lagi.

Setelah itu si pria kembali duduk di pinggir ranjang, tentu tangan Maria pun masuk lagi ke dalam genggaman, mulai memijat pelan jari-jari wanita itu.

Hening, hening yang begitu panjang.

Mario sibuk memijat jari Maria dan Maria sibuk menerawang jauh, menggali ingatannya.

Malam ini ..., malam yang tidak akan mereka lupakan sampai napas mereka terhenti nanti

*****

Benar, Mario tidak tidur satu malaman, pria itu full menjaga Maria yang kembali memejamkan mata setelah satu jam sadar.

Syukur puji syukur tepat di pukul tujuh pagi Maria sudah kembali membuka mata, masih belum banyak bicara. Mario pun sudah sangat lega walau hanya begini, tidak lupa tadi pagi sebelum Maria bangun ia menghubungi Regina, namun ya untuk beberapa bulan ke depan agaknya Regina tidak mendapatkan izin menemui Maria dari Raymond. Itu juga demi kebaikan mereka semua.

"Aku lapar." Suara ini serak, tapi bernada datar.

Tidak pakai lama kepala Mario mengangguk, bergerak lah pria itu mendekati kulkas yang ada di dalam kamar rawat, ia ambil satu buah apel.

Waktu yang diperlukan tidak lama, hanya beberapa detik tanpa menyentuh kata menit, Mario sudah kembali duduk di kursi samping ranjang Maria.

Tarik napas, Mario ..., "Ayo menikah." Melontarkan kalimat ini padahal belum memberikan apel kepada Maria.

"Sinting," sahut wanita itu ingin membawa tubuh duduk di tengah ranjang.

"Kontrak," lanjut Mario dengan gerakan sigap membantu Maria, membuat posisi kaum hawa yang mencuri rasa tertariknya nyaman.

"Semakin sinting," bisik Maria sudah duduk, menyandarkan tubuh ke kepala ranjang dengan bantal.

"Aku serius, Maria."

"Berapa lama aku di sini?" bertanya, Maria memilih tidak menjawab kalimat gila Mario.

"Kamu koma, selama setahun."

"Shit!" Langsung mengumpat, Maria memejamkan mata.

"Di mana Regina?" Tapi tidak lama mata itu kembali terbuka, bertanya lagi dengan Mario yang begitu setia menatapnya.

Tidak ada jawaban, lebih tepatnya Mario tidak langsung menjawab.

"Aku bertanya, Mario! Uhuk! Uhuk!" Akibat terlalu kesal, Maria sedikit berteriak yang berakhir terbatuk-batuk.

Sudah pasti Mario lagi dan lagi bergerak sangat sigap, langsung menjangkau gelas dan memberikan kepada Maria.

Sial, sial, sial! Rasanya Mario ingin mengamuk, ingin marah besar karena tingkah pola Maria ini, tapi tentu siapapun tidak lupa, Mario adalah Raymond versi kesebelas, sangat betah tutup mulut padahal bisa membukanya.

Untuk beberapa detik si wanita meneguk air, sedang si pria begitu betah mengunci pita suara.

"Aku bertanya, jawab dengan cepat!" sembur Maria saat selesai meneguk minum.

"Hah!" balasan Mario justru hembusan napas kasar, ia lempar apel yang tadi ia ambil dari kulkas ke atas ranjang, mendarat tepat di celah kaki kanan dan kiri Maria.

"Mau apa menanyakan dia? Bahkan dia sudah memiliki tiga anak," jawab Mario bernada datar yang dimix rasa malas.

Dahi Maria berkerut, maksudnya?

"Maksudmu?"

"Semua sudah jelas."

"Ya apa?!"

"Diam, Maria, diam. Sekali lagi kamu berteriak, habis kesabaranku," geram Mario sungguh tidak suka akan nada Maria yang berteriak, walau itu hanya teriakan kecil, lebih kearah bentakan dan sentakan.

Mario hanya ..., khawatir. Come on, si wanita baru sadar dari koma! Selama setahun pula!

"Beritahu semuanya!" Tapi oh tapi kalian pun tidak lupa bagaimana Maria bukan? Dia lebih keras dari Mario.

