Beranda / Fantasi / Legenda Sang Phoenix Abadi / 2. Menjadi guru dan murid!

Share

2. Menjadi guru dan murid!

Penulis: Al_Fazza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-07 20:11:45

Dan tanpa ia sadari, awan hitam diatas langit kota Kekaisaran Phoenix mulai berkumpul tepat dimana Xiao Chen berada.

"Sial kenapa ada hukuman langit?" pria bercadar yang merasa terancam memilih mundur dari area Xiao Chen tergeletak.

Saat ini, dia tengah menatap kumpulan awan hitam yang seakan tengah murka melihat tingkah mereka.

Namun yang tidak diketahui oleh pria bercadar itu, dua pukulan telak yang mengenai tubuh Xiao Chen telah menghancurkan segel meridian didalam tubuhnya.

Saat ini energi Qi langit dan bumi berkumpul lalu memasuki tubuh Xiao Chen secara perlahan. Namun proses ini tidak disadari oleh Xiao Chen, karena roh jiwanya telah berpindah pada alam bawah sadarnya sendiri.

Ditengah gelapnya alam bawah sadar, tiba tiba seuliet cahaya emas, membentuk bintang kecil melayang di atas langit alam bawah sadarnya. Bintang itu secara perlahan mengeluarkan asap emas, lalu berubah menjadi gadis cantik yang memiliki rambut panjang terurai tengah menatap roh jiwa pemuda didepannya.

"Apa kamu adalah tuanku? Tidak tidak, mana mungkin tuanku seorang pemuda malas sepertimu?"

"Kamu siapa? Apa aku telah mati?"

"Mati? Hahahahaha! Alam bawah sadar milikmu sendiri tidak kau ketahui! Dasar pemalas!" wajah gadis itu terlihat seperti mengejek.

Mendengar penjelasan yang diungkapkan gadis didepannya, Xiao Chen tidak marah sama sekali. Namun dia hanya bisa berkata, "lalu bagaimana caraku kembali ke dunia nyata? Saat ini, seluruh keluargaku di bunuh oleh orang tak dikenal?"

"Ha-hanya dengan kamu? Apa aku tidak salah dengar? Haha! Siapa namamu? Kenapa aku merasakan darah garis keturunanmu adalah Phoenix murni?"

"Apa hubungannya dengan garis keturunan?"

"Sayang sekali memiliki garis keturunan yang begitu murni tapi kamu sia siakan begitu saja... Begini, jika kamu memiliki kultivasi yang tinggi apa yang kamu lakukan kedepannya?"

Xiao Chen terdiam sejenak, dia memikirkan bagaimana cara kedua orang tuanya mati tanpa kejelasan. Tak hanya itu, dia juga harus melihat pamannya mengorbankan dirinya. Jika tidak memiliki kultivasi, apa arti hidupnya untuk saat ini?

Membuka matanya, Xiao Chen menjawab dengan keteguhan hati, "membalaskan dendam kedua orang tuaku?!"

"Memang siapa orang tuamu?"

"Xiao Lang, Ling Fei!"

Roh jiwa bintang memelototkan kedua matanya, kedua nama yang disebutkan oleh Xiao Chen begitu familiar di ingatannya. Namun, dia tidak tahu hubungan apa yang dia miliki.

Mengembalikan ekspresi keterkejutannya, roh jiwa bintang itu berkata, "begini saja, bagaimana jika aku mengendalikan tubuhmu untuk membalaskan dendam keluargamu? Setelah itu, kamu menjadi muridku?"

"Ka-kamu bisa?"

Sosok itu tersenyum tipis, dan mendesah pelan, "mereka hanya sampah saja... Apa yang aku takutkan? Tapi apa kamu dapat menerima konsekuensinya?"

"Aku tidak peduli apapun itu konsekuensinya asalkan guru dapat membalaskan dendamku!" Xiao Chen langsung berlutut, yang diartikan bahwa dia menyetujui keputusan roh jiwa bintang.

"Baiklah!"

Swuuuuuuuuuuung!

Sosok itu tiba tiba menghilang, lalu muncul didepan wajah Xiao Chen sembari mengulurkan telapak tangannya.

*

Diatas langit wilayah Kekaisaran Phoenix, hal mengejutkan sungguh terjadi. Hukum Langit, yang tengah mengamuk diatas cakrawala akhirnya memuntahkan energi besarnya.

Boooooom!

Gumpalan petir kecil yang menyatu menyambar tubuh Xiao Chen hingga membuat bangunan disekitarnya hancur lebur. Sesaat hukuman langit mereda, pria misterius yang melihat hal ini hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Xiao Lang Xiao Lang... Bahkan anakmu yang tidak bisa berkultivasi itu harus mati oleh hukum langit... Jika kamu dapat melihatnya, pasti..." ucapannya terhenti, disaat menyadari sosok yang ia bicarakan telah bangkit.

