"Keberadaanmu masih sangat dibutuhkan oleh banyak orang. Di kehidupanmu yang kedua nanti, jadilah pribadi yang lebih hebat daripada sebelumnya!"
Di Immortality, pusat alam semesta, Tristan Miller tengah menghadap penjaga alam para jiwa."Aku berjanji!" Tristan menjawab dengan sungguh-sungguh.Selama tiga tahun, Tristan Miller menjadi jiwa penasaran yang melanglang buana tanpa tujuan. Hingga tibalah hari ini, di mana ia diberi kesempatan untuk bereinkarnasi.Detik selanjutnya Tristan pun mendapatkan tubuh baru. Dia hidup kembali di tubuh seorang pemuda yang baru saja dinyatakan meninggal."Ha ... hantu!"Tepat ketika Tristan membuka mata, ia langsung disambut jeritan histeris dari seorang wanita berseragam perawat.Tubuh suster muda itu gemetaran, dan nyaris buang air kecil di celana, tapi untungnya dia masih memiliki sedikit tenaga untuk berlari keluar.Melihat ini, Tristan pun hanya bisa tersenyum geli. Dia tidak heran dengan reaksi suster tersebut, sebab siapa pun orangnya, pasti akan merasa jantungan bila melihat sosok yang sudah dinyatakan meninggal tiba-tiba hidup kembali.Tak berselang lama setelahnya, tampak tiga orang memasuki ruang rawat secara bersamaan. Tristan menebak kedatangan orang-orang ini pasti dikarenakan aduan dari suster barusan.Yang berjalan paling depan adalah seorang wanita paruh baya. Di sampingnya ada seorang pria berumur sekitar 30 tahunan dengan setelan pakaian mewah.Sementara yang berjalan paling belakang adalah seorang wanita cantik, memiliki bibir tipis, hidung mancung, mata bulat dan berbulu lentik, lalu ditambah betis jenjang yang disempurnakan oleh kulit mulus seputih salju.Tristan memperhatikan gestur tubuh dua orang pertama, dan seketika menyadari ekspresi tidak senang di wajah keduanya.Hal ini sontak menghadirkan pertanyaan di benak Tristan, mereka ini siapa? Keluarga dari tubuh barunya atau bukan? Jika keluarga, mengapa raut wajah kedua orang ini terlihat masam?Bukankah seharusnya orang-orang akan bahagia bila ada keluarganya yang berhasil selamat dari maut?Di tengah kebingungan itu, Tristan segera mendengar si wanita paruh baya membentak, "Mengapa kau tidak jadi mati, hah! Dasar beban keluarga, menantu pembawa sial!"Tristan belum bereaksi, tetap diam dan mendengarkan dengan tenang.Berkat kecerdasan di atas rata-rata yang dibawa dari kehidupan sebelumnya, Tristan langsung memahami situasi hanya dari mendengar kalimat barusan. Tristan sekarang tahu bahwa tubuh barunya adalah menantu yang tidak diharapkan, dan wanita paruh baya ini adalah ibu mertuanya.Masih tidak puas, si wanita paruh baya kembali menghardik, "Karena keberadaan manusia idot sepertimu, keluarga Wilson kami harus hidup menanggung malu, David!"Tristan terus mendengarkan ocehan wanita ini dengan acuh tak acuh, sementara memori di kepalanya mencatat satu informasi tambahan, David adalah nama tubuh barunya."Ibu, sudahlah, jangan memarahinya lagi. David adalah suamiku, bagaimanapun kita harus mensyukuri kesembuhannya." Wanita cantik di samping menyela.Mendengar putrinya membela sang suami yang tidal berguna, si wanita paruh baya semakin naik darah.Dia menoleh ke samping dengan mata melotot. "Apa katamu? Bersyukur? Alea, kesembuhan suami idiotmu ini adalah musibah, karenanya ibu tidak bisa menikahkan kamu dengan Kenzo!" teriaknya kesal.Semua ibu di dunia ini pasti ingin putrinya memiliki suami yang bisa dibanggakan. Namun, sial bagi Ellyana karena putrinya justru menikah dengan pria yang memiliki keterbelakangan