“Ckckck! Lihatlah sampah itu, setiap hari datang ke altar kebangkitan... Kurasa urat malunya telah hilang!”
“Pelankan suaramu! Meski dia sampah, tapi dia adalah anak tunggal dari Kaisar Phoenix!” “Ciih! Apa gunanya menyandang gelar Pangeran tapi meridiannya telah dinyatakan cacat?!” Semua pemuda yang berada di sekitar altar kebangkitan darah keturunan membicarakan seorang pemuda tampan yang tengah mencoba peruntungannya. Meski kesal mendengar hinaan yang sama setiap hari, tapi Xiao Chen terus mencoba keberuntungannya. Namun, takdir selalu menolak keinginannya menjadi kultivator. Setiap kali dia datang ke altar kebangkitan, pasti dia gagal mengaktifkannya. Hingga saat ini, dia merasakan akan energi kuat melonjak dari dalam tubuhnya. ‘Apa aku akan berhasil?’ Xiao Chen bertanya pada dirinya sendiri. Akan tetapi tiba tiba matanya melotot, tepat dimana meridiannya berada, seakan menerima serangan tinju yang begitu kuat. Peristiwa aneh ini yang terus membuatnya gagal. Dan dari dalam mulutnya, dia harus memuntahkan seteguk darah merahnya. Pasalnya dia gagal membangkitkan darah garis keturunannya. “Uuughhh!” “Hahahaha! Lihat bukan? Dia memang sampah! Kurasa lebih ratusan kali dia datang kemari! Tapi hasilnya sama!” “Ya kau benar! Sampah tetaplah sampah!” Ditengah keramaian para pemuda yang membicarakaan Xiao Chen. Seuliet bayangan hitam, yang tengah memakai topeng muncul disamping Xiao Chen. Sontak semua pemuda berhenti membicarakan Xiao Chen. Hingga dia berpikir bahwa pamannya menjemputnya karena ingin menghiburnya. Namun jelas terlihat dari sorot mata pria paruh baya itu menunjukan kesedihan yang tidak bisa dijelaskan. “Paman apa kamu datang hanya untuk menghiburku?” Pria bertopeng itu menggelengkan kepalanya, dengan suara yang gemetar dia hanya bisa berkata, “I-ibu dan a-ayahmu telah terbunuh...” Deeeeeeg! Jantungnya seakan berhenti berdetak, tanpa sadar tubuhnya gemetar. Karena ingin memastikan kabar ini, Xiao Chen segera berlari kembali ke arah keistana utama kekaisaran Phoenix. Lima belas menit kemudian, tepat di istana utama Kekaisaran Phoenix. Puluhan petinggi Kekaisaran telah berkumpul, dan mereka menatap kehadiran Xiao Chen dengan tatapan kesedihan yang sama! Tanpa memperdulikan reaksi para petinggi, dia berlari lalu melihat seorang wanita cantik, dengan gaun putih tergeletak tak berdaya dihadapannya. “I-ibu... Ibu!” Xiao Chen menangis hebat, sekilas melihat jasad ibunya, namun dia juga mencari jasad tubuh ayahnya. “Di-dimana jasad ayahku? Dimana?!” teriak menggila Xiao Chen. Swuuuuuush! Pamannya muncul disamping Xiao Chen sembari memeluk tubuhnya dengan erat. Dengan suara yang parau dia berkata, “jasad ayahmu masih berada di Aula Langit... Para petinggi disana menghentikanku membawa jasad kedua orang tuamu. Jadi aku hanya berhasil membawa jasad ibumu saja. Chen'er maafkan paman...” “Aula langit... Sebenarnya tempat apa itu?” Suara Xiao Chen berubah seratus delapan puluh derajat menjadi dingin. Wajahnya berubah menjadi datar, keinginan balas dendam kini muncul di kedua sorot matanya. “Chen’er Aula Langit bukan sembarangan tempat... Disana tempatnya orang orang berkuasa berkumpul, jadi urungkan niatmu... Bahkan paman saja... Uhuuuk!” Xiao Yan memuntahkan seteguk darah merah dari dalam mulutnya. Meski keadaannya terlihat baik baik saja, nyatanya pamannya mengalami luka dalam yang sangat parah ketika membawa kabur jasad ibu Xiao Chen dari para tangan penguasa Aula Langit. Melihat hal ini, tentu Xiao Chen semakin panik hingga dia akhirnya tak sadarkan diri. Di sisi lain, kabar kematian Kaisar Phoenix dan ratu Phoenix juga telah menyebar begitu pesat diseluruh wilayah benua Langit. Beberapa pihak merasa senang, namun ada yang mengalami duka mendalam. Pasalnya. Kaisar Phoenix dikenal baik oleh semua orang. Satu jam kemudian, Xiao Chen telah tersadar, disisinya terdapat pamannya yang menyapanya dengan hangat. “Chen'er...” “Paman sebenarnya apa yang terjadi?” Xiao Yan ingin menjelaskan sesuatu yang telah terjadi di aula Langit. Namun