Beranda / Fantasi / Legenda Sang Phoenix Abadi / 12. Meremehkan bakat murid ku?

Share

12. Meremehkan bakat murid ku?

Penulis: Al_Fazza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-17 21:06:16

"Qing San? Ka-kamu?"

Pemuda berjubah biru itu segera berlari, tanpa memperdulikan statusnya, dia segera memeluk tubuh teman masa kecilnya dengan erat.

"Xiao Chen... Aku turut berduka cita atas kepergian kedua orang tuamu..."

Xiao Chen melepaskan pelukannya, dia menatap lekat pemuda yang dulu adalah rekan baiknya. Akan tetapi karena sesuatu hal, Qing San ini harus pergi dan mereka pun berpisah.

"Bagaimana bisa kamu ada disini?"

Qing San menggelengkan kepalanya, "bagaimana bisa aku membiarkanmu hidup sendiri? Karena itu aku sengaja ingin mencarimu..."

'Chen'er berhati hati... Aku merasakan praktisi bumi tengah mengawasi temanmu...'

"Qing San, jika boleh tahu kamu membawa orang lain?"

Qing San menggelengkan kepalanya, dia tersenyum hangat lalu berkata, "guru kenapa masih bersembunyi juga?"

Swuuuuuuush!

Wanita mengenakan jubah biru yang sama dikenakan oleh Qing San tiba tiba muncul di hadapan Xiao Chen.

"San'er apa pemuda ini yang kamu maksud?"

"Benar guru...
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Roni Marbun
kecewa,,, da banyak nonton iklan, tapi bab tak terbuka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   13. Menjadi murid sekte Awan Berkabut.

    'Hahaha! Chen'er tidak hanya berhasil... Tapi kamu telah membuat guru dari Qing San kepanikan... Sekarang, tanyakan padanya, bisakah kamu menjadi murid sekte Awan Kabut?' Setelah pillar Baishan tidak beraksi lagi, Xiao Chen segera menemui guru Qing San yang kini tengah diam mematung. "Senior... Apa anda bisa menerimaku menjadi murid?" Menatap pemuda pemilik bakat emas, guru Qing San hanya bisa menganggukan kepalanya. Dia mengeluarkan token identitas untuk Xiao Chen. "Bakatmu sangat mengerikan, tentu sekte Awan Berkabut akan menerima mu dengan baik... Tapi kamu belum bisa datang ke sekte kami..." "Memang kenapa?" "Meski bakatmu adalah bakat paling mengerikan, akan tetapi kultivasimu sangat rendah. Di sekte Awan Berkabut, meski kamu adalah muridku, aku juga tidak bisa berbuat banyak... Bakat yang mengerikan, akan membuat banyak kecemburuan bagi para seniormu... Meski aku telah memberikan plat identitas, tapi sebelum tiba di sekte maksimalkan kultivasimu, tiga tahun lagi juga aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   14. Penyiksaan.

    Melihat pangeran Phoenix terus diam memandangi pedang balok hitam yang besar. Pria paruh baya itu tersenyum, lalu berkata, "apa tuan muda tertarik? Begini saja, karena kita baru bertemu, maka paviliun Pedang Langit akan memberikan pedang ini secara gratis..." Senyum lebar terukir di kedua sudut bibirnya, dengan cepat Xiao Chen berkata, "benarkah?" "Hahaha... Paviliun Pedang Langit tidak sepelit itu... Bahkan jika Pangeran menginginkan yang lain, aku juga tidak akan menolaknya..." 'Dia sudah menunjukan sifatnya, ingin memanfaatkan mu, maka kamu juga jangan sungkan untuk memanfaatkannya... Chen'er lihat pedang tingkat Kaisar yang tidak sempurna itu, pilih juga pedang itu...' 'Kenapa dua pedang guru? Bukankah aku terlalu serakah?!' 'Aiish kamu tahu apa... Jalani saja perintah gurumu ini...' "Ehem... Senior, jika boleh, aku juga menginginkan pedang tingkat Kaisar itu?" Sedikit terkejut, tapi pria itu segera menyembunyikan raut wajahnya dengan baik. 'Selera pangeran Phoeni

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   15. Hutan Shao Yang 1.

