Setelah memberi ancaman, Tristan segera melepaskan dokter paruh baya itu dan mulai melakukan metode akupuntur untuk menyelamatkan ibunya.
Pada saat ini, tidak ada seorang pun dari tim medis di sana yang masih berani menghalangi. Mereka semua ketakutan karena dapat merasakan aura Tristan yang mengerikan.Namun, si dokter paruh baya masih tetap berniat untuk menghalangi Tristan, dia berbisik pada salah satu bawahannya, "Cepat beritahu kepala rumah sakit, dan sekalian bawa petugas keamanan datang ke sini, pemuda itu harus dihentikan!"Mendapat perintah dari atasannya, perawat muda itu mengangguk dan bergegas meninggalkan ruang rawat. Ketika kembali, dia sudah bersama direktur rumah sakit dan beberapa orang petugas keamanan.Dokter paruh baya kembali bersemangat ketika melihat direktur rumah sakit tiba, dia segera mengadu, "Direktur Liam, praktik ilegal pemuda itu tidak bisa dibiarkan. Jika perbuatannya sampai terekspos oleh media, maka reputasi rumah sakit kita akan hancur."Direktur rumah sakit mengangguk sepakat, lalu melangkah maju untuk menghentikan Tristan. Namun, dia langsung mematung di tempat ketika sudah tak jauh dari Tristan.Pupil matanya menyipit, dan wajahnya tampak terkejut.Teknik Jarum Tujuh Kehidupan?Setelah mengamati dengan seksama selama beberapa detik, barulah Direktur Liam percaya bahwa pemuda di hadapannya ini memang tengah mempraktikkan Teknik Jarum Tujuh Kehidupan, teknik akupuntur yang sangat melegenda di seluruh dunia.Saking hebatnya, teknik akupuntur ini dikatakan mampu menghidupkan orang yang telah mati, hingga akhirnya disebut Teknik Jarum Tujuh Kehidupan.Gurunya pernah memberitahu Direktur Liam, bahwa di dunia ini hanya ada dua orang yang bisa menguasai Teknik Jarum Tujuh Kehidupan dengan sempurna. Yang pertama adalah seorang petapa di gunung Sawak, dan yang kedua adalah muridnya.Direktur Liam tidak tahu sudah sampai tahap mana Tristan menguasai teknik akupuntur legendaris itu, tapi dia dapat melihat jika Tristan memasangkan satu demi satu jarum dengan tekanan yang sangat pas.Yang paling menakjubkan, setiap jarum yang dipasang Tristan terlihat mengantarkan energi kehidupan ke tubuh pasien.Direktur Liam terus mengamati pekerjaan Tristan dengan wajah bersemangat, dia bahkan menyakini jika teknik akupuntur pemuda di hadapannya ini jauh di atas gurunya.Sementara itu si dokter paruh baya, sama sekali tidak percaya pada teknik akupuntur. Baginya teknik akupuntur adalah metode pengobatan kuno, mana bisa dibandingkan dengan pengobatan modern yang canggih.Melihat direktur rumah sakit tidak segera menghentikan Tristan. Dokter berkacamata tebal ini segera mendekat dan melayangkan protes, "Direktur Liam, mau tunggu apa lagi? Cepat hentikan pemuda itu!"Namun, yang ia dapatkan justru pelototan tajam dari direktur rumah sakit."Diam, perhatikan saja apa yang dikerjakan pemuda itu, dan tunggu seperti apa hasilnya!" bentak Hendrik Liam.Dokter paruh baya diam-diam menghela napas kasar, di sini dia tidak bisa lagi menghalangi Tristan, karena secara langsung dicegah oleh direktur rumah sakit.Tepat setelah Tristan menyelesaikan akupunturnya, garis lurus di layar monitor EKG pun mulai menampilkan pergerakan. Semakin lama semakin stabil, dan akhirnya pasien membuka mata.Mereka yang menyaksikan ini hanya bisa tercengang