Roh jiwa bintang terus mengamati pelatihan yang dilakukan oleh Xiao Chen hingga waktu satu jam berlalu. Hingga tiba tiba matanya harus terbelalak, karena Xiao Chen mulai memahami teknik langkah seribu petir. Saat ini, tepat ketika Xiao Chen berlari, atau melompat, kecepatannya terlihat seakan seperti bayangan. Tak hanya itu, percikan petir yang dihasilkan oleh gesekan energi Qi diarea kakinya mulai terlihat. Hal ini diartikan, setengah langkah lagi, Xiao Chen akan menguasai salah satu teknik miliknya.
‘Bahkan jika itu aku, pasti membutuhkan waktu berminggu minggu untuk melatih ke teknik dasar sepertinya... Xiao Chen, kelak di masa depan kamu pasti dapat membalaskan dendam yang ada dihatimu itu. Apalagi, untuk memiliki kultivasi tertinggi. Pasti kamu dapat meraihnya, hanya waktu yang akan berbicara nanti!’ dia cukup bangga, sekaligus mengagumi sosok bocah yang dianggapnya malas itu.Hingga melihat muridnya berlatih tanpa istirahat, akhirnya roh jiwa bintang segera menghentikan pelatihan. Dan kembali memberikan teknik lain yang bisa digunakan oleh Xiao Chen.“Chener, teknik seribu langkah guntur akan sempurna sendiri nantinya. Saat ini, gunakan teknik kultivasi Naga Pelahap Langit! Teknik ini meski hanya cocok bagi darah keturunan naga, namun untukmu, mungkin juga dapat berguna layaknya seorang naga... Setelah ini, mulailah petualangan mu dalam berburu hewan iblis... Di Hutan Shao Yang, kamu bisa memanfaatkan hewan iblis menjadi buruanmu...”“Lalu guru ingin kemana?”“Aku bisa kemana selain berada dibawah alam sadar milikmu? Guru hanya ingin mencari ingatan masa lalu milik guru, jika mengalami hal yang berbahaya, bangunkan saja guru...”Swuuuuuush!Roh jiwa bintang lenyap menjadi cahaya emas, lalu memasuki tubuh Xiao Chen. Setelah itu, Xiao Chen segera menuju ke tempat pemakaman ibunya, dan kembali memberi penghormatan terakhirnya.“Ibu, Xiao Chen tidak akan pernah kembali ke tempat peristirahatan terakhir ibu sebelum Xiao Chen membawa kepala pembunuh itu...,” suaranya begitu dingin.Blaaaaaaar!Tiba tiba awan yang cerah menembakan petir besarnya. Sepertinya langit mendukung sumpah yang telah dikatakan oleh Xiao Chen.*Perjalanan menuju hutan Shao Yang cukup jauh dari wilayah Kekaisaran Phoenix. Entah apa tujuan dari gurunya, yang pasti Xiao Chen telah memutuskan perjalanannya untuk menuju ke hutan tersebut.Beberapa saat melihat pemandangan yang mengerikan, tepat dimana ribuan bangunan telah hancur. Xiao Chen akhirnya benar benar telah meninggalkan tanah kelahirannya.Beberapa saat kemudian, tiba di perbatasan hutan yang masih meliputi wilayah Kekaisaran Phoenix. Langkahnya harus terhenti, bagaimanapun insting kehidupannya tiba tiba bergejolak. Saat ini, dia merasakan beberapa pasang mata tengah mengintainya dari balik pepohonan.Swuuuuuush! Swuuuuuush!Dan benar saja, apa yang dia pikirkan terjadi. Lima bayangan hitam tiba tiba keluar dari balik pepohonan, dan mengepung pergerakannya. Mereka adalah lima kawanan harimau bertanduk satu.Meski baru pernah keluar dari tempatnya tinggal. Xiao Chen tahu, di sekitar perbatasan wilayah kekaisarannya. Tepat di hutan yang ia pijaki saat ini memiliki cukup banyak kawanan hewan iblis yang berkuasa. Terkadang, dia juga mendengar kabar pebisnis yang tewas ketika melewati tempat ini.