Share

3. Berlatih!

Penulis: Al_Fazza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-07 20:19:30

“Xiao Chen, maaf!” merasakan muridnya akan mengalami masalah besar. Kini roh jiwa bintang segera mengambil alih kesadaran tubuh kembali.

Hingga apa yang ditakutkan roh itu benar benar terjadi, serangan ribuan pedang muncul dari kehampaan, dibarengi dengan suara menggelegar yang mampu meruntuhkan seluruh bangunan Kekaisaran Phoenix yang masih berdiri.

“Dari mana kekuatanmu berasal hah!” Pria bertopeng yang baru muncul itu berkata lalu melepaskan jurus berpedangnya!

“Pedang Amarah Langit!”

Swuuuuuuuush! Swuuuuush!

Roh jiwa bintang tersenyum tipis, dia tidak terlambat mengambil alih kesadaran hingga mulai bergerak zig zag, dan menghindari ribuan pedang yang terbentuk dari energi Qi secara cepat.

Swuuuuuush! Swuuuuuush!

Pria bertopeng yang baru muncul itu membelalakan matanya, dia tersadar mungkin energi bintang yang dia cari telah digunakan oleh bocah didepannya.

“Seorang yang tidak bisa berkultivasi seketika menjadi setangguh aku... Aku tidak bisa tinggal diam! Bunuh!”

Swuuuuuush! Swuuuuush!

Meski pedang pedang itu meledak saat menyentuh apapun yang dia sentuh. Akan tetapi dari kehampaan terus muncul pedang yang baru, dan terus melesat menerjang kearah tubuh Xiao Chen.

“Lumayan juga kamu!” ditengah tengah menghindari serangan beruntun, Xiao Chen mulai membentuk segel formasi dengan tangannya.

Setelah segel terbentuk, dia menghentikan langkahnya, dan mulai mengangkat tangannya. Hingga hal yang mengejutkan terjadi, lingkaran formasi yang memiliki ukiran kuno membesar. Sesaat setelah itu, percikan petir yang begitu kuat menyebar yang menyebabkan ribuan pedang meledak di pertengahan jalan!

Boooooooooom!

“Si-sial teknik apa itu? Kenapa aku baru melihatnya?!” pria bertopeng terkejut, namun keterkejutannya semakin besar setelah tidak melihat keberadaan Xiao Chen.

“Tapak Penghancur Langit!” Muncul secara tiba tiba di belakang tubuh pria bertopeng. Xiao Chen mulai memberikan serangan fatal.

Tindakan yang begitu cepat, bahkan pria bertopeng hanya bisa menyadari serangan akan menghantam punggungnya, membuat dia mau tak mau membalikan tubuh. Dan membenturkan tinju yang telah dialiri oleh energi Qi kearah telapak tangan Xiao Chen.

Booooooooom!

Keduanya mundur dari pijakan sejauh dua puluh meter kebelakang. Namun kedua mata dibalik topeng pria itu melotot. Seakan tulang tangannya hancur, lalu disusul oleh keluarnya darah dari kedua mulutnya.

“Uuuuughhh!” dia jatuh berlutut, dan hanya bisa mengeraskan rahangnya.

Berbeda dengan roh jiwa bintang, dia sebenarnya bisa membunuh pria bertopeng itu dengan sekali serangan. Akan tetapi, daya tahan tubuh yang dia gunakan terlalu lemah. Hingga akhirnya harus ikut muntah darah setelah pertukaran tinju.

‘Xiao Chen maaf, aku tidak bisa melanjutkan pertarungan lagi... Tubuhmu begitu lemah, tidak mungkin dapat bertahan lebih lama lagi!’ memberikan pesan melalui pikiran.

‘Guru lalu bagaimana?’

‘Sebelum dia tiba kemari, dia sudah terluka oleh orang lain. Dan setelah bertukar satu serangan, luka dalamnya semakin parah... Jadi tidak mungkin dia memaksa untuk kembali bertarung.’

Pria bertopeng terdiam, dia kini hanya bisa menyatukan kedua rahangnya.

