Share

4. Monster?

Penulis: Al_Fazza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-07 20:43:46

"Ka-kamu siapa?" Xiao Chen mundur dari tempatnya berpijak.

"Murid bodoh... Apa kamu melupakan suara lembut dari gurumu ini?"

Xiao Chen tercengang! Dia segera bersujud dan berkata, "guru maaf telah mencurigai anda... Karena guru..." ucapannya terhenti disaat melihat keanggunan, serta kecantikan wujud roh gurunya saat ini.

"Ehem... Kamu sudah berlatih cukup keras, tapi masih banyak yang perlu kamu jalani untuk menjadi kultivator tak terkalahkan kedepannya..."

"Lalu bagaimana guru?"

Sepasang mata roh jiwa bintang menyelidik kearah tubuh Luo Xiang. Sejenak dia mengamati fisik yang begitu lemah itu dengan anggukan kepala.

"Sebelum menjadi kultivator sejati, kamu harus mengetahui apa itu yang namanya energi Qi... Energi Qi sendiri adalah eksistensi kekuatan alami yang dimiliki oleh alam. Energi ini tidak bisa dilihat oleh mata biasa, namun terasa hangat, dan juga lembut... Sekarang duduk, dan fokuslah, coba kamu rasakan peredaran energi Qi yang tersebar di sekitar tubuhmu!"

Xiao Chen mengerti, dia mengikuti perintah roh jiwa bintang itu sesuai instruksi. Hingga lima menit kemudian, roh jiwa bintang tersenyum tipis melihat kerutan kulit terlihat diwajah Xiao Chen.

"Memahami energi Qi memang begitu sulit, asalkan kamu..." ucapannya terhenti, ketika pandangan matanya tertuju pada peredaran energi alam bergerak, dan mulai memasuki tubuh Xiao Chen.

"Guru apa energi Qi begitu nyaman? Kenapa tubuhku terasa begitu ringan?"

"Bu-bukan sebuah kebetulan, tapi dia telah memahami prinsip energi Qi? Bahkan kultivator sejenius apapun, tidak mungkin dapat memahami dalam waktu secepat ini... Bocah ini..." ucapannya menunjukan keterkejutan yang hebat, bahkan kedua bola matanya hampir keluar melihat pemahaman yang begitu mengerikan diperlihatkan oleh Xiao Chen.

"Guru?" Tidak mendapat respon, Xiao Chen segera membuka matanya. Dia heran melihat reaksi wajah gurunya yang kini tengah memelototkan kedua bola matanya.

"Apa ada yang aneh guru?"

"Ehem tidak tidak... Sekarang kamu telah bisa merasakan energi Qi. Jadi lebih baik kita masuk kedalam inti yang ada di dalam tubuhmu."

Roh jiwa bintang menjelaskan panjang lebar mengenai setiap fungsi dari meridian. Meridian sendiri adalah tempat dimana penampung energi Qi berada. Disetiap tingginya ranah Kultivasi, maka luasnya meridian semakin besar. Tidak hanya meridian saja, ada beberapa inti penting lain di dalam tubuh, seperti akar elemen. Akar elemen sendiri bisanya hanya satu ada didalam tubuh. Namun berbeda dengan pemilik darah garis keturunan Phoenix. Sebagai salah satu dari tiga hewan legenda, darah Phoenix bisa memiliki lebih dari satu akar elemen. Seperti kondisi Xiao Chen saat ini.

"Tapi guru, kenapa aku tidak bisa berkultivasi sebelumnya?" Xiao Chen merasa kebingungan.

"Benarkah?" Roh jiwa bintang merasa heran, secara diam diam dia mengedarkan indra spiritualnya kedalam tubuh Xiao Chen.

Beberapa saat kemudian, dia memejamkan matanya lalu berkata, "aku masih dapat merasakan sebuah energi kuat bergejolak didalam tubuhmu adalah bekas pecahan energi formasi penyegel meridian... Orang yang bisa melakukan hal ini mungkin kultivator yang sangat kuat. Jadi apa dia ayahmu?"