dan tercengang, menatap Tristan dengan penuh rasa kagum.Siapa sebenarnya pemuda ini? Apakah dia dewa yang turun dari langit?Sedangkan dokter paruh baya yang hatinya tidak berhenti meragukan Tristan, hanya bisa membolakan mata. Sebenarnya mana yang ketinggalan zaman, metode konvensional atau metode akupuntur?Apa yang terjadi hari ini, cukup untuk membuktikan bahwa metode akupuntur lebih unggul. Ini harus diakui, meski rasanya sulit untuk diterima akal sehatDi antara orang-orang yang ada di ruang rawat, tentu saja Alea dan Daniela adalah sosok yang paling bahagia. Alea bahagia karena melihat perubahan luar biasa pada diri suaminya, sedangkan Daniela bahagia karena ibunya berhasil diselamatkan.Setelah keberhasilan Tristan yang luar biasa, tim medis dan petugas keamanan segera pergi meninggalkan ruang rawat. Kini yang tersisa di sana hanyalah keluarga pasien saja, saling bercengkrama dengan hangat.Dikarenakan kondisi Nyonya Devina yang masih lemah, Tristan hanya tinggal sebentar saja agar ibunya dapat beristirahat.Sebelum pulang, Tristan sempat membuatkan resep obat, dan berpesan pada Daniela untuk menjaga ibunya dengan baik.Baru selangkah meninggalkan ruang rawat, Tristan mendengar direktur rumah sakit memanggil, "Tuan, Dokter Ajaib, tunggu sebentar!"Tristan menoleh ke asal suara dan bertanya, "Ada apa?"Direktur Liam segera mendekati Tristan dengan penuh semangat, "Dokter Ajaib, Aku Hendrik Liam, aku sudah menyaksikan sendiri kemampuan medismu yang luar biasa. Aku harap Dokter Ajaib bersedia memeriksa penyakitku.""Pak Direktur terlalu sungkan, jangan memanggilku Dokter Ajaib, panggil saja namaku, David Graham." Tristan menyahut dengan santai, "Ngomong-ngomong masalah penyakitmu, kau tidak perlu khawatir, mudah bagiku untuk menyembuhkannya."Pada saat ini, terjadi perubahan pada raut wajah Hendrik Liam. Dia sebelumnya begitu kagum pada teknik akupuntur milik Tristan, tapi dikarenakan Tristan mengatakan bisa menyembuhkan bahkan sebelum mengetahui penyakit yang harus ditangani, membuatnya mulai berpikir bahwa Tristan adalah pembual.Ekspresi meragukan di wajah Hendrik Liam dengan mudah terbaca oleh Tristan, hal ini membuat sudut bibir Tristan berkedut secara alami.Tristan lantas berkata dengan santai, "Tuan Liam, aku berkata mampu karena aku sudah mengetahui penyakitmu yang memalukan itu!"Hendrik Liam ternganga, kata 'Penyakit Memalukan' dari mulut Tristan membuat keraguan yang sempat muncul di kepalanya menjadi lenyap dalam sekejap.Pada saat yang sama, Tristan kembali membuka mulut, "Apa aku perlu mengatakannya di sini?""Ja-jangan!" Hendrik Liam tercekat dan segera mengangkat kedua tangan di depan dada, "Maafkan aku Tuan Graham, aku tidak bermaksud untuk meragukanmu."Wajah Hendrik Liam tampak memerah. Dia tidak tahu di mana harus menyembunyikan muka jika Tristan sampai mengatakannya di sini, dan didengar oleh orang lain.Pada saat ini, Hendrik Liam menjadi semakin kagum pada kemampuan Tristan. Dia menyadari bahwa pemuda di hadapannya ini tidak sekedar memiliki keterampilan medis yang hebat, tapi juga memiliki penglihatan yang luar biasa."Dokter Ajaib, di sini ada alamat rumahku, silakan datang jika kau sudah memiliki waktu luang." Hendrik Liam menyerahkan dua buah kartu dengan penuh semangat.Yang satu adalah kartu nama, dan yang satu lagi adalah kartu bank.Tristan tidak segera mengambil kartu tersebut, melainkan hanya melirik dengan sebelah alis mata terangkat.Melihat Tristan enggan menerima kartu pemberiannya, Hendrik Liam pun berinisiatif untuk meraih tangan Tristan dengan sedikit memaksa."Dok