kejutan terlihat dikedua bola matanya ketika merasakan ribuan aura spiritual mengepung wilayah Kekaisaran Phoenix. Bahkan serangan yang memicu ledakan menggema diseluruh Kekaisaran. Dhuaaar! “Chen'er sepertinya mereka datang untuk meminta sesuatu yang disimpan oleh orang tuamu? Apa kamu tahu artefak apa yang disimpan oleh orang tuamu?” “Artefak? Paman aku tidak mengerti...” “Chen'er coba kamu ingat akan barang pemberian kedua orang tuamu, mungkin jika kamu menyerahkannya maka mereka akan pergi?” Xiao Chen terdiam hingga dia menunjukan kalung pemberian ibunya. Melihat kalung itu sejenak, mata Xiao Yan menyipit dan menganalisis kalung tersebut. ‘Apa benar giok kalung ini adalah energi bintang...’ bergumam pada dirinya sendiri, Xiao Yan kembali berkata, “Chen'er tetap dikamar!” “Baik paman!” Swuuuuush! Xiao Yan lenyap dari pandangan ketika sudah mendapatkan apa yang dia inginkan. Namun hal ini juga membuat Xiao Chen merasa khawatir. Pasalnya setelah kedua orang tuanya tewas, hanya ada satu orang yang benar benar tulus padanya. “Tidak... Aku gak mungkin berdiam diri terus.” Tidak mengindahkan kata kata pamannya, Xiao Chen keluar dari kediamannya. Namun saat melihat ratusan pria melayang diatas langit, matanya melotot. Bukan karena melihat hantu, melainkan pamannya telah terkapar lemas setelah menerima serangan telak tepat dijantungnya. “Pa-paman...” “Chen'er pergilah... Paman tidak bisa melindungimu la...” ucapan Xiao Yan terhenti. “Di-dimana pasukan Phoenix? Dimana mereka semua? Kenapa pasukan Phoenix tidak datang membantu? Apa mereka buta!” teriaknya kesal, namun salah satu pria yang mendengar teriakan Xiao Chen tersenyum tipis ketika menyadari pemuda yang berteriak itu adalah anak tunggal pewaris tahta Kekaisaran Phoenix. “Bukankah kamu Xiao Chen? Pemuda cacat yang tidak bisa berkultivasi? Apa kamu merindukan paman, dan kedua orang tuamu?” “Ka-kamu?!” Xiao Chen mengeraskan rahangnya, namun seketika pria itu menghilang dari tempatnya berada, dan hanya sekedipan mata muncul dibelakang tubuhnya. “Jika kamu merindukan mereka, temuilah raja neraka!” teriak pria itu kemudian memberikan serangan telapak tangannya tepat di punggung Xiao Chen. Boooooom! Xiao Chen yang tidak memiliki basic bela diri hanya bisa membiarkan tubuhnya terlempar, lalu menabrak dinding bangunan besar dibelakangnya. "Kalian tunggu apa? Hancurkan Kekaisaran ini, dan cari jiwa bintang!" Swuuuuuuush! Boooooom! Boooooom! Bagaikan hujan petaka, ribuan serangan yang terbentuk dari energi Qi bergema, membumi hanguskan seluruh wilayah Kekaisaran Phoenix. Hal ini tentu membuat Xiao Chen merasa kesal, meski tulangnya serasa hancur setelah menerima serangan telapak tangan. Kini dia mulai bangkit, lalu mencoba menyerang pria bercadar yang ada didepan matanya. Namun lagi dan lagi, pria itu dengan mudah mematahkan tinjunya. Dan memberikan serangan telak tepat di dada kanan Xiao Chen. Boooooom! "Uuugh!" Xiao Chen muntah darah, dia tidak bisa berbuat apapun saat ini. Hingga kesadarannya perlahan memudar.Dan tanpa ia sadari, awan hitam diatas langit kota Kekaisaran Phoenix mulai berkumpul tepat dimana Xiao Chen berada. "Sial kenapa ada hukuman langit?" pria bercadar yang merasa terancam memilih mundur dari area Xiao Chen tergeletak. Saat ini, dia tengah menatap kumpulan awan hitam yang seakan tengah murka melihat tingkah mereka. Namun yang tidak diketahui oleh pria bercadar itu, dua pukulan telak yang mengenai tubuh Xiao Chen telah menghancurkan segel meridian didalam tubuhnya. Saat ini energi Qi langit dan bumi berkumpul lalu memasuki tubuh Xiao Chen secara perlahan. Namun proses ini tidak disadari oleh Xiao Chen, karena roh jiwanya telah berpindah pada alam bawah sadarnya sendiri. Ditengah gelapnya alam bawah sadar, tiba tiba seuliet cahaya emas, membentuk bintang kecil melayang di atas langit alam bawah sadarnya. Bintang itu secara perlahan mengeluarkan asap emas, lalu berubah menjadi gadis cantik yang memiliki rambut panjang terurai tengah menatap roh jiwa pemuda didepannya.