mental.Sangat disayangkan, padahal di belakang sana tidak sedikit pemuda dari keluarga kaya raya dan terhormat yang tergila-gila pada Alea, dan mereka semua pasti akan mengantri bila Alea menjadi janda.Salah satunya adalah Kenzo Glazier yang berdiri di sebelahnya. Pemuda ini di mata Ellyana, adalah sosok sempurna untuk mendampingi Alea. Di usia yang masih terbilang muda, Kenzo Glazier sudah memiliki karir yang bagus di militer, saat ini saja dia sudah berpangkat Kapten.Sangat hebat, bukan?"Bu, aku sudah bilang. Walaupun David meninggal dan aku menjadi janda, aku tetap tidak akan menikah dengan Kenzo," balas Alea dengan keras kepala, sudut matanya melirik pria bernama Kenzo yang berdiri tenang dengan wajah cemberut.Ellyana mendengkus kesal. "Coba pikir baik-baik, Alea. Apa kurangnya Kenzo jika dibanding suami idiotmu ini?"Di tengah pedebatan ibu dan anak yang semakin memanas, terdengar suara Tristan mencibir dengan santainya, "Hanya anggota militer berpangkat menengah saja, apa hebatnya?"Hah?Bola mata Ellyana semakin melotot. Baginya, pernyataan Tristan barusan terdengar sangat arogan dan tidak tahu malu."David, sepertinya ada salah dengan saraf di kepalamu. Harusnya kau berkaca sebelum mengatai orang lain!"Sementara Kenzo yang berdiri di samping, tentu saja tidak terima diremehkan oleh orang yang memiliki keterbelakangan mental. Dia lantas mendekati Tristan yang masih duduk di atas brankar dengan penuh percaya diri, bermaksud untuk menunjukkan kehebatan pada pihak lawan."Kita baru pertama kali bertemu, namaku Kenzo Glazier, aku memang hanya seorang perwira menengah!" ujar Kenzo Glazier sembari mengulurkan tangan.Sepintas terdengar jika Kenzo Glazier adalah pribadi yang low profil, tapi kenyataannya tidak begitu. Dia merendah hanya untuk mendapatkan simpati dari Alea.Dia hanya ingin memamerkan sebuah kesan, jika seorang perwira militer saja bisa bersikap rendah hati, lalu hal apa yang membuat menantu tidak berguna ingin bersikap sombong?Tristan melirik uluran tangan Kenzo, tersenyum dingin lalu menjabatnya. Pada saat yang sama, Kenzo sengaja meremas tangan Tristan dengan kuat, bermaksud memberi tekanan mental pada pihak lawan.Dia seorang militer, tentu saja merasa percaya diri bahwa fisik dan tenaganya lebih kuat daripada Tristan.Namun, belum genap satu detik bersalaman, Tristan sudah membuat tangannya mati rasa, bahkan keringat dingin mulai muncul di wajahnya karena beradu tatap dengan Tristan.Ini? Bagaimana mungkin?Tenaga menantu bodoh ini begitu kuat, dan sorot matanya juga sangat mengerikan!Tristan memang menghunus tatapan mematikan sembari berjabat tangan dengan Kenzo Glazier. Namun, dia bukan marah karena pria ini berniat merebut istrinya, melainkan karena Tristan memang memiliki dendam pribadi pada pria ini.Di kehidupan sebelumnya, Tristan Miller adalah seorang dewa perang yang menjadi kebanggaan Negaranya. Tristan meninggal karena pengkhianatan dari bawahannya yang sangat terobsesi untuk menduduki tahta sebagai panglima tertinggi.Pada saat itu, kamp peristirahatan Tristan di medan perang meledak akibat serangan bom atom. Tubuh Tristan hancur, dan ia pun dinyatakan meninggal.Ketika jiwanya melanglang buana, Tristan akhirnya mengetahui bahwa ledakan itu bukan disebabkan oleh serangan dari pihak musuh, melainkan politik rekayasa yang dibuat oleh bawahannya.Kenzo Glazier memang bukan dalang utama dari pengkhianatan itu, tapi dia juga terlibat.Pada saat ini, suasana di ruang rawat