Xiao Chen terdiam, apa yang diungkapkan oleh gurunya masuk akal. Apalagi mengingat, bahwa ayah dan ibunya selalu melarangnya untuk belajar apapun yang akan menjadikannya seorang kultivator sejati.

"Sekarang kamu sudah bisa berkultivasi, maka tidak perlu memikirkan hal yang tidak bearti... Kelak sejalannya waktu, kamu akan mengetahuinya sendiri. Xiao Chen, coba kamu kumpulkan energi Qi alam kedalam meridian tubuhmu!"

"Baik Guru!"

Melakukan apa yang diperintahkan roh jiwa bintang, kini Xiao Chen mulai memfokuskan pikirannya. Bukan tak bearti, berkultivasi juga memerlukan pikiran yang jernih, serta tidak boleh terganggu dari segi apapun.

Hingga tak berselang lama, wajah roh jiwa bintang berkedut. Dia tidak menyangka, dalam pemahaman tentang kultivasi. Xiao Chen dengan mudah menguasainya, bahkan terlihat dari kedua matanya. Secercah energi Qi alam begitu cepat memasuki tubuhnya!

"Mo-monster?!" dia berkata dengan perasaan yang sulit digambarkan.

Boooooom!

Hingga suara ledakan kecil teredam didalam tubuhnya, saat ini Xiao Chen merasakan tubuhnya sangat ringan bagaikan kapas.

"I-inikah rasanya menjadi kultivator?" Xiao Chen bertanya, lalu merasa bangga akan pencapaiannya.

Namun roh jiwa bintang hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia berkata kembali, "Xiao Chen ini hanya awal, kultivator sendiri memiliki tingkatan kultivasi dari terendah, hingga tertinggi. Saat ini kamu baru mencapai tahap roh awal..."

"Roh awal?"

"Ya tingkatan ranah Kultivasi ada tiga, yaitu Roh, Bumi, dan Langit. Setiap besarnya tingkatan memiliki tahapan kecil, seperti pada dasarnya tingkat Roh saat ini yang kamu rasakan..."

Ranah Kultivasi terbagi menjadi 3 tingkatan:

Alam Roh, terbagi menjadi tingkatan kecil lagi ;

1. Roh awal Bintang satu sampai lima.

2. Roh Menengah Bintang satu sampai lima.

3. Roh Tinggi Bintang satu sampai lima.

4. Roh Puncak Bintang satu sampai lima.

Pengetahuan baru telah dipahami oleh Xiao Chen. Namun dia yang baru saja akan menginjakan kaki ke dunia persilatan, dia menganggap bahwa menaikan ranah kultivasi itu begitu mudah. Namun Roh Bintang mencelanya, bagaimanapun setiap tingginya kultivasi, maka meridian didalam tubuh akan semakin luas.

"Guru jika begitu, bagaimana dengan tingkatan besar ranah Bumi dan Langit?"

"Hahahaha! Kamu jangan pikirkan hal yang sangat jauh untuk kamu injak. Bagaimanapun juga, kamu adalah seorang jenius, biasanya mereka yang jenius lebih sulit dalam menghadapi rintangan..."

Xiao Chen mengangguk, "guru setelah ini apa yang harus aku lakukan?"

Roh jiwa Bintang terdiam, meski dia terlahir dari benda artefak legendaris. Namun untuk membuat Xiao Chen menjadi kultivator hebat, bukan hal yang mudah baginya. Mengingat dia sendiri tidak memiliki teknik bertarung yang cocok bagi pemilik darah garis keturunan Phoenix.

"Memulai awal perjalananmu. Dan mencari teknik bertarung yang cocok untukmu, sekarang kamu pahami teknik langkah seribu guntur ini..."

Swuuuuuush!

Seuliet cahaya emas keluar dari salah satu jari roh jiwa Bintang, lalu melesat ke arah kening Xiao Chen. Beberapa saat tubuhnya bergetar, lalu secara ajaib muncul pengetahuan tata cara penggunaan teknik langkah seribu guntur.

"Guru ini teknik apa?"

Roh jiwa bintang tersenyum tipis, "teknik ini memiliki dua manfaat bagus untukmu, satu untuk menambah kecepatan serangan."