‘Xiao Chen, bunuh lima harimau itu... Tunjukan pada guru, bahwa kamu mampu menghadapi hal sepele seperti ini..’ suara roh jiwa bintang muncul dipikirannya.Xiao Chen mengangguk, dia mengambil kuda kuda, yang dibarengi dengan kelima harimau mulai menyerang dengan cakarnya.Swuuuuuush!Menggunakan teknik langkah seribu gunturnya. Xiao Chen berhasil menghindari serangan lima cakar yang mengarah ketubuhnya. Meski baru pertama kali Xiao Chen bertarung secara nyata. Dia memperlihatkan kepintaran dalam mempermainkan kelima harimau itu yang kini hanya bisa menyerang kekosongan angin.Roaaaaaaaaarh!Kelima harimau mulai menghentikan serangan setelah mengetahui serangan mereka hanya sia sia. Kelimanya meraung kesal, hingga suara roh jiwa bintang mengejutkan Xiao Chen.‘Chener bunuh mereka, selain mutiara jiwanya bisa meningkatkan kultivasimu, kamu juga bisa mendapatkan uang dari hasil menjual mutiara jiwanya... Menjadi kuat memerlukan usaha besar, yang kuat menginjak yang lemah, dan yang kuat akan terus berkuasa, ini adalah hukum langit yang tidak bisa diganti!’‘Yang kuat menginjak yang lemah, benar kata guru. Jika ingin membalaskan dendam orang tuaku. Aku harus berusaha menjadi lebih kuat!’ bergumam, Xiao Chen tiba tiba kembali bergerak.Menggunakan teknik langkah seribu guntur, gerakannya begitu cepat. Hingga tiba di salah satu keberadaan harimau itu, dia mulai meraih ekornya. Sekuat tenaga, dia menarik ekor harimau itu dan mulai membantingnya.Boooooom! Roaaaaarh!Tidak hanya sekali, Xiao Chen membanting tubuh salah satu harimau itu hingga beberapa kali. Hingga sang harimau meraung seolah ingin meminta tolong. Namun kekejaman Xiao Chen ini telah dibutakan oleh keinginan dendamnya. Hingga tak berselang lama, sepuluh bantingan keras, harus membuat harimau itu tewas dengan luka kepala yang hancur.Melihat kekejaman yang dilakukan oleh mangsa mereka. Kawanan harimau yang tersisa mulai menyerang secara membabi buta. Namun Xiao Chen begitu cepat, dia bergerak zig zag, lalu menghindari serangan cakar mereka satu persatu. Hingga mendapatkan celah yang diperlihatkan, dia membanting satu persatu harimau menggunakan tangan kosongnya.Booooooom! Booooooom!Lima belas menit kemudian, Xiao Chen baru pertama kali membunuh, dia yang berhasil mengalahkan lima harimau itu tubuhnya seketika lemas. Namun tiba tiba, suara tepuk tangan menyadarkan Xiao Chen di tengah kebimbangannya.Proooook! Proooook! Proooook!“Tuan muda Phoenix ternyata masih hidup ya?” suara pemuda, yang begitu familiar memasuki telinga Xiao Chen.Xiao Chen membalikan tubuhnya, dia menatap tiga pemuda yang tak lain salah satunya berasal dari kota Han.“Tuan muda Han Fei, tidak hanya hidup... Ternyata dia juga bisa membunuh lima harimau sampah itu sendiri. Bukankah dia hanya seorang sampah saja?”“Yaa! Kamu benar, dia memang sampah! Xiao Chen, entah bagaimana caramu membunuh kawanan harimau ini, tapi... Mutiara jiwa Harimau ini adalah milik kami, sekarang pergi. Atau kamu akan menemani kedua orang tuamu di neraka sana?!” Han Fei menimpal.