Reinkarnasi seorang dewa perang?Apakah itu berarti ada jiwa lain di dalam tubuhnya?Untuk beberapa saat, pengakuan Tristan berhasil membuat bola mata Alea nyaris melompat keluar, dan isi pikirannya menjadi kosong.Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama, karena pada detik selanjutnya Alea langsung tertawa keras.Tristan melirik ke samping, sorot matanya masih sangat serius. "Kenapa kau malah tertawa? Apa ada yang lucu?"Alea menutup mulut, butuh beberapa detik baginya untuk menghentikan tawa.Setelah itu, dia menggelengkan kepala dan berkata dengan sarkas, "David, David, ternyata setelah bangun dari koma kau bukan sekedar menjadi sedikit berguna, tapi juga menjadi pria yang pandai membual!"Melihat ekspresi tidak percaya di wajah Alea, Tristan pun mengurungkan niat untuk bercerita lebih banyak.Di kehidupan sebelumnya, Tristan Miller adalah pribadi yang sangat efisien, baik itu dalam menggunakan waktu, maupun dalam bertindak.Tristan tidak suka mengulur-ulur waktu, juga tidak suka
"Kamu- ...."Di hadapan pria yang dianggap sebagai menantu bodoh, bisa-bisanya di hati Kenzo muncul rasa takut. Semakin lama semakin kuat, hingga menghadirkan dorongan batin untuk segera berlutut.Tidak boleh!Kenzo tidak ingin kalah mental, dia adalah seorang perwira militer berpangkat kapten, mana mungkin akan membiarkan diri diintimidasi oleh seorang menantu rendahan.Namun, semakin Kenzo berusaha untuk mengadu uara dengan Tristan, semakin gemetaran pula tubuhnya. Dalam pandangan Kenzo, aura Tristan seperti Raja Dewa dari langit yang tiada tandingannya.Pada saat ini, Tristan tiba-tiba tersenyum dingin seraya menepuk bahu Kenzo, "Ternyata kau ini bermental tempe, dasar pecundang!"Selesai berkata, Tristan masuk ke dalam rumah tanpa melakukan apa pun. Hal ini membuat Kenzo tidak mengerti, apa hanya seperti itu saja?Tadi bersikap layaknya dewa kematian, lalu tiba-tiba pergi seolah tidak pernah terjadi apa pun.Benar-benar konyol!"Cuih, lagi pula apa yang harus aku takutkan dari mena
Bagaimana mungkin?Jelas-jelas yang berdiri di hadapannya ini adalah menantu dengan keterbelakangan mental, kenapa tiba-tiba menjelma jadi seorang kultivator?Yang lebih mengejutkan, Kenzo dapat merasakan jika tingkat kultivasi lawannya ini tidaklah rendah.Kenzo memang memiliki sedikit pengetahuan tentang dunia kultivasi, sebab dia sendiri pernah belajar menjadi kultivator, meski langsung gagal pada tahap pertama karena tidak mampu mengaktifkan energi murni dari dalam dirinya.Kini setelah mengetahui bahwa lawannya adalah seorang Kultivator, Kenzo pun langsung menyadari jika dirinya tidak memiliki kesempatan untuk melawan.Yang tersisa hanyalah insting untuk bertahan hidup, tentu saja dengan jurus memelas.Segera, Kenzo berlutut memohon ampun, "David ... aku mohon maaf, aku berjanji tidak akan mengejar Alea lagi. Tolong jangan bunuh aku, sebagai gantinya, aku akan memberikan setengah kekayaanku untukmu."Kenzo menunggu jawaban, tapi yang ia dapatkan hanyalah senyuman dingin mematikan.