Tak hanya itu, dia merasakan aura kultivasi dari bocah didepannya meningkat pesat! Hingga dia sendiri tidak bisa merasakan dimana tingkat kultivasi bocah itu berada.

"A-ada hal semacam ini ya?!" hampir mati karena terkejut, pria itu mencoba untuk memastikan apa yang dia rasakan. Namun, kenyataan membuatnya membisu.

"Xiao Chen, aku akan memperlihatkan bagaimana rasanya menjadi orang tak tertandingi!" suaranya berubah menjadi berat, namun sesaat setelah itu Xiao Chen menghilang dari pandangan lalu muncul dibelakang pria misterius itu.

Booooooooom!

Hanya satu tinju, pria yang tadi menghajar Xiao Chen meledak menjadi kabut darah. Hal ini menyebabkan ratusan pria bercadar yang lain mendekat kearah Xiao Chen.

"Bukankah dia anak dari Xiao Lang yang tidak bisa berkultivasi itu?"

"Sejak kapan dia bisa melayang tanpa bantuan sayap Qi?"

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Semua pria bercadar hitam kebingungan. Namun hal yang sama terjadi pada mereka setelah sosok Xiao Chen menghilang dari pandangan, lalu muncul menyerang satu persatu pria dengan tangan kosongnya.

Booooooom! Boooooom! Boooooom!

Hanya hitungan detik, suara ledakan beruntun yang berasal dari tinju Xiao Chen meledakan tubuh menjadi kabut darah menggema diatas langit. Saat ini, Xiao Chen yang dikendalikan oleh roh jiwa bintang benar benar terlihat seperti monster tak berperasaan.

"Xiao Chen, apa kamu puas?" dia bertanya pada dirinya sendiri, hal ini membuat satu pria yang belum mati ingin memanfaatkan peluang ini untuk melarikan diri.

"A-aku..." Xiao Chen tidak bisa berkata apapun, dia sendiri merasa jijik ketika melihat hal pertama pembunuhan didepan matanya.

"Xiao Chen, ini sangat menyenangkan!"

'Si-sial menyenangkan? Membunuh menyenangkan?'

"Hei pria bodoh, mau kemana?" sosok Xiao Chen menghilang lalu muncul menghentikan langkah pria yang hanya tersisa satu satunya. Dia benar benar ketakutan disaat melihat anak dari Xiao Lang ini menyeringai lebar.

"A-aku ampuni aku! Ampuni aku!"

"Xiao Chen, orang ini adalah satu satunya kunci yang mengetahui siapa pembunuh orang tuamu, sekaligus dalang penyerangan keluargamu... Kamu ingin aku membunuhnya, atau mengintrogasinya sendiri?"

'Biarkan aku saja!'

Booooooom!

Memberikan satu tinju lemah, hal ini membuat pria itu terjatuh kearah permukaan tanah. Dan roh jiwa bintang mulai mengembalikan kesadaran tubuh kepada Xiao Chen. Sesaat setelah Mendapatkan kembali kesadarannya, Xiao Chen mulai memberanikan diri dengan menginjak wajah pria misterius itu.

"Katakan padaku? Siapa yang menyuruhmu? Dan apa kamu tahu siapa dalang kematian ayah serta ibuku?!"

Pria itu terheran mendengar perbedaan suara Xiao Chen setelah menahan rasa sakit. Pasalnya, dia juga sempat merasakan aura kultivasi pemuda itu sedikit kacau.

"Katakan!"

Menginjak wajah pria itu lebih kuat dari sebelumnya, hingga pria itu akan mengatakan sesuatu hal. Namun, yang tak diduga seuliet energi Qi melesat, lalu meledakan tubuh pria itu hingga tewas mengenaskan.

Booooooooom!

Bab terkait

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   3. Berlatih!

    “Xiao Chen, maaf!” merasakan muridnya akan mengalami masalah besar. Kini roh jiwa bintang segera mengambil alih kesadaran tubuh kembali.Hingga apa yang ditakutkan roh itu benar benar terjadi, serangan ribuan pedang muncul dari kehampaan, dibarengi dengan suara menggelegar yang mampu meruntuhkan seluruh bangunan Kekaisaran Phoenix yang masih berdiri.“Dari mana kekuatanmu berasal hah!” Pria bertopeng yang baru muncul itu berkata lalu melepaskan jurus berpedangnya! “Pedang Amarah Langit!”Swuuuuuuuush! Swuuuuush!Roh jiwa bintang tersenyum tipis, dia tidak terlambat mengambil alih kesadaran hingga mulai bergerak zig zag, dan menghindari ribuan pedang yang terbentuk dari energi Qi secara cepat.Swuuuuuush! Swuuuuuush!Pria bertopeng yang baru muncul itu membelalakan matanya, dia tersadar mungkin energi bintang yang dia cari telah digunakan oleh bocah didepannya.“Seorang yang tidak bisa berkultivasi seketika menjadi setangguh aku... Aku tidak bisa tinggal diam! Bunuh!”Swuuuuuush! Swuu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   4. Monster?