“Xiao Chen Xiao Chen, apa kamu tahu... Dikatakan bahwa kedua orang tuamu adalah pengkhianat Aula Langit?” Han Fei kembali berkata setelah tidak mendapatkan respon dari Xiao Chen.Wajah Xiao Chen berubah menjadi muram, mungkin hinaan yang terarah padanya tidak akan menyakiti hatinya. Bagaimanapun, tujuh belas tahun selama tidak bisa berkultivasi, hinaan seperti ini adalah makanan sehari harinya. Namun saat ini, mereka menghina kedua orang tuanya yang telah mati. Xiao Chen tidak bisa diam saja, sosoknya bergerak zig zag, yang membuat Han Fei terkejut.Namun Han Fei terlambat menyadari pergerakan Xiao Chen yang telah ada dihadapannya. Hingga suara tamparan yang begitu renyah menggema ditengah hutan perbatasan itu.Plaaaaaaak! Plaaaaaaak!Han Fei mundur, wajahnya memerah menahan amarahnya. Dia berkata dengan lantang, “kenapa hanya diam saja! Cepat lumpuhkan sampah itu untukku! Hari ini, aku ingin membuatnya lumpuh!”Kedua rekan Han Fei mengangguk, mereka melesat dan menyerang Xiao Chen secara bersama-sama. Namun dia hanya sedikit menggeser tubuhnya di saat dua tinju mengarah telak kearah perutnya.Kraaaaaaack!Menangkap kedua tinju itu dengan kedua telapak tangannya, hanya sesaat suara renyah berasal dari tulang lengan terdengar.“Akkkkkh! Ta-tanganku!” kedua rekan Han Fei berteriak ketika menyadari bahwa lengan mereka telah patah.Puas mematahkan kedua lengan dari rekan Han Fei, Xiao Chen mendorong tubuh keduanya hingga jatuh berlutut. Sesaat Han Fei menyadari akan sesuatu hal, bagaimana cara Xiao Chen dapat bergerak begitu cepat? "Xiao Chen, sampah tetaplah sampah! Aku akan memberi hadiah padamu!" Bergerak menggunakan ilmu meringankan tubuh, Han Fei melompat lalu memberikan tendangan telak ke arah kepala Xiao Chen. Namun dia dengan mudah menghindari tendangan itu hanya dengan sedikit menggeser tubuhnya. Tidak berhenti begitu saja, kini Xiao Chen telah menangkap kaki yang melayang itu dengan kedua tangannya. Sesaat mata Han Fei melotot, karena dia merasakan firasat buruk akan menimpanya. Kraaaaaack! "Akkhhhhh!" benar saja, Han Fei berteriak gila setelah Xiao Chen mengangkat kakinya menjadi seratus delapan puluh derajat. "Han Fei, ini pelajaran terakhir untukmu karena terus mengangguku!" Plooooooook! Tendangan dahsyat dilancarkan Xiao Chen tepat dimana alat kelamin Han Fei berada. Suara tend
Melihat serigala itu ingin membebaskan cakarnya yang menancap. Xiao Chen tidak tinggal diam, dia dengan cepat segera membalikan tubuh, lalu kembali melesat. Dan memberikan serangan telak tepat di kepala serigala itu dengan tangan kosongnya. Boooooooooooom! Tidak hanya sekali, Xiao Chen melakukan tindakan yang sama berulang ulang. Hingga kepala dari serigala taring darah telah hancur menjadi bubur yang menjijikan. Sedikit mual, tapi gurunya mengingatkan kepada Xiao Chen. Kekejaman adalah hal biasa yang terjadi pada semua kultivator, selagi kita diam. Maka bisa saja Xiao Chen menjadi seekor serigala yang telah ia bunuh. Ungkapan ini membuat nyali Xiao Chen tumbuh lebih kuat. Dia mulai mencari mutiara jiwa hewan itu yang terbenam di genangan darah yang menetes. Hingga beberapa saat menemukan mutiara jiwa, Xiao Chen kembali memburu hewan iblis lainnya. Melihat muridnya mulai terbiasa membunuh, dan dirasa di sekitar hutan tidak ada hewan iblis kuat yang dapat membahayakan ny