“Xiao Chen, maaf!” merasakan muridnya akan mengalami masalah besar. Kini roh jiwa bintang segera mengambil alih kesadaran tubuh kembali.Hingga apa yang ditakutkan roh itu benar benar terjadi, serangan ribuan pedang muncul dari kehampaan, dibarengi dengan suara menggelegar yang mampu meruntuhkan seluruh bangunan Kekaisaran Phoenix yang masih berdiri.“Dari mana kekuatanmu berasal hah!” Pria bertopeng yang baru muncul itu berkata lalu melepaskan jurus berpedangnya! “Pedang Amarah Langit!”Swuuuuuuuush! Swuuuuush!Roh jiwa bintang tersenyum tipis, dia tidak terlambat mengambil alih kesadaran hingga mulai bergerak zig zag, dan menghindari ribuan pedang yang terbentuk dari energi Qi secara cepat.Swuuuuuush! Swuuuuuush!Pria bertopeng yang baru muncul itu membelalakan matanya, dia tersadar mungkin energi bintang yang dia cari telah digunakan oleh bocah didepannya.“Seorang yang tidak bisa berkultivasi seketika menjadi setangguh aku... Aku tidak bisa tinggal diam! Bunuh!”Swuuuuuush! Swuu
"Ka-kamu siapa?" Xiao Chen mundur dari tempatnya berpijak. "Murid bodoh... Apa kamu melupakan suara lembut dari gurumu ini?" Xiao Chen tercengang! Dia segera bersujud dan berkata, "guru maaf telah mencurigai anda... Karena guru..." ucapannya terhenti disaat melihat keanggunan, serta kecantikan wujud roh gurunya saat ini. "Ehem... Kamu sudah berlatih cukup keras, tapi masih banyak yang perlu kamu jalani untuk menjadi kultivator tak terkalahkan kedepannya..." "Lalu bagaimana guru?" Sepasang mata roh jiwa bintang menyelidik kearah tubuh Luo Xiang. Sejenak dia mengamati fisik yang begitu lemah itu dengan anggukan kepala. "Sebelum menjadi kultivator sejati, kamu harus mengetahui apa itu yang namanya energi Qi... Energi Qi sendiri adalah eksistensi kekuatan alami yang dimiliki oleh alam. Energi ini tidak bisa dilihat oleh mata biasa, namun terasa hangat, dan juga lembut... Sekarang duduk, dan fokuslah, coba kamu rasakan peredaran energi Qi yang tersebar di sekitar tubuhmu!" Xiao Chen
Roh jiwa bintang terus mengamati pelatihan yang dilakukan oleh Xiao Chen hingga waktu satu jam berlalu. Hingga tiba tiba matanya harus terbelalak, karena Xiao Chen mulai memahami teknik langkah seribu petir. Saat ini, tepat ketika Xiao Chen berlari, atau melompat, kecepatannya terlihat seakan seperti bayangan. Tak hanya itu, percikan petir yang dihasilkan oleh gesekan energi Qi diarea kakinya mulai terlihat. Hal ini diartikan, setengah langkah lagi, Xiao Chen akan menguasai salah satu teknik miliknya.‘Bahkan jika itu aku, pasti membutuhkan waktu berminggu minggu untuk melatih ke teknik dasar sepertinya... Xiao Chen, kelak di masa depan kamu pasti dapat membalaskan dendam yang ada dihatimu itu. Apalagi, untuk memiliki kultivasi tertinggi. Pasti kamu dapat meraihnya, hanya waktu yang akan berbicara nanti!’ dia cukup bangga, sekaligus mengagumi sosok bocah yang dianggapnya malas itu.Hingga melihat muridnya berlatih tanpa istirahat, akhirnya roh jiwa bintang segera menghentikan pelati
Puas mematahkan kedua lengan dari rekan Han Fei, Xiao Chen mendorong tubuh keduanya hingga jatuh berlutut. Sesaat Han Fei menyadari akan sesuatu hal, bagaimana cara Xiao Chen dapat bergerak begitu cepat? "Xiao Chen, sampah tetaplah sampah! Aku akan memberi hadiah padamu!" Bergerak menggunakan ilmu meringankan tubuh, Han Fei melompat lalu memberikan tendangan telak ke arah kepala Xiao Chen. Namun dia dengan mudah menghindari tendangan itu hanya dengan sedikit menggeser tubuhnya. Tidak berhenti begitu saja, kini Xiao Chen telah menangkap kaki yang melayang itu dengan kedua tangannya. Sesaat mata Han Fei melotot, karena dia merasakan firasat buruk akan menimpanya. Kraaaaaack! "Akkhhhhh!" benar saja, Han Fei berteriak gila setelah Xiao Chen mengangkat kakinya menjadi seratus delapan puluh derajat. "Han Fei, ini pelajaran terakhir untukmu karena terus mengangguku!" Plooooooook! Tendangan dahsyat dilancarkan Xiao Chen tepat dimana alat kelamin Han Fei berada. Suara tend