itu menjadi sangat canggung. Kenzo meringis menahan sakit, dan hal ini terlihat jelas oleh ibu mertua Tristan.Lalu wanita paruh baya itu meneriaki Tristan dengan marah, "David, apa yang kamu lakukan, cepat lepaskan Kenzo!"Tristan tersenyum tanpa daya pada ibu mertuanya, melepaskan jabat tangan dan berkata dengan santai, "Ibu, kami hanya bersalaman!"Sial, Kenzo hanya bisa mengumpat kesal ketika mendengar jawaban Tristan. Jelas-jelas pria ini hampir meremukkan tangannya, tapi malah seenaknya berkata sekedar bersalaman.Lihat saja setelah ini, aku pasti akan memberimu pelajaran! Kenzo membantin.Sementara Tristan, dia melepaskan Kenzo karena sadar bahwa rumah sakit bukanlah tempat yang tepat untuk memulai balas dendam.Lagi pula, akan sangat tidak sopan jika dia langsung membunuh orang di depan keluarga barunya, ya kan?Di saat ketegangan mulai mereda, Alea Wilson tiba-tiba berkata dengan raut wajah panik usai mengangkat panggilan telepon, “Ibu, gawat, di Beauty Clinic ada pelanggan yang kulitnya bermasalah, dia meminta ganti rugi dua miliar!""Ba-bagaimana bisa?" Nada bicara Ellyana terdengar lemas, seperti orang yang hendak pingsan.Kesembuhan menantunya yang di luar nalar saja sudah membuat Ellyana sangat frustasi, sekarang malah ditambah lagi oleh kabar buruk yang baru saja disampaikan Alea.Melihat ini, seulas senyum licik segera tergambar di wajah Kenzo. Dia sadar ini adalah kesempatan bagus untuk tampil sebagai pahlawan, sekaligus membuat Tristan terlihat semakin tidak berguna.Kenzo berkata dengan percaya diri, "Bibi, Alea, kalian berdua jangan panik. Itu cuma masalah sepele, biar aku yang menanganinya."Ellyana merasa lega mendengarnya, lalu berkata dengan bangga, "Lihat, Alea. Di saat masalah datang, Kenzo hadir menjadi penyelamat bagi keluarga kita!" Ellyana menjeda kalimatnya hanya untuk melirik sinis ke arah Tristan, "Sedangkan suamimu yang idiot ini, sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa!"Alea terdiam, dia sadar betul kapasitas suaminya. Bahkan dalam mimpi pun Alea tidak berani berharap suaminya mampu bersaing dengan Kenzo.Tanpa membuang waktu lagi, ketiganya pun beranjak meninggalkan ruang rawat.Pada saat ini, suara Tristan yang penuh percaya diri kembali terdengar, "Ibu, Alea, aku ikut. Aku juga ingin membantu!"Perkataan Tristan sontak membuat gerakan ketiganya berhenti dan berbalik badan, Ellyana dan Kenzo kompak menatap Tristan dengan penuh cibiran."Tidak perlu, lagi pula keberadaanmu tidak akan membantu!" tolak Ellyana."Memangnya apa yang bisa dilakukan pria idiot sepertimu?" Kenzo menarik sudut bibir, menampilkan wajah sarkas."Yang adanya malah akan menambah masalah!" tambah Ellyana dengan sinis.Mendapati dirinya terus-menerus dipandang rendah, membuat Tristan diam-diam mengutuk tubuh barunya. Andai saja dia bisa memilih wadah untuk bereinkarnasi, sudah pasti dia tidak akan mau hidup di dalam tubuh menantu yang tidak berguna ini.Sementara Alea, menatap sang suami dengan pandangan bercampur aduk. Sebelum mengalami kecelakaan dan menjadi koma, suaminya ini sangat pemalu dan seringkali berprilaku seperti orang autis.Kenapa sekarang tampak begitu percaya diri?Alea cukup senang dengan melihat perkembangan ini, tapi dia juga tidak lupa jika suaminya baru saja kembali dari koma. “David, tapi kau baru saja sembuh. Bukankah lebih baik jika kau memulihkan dirimu dulu?”Tristan menggeleng, sama sekali tidak peduli pada hinaan ibu mertua dan Kenzo, juga kekhawatiran sang istri.Tistan