"Lalu yang kedua?" Xiao Chen merasa senang.

"Melarikan diri!"

Mulut Xiao Chen terbuka lebar, dia tahu gurunya ini sedang mengajaknya bercanda. Namun roh jiwa bintang menjitak kepalanya cukup keras

Pleeetaaaaak!

"Pelajari dulu nanti baru tahu manfaatnya sialan!"

"Ba-baik guru!"

Xiao Chen mulai memejamkan matanya, dia mulai memahami dasar teknik seribu guntur menggunakan ingatannya. Hingga tak berselang lama, dia kembali membuka mata, lalu mencoba melompat jauh. Namun hasilnya terlihat seperti biasa saja.

"Pelajarilah dengan baik, teknik ini mengandalkan kecepatan kaki!"

Xiao Chen mengangguk, dia melakukan lompatan jauh beberapa kali, hingga untuk ke sepuluh kali percobaannya. Dia menyadari akan kesalahannya, mana mungkin menggunakan kekuatan fisik dapat menambah daya energi loncatannya?

'Penjelasan guru terhadap manfaat energi Qi... Aku baru tahu..'

Mencoba menggunakan energi Qi yang tertampung didalam meridiannya, Xiao Chen mulai mengalirkan energi Qinya keseluruh tubuhnya. Terutama bagian kakinya, hingga saat melompat, lompatannya menjadi lebih tinggi! Bahkan saat ini dia mencoba berlari, hasilnya sama. Kecepatannya meningkat ketika menggunakan energi Qi.

"Li-lima menit memahami dasarnya? Si-sialan dia benar benar monster!"

Bab terkait

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   5. Siapa sampah?

    Roh jiwa bintang terus mengamati pelatihan yang dilakukan oleh Xiao Chen hingga waktu satu jam berlalu. Hingga tiba tiba matanya harus terbelalak, karena Xiao Chen mulai memahami teknik langkah seribu petir. Saat ini, tepat ketika Xiao Chen berlari, atau melompat, kecepatannya terlihat seakan seperti bayangan. Tak hanya itu, percikan petir yang dihasilkan oleh gesekan energi Qi diarea kakinya mulai terlihat. Hal ini diartikan, setengah langkah lagi, Xiao Chen akan menguasai salah satu teknik miliknya.‘Bahkan jika itu aku, pasti membutuhkan waktu berminggu minggu untuk melatih ke teknik dasar sepertinya... Xiao Chen, kelak di masa depan kamu pasti dapat membalaskan dendam yang ada dihatimu itu. Apalagi, untuk memiliki kultivasi tertinggi. Pasti kamu dapat meraihnya, hanya waktu yang akan berbicara nanti!’ dia cukup bangga, sekaligus mengagumi sosok bocah yang dianggapnya malas itu.Hingga melihat muridnya berlatih tanpa istirahat, akhirnya roh jiwa bintang segera menghentikan pelati

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   6. Pemburu atau diburu?

    Puas mematahkan kedua lengan dari rekan Han Fei, Xiao Chen mendorong tubuh keduanya hingga jatuh berlutut. Sesaat Han Fei menyadari akan sesuatu hal, bagaimana cara Xiao Chen dapat bergerak begitu cepat? "Xiao Chen, sampah tetaplah sampah! Aku akan memberi hadiah padamu!" Bergerak menggunakan ilmu meringankan tubuh, Han Fei melompat lalu memberikan tendangan telak ke arah kepala Xiao Chen. Namun dia dengan mudah menghindari tendangan itu hanya dengan sedikit menggeser tubuhnya. Tidak berhenti begitu saja, kini Xiao Chen telah menangkap kaki yang melayang itu dengan kedua tangannya. Sesaat mata Han Fei melotot, karena dia merasakan firasat buruk akan menimpanya. Kraaaaaack! "Akkhhhhh!" benar saja, Han Fei berteriak gila setelah Xiao Chen mengangkat kakinya menjadi seratus delapan puluh derajat. "Han Fei, ini pelajaran terakhir untukmu karena terus mengangguku!" Plooooooook! Tendangan dahsyat dilancarkan Xiao Chen tepat dimana alat kelamin Han Fei berada. Suara tend

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   7. Kitab Phoenix Abadi.