‘Sial, aku tidak bisa melanjutkan pertempuran ini... Yang terpenting, aku telah mengetahui jiwa energi bintang didalam tubuhnya...’ setelah berkata dalam hati, pria itu bangkit. Lalu menatap wajah Xiao Chen dan akhirnya pergi tanpa meninggalkan jejak aura spiritual.

Setelah kepergian pria itu, roh jiwa bintang yang tidak bisa terus berdiam diri mengendalikan tubuh muridnya segera berkata.

“Xiao Chen, setelah ini kamu akan menanggung konsekuensi yang berat karena meminjamkan tubuh padaku. Jadi apa yang perlu kamu siapkan untuk kedepan?”

“Tolong kuburkan jasad ibuku, dan pamanku!”

Roh jiwa bintang mengangguk, dia dengan cepat melacak keberadaan ibu Xiao Chen menggunakan kesadaran spiritualnya.

Setelah menemukannya, roh jiwa bintang menjentikan jarinya. Namun dia kembali berkata, “ dimana jasad pamanmu?”

Xiao Chen ikut mencari jasad pamannya dari penglihatan roh jiwa bintang. Akan tetapi, mereka tidak menemukan pria bertopeng yang merupakan pamannya.

“Si-sial... “

“Xiao Chen lebih baik cepat... Karena aku sudah tidak bisa menahannya lagi!”

“Ba-baiklah guru, kuburkan jasad ibuku saja!”

Roh jiwa bintang mengangguk, kemudian dia mengangkat tubuh ibu Xiao Chen menggunakan energinya, dan memindahkan diatas bukit. Setelah membuat pemakaman yang layak, dan menaburkan bunga seadanya. Roh jiwa bintang kembali berpesan untuk mengingatkan Luo Xiang.

“Xiao Chen, kedepannya aku akan tertidur hingga waktu dua bulanan... Selama waktu ini, jika kamu telah menanggung konsekuensi atas peminjaman tubuh, lakukan pelatihan fisik dengan cara berlari dua puluh kilometer setiap hari... Ini awal pelatihan mu, ingat kekuatan fisik adalah hal dasar yang begitu penting dalam pelatihan kultivasi!”

Roh jiwa bintang mengembalikan kendali kesadaran tubuh pada Xiao Chen. Akan tetapi, entah karena fisiknya tidak kuat, ataupun karena konsekuensi yang dimaksud oleh roh jiwa bintang. Akhirnya Xiao Chen tak sadarkan diri diatas makam ibunya yang baru terbentuk.

Beberapa saat setelah dia tersadar kembali. Xiao Chen mulai membuka kedua matanya, lalu mencoba bangkit dari makam ibunya. Namun hal yang mengejutkan terjadi, seluruh tulangnya seakan telah hancur, bahkan dia tidak dapat menggerakan satupun organ tubuhnya.

“A-apa aku...”

“Aaaaaaaaah!” Xiao Chen berteriak lantang karena merasa telah lumpuh, dan kini tinggal menunggu ajal kematiannya diatas makam ibunya.

“Ibu... Xiao Chen memang anak yang tidak berbakti, lihat sekarang...”

Ditengah kegalauan, dan keputus asaan, Xiao Chen akhirnya memejamkan matanya karena ketiduran. Mungkin jika sebelumnya dia sering menjalani pelatihan fisik, hal seperti ini tidak akan pernah terjadi.

Hingga pagi harinya.

Dia kembali membuka matanya, namun Xiao Chen tidak merasakan apapun pada tubuhnya. Hingga setelah bangkit dari tidurnya, dia dapat merasakan tubuhnya lebih segar, dan lebih ringan dari sebelumnya.

“Guru apa kamu benar benar tertidur?” Xiao Chen bertanya pada diri sendiri, tapi tidak ada balasan apapun.

“Sudahlah, lebih baik ikuti saran guru untuk melatih kekuatan fisikku!”