Miller, adalah seorang Panglima Besar, selama hidup dihormati oleh jutaan orang, mana mungkin akan membiarkan dirinya berlama-lama dipandang sebelah mata.Tristan segera turun ranjang, seraya menatap ibu mertuanya dengan penuh percaya diri."Ibu, percaya padaku. Di dunia ini, tidak ada masalah yang tidak bisa aku selesaikan!"Ellyana membuang napas kasar, tentu saja dia tidak akan percaya pada omongan Tristan. Namun, teringat pada masalah gawat di Beauty Clinic, membuat Ellyana tidak ingin membuang waktu untuk berdebat, dan akhirnya membiarkan Tristan untuk ikut.Berkebetulan lokasi klinik kecantikan milik keluarga Wilson tidak jauh dari rumah sakit ini, jadi mereka bisa tiba di sana dalam waktu yang singkat.Di dalam klinik, tampak salah seorang karyawan tengah menunduk ketakutan.Di hadapannya ada seorang wanita muda yang tengah marah. Wanita ini baru saja melakukan perawatan mandi susu di Beauty Clinic, alih-alih yang dia dapat adalah kulit halus dan cantik, justru seluruh tubuhnya kini penuh dengan bercak kemerahan.Melihat ini, Alea pun bergegas mendekati pelanggan tersebut dan berkata, "Nona, saya Alea Wilson, pemilik Beauty Clinic, saya akan bertanggungjawab atas kerugian Anda."Wanita berambut pirang itu menoleh pada Alea, sorot matanya tajam mengintimidasi. "Bagus, kalau begitu serahkan ganti rugi
"Deal!" Tristan menyetujui persyaratan dari Sarah Clarke tanpa ada keraguan sama sekali. Tindakan Tristan ini di luar dugaan semua orang, termasuk Sarah Clarke sendiri. Sebelumnya orang-orang berpikir Tristan akan mundur, ketika mendengar risiko yang harus ditanggung bila nanti upayanya gagal. Nyatanya perkiraan semua orang salah, dan langsung dipatahkan secara mentah-mentah oleh keberanian Tristan. Kini atensi setiap orang hanya tertuju pada Tristan, mereka ingin tahu apakah Tristan benar-benar mampu menyembuhkan Sarah Clarke, atau dia hanya sekedar besar mulut saja. Di antara mereka semua, Kenzo adalah orang yang mengharapkan kegagalan Tristan. Dia terus memandangi Tristan dengan penuh cemo'oh dari samping. Seakan tidak sabar agar waktu cepat berlalu, dan melihat bagaimana Tristan menghancurkan dirinya sendiri. Pada saat ini, Tristan berkata pada Alea, "Istriku, aku butuh beberapa rempah obat untuk menyembuhkan penyakit nona itu, bisakah kau meminjamiku uang seratus ribu untuk
Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi?Mengapa wanita ini malah berterimakasih?Andai saja perkataan Sarah Clarke hanya didengar oleh satu orang saja, sudah pasti orang itu akan mengira dirinya tengah berhalusinasi.Pada saat semua orang benar-benar tidak mengerti, tiba-tiba salah satu karyawan Beauty Clinic berseru dengan keras, "Lihat, alergi Nona Clarke sudah sembuh, kulitnya sangat mulus dan berkilauan seperti mutiara." Ketika mendengar suara ini, barulah orang-orang memperhatikan perubahan yang terjadi pada Sarah Clarke. Semua orang pun dibuat terpana, dan menatap dengan kagum. Luar biasa! Ternyata obat buatan Tristan sangat mujarab! Di sini Tristan tidak hanya berhasil menyembuhkan alergi yang diderita Sarah Clarke, tapi juga membuat kulit wanita itu terlihat semakin cantik. Pantas, pantas saja dia terlihat sangat bahagia dan langsung berterimakasih pada Tristan. "Adik, apa kau ini seorang dokter spesialis kulit? Kemampuanmu dalam meramu obat sangat luar biasa!" puji Sarah