    Tidak mendengar jawaban apapun dari gurunya, Xiao Chen ingin melepaskan semua gelang bintang di kedua tangannya. Namun semua usahanya sia sia. "Muridku untuk apa terus mengeluh..." "Ta-tapi guru, beban ini membuat kecepatan ku tertekan... Sialan, bukan tertekan lagi! Aku bahkan tidak bisa bergerak!" "Ckckck! Lagi pula aku telah menekan beratnya hingga dua ratus kilogram... Jika tidak ada formasi ku, mungkin tanganmu akan lepas dari tubuhmu... Dari pada banyak mengeluh, lebih baik kamu biasakan tubuhmu menerima tekanan itu... Ooh, guru juga merasakan disekitarmu ada beberapa hewan buas biasa... Jika tidak membiasakan diri, bisa mati konyol lo?" Xiao Chen mengeraskan rahangnya, perlahan tapi pasti dia mencoba untuk bangkit. Namun tekanan berat ini cukup membuat keseimbangan tubuhnya goyah, dan akhirnya harus jatuh tersungkur. Hal ini terjadi hingga ratusan kali. Namun setelah perjuangan yang melelahkan, akhirnya dia mulai terbiasa. "Haaah..." lelah hanya untuk menyeimban

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   16. Hutan Shao Yang 2.

    Beberapa saat bergumam pada dirinya sendiri, roh jiwa bintang mengulurkan tangannya. Asap biru, yang terbentuk dari energi Qi keluar, lalu secara perlahan asap itu menghentikan peredaran darah yang terus keluar dari dalam tubuh Xiao Chen. * Enam hari kemudian. Setelah menyerap banyaknya energi mutiara jiwa, Xiao Chen merasakan bahwa energi didalam meridiannya terasa penuh. Sesaat menyadari dia harus melewati penghalang pembatas. Akhirnya suara seperti tulang retak terdengar, hal ini di ikuti oleh suara ledakan kecil yang teredam didalam tubuhnya. Kraaack! Boooooom! Akhirnya, Xiao Chen berhasil naik tingkat lagi. Saat ini dia telah mencapai tahap Roh Awal bintang lima. 'Tidak hanya pemahamannya yang begitu mengerikan... Meski menggunakan teknik milik klan Naga, berhasil menyerap energi sebesar ini dalam waktu kurang dari seminggu adalah hal yang sangat luar biasa... Chen'er aku menantikan kejutan lainnya di masa depan nanti.' Setelah perkataan roh jiwa bintang sel

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   17. Hutan Shao Yang 3.

    Huan Le memincingkan matanya sejenak, lalu dia berkata, "Xiao Chen dari pangeran Phoenix itu hanya pemuda yang tidak berkultivasi... Mungkin nama dan marganya saja yang sama..." Meski kesal sosoknya diremehkan, akan tetapi roh jiwa bintang mengingatkan Xiao Chen tentang identitasnya yang harus dirahasiakan. "Le jangan seperti itu, meski dia tidak berkultivasi... Tapi Kaisar Phoenix adalah orang yang sangat baik." Huan Le terdiam, hingga ditengah perbincangan mereka. Kawanan monyet Yeye tiba mengerumuni rombongan mereka. Tindakan ini membuat mata Huan Le terbelalak. "Si-sial kawanan monyet ini lagi?!" Huan Le langsung menyatukan kedua rahangnya. Wajah Yang Nan, bahkan Lie Du juga berubah menjadi buruk. Meski mereka praktisi Roh Menengah bintang tiga, menghadapi kawanan monyet Yeye, yang merupakan hewan iblis tingkat dua ini sangat merepotkan. "Saudara Chen, berhati hatilah... Selain kecepatannya yang sangat cepat, mereka juga lihai dalam menghindari serangan jarak jauh.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   18. Hutan Shao Yang 4.