    "Ka-kamu siapa?" Xiao Chen mundur dari tempatnya berpijak. "Murid bodoh... Apa kamu melupakan suara lembut dari gurumu ini?" Xiao Chen tercengang! Dia segera bersujud dan berkata, "guru maaf telah mencurigai anda... Karena guru..." ucapannya terhenti disaat melihat keanggunan, serta kecantikan wujud roh gurunya saat ini. "Ehem... Kamu sudah berlatih cukup keras, tapi masih banyak yang perlu kamu jalani untuk menjadi kultivator tak terkalahkan kedepannya..." "Lalu bagaimana guru?" Sepasang mata roh jiwa bintang menyelidik kearah tubuh Luo Xiang. Sejenak dia mengamati fisik yang begitu lemah itu dengan anggukan kepala. "Sebelum menjadi kultivator sejati, kamu harus mengetahui apa itu yang namanya energi Qi... Energi Qi sendiri adalah eksistensi kekuatan alami yang dimiliki oleh alam. Energi ini tidak bisa dilihat oleh mata biasa, namun terasa hangat, dan juga lembut... Sekarang duduk, dan fokuslah, coba kamu rasakan peredaran energi Qi yang tersebar di sekitar tubuhmu!" Xiao Chen

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   5. Siapa sampah?

    Roh jiwa bintang terus mengamati pelatihan yang dilakukan oleh Xiao Chen hingga waktu satu jam berlalu. Hingga tiba tiba matanya harus terbelalak, karena Xiao Chen mulai memahami teknik langkah seribu petir. Saat ini, tepat ketika Xiao Chen berlari, atau melompat, kecepatannya terlihat seakan seperti bayangan. Tak hanya itu, percikan petir yang dihasilkan oleh gesekan energi Qi diarea kakinya mulai terlihat. Hal ini diartikan, setengah langkah lagi, Xiao Chen akan menguasai salah satu teknik miliknya.‘Bahkan jika itu aku, pasti membutuhkan waktu berminggu minggu untuk melatih ke teknik dasar sepertinya... Xiao Chen, kelak di masa depan kamu pasti dapat membalaskan dendam yang ada dihatimu itu. Apalagi, untuk memiliki kultivasi tertinggi. Pasti kamu dapat meraihnya, hanya waktu yang akan berbicara nanti!’ dia cukup bangga, sekaligus mengagumi sosok bocah yang dianggapnya malas itu.Hingga melihat muridnya berlatih tanpa istirahat, akhirnya roh jiwa bintang segera menghentikan pelati

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   6. Pemburu atau diburu?

    Puas mematahkan kedua lengan dari rekan Han Fei, Xiao Chen mendorong tubuh keduanya hingga jatuh berlutut. Sesaat Han Fei menyadari akan sesuatu hal, bagaimana cara Xiao Chen dapat bergerak begitu cepat? "Xiao Chen, sampah tetaplah sampah! Aku akan memberi hadiah padamu!" Bergerak menggunakan ilmu meringankan tubuh, Han Fei melompat lalu memberikan tendangan telak ke arah kepala Xiao Chen. Namun dia dengan mudah menghindari tendangan itu hanya dengan sedikit menggeser tubuhnya. Tidak berhenti begitu saja, kini Xiao Chen telah menangkap kaki yang melayang itu dengan kedua tangannya. Sesaat mata Han Fei melotot, karena dia merasakan firasat buruk akan menimpanya. Kraaaaaack! "Akkhhhhh!" benar saja, Han Fei berteriak gila setelah Xiao Chen mengangkat kakinya menjadi seratus delapan puluh derajat. "Han Fei, ini pelajaran terakhir untukmu karena terus mengangguku!" Plooooooook! Tendangan dahsyat dilancarkan Xiao Chen tepat dimana alat kelamin Han Fei berada. Suara tend

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   7. Kitab Phoenix Abadi.

    Melihat serigala itu ingin membebaskan cakarnya yang menancap. Xiao Chen tidak tinggal diam, dia dengan cepat segera membalikan tubuh, lalu kembali melesat. Dan memberikan serangan telak tepat di kepala serigala itu dengan tangan kosongnya. Boooooooooooom! Tidak hanya sekali, Xiao Chen melakukan tindakan yang sama berulang ulang. Hingga kepala dari serigala taring darah telah hancur menjadi bubur yang menjijikan. Sedikit mual, tapi gurunya mengingatkan kepada Xiao Chen. Kekejaman adalah hal biasa yang terjadi pada semua kultivator, selagi kita diam. Maka bisa saja Xiao Chen menjadi seekor serigala yang telah ia bunuh. Ungkapan ini membuat nyali Xiao Chen tumbuh lebih kuat. Dia mulai mencari mutiara jiwa hewan itu yang terbenam di genangan darah yang menetes. Hingga beberapa saat menemukan mutiara jiwa, Xiao Chen kembali memburu hewan iblis lainnya. Melihat muridnya mulai terbiasa membunuh, dan dirasa di sekitar hutan tidak ada hewan iblis kuat yang dapat membahayakan ny

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   8.