Meski mengagumi apa yang telah dicapai oleh muridnya. Akan tetapi teriakan yang terus dilakukan Xiao Chen cukup membuatnya kesal. Pasalnya, dia melakukannya secara terus menerus hingga tenggorokannya mengering. "Chen'er hentikan! Jika tidak pita suaramu akan rusak!" "Ta-tapi guru?!" "Kamu sudah tahu teknik dasarnya, seperti sebelumnya kesempurnaan akan terjadi setelah beberapa percobaan kedepan. Dan ku ingat, bahwa teriakan amarah Phoenix juga mengandung serangan mental, dan kesadaran, kenapa aku tidak merasakannya ya?" Xiao Chen membelalakan matanya, pasalnya dia melupakan beberapa kata petunjuk dari jurus ini. Hingga dia mulai menahan nafasnya, secara perlahan dia membuka mulutnya lalu memekik layaknya seekor Phoenix yang tengah terbang tinggi. Kyaaaaaaaaat! Kyaaaaaaaaat! Teriakan Xiao Chen cukup menimbulkan dampak yang signifikan bagi alam disekitarnya. Angin berhembus kencang, bahkan roh jiwa bintang dapat merasakan mental kesadarannya mulai goyah. "Se-selamat na
"Hua Ling, kamu mencariku?" Hua Ling tersenyum tipis, dia kemudian berkata, "ya setelah membeli pakaian yang cocok, kamu ikut aku bertemu dengan keluargaku..." "Tuan putri, jika kamu masih bersikap arogan ditempat toko pakaian milik keluargaku, lebih baik pergi... Apalagi mengintimidasi orang lain menggunakan kekuasaan ayahmu?" Hua Ling kembali berkata. Gadis yang tersungkur itu, mengeraskan rahangnya. Meski dia terkejut mendengar identitas pria kumuh didepannya, namun dia juga tahu bahwa Kekaisaran Phoenix telah hancur. Jadi seharusnya Hua Ling ini tidak perlu menyambut sosok pangeran sampah yang tidak bisa berkultivasi itu dengan baik. "Baik aku akan pergi... Tapi kuharap Hua Ling masih bisa tetap arogan seperti saat ini jika ayah ku kelak akan bertindak!" Hua Ling hanya membalas dengan anggukan kepala, dia tidak perduli, lalu segera membawa Xiao Chen kedalam toko pakaian milik keluarganya. Di sisi lain, Xiao Chen mendapatkan peringatan dari gurunya. Pasalnya roh jiwa
"Kamu yang telah membunuh bibiku?!" "Yaa itu aku... Hari ini, adalah giliranmu wanita jalangku?! Tapi apa kamu tahu, tidak hanya membunuh bibimu, aku juga menidurinya selama satu minggu berturut turut?!" Menahan pedang biru dengan tangan kosong, tiba tiba serangan telak berasal dari kaki kanan Hua Ling menendang perut Gu Yan secara telak. Hal ini membuat pria itu terpental lalu menyatukan kedua rahangnya secara kuat. "Gu Yan... Hari ini, bukan aku yang mati?! Tapi kamu... Kematian bibiku, akan terbalas hari ini... Aku akan membunuhmu!" Mendengar apa yang diungkapkan Gu Yan, sontak menyulut kemarahan besar didalam hatinya. "Tubuh menjadi pedang?!" Memutarkan pedangnya, seketika tubuh Hua Ling ikut berputar searah jarum jam. Putarannya begitu cepat, hingga mampu menimbulkan gelombang angin yang sangat mengerikan. Gu Yan sangat tercengang, pasalnya apa yang dilakukan oleh Hua Ling adalah teknik andalan milik sekte Pedang Awan. Menguasai teknik ini, bisa diartikan Hua Ling