"Bibi Warren adalah keluargaku, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menindasnya!" balas Tristan sambil menghunus tatapan berapi-api.Pengakuan Tristan tidak hanya menghadirkan kerutan di dahi Baron tua, Thalita Warren sendiri juga terkejut mendengarnya."Nak, kamu ini siapa?" tanya Thalita Warren sambil menyeka air matanya.Tristan segera menjelaskan dengan lembut, "Bibi, nanti aku akan jelaskan semuanya, sekarang biarkan aku mengurus tua bangka ini terlebih dulu.""Hahaha, bocah gila, apa yang bisa kau lakukan dengan tubuh yang seperti kerbau itu?" Baron tua tertawa mengejek.Tubuh Tristan memang jauh dari kata Proporsional, sama sekali tidak mencerminkan seorang yang memiliki kemampuan bela diri.Baron tua sangat yakin, Tristan pasti akan langsung jatuh pingsan hanya dengan satu pukulan dari anak buahnya.Sebagai tanggapan diremehkan oleh Baron Tua, Tristan tersenyum dingin seraya melangkah ke depan dua kali. "Kau ingin tahu apa yang bisa aku lakukan? Terima ini!"Plaaak!Pada de
"Hei, apa mata anjingmu itu tidak berfungsi dengan baik? Aku di sini, berdiri tepat di depanmu!"Hah?Di wilayah selatan kota Daeville ini, siapa yang berani berlaku sombong di hadapan Bos Dragon, hanya Tristan saja.Bukan sekedar menunjukkan kesan tidak takut, Tristan bahkan berani memakinya. Hal ini jelas membuat orang-orang yang menyaksikan semakin tercengang, hingga dagu masing-masing dari mereka nyaris jatuh ke tanah."Bocah ini benar-benar berani, apa dia tidak tahu siapa Bos Dragon?""Entahlah, aku juga berpikir begitu, sepertinya di berasal dari luar daerah.""Habislah, bocah malang ini pasti akan berakhir mengenaskan.""Sebaiknya kita pergi saja dari sini, aku takut kita akan terkena imbas kemarahan Bos Dragon.""..."Akhirnya kerumunan ini membubarkan diri karena tidak ingin celaka. Sementara sebagian yang masih penasaran, hanya berani mengintip dari jendela rumah masing-masing.Apa yang mereka takutkan bukanlah omong kosong. Faktanya Bos Dragon telah mendominasi di kota Daev
Pada saat ini, Bos Dragon telah sepenuhnya tenggelam dalam rasa takut.Jika dirinya yang hanya ahli bela diri setingkat master saja bisa mendominasi di ibukota Provinsi, apa kabar dengan seorang grand master?Bos Dragon segera menyadari satu hal, bukan hal yang sulit bagi orang dengan kualifikasi setingkat grand master untuk menjadikan para ahli bela sebagai budak. Dalam hal ini dirinya juga termasuk."Se-senior Grand Master, aku mengaku salah, tolong beri aku kesempatan untuk menebusnya." Dengan tubuhnya gemetar ketakutan, Bos Dragon memohon dengan suara tersendat.Namun, Tristan justru tersenyum mencibir ketika Bos Dragon mengira grand master adalah potensi terbesar dari dirinya.Bagi seorang Tristan Miller, gelar grand master tidak lebih dari sekedar sampah!Pada saat bersamaan, Tristan mengangkat sebelah tangannya ke atas. Dari ujung dua jarinya muncul energi murni berwarna merah, yang kemudian berubah bentuk seperti shuriken.Detik selanjutnya Tristan mengayunkan tangannya dua kal