    Melihat serigala itu ingin membebaskan cakarnya yang menancap. Xiao Chen tidak tinggal diam, dia dengan cepat segera membalikan tubuh, lalu kembali melesat. Dan memberikan serangan telak tepat di kepala serigala itu dengan tangan kosongnya. Boooooooooooom! Tidak hanya sekali, Xiao Chen melakukan tindakan yang sama berulang ulang. Hingga kepala dari serigala taring darah telah hancur menjadi bubur yang menjijikan. Sedikit mual, tapi gurunya mengingatkan kepada Xiao Chen. Kekejaman adalah hal biasa yang terjadi pada semua kultivator, selagi kita diam. Maka bisa saja Xiao Chen menjadi seekor serigala yang telah ia bunuh. Ungkapan ini membuat nyali Xiao Chen tumbuh lebih kuat. Dia mulai mencari mutiara jiwa hewan itu yang terbenam di genangan darah yang menetes. Hingga beberapa saat menemukan mutiara jiwa, Xiao Chen kembali memburu hewan iblis lainnya. Melihat muridnya mulai terbiasa membunuh, dan dirasa di sekitar hutan tidak ada hewan iblis kuat yang dapat membahayakan ny

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   8.

    Meski mengagumi apa yang telah dicapai oleh muridnya. Akan tetapi teriakan yang terus dilakukan Xiao Chen cukup membuatnya kesal. Pasalnya, dia melakukannya secara terus menerus hingga tenggorokannya mengering. "Chen'er hentikan! Jika tidak pita suaramu akan rusak!" "Ta-tapi guru?!" "Kamu sudah tahu teknik dasarnya, seperti sebelumnya kesempurnaan akan terjadi setelah beberapa percobaan kedepan. Dan ku ingat, bahwa teriakan amarah Phoenix juga mengandung serangan mental, dan kesadaran, kenapa aku tidak merasakannya ya?" Xiao Chen membelalakan matanya, pasalnya dia melupakan beberapa kata petunjuk dari jurus ini. Hingga dia mulai menahan nafasnya, secara perlahan dia membuka mulutnya lalu memekik layaknya seekor Phoenix yang tengah terbang tinggi. Kyaaaaaaaaat! Kyaaaaaaaaat! Teriakan Xiao Chen cukup menimbulkan dampak yang signifikan bagi alam disekitarnya. Angin berhembus kencang, bahkan roh jiwa bintang dapat merasakan mental kesadarannya mulai goyah. "Se-selamat na

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   9. Hua Ling, jodoh yang ditetapkan oleh ayahnya.

    "Hua Ling, kamu mencariku?" Hua Ling tersenyum tipis, dia kemudian berkata, "ya setelah membeli pakaian yang cocok, kamu ikut aku bertemu dengan keluargaku..." "Tuan putri, jika kamu masih bersikap arogan ditempat toko pakaian milik keluargaku, lebih baik pergi... Apalagi mengintimidasi orang lain menggunakan kekuasaan ayahmu?" Hua Ling kembali berkata. Gadis yang tersungkur itu, mengeraskan rahangnya. Meski dia terkejut mendengar identitas pria kumuh didepannya, namun dia juga tahu bahwa Kekaisaran Phoenix telah hancur. Jadi seharusnya Hua Ling ini tidak perlu menyambut sosok pangeran sampah yang tidak bisa berkultivasi itu dengan baik. "Baik aku akan pergi... Tapi kuharap Hua Ling masih bisa tetap arogan seperti saat ini jika ayah ku kelak akan bertindak!" Hua Ling hanya membalas dengan anggukan kepala, dia tidak perduli, lalu segera membawa Xiao Chen kedalam toko pakaian milik keluarganya. Di sisi lain, Xiao Chen mendapatkan peringatan dari gurunya. Pasalnya roh jiwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   10. Perjodohan dibatalkan.