Memberikan penghormatan terakhir kepada makam ibunya, Xiao Chen memulai awal latihannya sesuai yang diperintahkan oleh roh jiwa bintang. Dia berlari memutari bukit setiap hari. Meski sering lelah, tapi semangat untuk balas dendam telah tertanam jauh di dalam lubuk hatinya, demi menjadi kuat, Xiao Chen bisa melupakan rasa letihnya.

Hingga tujuh hari kemudian, Xiao Chen mulai terbiasa akan lari memutari bukit mulai berpikir lebih ekstrem. Saat ini dia mengambil dua batu sebesar kepalan tangan lalu mengikatkan ke kedua kakinya.

Dia memulai kembali pelatihannya terus menerus, hingga dia tidak menyadari bahwa pelatihan ekstrem yang di lakukan telah membuat tubuhnya semakin kuat dari sebelumnya.

Dua bulan kemudian, hal yang dinanti mengenai bangun tidur gurunya membuat hatinya sedikit jengkel. Pasalnya dia telah memanggil nama gurunya lebih dari seratus kali dipikirannya, namun tidak mendapat jawaban apapun. Hingga dia yang kembali melakukan pelatihan, dikejutkan oleh suara lembut yang menyapa telinganya.

“Xiao Chen, aku tidak menyangka kamu telah berlatih sekeras ini... Orang yang kukira pemalas, ternyata tidak seburuk yang kupikirkan.” Suara wanita dibelakang tubuh Xiao Chen terdengar.

Xiao Chen merinding mendengar suara ini, dan dia segera membalikan tubuhnya. Pandangan matanya kini tertuju pada seorang gadis cantik, dengan rambut hitam panjang terurai menyapanya menggunakan senyuman hangat.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   4. Monster?

    "Ka-kamu siapa?" Xiao Chen mundur dari tempatnya berpijak. "Murid bodoh... Apa kamu melupakan suara lembut dari gurumu ini?" Xiao Chen tercengang! Dia segera bersujud dan berkata, "guru maaf telah mencurigai anda... Karena guru..." ucapannya terhenti disaat melihat keanggunan, serta kecantikan wujud roh gurunya saat ini. "Ehem... Kamu sudah berlatih cukup keras, tapi masih banyak yang perlu kamu jalani untuk menjadi kultivator tak terkalahkan kedepannya..." "Lalu bagaimana guru?" Sepasang mata roh jiwa bintang menyelidik kearah tubuh Luo Xiang. Sejenak dia mengamati fisik yang begitu lemah itu dengan anggukan kepala. "Sebelum menjadi kultivator sejati, kamu harus mengetahui apa itu yang namanya energi Qi... Energi Qi sendiri adalah eksistensi kekuatan alami yang dimiliki oleh alam. Energi ini tidak bisa dilihat oleh mata biasa, namun terasa hangat, dan juga lembut... Sekarang duduk, dan fokuslah, coba kamu rasakan peredaran energi Qi yang tersebar di sekitar tubuhmu!" Xiao Chen

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   5. Siapa sampah?

    Roh jiwa bintang terus mengamati pelatihan yang dilakukan oleh Xiao Chen hingga waktu satu jam berlalu. Hingga tiba tiba matanya harus terbelalak, karena Xiao Chen mulai memahami teknik langkah seribu petir. Saat ini, tepat ketika Xiao Chen berlari, atau melompat, kecepatannya terlihat seakan seperti bayangan. Tak hanya itu, percikan petir yang dihasilkan oleh gesekan energi Qi diarea kakinya mulai terlihat. Hal ini diartikan, setengah langkah lagi, Xiao Chen akan menguasai salah satu teknik miliknya.‘Bahkan jika itu aku, pasti membutuhkan waktu berminggu minggu untuk melatih ke teknik dasar sepertinya... Xiao Chen, kelak di masa depan kamu pasti dapat membalaskan dendam yang ada dihatimu itu. Apalagi, untuk memiliki kultivasi tertinggi. Pasti kamu dapat meraihnya, hanya waktu yang akan berbicara nanti!’ dia cukup bangga, sekaligus mengagumi sosok bocah yang dianggapnya malas itu.Hingga melihat muridnya berlatih tanpa istirahat, akhirnya roh jiwa bintang segera menghentikan pelati

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   6. Pemburu atau diburu?