"Ibu, sebenarnya aku ini adalah- ...."Kalimat yang hendak dilontarkan Tristan tersangkut di tenggorokan, lalu ia telan kembali. Tristan sangat ingin jujur pada ibunya, tapi urung dikarenakan teringat pada reaksi Alea waktu itu.Jika saat ini Tristan kembali berkata jujur, maka dapat dipastikan reaksi ibunya juga akan sama seperti Alea, sama-sama tidak percaya, tapi efek yang ditimbulkan pasti akan berbeda.Jika pengakuan Tristan pada waktu itu membuat Alea tertawa atau bahkan menganggapnya gila. Maka pengakuan di hadapan Thalita Warren pasti akan membuat ibunya itu marah.Tidak menutup kemungkinan juga Tristan akan langsung diusir, karena Thalita Warren pasti beranggapan jika pemuda tak dikenal ini sedang menjadikan kematian putranya sebagai bahan lelucon.Efek buruk lainnya, kesedihan Thalita pasti akan kembali muncul ke permukaan. Wanita ini sudah terpuruk karena kehilangan putranya yang sangat dibanggakan. Putra yang jasadnya pun tidak bisa ditemukan sebab tubuh Tristan benar-benar
"Ya, apa pun pasti aku lakukan!"Alfred Wilson sebenarnya masih ingin mempertahankan ego di depan Tristan, tapi dia tidak berdaya karena saat ini Tristan adalah satu-satunya harapan yang tersisa untuk kesembuhan istrinya."Baiklah, kalau begitu kalian berdua pergi temui istriku, dan minta maaf padanya. Lalu biarkan juga dia menamparmu seperti yang kau lakukan padanya kemarin malam."Tristan berkata dengan ringan, dan kilasan senyum jahat muncul di sudut bibirnya.Alfred Wilson melotot, tidak masalah baginya harus sedikit merendah di depan Tristan, tapi menemui Alea dan meminta maaf secara pribadi, benar-benar membuat martabatnya habis tak tersisa.Lagipula kapan ada sejarahnya seorang kakek mendatangi cucu untuk memohon maaf?"David, kamu jangan keterlaluan!" bentak Aldric Wilson, dia juga merasa keberatan untuk melakukan permintaan Tristan."Kenapa? Apa kalian berdua tidak mau? Kalau tidak mau juga tidak masalah, aku tidak akan memaksa. Lagipula jika bukan karena Alea, aku tidak pern
"Lancang, beraninya kau bicara seperti itu saat bertemu denganku!"Atmosfir di ruangan itu memanas dalam sekejap, Alfred Wilson menggertakkan gigi, dia ingin maju untuk memarahi Tristan."Ayah, abaikan saja dulu manusia tidak berguna itu, nanti biar aku yang memberinya pelajaran. Saat ini menemukan jalan keluar untuk penyakit ibu jauh lebih penting!"Melihat sang ayah tidak bisa mengendalikan diri, Aldric Wilson buru-buru mengingatkan. Dia tidak ingin ayahnya membuat Hendrik Liam tersinggung karena membuat keributan di ruangan tersebut.Terlebih lagi saat ini mereka sedang membutuhkan iinformasi penting dari Hendrik Liam.Alfred Wilson melengos, dia beralih menatap Hendrik Liam. Ekspresi kesal di wajahnya menghilang seketika, dan berganti dengan senyum menjilat.Dia berkata, ''Dokter Liam, kebetulan sekali Anda sedang berada di tempat. Kami di sini untuk menanyakan informasi keberadaan seseorang, jadi mohon bantuannya."Hendrik Liam tersenyum sarkas. "Apakah kalian sedang mencari seor
Di sisi lain, keluarga Wilson sedikit bernapas lega setelah berhasil mendatangkan seorang ahli bedah terbaik, meski harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit.Begitu tiba di rumah sakit, Dokter Jimmy Laurent, ahli bedah yang didatangkan dengan susah payah oleh keluarga Wilson itu langsung meminta data Nenek Lena kepada tim medis.Sebagai orang yang sangat berpengalaman di dunia medis, dia selalu mempelajari dan mengalisa kasus pasien terlebih dulu sebelum membuat rencana operasi."Dokter, saya