    "Kamu yang telah membunuh bibiku?!" "Yaa itu aku... Hari ini, adalah giliranmu wanita jalangku?! Tapi apa kamu tahu, tidak hanya membunuh bibimu, aku juga menidurinya selama satu minggu berturut turut?!" Menahan pedang biru dengan tangan kosong, tiba tiba serangan telak berasal dari kaki kanan Hua Ling menendang perut Gu Yan secara telak. Hal ini membuat pria itu terpental lalu menyatukan kedua rahangnya secara kuat. "Gu Yan... Hari ini, bukan aku yang mati?! Tapi kamu... Kematian bibiku, akan terbalas hari ini... Aku akan membunuhmu!" Mendengar apa yang diungkapkan Gu Yan, sontak menyulut kemarahan besar didalam hatinya. "Tubuh menjadi pedang?!" Memutarkan pedangnya, seketika tubuh Hua Ling ikut berputar searah jarum jam. Putarannya begitu cepat, hingga mampu menimbulkan gelombang angin yang sangat mengerikan. Gu Yan sangat tercengang, pasalnya apa yang dilakukan oleh Hua Ling adalah teknik andalan milik sekte Pedang Awan. Menguasai teknik ini, bisa diartikan Hua Ling

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   11. Perjanjian dua tahun.

    "Ling'er tidak perlu kamu yang menjelaskannya..." Hua Long berdiri dari kursinya, dia berjalan sembari membawa surat perjodohan di masalalu dan berjalan ke arah Xiao Chen. "Dunia kultivator sangat keras Chen'er... Dulu ayahmu adalah penguasa Aula Langit, aku sebagai pengusaha besar tentu membutuhkan dukungan kekuasaan untuk menjaga usahaku... Tapi sekarang, ayahmu telah mati... Bahkan dia hanya meninggalkan pangeran sampah seperti mu? Apa penjelasan kecil ini sudah bisa kamu pahami?""Kamu benar... Aku adalah pangeran sampah, tidak layak bersanding dengan putrimu..." sedikit merendah, tapi roh jiwa bintang yang mendengar ungkapan ini mengetahui. Bahwa muridnya ini tengah menahan kemarahan besarnya. "Jika sudah tahu, tanda tangani perjanjian baru...""Tapi... Aku tidak perduli pada alasanmu... Aku hanya ingin mendengar, alasan dari mulut Hua Ling!" sedikit meninggi, sontak membuat pengawal yang ada diruangan itu akan bergerak. Namun Hua Ling mengeluarkan aura kematian yang telah ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Legenda Sang Phoenix Abadi   12. Meremehkan bakat murid ku?

    "Qing San? Ka-kamu?" Pemuda berjubah biru itu segera berlari, tanpa memperdulikan statusnya, dia segera memeluk tubuh teman masa kecilnya dengan erat. "Xiao Chen... Aku turut berduka cita atas kepergian kedua orang tuamu..." Xiao Chen melepaskan pelukannya, dia menatap lekat pemuda yang dulu adalah rekan baiknya. Akan tetapi karena sesuatu hal, Qing San ini harus pergi dan mereka pun berpisah. "Bagaimana bisa kamu ada disini?" Qing San menggelengkan kepalanya, "bagaimana bisa aku membiarkanmu hidup sendiri? Karena itu aku sengaja ingin mencarimu..." 'Chen'er berhati hati... Aku merasakan praktisi bumi tengah mengawasi temanmu...' "Qing San, jika boleh tahu kamu membawa orang lain?" Qing San menggelengkan kepalanya, dia tersenyum hangat lalu berkata, "guru kenapa masih bersembunyi juga?" Swuuuuuuush! Wanita mengenakan jubah biru yang sama dikenakan oleh Qing San tiba tiba muncul di hadapan Xiao Chen. "San'er apa pemuda ini yang kamu maksud?" "Benar guru...

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17

Bab terbaru

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   296. TAMATT!

    Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   295. Dua Phoenix yang bertarung.

    "A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   294.

    Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   293.

    Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   292.

    Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   291. Kebangkitann Xiao Chen.

    Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   290.

    "Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   289. DHUAAR

    "Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...

  • Legenda Sang Phoenix Abadi   288. Aku tidak perduli pada diriku sendiri.

    Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.

DMCA.com Protection Status