"Kamu masih sama Maria, bahkan lebih membangkang," berbisik, Mario berdiri dari duduknya, mendekat dan membungkuk bersama kedua tangan jatuh ke atas sisi ranjang. Wajah mendekat, tatapan menajam, Mario harus keras dengan yang satu ini.

Lupakan teori keras dilawan keras akan hancur, karena Mario akan membuktikan, bahwa tidak selamanya keras dilawan keras itu hancur.

"Kesabaranku habis," lanjutnya masih berbisik.

Cup.

Tentu semua tahu mana yang Mario incar agar Maria jera dan bungkam. Ayo ..., lihat dua manusia keras ini, siapa yang akan menang.

.

.

To Be Continued

Terbit: -11/Mei-2k21

Jangan lupa isi kolom komentar yaaa, love u kalian;)

Bab terkait

  • Let Me   Bagian 2 - Pemulihan

    Awas Typo:)Happy Reading ....***Demi para dewa dan dewi tampan di kayangan, kedua tangan Maria terkepal erat, sorot mata pun menajam menatap Mario yang masih menempelkan bibir mereka.Jika ia tidak koma selama satu tahun dan tubuh tidak menjadi kaku, dapat Maria pastikan satu bogem mentah adalah hadiah darinya untuk kelakuan kurang ajar Mario ini.Mario memisahkan bibir mereka. "Jangan pancing aku dengan umpan menarik," bisik Mario tepat di depan bibir Maria, sudah pasti wajah mereka masih begitu dekat. "Atau hal seperti tadi yang kau terima." Setelah melisankan peringatan ala dirinya, Mario membawa tubuh berdiri tegak, memasukan kedua tangan ke dalam saku celana.Mohon maaf saja, Mario belum ada beristirahat, jadi sekali dipancing tentu langsung dilahap."Tidak akan ku biarkan," sahut Maria terdengar benar-benar geram.Mau tahu apa balasan Mario? Hanya kedikan bahu ringan, terkesan bodo amat.Sial! Maria pastikan

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-15
  • Let Me   Bagian 3 - Lumpuh

    Awas Typo:)Happy Reading ....***Akhirnya tepat selesai jam makan siang Mario baru bisa beristirahat, melelapkan diri di atas sofa panjang yang ada.Pria itu belum sempat mandi, segala sudut isi kepalanya hanya diisi oleh Maria, Maria dan, Maria. Ia hanya ingin memastikan Maria tetap baik, tidak lagi kesakitan atau apalah sebutannya.Well, Maria merasa inilah kesempatannya. Dia ingin menghubungi Regina, setidaknya mendengarkan suara sang sahabat yang ia cintai.Argh sial! Maria belum tobat, bahkan tidak ada terbesit untuk tobat. Apakah bangunnya Maria akan menjadi bencana lagi untuk rumah tangga Regina? Jawabannya tidak tahu."Huh!" Sekarang ini lihat saja dulu apa aksi Maria di tengah lelap Mario.Wanita dua puluh lima tahun itu sedang berusaha melangkah menuju sofa, mau tahu apa yang ingin ia ambil? Benar, ponsel Mario.Kurang ajarnya takdir adalah, kaki Maria belum kuat, rela tidak rela ia bawa duduk tubuhnya ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-16
  • Let Me   Bagian 4 - Pernikahan

    Awas Typo:)Happy Reading ....***Lumpuh ....'Kondisi itu tidak akan selamanya, Tuan, tenang. Tapi tentu saja Nyonya harus melakukan pengobatan rutin, yang paling terpenting adalah terapi rehabilitasi agar fungsi tubuh yang terkena dampak racun berangsur pulih.''Maaf, hasil cek darah baru keluar sore ini dan ternyata sadarnya Nyonya membuat sisa racun itu pun aktif.'"Fuck!" mengumpat, Mario menjambak rambutnya."Kau gila ya?" Lalu, tiba-tiba suara yang tidak Mario harapkan terdengar justru masuk ke dalam gendang telinganya.Maria belum tidur, sial.Terangkat lah kepala Mario, menatap ke arah ranjang rawat yang mana ada Maria di sana, berbaring dengan mata tertutup rapat. Kenapa? Mario juga tahu Maria bersalah, tapi kenapa? Kenapa ini terjadi?Bersama napas yang tertarik, Mario membawa tubuhnya berdiri dari duduk, melangkah mendekati ranjang.Mengambil posisi duduk di sisi ranjang, Mario mena