Alea yang berjalan bersisian dengan Tristan, segera mempercepat langkah hanya untuk mendapati ibunya sedang memarahi wanita yang disebut Kak Daniela."Ibu, kau tidak boleh bicara kasar pada Kak Daniela. Aku yang memberitahu dia kesembuhan David, dan memintanya untuk datang," tegur Alea.Ellyana mendengkus. "Cukup Alea, kamu selalu saja membela keluarga suami idiotmu itu! Keluarga kita tidak hidup berlebih, tapi parasit menggerogoti dari sana dan sini. Ibu tahu kedatangan kakak iparmu ini pasti ingin meminjam uang lagi!"Bagaimana Ellyana tidak kesal? Iya David, iya keluarganya, semua menjadi beban bagi keluarga Wilson"Bu, sudahlah, jika aku punya uang lebih, apa salahnya aku membantu kakak ipar?" balas Alea."Teruslah, terus saja kau bela keluarga suamimu, sampai nanti keluargamu sendiri yang akan mati kelaparan karena kehabisan uang!"Merasa tidak ada gunanya berdebat dengan Alea, Ellyana pun pergi meninggalkan ruang tamu dengan sejuta kekesalan."Adik ipar, aku minta maaf, kedatanga
Setelah memberi ancaman, Tristan segera melepaskan dokter paruh baya itu dan mulai melakukan metode akupuntur untuk menyelamatkan ibunya.Pada saat ini, tidak ada seorang pun dari tim medis di sana yang masih berani menghalangi. Mereka semua ketakutan karena dapat merasakan aura Tristan yang mengerikan.Namun, si dokter paruh baya masih tetap berniat untuk menghalangi Tristan, dia berbisik pada salah satu bawahannya, "Cepat beritahu kepala rumah sakit, dan sekalian bawa petugas keamanan datang ke sini, pemuda itu harus dihentikan!"Mendapat perintah dari atasannya, perawat muda itu mengangguk dan bergegas meninggalkan ruang rawat. Ketika kembali, dia sudah bersama direktur rumah sakit dan beberapa orang petugas keamanan.Dokter paruh baya kembali bersemangat ketika melihat direktur rumah sakit tiba, dia segera mengadu, "Direktur Liam, praktik ilegal pemuda itu tidak bisa dibiarkan. Jika perbuatannya sampai terekspos oleh media, maka reputasi rumah sakit kita akan hancur."Direktur ruma
"Ja-jangan!" Hendrik Liam tercekat dan segera mengangkat kedua tangan di depan dada, "Maafkan aku Tuan Graham, aku tidak bermaksud untuk meragukanmu."Wajah Hendrik Liam tampak memerah. Dia tidak tahu di mana harus menyembunyikan muka jika Tristan sampai mengatakannya di sini, dan didengar oleh orang lain.Pada saat ini, Hendrik Liam menjadi semakin kagum pada kemampuan Tristan. Dia menyadari bahwa pemuda di hadapannya ini tidak sekedar memiliki keterampilan medis yang hebat, tapi juga memiliki penglihatan yang luar biasa."Dokter Ajaib, di sini ada alamat rumahku, silakan datang jika kau sudah memiliki waktu luang." Hendrik Liam menyerahkan dua buah kartu dengan penuh semangat.Yang satu adalah kartu nama, dan yang satu lagi adalah kartu bank.Tristan tidak segera mengambil kartu tersebut, melainkan hanya melirik dengan sebelah alis mata terangkat.Melihat Tristan enggan menerima kartu pemberiannya, Hendrik Liam pun berinisiatif untuk meraih tangan Tristan dengan sedikit memaksa."Dok
Reinkarnasi seorang dewa perang?Apakah itu berarti ada jiwa lain di dalam tubuhnya?Untuk beberapa saat, pengakuan Tristan berhasil membuat bola mata Alea nyaris melompat keluar, dan isi pikirannya menjadi kosong.Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama, karena pada detik selanjutnya Alea langsung tertawa keras.Tristan melirik ke samping, sorot matanya masih sangat serius. "Kenapa kau malah tertawa? Apa ada yang lucu?"Alea menutup mulut, butuh beberapa detik baginya untuk menghentikan tawa.Setelah itu, dia menggelengkan kepala dan berkata dengan sarkas, "David, David, ternyata setelah bangun dari koma kau bukan sekedar menjadi sedikit berguna, tapi juga menjadi pria yang pandai membual!"Melihat ekspresi tidak percaya di wajah Alea, Tristan pun mengurungkan niat untuk bercerita lebih banyak.Di kehidupan sebelumnya, Tristan Miller adalah pribadi yang sangat efisien, baik itu dalam menggunakan waktu, maupun dalam bertindak.Tristan tidak suka mengulur-ulur waktu, juga tidak suka