belum pernah menemukan pasien dengan riwayat penyakit sekompleks ini," ujar asisten pribadi dokter Jimmy Laurent, wajahnya tampak cemas.Dokter Jimmy Laurent mengangguk, dia juga merasa gelisah setelah membaca riwayat penyakit nenek Lena secara keseluruhan.Tidak ingin gegabah dalam menangani penyakit Nenek Lena sudah begitu memburuk, dokter Jimmy Laurent lantas membawa timnya untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.Kurang lebih dua jam mempelajari kondisi nenek Lena dengan hati-hati, dokter Jimmy
"Tutup mulut busukmu itu dan berhentilah membual! Asal kau tahu saja, Alea. Jika bukan karena permintaan dari istriku, aib keluarga sepertimu tidak akan aku izinkan untuk menginjakkan kaki di rumah sakit ini!" bentak Alfred Wilson.Alea tercekat, dan pada saat bersamaan merasa sangat sedih.Dia hanya sedang berusaha menunjukkan jalan keluar agar neneknya bisa diselamatkan, tapi kakeknya malah sampai hati melontarkan perkataan yang sangat kasar padanya.Meski begitu, Alea sebisa mungkin mengabaikan sakit hatinya. Dia tidak ingin memedulikan hal lain, karena yang terpenting baginya adalah kesembuhan sang nenek tercinta.Alea kembali membuka mulut, dia tidak ingin menyerah begitu saja. "Baiklah, Kek. Tidak masalah jika Kakek tidak mau mempercayaiku, tapi tolong biarkan suamiku mencoba mengobati nenek saat ia datang nanti."Mendengar perkataan Alea, Alfred Wilson justru semakin marah dan tanpa pikir panjang mengayunkan tamparan hingga meninggalkan jejak merah lebam di pipi mulus Alea.Pla
Di rumah sakit Kota Fuji, Keluarga Wilson tengah duduk bersama di ruang tunggu.Masing-masing dari mereka terlihat lesu, setelah mengetahui kondisi terkini nenek Lena.Tim medis baru saja menyelesaikan pemeriksaan secara menyeluruh, kemudian memberitahu pihak keluarga bahwa terdapat tumor ganas kepala di bagian belakang nenek Lena, dan itulah yang menjadi faktor memburuknya kondisi kesehatan wanita tua tersebut.Kondisi terkini nenek Lena dikatakan sangat tidak optimis, dia diharuskan menjalani prosedur bedah selambatnya dalam dua hari kedepan. Jika tidak, nyawanya dipastikan tidak akan tertolong lagi.Keluarga Wilson termasuk salah satu keluarga teratas di Kota Fuji, mereka tentu saja tidak kekurangan uang, dan pasti mampu membayar prosedur operasi meskipun biayanya sangat mahal.Akan tetapi, penyakit nenek Lena sudah sangat kompleks dikarenakan faktor usia, dan sialnya di Kota Fuji belum ada ahli bedah syaraf yang memiliki kemampuan untuk menangani operasi nenek Lena.Negara Dentalu
Aeolus jatuh ke tanah, tubuhnya membusuk dengan cepat sebelum akhirnya hancur menjadi abu."Bisa-bisanya kau ingin kabur setelah membawa kembali kelompok ekstrimis memasuki negaraku!" desis Tristan dingin.Tak lama setelahnya, pihak aliansi bela diri telah sepenuhnya berhasil menghancurkan kelompok estrimis.Allison Mount datang memimpin aliansi untuk menghadap Tristan.Allison Mount langsung membungkuk hormat, diikuti oleh para tokoh senior lainnya."Tuan Graham, aku mewakili aliansi bela diri menuturkan rasa terima yang sebesar-besarnya. Entah apa yang akan terjadi pada kami semua jika kau secara kebetulan tidak ada di sini."Setalah apa yang terjadi hari ini, Allison Mount yang sebelumnya menyapa Tristan dengan sapaan Raja Martial Graham, kini tidak berani lagi menggunakan kalimat tersebut, karena jelas-jelas level Tristan jauh di atas raja martial art.Tristan mengibaskan tangan dengan ringan dan tersenyum rendah hati. "Untuk apa hanya berterimakasih padaku? Bukankah semua orang d