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • Let Me   Bagian 5 - Perjanjian

    Awas Typo:)Happy Reading ....***Tok, tok, tok.Suara ketukan pintu kamar rawat Maria sukses membuat perhatian Mario maupun wanita itu sendiri teralihkan.Cklek.Pintu terbuka, reaksi dari dua anak manusia itu berbeda. Satu mengerutkan dahi dan satu pasang seringai, well bagian mengerutkan dahi adalah Mario."Permisi, apakah ini kamar rawat Nyonya Rosalinda?" tanya si pelaku pembuka pintu, dia adalah pria paruh baya bersama kacamata, jas dan, tas kerja di tangan. Siapa?"Ya silakan masuk, Mister Aldason." Maria menjawab penuh semangat nan ramah.Baiklah kata warning di dalam kepala Mario sudah aktif tanpa perlu diaktifkan, ada yang tidak beres di sini, percayalah.Mario menghembuskan napas pelan, kembali melanjutkan kegiatannya yang terhenti. Tadi, pria itu sedang melihat data kiriman Jefri sambil duduk di sofa, kalian masih ingat bukan jika Jefri menarik Mario bekerja di perusahaannya? Semoga ingat.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-18
  • Let Me   Bagian 6 - Hukuman

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Semakin menekan mangsa, itulah yang sedang Mario lakukan saat ini. Pria berstatus suami itu terus menghimpit tubuh Maria yang semakin lama menjadi berbaring, tentu bersama mimik garangnya. "Sekali kau berbuat macam-macam, aku pastikan-" Cup. Kalimat Maria terhenti, bibir wanita itu langsung disambar untuk kesian kalinya oleh Mario, oh ya seharusnya memang seperti ini karena bibir Maria tidak bisa dianggurkan, jika teranggur maka ributlah dia. Mario yakin setan sudah berkomat-kamit di telinga kirinya, sedang malaikat mendukung dari telinga kanan sebab perbuatan ini bukan dosa, jelas Maria istri sah Mario Ali Pradytio. "Aku benar-benar ingin menghukummu," bisik si pria tepat di depan bibir si wanita. Well, satu tangan Mario naik, menyentuh pinggul Maria, merematnya. Kabut itu mulai datang dengan sangat elegan melingkupi diri Mario, membuat aura gagah si pria timbul dan tersaj

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-19
  • Let Me   Bagian 7 - Kaki

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Maria sangat berterimakasih dengan perawat yang sedang menggantikan botol infusnya, si kaum hawa dua puluh lima tahun itu sudah mau mampus ketakutan akan kelakuan kurang ajar Mario, suaminya sendiri. Detik ini pria itu sudah kembali duduk di sofa, memangku laptop dengan tenang seakan tdak punya beban apalagi rasa bersalah. Jangan tanya apa-apa, tolong jangan tanyakan apapun. Maria tidak sanggup menjawab sangkin malunya. "Selesai, maaf ya, Nyonya, Tuan ..., tadi saya menggang-" "Kalau sudah silakan keluar." Maria memotong kalimat si perawat, langsung memberikan perintah agar wanita muda itu keluar tanpa melontarkan kalimat lainnya. Ya dewa, mana mungkin perawat itu tak tahu apa-apa, jangan lupa Mario si otak kotor telah merusak pakaian istrinya sendiri. "Ah ya, permisi, Nyonya, Tuan," ucap perawat buru-buru beranjak, aura Maria lumayan mengintimidasi dirinya. Mario s

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-24
  • Let Me   Bagian 8 - Ikatan Batin Suami