    Puas mematahkan kedua lengan dari rekan Han Fei, Xiao Chen mendorong tubuh keduanya hingga jatuh berlutut. Sesaat Han Fei menyadari akan sesuatu hal, bagaimana cara Xiao Chen dapat bergerak begitu cepat? "Xiao Chen, sampah tetaplah sampah! Aku akan memberi hadiah padamu!" Bergerak menggunakan ilmu meringankan tubuh, Han Fei melompat lalu memberikan tendangan telak ke arah kepala Xiao Chen. Namun dia dengan mudah menghindari tendangan itu hanya dengan sedikit menggeser tubuhnya. Tidak berhenti begitu saja, kini Xiao Chen telah menangkap kaki yang melayang itu dengan kedua tangannya. Sesaat mata Han Fei melotot, karena dia merasakan firasat buruk akan menimpanya. Kraaaaaack! "Akkhhhhh!" benar saja, Han Fei berteriak gila setelah Xiao Chen mengangkat kakinya menjadi seratus delapan puluh derajat. "Han Fei, ini pelajaran terakhir untukmu karena terus mengangguku!" Plooooooook! Tendangan dahsyat dilancarkan Xiao Chen tepat dimana alat kelamin Han Fei berada. Suara tend

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   7. Kitab Phoenix Abadi.

    Melihat serigala itu ingin membebaskan cakarnya yang menancap. Xiao Chen tidak tinggal diam, dia dengan cepat segera membalikan tubuh, lalu kembali melesat. Dan memberikan serangan telak tepat di kepala serigala itu dengan tangan kosongnya. Boooooooooooom! Tidak hanya sekali, Xiao Chen melakukan tindakan yang sama berulang ulang. Hingga kepala dari serigala taring darah telah hancur menjadi bubur yang menjijikan. Sedikit mual, tapi gurunya mengingatkan kepada Xiao Chen. Kekejaman adalah hal biasa yang terjadi pada semua kultivator, selagi kita diam. Maka bisa saja Xiao Chen menjadi seekor serigala yang telah ia bunuh. Ungkapan ini membuat nyali Xiao Chen tumbuh lebih kuat. Dia mulai mencari mutiara jiwa hewan itu yang terbenam di genangan darah yang menetes. Hingga beberapa saat menemukan mutiara jiwa, Xiao Chen kembali memburu hewan iblis lainnya. Melihat muridnya mulai terbiasa membunuh, dan dirasa di sekitar hutan tidak ada hewan iblis kuat yang dapat membahayakan ny

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   8.

    Meski mengagumi apa yang telah dicapai oleh muridnya. Akan tetapi teriakan yang terus dilakukan Xiao Chen cukup membuatnya kesal. Pasalnya, dia melakukannya secara terus menerus hingga tenggorokannya mengering. "Chen'er hentikan! Jika tidak pita suaramu akan rusak!" "Ta-tapi guru?!" "Kamu sudah tahu teknik dasarnya, seperti sebelumnya kesempurnaan akan terjadi setelah beberapa percobaan kedepan. Dan ku ingat, bahwa teriakan amarah Phoenix juga mengandung serangan mental, dan kesadaran, kenapa aku tidak merasakannya ya?" Xiao Chen membelalakan matanya, pasalnya dia melupakan beberapa kata petunjuk dari jurus ini. Hingga dia mulai menahan nafasnya, secara perlahan dia membuka mulutnya lalu memekik layaknya seekor Phoenix yang tengah terbang tinggi. Kyaaaaaaaaat! Kyaaaaaaaaat! Teriakan Xiao Chen cukup menimbulkan dampak yang signifikan bagi alam disekitarnya. Angin berhembus kencang, bahkan roh jiwa bintang dapat merasakan mental kesadarannya mulai goyah. "Se-selamat na

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   9. Hua Ling, jodoh yang ditetapkan oleh ayahnya.