"Kamu- ...."Di hadapan pria yang dianggap sebagai menantu bodoh, bisa-bisanya di hati Kenzo muncul rasa takut. Semakin lama semakin kuat, hingga menghadirkan dorongan batin untuk segera berlutut.Tidak boleh!Kenzo tidak ingin kalah mental, dia adalah seorang perwira militer berpangkat kapten, mana mungkin akan membiarkan diri diintimidasi oleh seorang menantu rendahan.Namun, semakin Kenzo berusaha untuk mengadu uara dengan Tristan, semakin gemetaran pula tubuhnya. Dalam pandangan Kenzo, aura Tristan seperti Raja Dewa dari langit yang tiada tandingannya.Pada saat ini, Tristan tiba-tiba tersenyum dingin seraya menepuk bahu Kenzo, "Ternyata kau ini bermental tempe, dasar pecundang!"Selesai berkata, Tristan masuk ke dalam rumah tanpa melakukan apa pun. Hal ini membuat Kenzo tidak mengerti, apa hanya seperti itu saja?Tadi bersikap layaknya dewa kematian, lalu tiba-tiba pergi seolah tidak pernah terjadi apa pun.Benar-benar konyol!"Cuih, lagi pula apa yang harus aku takutkan dari mena
"Ya, apa pun pasti aku lakukan!"Alfred Wilson sebenarnya masih ingin mempertahankan ego di depan Tristan, tapi dia tidak berdaya karena saat ini Tristan adalah satu-satunya harapan yang tersisa untuk kesembuhan istrinya."Baiklah, kalau begitu kalian berdua pergi temui istriku, dan minta maaf padanya. Lalu biarkan juga dia menamparmu seperti yang kau lakukan padanya kemarin malam."Tristan berkata dengan ringan, dan kilasan senyum jahat muncul di sudut bibirnya.Alfred Wilson melotot, tidak masalah baginya harus sedikit merendah di depan Tristan, tapi menemui Alea dan meminta maaf secara pribadi, benar-benar membuat martabatnya habis tak tersisa.Lagipula kapan ada sejarahnya seorang kakek mendatangi cucu untuk memohon maaf?"David, kamu jangan keterlaluan!" bentak Aldric Wilson, dia juga merasa keberatan untuk melakukan permintaan Tristan."Kenapa? Apa kalian berdua tidak mau? Kalau tidak mau juga tidak masalah, aku tidak akan memaksa. Lagipula jika bukan karena Alea, aku tidak pern
"Lancang, beraninya kau bicara seperti itu saat bertemu denganku!"Atmosfir di ruangan itu memanas dalam sekejap, Alfred Wilson menggertakkan gigi, dia ingin maju untuk memarahi Tristan."Ayah, abaikan saja dulu manusia tidak berguna itu, nanti biar aku yang memberinya pelajaran. Saat ini menemukan jalan keluar untuk penyakit ibu jauh lebih penting!"Melihat sang ayah tidak bisa mengendalikan diri, Aldric Wilson buru-buru mengingatkan. Dia tidak ingin ayahnya membuat Hendrik Liam tersinggung karena membuat keributan di ruangan tersebut.Terlebih lagi saat ini mereka sedang membutuhkan iinformasi penting dari Hendrik Liam.Alfred Wilson melengos, dia beralih menatap Hendrik Liam. Ekspresi kesal di wajahnya menghilang seketika, dan berganti dengan senyum menjilat.Dia berkata, ''Dokter Liam, kebetulan sekali Anda sedang berada di tempat. Kami di sini untuk menanyakan informasi keberadaan seseorang, jadi mohon bantuannya."Hendrik Liam tersenyum sarkas. "Apakah kalian sedang mencari seor