Hanya dalam waktu yang sangat singkat, teknik serangan aneh Bedros sudah berhasil membuat jiwa keduanya terikat, dan hal tersebut membuat Tiristan benar-benar tidak tahu bagaimana harus mengatasinya.Tidak masalah bagi Tristan ketika harus melawan musuh yang sangat kuat, bahkan musuh yang tidak bisa disentuh sekali pun.Namun, cukup sulit bagi Tristan untuk melakukan sesuatu jika jiwa keduanya terikat. Tristan bahkan tidak berani menggunakan api hitam pemusnah jiwa, karena itu dapat membuat dirinya sendiri ikut terbakar.Pada saat ini, Tristan hanya bisa bertahan sekuat mungkin agar jiwanya tidak terhisap ke dalam dimensi buatan Bedros.Tristan juga berpikir keras demi menemukan celah agar terlepas dari teknik aneh tersebut."Mungkinkah teknik ini hanyalah sebuah pengalihan? Bagaimana kalau aku serang saja tubuh aslinya?"Memikirkan kemungkinan tersebut, Tristan langsung melepaskan pukulan lurus berbalut energi sejati ke arah depan.Whuush!Hantaman telak menerpa tubuh Bedros, dan pad
Bola mata Tristan sedikit menyipit, dia menebak Bedros baru saja menelan pil pertumbuhan.Barang yang diciptakan secara khusus di laboratorium Castil Kegelapan itu sangat luar biasa, mampu memicu efek instan dalam pembentukan masa otot, serta memaksakan peningkatan energi internal.Sebelum menelan pil pertumbuhan, Bedros tinggal selangkah lagi untuk mencapai level manusia supreme. Kini berkat pil tersebut, level kultivasinya langsung melonjak tiga tingkatan, yang itu berarti ia sekarang berada di level menengah manusia supreme."Hiaaa!"Seperti tembakan peluru, Bedros melesat ke atas untuk menyerang Tristan."Heh, hanya trik kecil!"Meski sedikit takjub dengan peningkatan kultivasi Bedros, tapi tidak ada banyak perubahan pada ekspresi di wajah Tristan. Dia masih tetap santai dan hanya tersenyum main-main.Menghadapi manusia supreme level menengah, bagi Tristan itu tak ubahnya seperti menindas anak kecil.Terlebih lagi Tristan tahu betul jika sesuatu yang dipaksakan pasti akan memiliki
Begitu Bedros selesai bicara, dia mengepalkan tangannya dan energi internal pun melonjak dengan liar di sekujur tubuhnya.Tritan tersenyum aneh, sejak mendapatkan hidupnya kembali, ini adalah kali pertama Tristan merasa sedikit antusias ketika bertemu lawan.Meskipun Bedros belum sepenuhnya mencapai level manusia supreme, tapi dia tinggal selangkah lagi untuk memasuki ranah manusia supreme.Jadi, setidaknya Bedros dapat memberikan sedikit hiburan bagi Tristan.Tiba-tiba, Tristan melesat dengan cepat dari arah tribun, aliran udara di depannya terbelah dan langsung menuju ke arah Bedros."Hmmm?"Pupil mata petarung elit dari Organisasi Castil Kegelapan itu menyusut. Dia dengan cepat membuat perisai internal untuk membendung kekuatan Tristan.Meski begitu, tubuhnya tetap goyah seakan terdorong oleh kekuatan yang sangat besar."Hiaa!"Bedros berteriak keras, energi internal menyembur keluar dari kepalan tinjunya, kemudian melepaskan pukulan ke depan dan mengadu kekuatan internal dengan Tr