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Cklek. Mario membuka pintu kamar rawat Maria, dan mari rekomendasikan satu makian untuk Mario lontarkan detik ini juga. Mario langsung mendapatkan sambutan air mata Maria Rosalinda. Iya, wanita itu menangis, tanpa isak. Menarik napas, selain makian, rekomendasikan juga sebuah kalimat yang Maria sukai, siapa yang bisa melakukan itu? Untuk yang kedua Mario sangat berharap ada yang bisa memberikannya. Melangkah, jarak terkikis dengan baik. Kedua netra Mario pun tak lepas dari wajah Maria yang memasang mimik datar, tak lupa sorot kosong. Shit, shit, shit! Siram saja Mario dengan air got, dia tidak masalah asalkan Maria tidak ada di posisi ini."Hei ...," menyapa, nada yang biasanya datar dipelembut. Mario mendudukan diri ke sisi ranjang.Tidak ada balasan dari Maria, diam adalah cara wanita itu menusuk Mario dengan gerakan perlahan, semakin diam maka semakin dalam tusukan

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-25
  • Let Me   Bagian 9 - Pria Tidak Sinkron

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Pulang. Maria kira pulang yang dimaksud oleh Mario adalah ke kosan mereka, hidup sederhana bersama uang tabungan Mario yang sudah ia kuras lima puluh juta dengan niat membuat pria itu jatuh miskin dan enyah dari hidupnya. Namun, ternyata. "Ini rumah siapa?" tanya Maria menoleh, menatap wajah Mario, pria itu berdiri tepat di belakang kursi roda Maria. "Kita." Singkat, padat dan, jelas. "Ha?" Maria mendadak merasa bodoh dan buta, kenapa bisa begitu? Karena dia baru sadar bahwa dia tidak tahu apapun tentang Mario Ali Pradytio, bahkan urusan umur dan asal pun ia tidak tahu. "Kita masuk dulu, udaranya terasa dingin," ucap Mario kembali mendorong kursi roda, pria itu ingin segera memenjara Maria di tempat hangat dan nyaman karena jujur di luar angin siang Melbourne terasa lumayan dingin, dapat dipastikan sebentar lagi hujan. Maria mengangguk kecil, membungkam mulutnya lantas otak diajak

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26

Bab terbaru

  • Let Me   Bagian 11 - Sweet Night and Morning

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Pokoknya Maria tidak mau lagi meminta bantuan Mario soal buang hajat, tidak! Malunya tak kunjung habis walau sudah berjam-jam berlalu dari adegan itu. Bahkan panas di wajah Maria masih ada, merahnya juga, dia tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana tadi lembutnya Mario membasuh itunya dengan air dan dielap dengan tisu. Ibu peri, Maria malu! Oh god harusnya dia tidak merasakan ini tapi mau bagaimana, perasaan tak bisa ditahan."Udah, tidur. Malunya disambung besok." Mampus! Kalimat apa pula yang memasuki gendang telinga Maria?! Kenapa pria itu tahu saja bahwa Maria masih malu? Mana cara berbicaranya sangat santai lagi, Mario ini anak siapa? Sangat ingin Maria pulangkan kepada yang melahirkan alias ibu si pria. "Sini, dipeluk," ucap Mario entah sejak kapan sudah berbaring di samping Maria, menarik tubuh istrinya masuk ke dalam pelukan. Pose macam apa ini?! "Jangan peluk-peluk!" teria

  • Let Me   Bagian 10 - Jalani dan Nikmati

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Setelah adegan gila yang mendebarkan dari Mario kini Maria dibaringkan ke atas ranjang oleh pria itu sendiri. "Mau ke mana?" tanya Maria saat Mario ingin beranjak keluar dari kamar. "Mengambil barang yang masih berada di mobil," jawab si pria. Ah ..., kepala Maria mengangguk paham. Melihat itu Mario ikut mengangguk, melanjutkan langkahnya menuju pintu kamar. Hanya dalam waktu kurang dari sepuluh detik Maria sudah tertinggal sendiri, benar-benar sendiri. Hening. Maria menatap langit-langit kamar, gendang telinganya mendengar deru napas diri sendiri. Satu pertanyaan pun singgah, bagaimana jika Mario benar-benar pergi dan ia seperti ini? Sendirian .... Jantung Maria langsung berdebar, yang ini debaran takut. Dia sangat takut. Hingga tanpa sadar air matanya menetes. Kesendirian, sedari dulu hal itu sangat Maria takutkan. Bukan tanpa alasan, tapi Maria tidak akan