Di sisi lain, keluarga Wilson sedikit bernapas lega setelah berhasil mendatangkan seorang ahli bedah terbaik, meski harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit.Begitu tiba di rumah sakit, Dokter Jimmy Laurent, ahli bedah yang didatangkan dengan susah payah oleh keluarga Wilson itu langsung meminta data Nenek Lena kepada tim medis.Sebagai orang yang sangat berpengalaman di dunia medis, dia selalu mempelajari dan mengalisa kasus pasien terlebih dulu sebelum membuat rencana operasi."Dokter, saya belum pernah menemukan pasien dengan riwayat penyakit sekompleks ini," ujar asisten pribadi dokter Jimmy Laurent, wajahnya tampak cemas.Dokter Jimmy Laurent mengangguk, dia juga merasa gelisah setelah membaca riwayat penyakit nenek Lena secara keseluruhan.Tidak ingin gegabah dalam menangani penyakit Nenek Lena sudah begitu memburuk, dokter Jimmy Laurent lantas membawa timnya untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.Kurang lebih dua jam mempelajari kondisi nenek Lena dengan hati-hati, dokter Jimmy
"Tutup mulut busukmu itu dan berhentilah membual! Asal kau tahu saja, Alea. Jika bukan karena permintaan dari istriku, aib keluarga sepertimu tidak akan aku izinkan untuk menginjakkan kaki di rumah sakit ini!" bentak Alfred Wilson.Alea tercekat, dan pada saat bersamaan merasa sangat sedih.Dia hanya sedang berusaha menunjukkan jalan keluar agar neneknya bisa diselamatkan, tapi kakeknya malah sampai hati melontarkan perkataan yang sangat kasar padanya.Meski begitu, Alea sebisa mungkin mengabaikan sakit hatinya. Dia tidak ingin memedulikan hal lain, karena yang terpenting baginya adalah kesembuhan sang nenek tercinta.Alea kembali membuka mulut, dia tidak ingin menyerah begitu saja. "Baiklah, Kek. Tidak masalah jika Kakek tidak mau mempercayaiku, tapi tolong biarkan suamiku mencoba mengobati nenek saat ia datang nanti."Mendengar perkataan Alea, Alfred Wilson justru semakin marah dan tanpa pikir panjang mengayunkan tamparan hingga meninggalkan jejak merah lebam di pipi mulus Alea.Pla
Di rumah sakit Kota Fuji, Keluarga Wilson tengah duduk bersama di ruang tunggu.Masing-masing dari mereka terlihat lesu, setelah mengetahui kondisi terkini nenek Lena.Tim medis baru saja menyelesaikan pemeriksaan secara menyeluruh, kemudian memberitahu pihak keluarga bahwa terdapat tumor ganas kepala di bagian belakang nenek Lena, dan itulah yang menjadi faktor memburuknya kondisi kesehatan wanita tua tersebut.Kondisi terkini nenek Lena dikatakan sangat tidak optimis, dia diharuskan menjalani prosedur bedah selambatnya dalam dua hari kedepan. Jika tidak, nyawanya dipastikan tidak akan tertolong lagi.Keluarga Wilson termasuk salah satu keluarga teratas di Kota Fuji, mereka tentu saja tidak kekurangan uang, dan pasti mampu membayar prosedur operasi meskipun biayanya sangat mahal.Akan tetapi, penyakit nenek Lena sudah sangat kompleks dikarenakan faktor usia, dan sialnya di Kota Fuji belum ada ahli bedah syaraf yang memiliki kemampuan untuk menangani operasi nenek Lena.Negara Dentalu
Aeolus jatuh ke tanah, tubuhnya membusuk dengan cepat sebelum akhirnya hancur menjadi abu."Bisa-bisanya kau ingin kabur setelah membawa kembali kelompok ekstrimis memasuki negaraku!" desis Tristan dingin.Tak lama setelahnya, pihak aliansi bela diri telah sepenuhnya berhasil menghancurkan kelompok estrimis.Allison Mount datang memimpin aliansi untuk menghadap Tristan.Allison Mount langsung membungkuk hormat, diikuti oleh para tokoh senior lainnya."Tuan Graham, aku mewakili aliansi bela diri menuturkan rasa terima yang sebesar-besarnya. Entah apa yang akan terjadi pada kami semua jika kau secara kebetulan tidak ada di sini."Setalah apa yang terjadi hari ini, Allison Mount yang sebelumnya menyapa Tristan dengan sapaan Raja Martial Graham, kini tidak berani lagi menggunakan kalimat tersebut, karena jelas-jelas level Tristan jauh di atas raja martial art.Tristan mengibaskan tangan dengan ringan dan tersenyum rendah hati. "Untuk apa hanya berterimakasih padaku? Bukankah semua orang d