    Hingga tersisa satu pohon yang ada didekatnya. Monyet Yeye langsung mencabut batang pohon itu dengan tangan kekarnya. Seketika dia melesat, lalu mengayunkan batang pohon itu kearah Xiao Chen yang baru saja berhasil menghindari semua lesatan batang pohon kearah tubuhnya. Booooooooom! "Ughhhhh!" Batang pohon itu mengenai tubuh Xiao Chen dengan telak. Saat ini Xiao Chen terlempar, lalu menabrak pohon besar yang ada dibelakang tubuhnya. Memuntahkan seteguk darah akibat serangan barusan. Tiga murid sekte Laut Timur yang tidak ingin berdiam diri membentuk formasi pedang. Apa yang dilakukan mereka, membuat Xiao Chen mampu bangkit, dan memulihkan staminanya yang terkuras cukup banyak. "Saudara Chen... Kamu pergilah dulu, kami akan menahan... Formasi kami setidaknya dapat menahan mereka selama lima menit?!" Xiao Chen tersenyum tipis, dia memasukan pedang kedalam cincin ruangnya. Setelah itu dia berkata, "lima menit ya? Waktu yang cukup untuk membunuhnya dalam sekali serangan... R

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   19. Hutan Shao Yang 5.

    Sepuluh menit kemudian, Lie Du akhirnya memberi pelajaran telak kepada Huan Le. Dengan meninggalkan luka tapak tangan yang membekas di pipi kirinya. Hal ini dibarengi dengan kesadaran Xiao Chen yang mulai kembali. "Saudara Chen... Akhirnya kamu tersadar." Bangkit, dan berterimakasih telah memberikan energi Qi untuk mengembalikan kesadaran tubuhnya. Tiba tiba Lie Du menghampirinya, dan berkata, "ratusan mutiara jiwa monyet Yeye bintang dua, dan mutiara raja monyet Yeye bintang tiga milikmu... Terimakasih telah membantu kami." Xiao Chen mengangguk, kemudian dia memisahkan enam puluh mutiara jiwa monyet yeye bintang dua menjadi bagian lain. "Saudara Chen, apa maksudmu?" Yang Nan mengetahui maksud Xiao Chen, namun dia segera menolaknya. Swuuuuuuush! Memasukan semua sisanya, Xiao Chen tersenyum hangat. "Meski aku yang membunuh kawanan monyet yeye, tapi dalam pertempuran tadi. Kalian mengambil beberapa bagian penting, seperti menahan beberapa gerombolannya, dan raja mon

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   20. Hutan Shao Yang 6.

    "Guru lalu bagaimana?" "Rebut api Hati Naga, api itu berada didalam jurang tanpa dasar... Sebelum merebutnya, kamu menyusuplah kedalam. Bagaimana caranya? Bukankah kamu pintar, cepat pikirkan rencananya!" Xiao Chen menelan ludahnya sendiri, saat ini firasat buruk dia rasakan dengan begitu jelas. Namun gurunya hanya bisa tersenyum misterius, dia berkata, "setelah mendapatkan Hati Naga, mungkin peluang mu naik tingkat akan semakin tinggi... Apalagi yang kamu tunggu? Bukankah kamu ingin mengetahui tempat apa itu Aula Langit?" "Lihat pria bertopeng itu, sasaranmu adalah dia... Nanti, ketika dia lengah, atau tengah keluar untuk melakukan patroli bunuh saja!" Roh jiwa bintang kembali berkata. Menganggukan kepalanya, Xiao Chen menunggu hal yang diungkapkan terjadi. Akan tetapi, pria bertopeng yang dimaksud belum juga melakukan apa yang dikatakan oleh gurunya. "Guru kenapa guru memilih pria itu sebagai sasaran?" "Selain menggunakan topeng, pria itu terlihat seperti pemimpin pasu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21

Bab terbaru

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   296. TAMATT!

    Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   295. Dua Phoenix yang bertarung.

    "A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   294.

    Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   293.

    Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   292.

    Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   291. Kebangkitann Xiao Chen.

    Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   290.

    "Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   289. DHUAAR

    "Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   288. Aku tidak perduli pada diriku sendiri.

    Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.

DMCA.com Protection Status