  • Let Me   Bagian 9 - Pria Tidak Sinkron

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Pulang. Maria kira pulang yang dimaksud oleh Mario adalah ke kosan mereka, hidup sederhana bersama uang tabungan Mario yang sudah ia kuras lima puluh juta dengan niat membuat pria itu jatuh miskin dan enyah dari hidupnya. Namun, ternyata. "Ini rumah siapa?" tanya Maria menoleh, menatap wajah Mario, pria itu berdiri tepat di belakang kursi roda Maria. "Kita." Singkat, padat dan, jelas. "Ha?" Maria mendadak merasa bodoh dan buta, kenapa bisa begitu? Karena dia baru sadar bahwa dia tidak tahu apapun tentang Mario Ali Pradytio, bahkan urusan umur dan asal pun ia tidak tahu. "Kita masuk dulu, udaranya terasa dingin," ucap Mario kembali mendorong kursi roda, pria itu ingin segera memenjara Maria di tempat hangat dan nyaman karena jujur di luar angin siang Melbourne terasa lumayan dingin, dapat dipastikan sebentar lagi hujan. Maria mengangguk kecil, membungkam mulutnya lantas otak diajak

  • Let Me   Bagian 8 - Ikatan Batin Suami

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Cklek. Mario membuka pintu kamar rawat Maria, dan mari rekomendasikan satu makian untuk Mario lontarkan detik ini juga. Mario langsung mendapatkan sambutan air mata Maria Rosalinda. Iya, wanita itu menangis, tanpa isak. Menarik napas, selain makian, rekomendasikan juga sebuah kalimat yang Maria sukai, siapa yang bisa melakukan itu? Untuk yang kedua Mario sangat berharap ada yang bisa memberikannya. Melangkah, jarak terkikis dengan baik. Kedua netra Mario pun tak lepas dari wajah Maria yang memasang mimik datar, tak lupa sorot kosong. Shit, shit, shit! Siram saja Mario dengan air got, dia tidak masalah asalkan Maria tidak ada di posisi ini."Hei ...," menyapa, nada yang biasanya datar dipelembut. Mario mendudukan diri ke sisi ranjang.Tidak ada balasan dari Maria, diam adalah cara wanita itu menusuk Mario dengan gerakan perlahan, semakin diam maka semakin dalam tusukan

  • Let Me   Bagian 7 - Kaki

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Maria sangat berterimakasih dengan perawat yang sedang menggantikan botol infusnya, si kaum hawa dua puluh lima tahun itu sudah mau mampus ketakutan akan kelakuan kurang ajar Mario, suaminya sendiri. Detik ini pria itu sudah kembali duduk di sofa, memangku laptop dengan tenang seakan tdak punya beban apalagi rasa bersalah. Jangan tanya apa-apa, tolong jangan tanyakan apapun. Maria tidak sanggup menjawab sangkin malunya. "Selesai, maaf ya, Nyonya, Tuan ..., tadi saya menggang-" "Kalau sudah silakan keluar." Maria memotong kalimat si perawat, langsung memberikan perintah agar wanita muda itu keluar tanpa melontarkan kalimat lainnya. Ya dewa, mana mungkin perawat itu tak tahu apa-apa, jangan lupa Mario si otak kotor telah merusak pakaian istrinya sendiri. "Ah ya, permisi, Nyonya, Tuan," ucap perawat buru-buru beranjak, aura Maria lumayan mengintimidasi dirinya. Mario s

  • Let Me   Bagian 6 - Hukuman

    Awas Typo:) Happy Reading .... *** Semakin menekan mangsa, itulah yang sedang Mario lakukan saat ini. Pria berstatus suami itu terus menghimpit tubuh Maria yang semakin lama menjadi berbaring, tentu bersama mimik garangnya. "Sekali kau berbuat macam-macam, aku pastikan-" Cup. Kalimat Maria terhenti, bibir wanita itu langsung disambar untuk kesian kalinya oleh Mario, oh ya seharusnya memang seperti ini karena bibir Maria tidak bisa dianggurkan, jika teranggur maka ributlah dia. Mario yakin setan sudah berkomat-kamit di telinga kirinya, sedang malaikat mendukung dari telinga kanan sebab perbuatan ini bukan dosa, jelas Maria istri sah Mario Ali Pradytio. "Aku benar-benar ingin menghukummu," bisik si pria tepat di depan bibir si wanita. Well, satu tangan Mario naik, menyentuh pinggul Maria, merematnya. Kabut itu mulai datang dengan sangat elegan melingkupi diri Mario, membuat aura gagah si pria timbul dan tersaj