Hanya dalam waktu yang sangat singkat, teknik serangan aneh Bedros sudah berhasil membuat jiwa keduanya terikat, dan hal tersebut membuat Tiristan benar-benar tidak tahu bagaimana harus mengatasinya.Tidak masalah bagi Tristan ketika harus melawan musuh yang sangat kuat, bahkan musuh yang tidak bisa disentuh sekali pun.Namun, cukup sulit bagi Tristan untuk melakukan sesuatu jika jiwa keduanya terikat. Tristan bahkan tidak berani menggunakan api hitam pemusnah jiwa, karena itu dapat membuat dirinya sendiri ikut terbakar.Pada saat ini, Tristan hanya bisa bertahan sekuat mungkin agar jiwanya tidak terhisap ke dalam dimensi buatan Bedros.Tristan juga berpikir keras demi menemukan celah agar terlepas dari teknik aneh tersebut."Mungkinkah teknik ini hanyalah sebuah pengalihan? Bagaimana kalau aku serang saja tubuh aslinya?"Memikirkan kemungkinan tersebut, Tristan langsung melepaskan pukulan lurus berbalut energi sejati ke arah depan.Whuush!Hantaman telak menerpa tubuh Bedros, dan pad
Bola mata Tristan sedikit menyipit, dia menebak Bedros baru saja menelan pil pertumbuhan.Barang yang diciptakan secara khusus di laboratorium Castil Kegelapan itu sangat luar biasa, mampu memicu efek instan dalam pembentukan masa otot, serta memaksakan peningkatan energi internal.Sebelum menelan pil pertumbuhan, Bedros tinggal selangkah lagi untuk mencapai level manusia supreme. Kini berkat pil tersebut, level kultivasinya langsung melonjak tiga tingkatan, yang itu berarti ia sekarang berada di level menengah manusia supreme."Hiaaa!"Seperti tembakan peluru, Bedros melesat ke atas untuk menyerang Tristan."Heh, hanya trik kecil!"Meski sedikit takjub dengan peningkatan kultivasi Bedros, tapi tidak ada banyak perubahan pada ekspresi di wajah Tristan. Dia masih tetap santai dan hanya tersenyum main-main.Menghadapi manusia supreme level menengah, bagi Tristan itu tak ubahnya seperti menindas anak kecil.Terlebih lagi Tristan tahu betul jika sesuatu yang dipaksakan pasti akan memiliki
Begitu Bedros selesai bicara, dia mengepalkan tangannya dan energi internal pun melonjak dengan liar di sekujur tubuhnya.Tritan tersenyum aneh, sejak mendapatkan hidupnya kembali, ini adalah kali pertama Tristan merasa sedikit antusias ketika bertemu lawan.Meskipun Bedros belum sepenuhnya mencapai level manusia supreme, tapi dia tinggal selangkah lagi untuk memasuki ranah manusia supreme.Jadi, setidaknya Bedros dapat memberikan sedikit hiburan bagi Tristan.Tiba-tiba, Tristan melesat dengan cepat dari arah tribun, aliran udara di depannya terbelah dan langsung menuju ke arah Bedros."Hmmm?"Pupil mata petarung elit dari Organisasi Castil Kegelapan itu menyusut. Dia dengan cepat membuat perisai internal untuk membendung kekuatan Tristan.Meski begitu, tubuhnya tetap goyah seakan terdorong oleh kekuatan yang sangat besar."Hiaa!"Bedros berteriak keras, energi internal menyembur keluar dari kepalan tinjunya, kemudian melepaskan pukulan ke depan dan mengadu kekuatan internal dengan Tr