Melihat serigala itu ingin membebaskan cakarnya yang menancap. Xiao Chen tidak tinggal diam, dia dengan cepat segera membalikan tubuh, lalu kembali melesat. Dan memberikan serangan telak tepat di kepala serigala itu dengan tangan kosongnya. Boooooooooooom! Tidak hanya sekali, Xiao Chen melakukan tindakan yang sama berulang ulang. Hingga kepala dari serigala taring darah telah hancur menjadi bubur yang menjijikan. Sedikit mual, tapi gurunya mengingatkan kepada Xiao Chen. Kekejaman adalah hal biasa yang terjadi pada semua kultivator, selagi kita diam. Maka bisa saja Xiao Chen menjadi seekor serigala yang telah ia bunuh. Ungkapan ini membuat nyali Xiao Chen tumbuh lebih kuat. Dia mulai mencari mutiara jiwa hewan itu yang terbenam di genangan darah yang menetes. Hingga beberapa saat menemukan mutiara jiwa, Xiao Chen kembali memburu hewan iblis lainnya. Melihat muridnya mulai terbiasa membunuh, dan dirasa di sekitar hutan tidak ada hewan iblis kuat yang dapat membahayakan ny
Meski mengagumi apa yang telah dicapai oleh muridnya. Akan tetapi teriakan yang terus dilakukan Xiao Chen cukup membuatnya kesal. Pasalnya, dia melakukannya secara terus menerus hingga tenggorokannya mengering. "Chen'er hentikan! Jika tidak pita suaramu akan rusak!" "Ta-tapi guru?!" "Kamu sudah tahu teknik dasarnya, seperti sebelumnya kesempurnaan akan terjadi setelah beberapa percobaan kedepan. Dan ku ingat, bahwa teriakan amarah Phoenix juga mengandung serangan mental, dan kesadaran, kenapa aku tidak merasakannya ya?" Xiao Chen membelalakan matanya, pasalnya dia melupakan beberapa kata petunjuk dari jurus ini. Hingga dia mulai menahan nafasnya, secara perlahan dia membuka mulutnya lalu memekik layaknya seekor Phoenix yang tengah terbang tinggi. Kyaaaaaaaaat! Kyaaaaaaaaat! Teriakan Xiao Chen cukup menimbulkan dampak yang signifikan bagi alam disekitarnya. Angin berhembus kencang, bahkan roh jiwa bintang dapat merasakan mental kesadarannya mulai goyah. "Se-selamat na
"Hua Ling, kamu mencariku?" Hua Ling tersenyum tipis, dia kemudian berkata, "ya setelah membeli pakaian yang cocok, kamu ikut aku bertemu dengan keluargaku..." "Tuan putri, jika kamu masih bersikap arogan ditempat toko pakaian milik keluargaku, lebih baik pergi... Apalagi mengintimidasi orang lain menggunakan kekuasaan ayahmu?" Hua Ling kembali berkata. Gadis yang tersungkur itu, mengeraskan rahangnya. Meski dia terkejut mendengar identitas pria kumuh didepannya, namun dia juga tahu bahwa Kekaisaran Phoenix telah hancur. Jadi seharusnya Hua Ling ini tidak perlu menyambut sosok pangeran sampah yang tidak bisa berkultivasi itu dengan baik. "Baik aku akan pergi... Tapi kuharap Hua Ling masih bisa tetap arogan seperti saat ini jika ayah ku kelak akan bertindak!" Hua Ling hanya membalas dengan anggukan kepala, dia tidak perduli, lalu segera membawa Xiao Chen kedalam toko pakaian milik keluarganya. Di sisi lain, Xiao Chen mendapatkan peringatan dari gurunya. Pasalnya roh jiwa
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.