  • Let Me   Bagian 5 - Perjanjian

    Awas Typo:)Happy Reading ....***Tok, tok, tok.Suara ketukan pintu kamar rawat Maria sukses membuat perhatian Mario maupun wanita itu sendiri teralihkan.Cklek.Pintu terbuka, reaksi dari dua anak manusia itu berbeda. Satu mengerutkan dahi dan satu pasang seringai, well bagian mengerutkan dahi adalah Mario."Permisi, apakah ini kamar rawat Nyonya Rosalinda?" tanya si pelaku pembuka pintu, dia adalah pria paruh baya bersama kacamata, jas dan, tas kerja di tangan. Siapa?"Ya silakan masuk, Mister Aldason." Maria menjawab penuh semangat nan ramah.Baiklah kata warning di dalam kepala Mario sudah aktif tanpa perlu diaktifkan, ada yang tidak beres di sini, percayalah.Mario menghembuskan napas pelan, kembali melanjutkan kegiatannya yang terhenti. Tadi, pria itu sedang melihat data kiriman Jefri sambil duduk di sofa, kalian masih ingat bukan jika Jefri menarik Mario bekerja di perusahaannya? Semoga ingat.

  • Let Me   Bagian 4 - Pernikahan

    Awas Typo:)Happy Reading ....***Lumpuh ....'Kondisi itu tidak akan selamanya, Tuan, tenang. Tapi tentu saja Nyonya harus melakukan pengobatan rutin, yang paling terpenting adalah terapi rehabilitasi agar fungsi tubuh yang terkena dampak racun berangsur pulih.''Maaf, hasil cek darah baru keluar sore ini dan ternyata sadarnya Nyonya membuat sisa racun itu pun aktif.'"Fuck!" mengumpat, Mario menjambak rambutnya."Kau gila ya?" Lalu, tiba-tiba suara yang tidak Mario harapkan terdengar justru masuk ke dalam gendang telinganya.Maria belum tidur, sial.Terangkat lah kepala Mario, menatap ke arah ranjang rawat yang mana ada Maria di sana, berbaring dengan mata tertutup rapat. Kenapa? Mario juga tahu Maria bersalah, tapi kenapa? Kenapa ini terjadi?Bersama napas yang tertarik, Mario membawa tubuhnya berdiri dari duduk, melangkah mendekati ranjang.Mengambil posisi duduk di sisi ranjang, Mario mena

  • Let Me   Bagian 3 - Lumpuh

    Awas Typo:)Happy Reading ....***Akhirnya tepat selesai jam makan siang Mario baru bisa beristirahat, melelapkan diri di atas sofa panjang yang ada.Pria itu belum sempat mandi, segala sudut isi kepalanya hanya diisi oleh Maria, Maria dan, Maria. Ia hanya ingin memastikan Maria tetap baik, tidak lagi kesakitan atau apalah sebutannya.Well, Maria merasa inilah kesempatannya. Dia ingin menghubungi Regina, setidaknya mendengarkan suara sang sahabat yang ia cintai.Argh sial! Maria belum tobat, bahkan tidak ada terbesit untuk tobat. Apakah bangunnya Maria akan menjadi bencana lagi untuk rumah tangga Regina? Jawabannya tidak tahu."Huh!" Sekarang ini lihat saja dulu apa aksi Maria di tengah lelap Mario.Wanita dua puluh lima tahun itu sedang berusaha melangkah menuju sofa, mau tahu apa yang ingin ia ambil? Benar, ponsel Mario.Kurang ajarnya takdir adalah, kaki Maria belum kuat, rela tidak rela ia bawa duduk tubuhnya ke

DMCA.com Protection Status