"Ling'er tidak perlu kamu yang menjelaskannya..." Hua Long berdiri dari kursinya, dia berjalan sembari membawa surat perjodohan di masalalu dan berjalan ke arah Xiao Chen. "Dunia kultivator sangat keras Chen'er... Dulu ayahmu adalah penguasa Aula Langit, aku sebagai pengusaha besar tentu membutuhkan dukungan kekuasaan untuk menjaga usahaku... Tapi sekarang, ayahmu telah mati... Bahkan dia hanya meninggalkan pangeran sampah seperti mu? Apa penjelasan kecil ini sudah bisa kamu pahami?""Kamu benar... Aku adalah pangeran sampah, tidak layak bersanding dengan putrimu..." sedikit merendah, tapi roh jiwa bintang yang mendengar ungkapan ini mengetahui. Bahwa muridnya ini tengah menahan kemarahan besarnya. "Jika sudah tahu, tanda tangani perjanjian baru...""Tapi... Aku tidak perduli pada alasanmu... Aku hanya ingin mendengar, alasan dari mulut Hua Ling!" sedikit meninggi, sontak membuat pengawal yang ada diruangan itu akan bergerak. Namun Hua Ling mengeluarkan aura kematian yang telah ter
"Qing San? Ka-kamu?" Pemuda berjubah biru itu segera berlari, tanpa memperdulikan statusnya, dia segera memeluk tubuh teman masa kecilnya dengan erat. "Xiao Chen... Aku turut berduka cita atas kepergian kedua orang tuamu..." Xiao Chen melepaskan pelukannya, dia menatap lekat pemuda yang dulu adalah rekan baiknya. Akan tetapi karena sesuatu hal, Qing San ini harus pergi dan mereka pun berpisah. "Bagaimana bisa kamu ada disini?" Qing San menggelengkan kepalanya, "bagaimana bisa aku membiarkanmu hidup sendiri? Karena itu aku sengaja ingin mencarimu..." 'Chen'er berhati hati... Aku merasakan praktisi bumi tengah mengawasi temanmu...' "Qing San, jika boleh tahu kamu membawa orang lain?" Qing San menggelengkan kepalanya, dia tersenyum hangat lalu berkata, "guru kenapa masih bersembunyi juga?" Swuuuuuuush! Wanita mengenakan jubah biru yang sama dikenakan oleh Qing San tiba tiba muncul di hadapan Xiao Chen. "San'er apa pemuda ini yang kamu maksud?" "Benar guru...
'Hahaha! Chen'er tidak hanya berhasil... Tapi kamu telah membuat guru dari Qing San kepanikan... Sekarang, tanyakan padanya, bisakah kamu menjadi murid sekte Awan Kabut?' Setelah pillar Baishan tidak beraksi lagi, Xiao Chen segera menemui guru Qing San yang kini tengah diam mematung. "Senior... Apa anda bisa menerimaku menjadi murid?" Menatap pemuda pemilik bakat emas, guru Qing San hanya bisa menganggukan kepalanya. Dia mengeluarkan token identitas untuk Xiao Chen. "Bakatmu sangat mengerikan, tentu sekte Awan Berkabut akan menerima mu dengan baik... Tapi kamu belum bisa datang ke sekte kami..." "Memang kenapa?" "Meski bakatmu adalah bakat paling mengerikan, akan tetapi kultivasimu sangat rendah. Di sekte Awan Berkabut, meski kamu adalah muridku, aku juga tidak bisa berbuat banyak... Bakat yang mengerikan, akan membuat banyak kecemburuan bagi para seniormu... Meski aku telah memberikan plat identitas, tapi sebelum tiba di sekte maksimalkan kultivasimu, tiga tahun lagi juga aka
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.