    "Hua Ling, kamu mencariku?" Hua Ling tersenyum tipis, dia kemudian berkata, "ya setelah membeli pakaian yang cocok, kamu ikut aku bertemu dengan keluargaku..." "Tuan putri, jika kamu masih bersikap arogan ditempat toko pakaian milik keluargaku, lebih baik pergi... Apalagi mengintimidasi orang lain menggunakan kekuasaan ayahmu?" Hua Ling kembali berkata. Gadis yang tersungkur itu, mengeraskan rahangnya. Meski dia terkejut mendengar identitas pria kumuh didepannya, namun dia juga tahu bahwa Kekaisaran Phoenix telah hancur. Jadi seharusnya Hua Ling ini tidak perlu menyambut sosok pangeran sampah yang tidak bisa berkultivasi itu dengan baik. "Baik aku akan pergi... Tapi kuharap Hua Ling masih bisa tetap arogan seperti saat ini jika ayah ku kelak akan bertindak!" Hua Ling hanya membalas dengan anggukan kepala, dia tidak perduli, lalu segera membawa Xiao Chen kedalam toko pakaian milik keluarganya. Di sisi lain, Xiao Chen mendapatkan peringatan dari gurunya. Pasalnya roh jiwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   10. Perjodohan dibatalkan.

    "Kamu yang telah membunuh bibiku?!" "Yaa itu aku... Hari ini, adalah giliranmu wanita jalangku?! Tapi apa kamu tahu, tidak hanya membunuh bibimu, aku juga menidurinya selama satu minggu berturut turut?!" Menahan pedang biru dengan tangan kosong, tiba tiba serangan telak berasal dari kaki kanan Hua Ling menendang perut Gu Yan secara telak. Hal ini membuat pria itu terpental lalu menyatukan kedua rahangnya secara kuat. "Gu Yan... Hari ini, bukan aku yang mati?! Tapi kamu... Kematian bibiku, akan terbalas hari ini... Aku akan membunuhmu!" Mendengar apa yang diungkapkan Gu Yan, sontak menyulut kemarahan besar didalam hatinya. "Tubuh menjadi pedang?!" Memutarkan pedangnya, seketika tubuh Hua Ling ikut berputar searah jarum jam. Putarannya begitu cepat, hingga mampu menimbulkan gelombang angin yang sangat mengerikan. Gu Yan sangat tercengang, pasalnya apa yang dilakukan oleh Hua Ling adalah teknik andalan milik sekte Pedang Awan. Menguasai teknik ini, bisa diartikan Hua Ling

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   11. Perjanjian dua tahun.

    "Ling'er tidak perlu kamu yang menjelaskannya..." Hua Long berdiri dari kursinya, dia berjalan sembari membawa surat perjodohan di masalalu dan berjalan ke arah Xiao Chen. "Dunia kultivator sangat keras Chen'er... Dulu ayahmu adalah penguasa Aula Langit, aku sebagai pengusaha besar tentu membutuhkan dukungan kekuasaan untuk menjaga usahaku... Tapi sekarang, ayahmu telah mati... Bahkan dia hanya meninggalkan pangeran sampah seperti mu? Apa penjelasan kecil ini sudah bisa kamu pahami?""Kamu benar... Aku adalah pangeran sampah, tidak layak bersanding dengan putrimu..." sedikit merendah, tapi roh jiwa bintang yang mendengar ungkapan ini mengetahui. Bahwa muridnya ini tengah menahan kemarahan besarnya. "Jika sudah tahu, tanda tangani perjanjian baru...""Tapi... Aku tidak perduli pada alasanmu... Aku hanya ingin mendengar, alasan dari mulut Hua Ling!" sedikit meninggi, sontak membuat pengawal yang ada diruangan itu akan bergerak. Namun Hua Ling mengeluarkan aura kematian yang telah ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17

Bab terbaru

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   296. TAMATT!

    Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   295. Dua Phoenix yang bertarung.

    "A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   294.

    Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   293.

    Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   292.

    Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   291. Kebangkitann Xiao Chen.

    Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   290.

    "Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   289. DHUAAR

    "Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   288. Aku tidak perduli pada diriku sendiri.

    Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.

DMCA.com Protection Status