Share

Bab 682

Begitu berbalik, Rina tak mampu menahan tangisnya lagi. Air matanya langsung tumpah tanpa terkendali.

"Tes, tes ..."

Air matanya jatuh menetes ke lantai. Tetesan air mata itu menggambarkan hatinya yang hancur berkeping-keping. Tampak berkilau di bawah cahaya lampu warna-warni.

Sosoknya tampak menyedihkan.

Rasanya seperti kehilangan arah.

Hati Teguh ikut berdenyut sakit.

Meski begitu, dia tidak boleh lemah. Sekarang bukan waktunya untuk merasa sentimental.

"Sekarang ..."

"Dia nggak akan menggangguku lagi, 'kan?"

Teguh mendorong Xandy menjauh.

Ucapan bernada getir itu seperti ia tujukan pada Xandy, sekaligus pada dirinya sendiri.

"Glek ..."

Selanjutnya, Teguh menuang segelas anggur merah dan meminumnya dalam sekali teguk.

Xandy menatap kepergian Rina, lantas berujar yakin, "Dari pengalamanku selama bertahun-tahun, tadi jelas pukulan telak untuknya. Dia pasti sangat sakit hati."

"Dia nggak akan pulih dalam dua atau tiga tahun."

Pukulan telak ...

Teguh tersenyum getir, tak tahu harus senan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status