    Meski mengagumi apa yang telah dicapai oleh muridnya. Akan tetapi teriakan yang terus dilakukan Xiao Chen cukup membuatnya kesal. Pasalnya, dia melakukannya secara terus menerus hingga tenggorokannya mengering. "Chen'er hentikan! Jika tidak pita suaramu akan rusak!" "Ta-tapi guru?!" "Kamu sudah tahu teknik dasarnya, seperti sebelumnya kesempurnaan akan terjadi setelah beberapa percobaan kedepan. Dan ku ingat, bahwa teriakan amarah Phoenix juga mengandung serangan mental, dan kesadaran, kenapa aku tidak merasakannya ya?" Xiao Chen membelalakan matanya, pasalnya dia melupakan beberapa kata petunjuk dari jurus ini. Hingga dia mulai menahan nafasnya, secara perlahan dia membuka mulutnya lalu memekik layaknya seekor Phoenix yang tengah terbang tinggi. Kyaaaaaaaaat! Kyaaaaaaaaat! Teriakan Xiao Chen cukup menimbulkan dampak yang signifikan bagi alam disekitarnya. Angin berhembus kencang, bahkan roh jiwa bintang dapat merasakan mental kesadarannya mulai goyah. "Se-selamat na

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   9. Hua Ling, jodoh yang ditetapkan oleh ayahnya.

    "Hua Ling, kamu mencariku?" Hua Ling tersenyum tipis, dia kemudian berkata, "ya setelah membeli pakaian yang cocok, kamu ikut aku bertemu dengan keluargaku..." "Tuan putri, jika kamu masih bersikap arogan ditempat toko pakaian milik keluargaku, lebih baik pergi... Apalagi mengintimidasi orang lain menggunakan kekuasaan ayahmu?" Hua Ling kembali berkata. Gadis yang tersungkur itu, mengeraskan rahangnya. Meski dia terkejut mendengar identitas pria kumuh didepannya, namun dia juga tahu bahwa Kekaisaran Phoenix telah hancur. Jadi seharusnya Hua Ling ini tidak perlu menyambut sosok pangeran sampah yang tidak bisa berkultivasi itu dengan baik. "Baik aku akan pergi... Tapi kuharap Hua Ling masih bisa tetap arogan seperti saat ini jika ayah ku kelak akan bertindak!" Hua Ling hanya membalas dengan anggukan kepala, dia tidak perduli, lalu segera membawa Xiao Chen kedalam toko pakaian milik keluarganya. Di sisi lain, Xiao Chen mendapatkan peringatan dari gurunya. Pasalnya roh jiwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   10. Perjodohan dibatalkan.

    "Kamu yang telah membunuh bibiku?!" "Yaa itu aku... Hari ini, adalah giliranmu wanita jalangku?! Tapi apa kamu tahu, tidak hanya membunuh bibimu, aku juga menidurinya selama satu minggu berturut turut?!" Menahan pedang biru dengan tangan kosong, tiba tiba serangan telak berasal dari kaki kanan Hua Ling menendang perut Gu Yan secara telak. Hal ini membuat pria itu terpental lalu menyatukan kedua rahangnya secara kuat. "Gu Yan... Hari ini, bukan aku yang mati?! Tapi kamu... Kematian bibiku, akan terbalas hari ini... Aku akan membunuhmu!" Mendengar apa yang diungkapkan Gu Yan, sontak menyulut kemarahan besar didalam hatinya. "Tubuh menjadi pedang?!" Memutarkan pedangnya, seketika tubuh Hua Ling ikut berputar searah jarum jam. Putarannya begitu cepat, hingga mampu menimbulkan gelombang angin yang sangat mengerikan. Gu Yan sangat tercengang, pasalnya apa yang dilakukan oleh Hua Ling adalah teknik andalan milik sekte Pedang Awan. Menguasai teknik ini, bisa diartikan Hua Ling

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17

Bab terbaru

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   296. TAMATT!

    Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   295. Dua Phoenix yang bertarung.

    "A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   294.

    Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   293.

    Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   292.

    Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   291. Kebangkitann Xiao Chen.

    Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   290.

    "Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   289. DHUAAR

    "Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   288. Aku tidak perduli pada diriku sendiri.

    Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.

DMCA.com Protection Status