Namun, tidak sampai membunuh mereka.Teguh mampu merasakan, para petugas keamanan itu telah dimanipulasi pikirannya."Ngung!"Tiba-tiba, terdengar dengung dari kegelapan di sampingnya.Dalam sekejap mata, puluhan ribu serangga beracun dan berwarna darah pun terbang seraya mengepakkan sayapnya. Mereka masuk ke tubuh para petugas keamanan melalui tujuh lubang di kepala mereka.Di waktu yang bersamaan.Tiba-tiba, seluruh jimat jatuh dari langit. Saat jimat-jimat itu menyentuh para petugas keamanan, mereka langsung terbakar tanpa api dan mengeluarkan asap hitam yang memasuki hidung para penjaga."Pfft!"Teguh tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa dingin berulang kali.Itu ulah Dokter Randi dan Dukun Tirta."Sret!""Wus!""Tek, tek, tek!"Suasana berubah hening.Petugas keamanan yang sebelumnya dijatuhkan oleh Teguh, kini sudah berdiri kembali.Matanya berwarna merah darah dan langsung menerkam Teguh.Tampaknya, mereka berniat membunuh Teguh di tempat.Kali ini.Mereka bergerak gesit
"Pak."Teguh melihat ke arah Pak Yudha yang membelakanginya, lalu tanpa sadar memanggilnya."Teguh."Kakek tua itu berbalik, membuat Teguh refleks menyipitkan pupil matanya.Hanya terlihat darah mengalir dari hidung dan mulutnya. Ekspresi wajahnya penuh dengan kengerian yang tak terungkapkan.Saat melihat Teguh, Pak Yudha perlahan mendekatinya selangkah demi selangkah. Mulutnya masih terus bergumam, "Kenapa kamu baru datang sekarang?""Apa kamu berniat mengkhianati guru dan leluhurmu?""Dasar murid nggak berguna, kubunuh kamu!"Begitu dia selesai bicara.Kakek tua itu berlari ke arah Teguh."Nggak!" teriak Teguh.Teguh menggelengkan kepalanya. "Pak, aku nggak ...""Hssst ..."Tepat setelah bicaranya selesai, Pak Yudha seketika berubah wujud menjadi Shinta Bramantyo.Orang yang ada di hadapannya adalah Shinta Bramantyo.Pakaiannya yang agak terbuka memperlihatkan bahunya yang indah, memancarkan aura kelembutan yang memikat.Sambil membawa semangkuk mie panas dengan kedua tangannya, Shin
"Cukup untuk menjadi yang paling kuat di antara semuanya.""Kemudian, kamu ikuti perintahku dan bunuh semua orang di keluarga Yulianto!""Memikirkannya saja sudah membuatku bersemangat!""Hahaha!"Randi sudah menunggu hari ini sejak lama."Membunuhku?"Teguh juga mencibir, "Hanya dengan kalian berdua saja, masih jauh dari cukup!""Tadi itu ...""Aku cuma nggak tega membahayakan nyawa para petugas keamanan itu. Meski aku menahan diri, bukan berarti aku nggak bisa mengalahkanmu."Kalimat itu membuat ekspresi Randi sedikit berubah."Sekarang ..."Teguh mengamati mayat-mayat hidup itu dengan tatapan dingin. "Makhluk-makhluk ini nggak berarti apa-apa bagiku!"Setelah berkata demikian.Teguh berubah menjadi angin hitam, lalu menerjang gerombolan mayat hidup itu."Duarr!"Teguh meninju mayat hidup yang pertama datang hingga terbang keluar dengan satu pukulan.Menjadi saat-saat yang perlu diabadikan.Teguh tercengang saat melihat tangan mayat hidup itu. Tangannya penuh dengan kapalan, menandak
"Argh!"Begitu dia meminum racunnya, Randi langsung menjerit pilu. Jeritannya yang menyedihkan sontak menggema di lembah gunung yang terpencil itu dalam waktu yang lama.Seiring teriakan mengerikan yang terdengar, penampilannya juga berubah drastis. Semua lubang di kepalanya mengeluarkan darah hitam yang mengalir ke wajah dan lehernya. Tampak sangat mengerikan.Sementara itu …Kulit di wajah, leher, dan lengan atasnya mengalami retak-retak. Memperlihatkan pembuluh darah yang terus berdenyut di dalamnya."Bum!""Blep …"Beberapa pembuluh darah tidak kuasa menahan tekanannya dan langsung meledak.Darah mengalir makin deras. Hanya dalam beberapa detik, Randi sudah bermandikan darahnya sendiri."Sss ..."Namun, tak lama kemudian, terjadi satu hal yang lebih aneh lagi.Darah itu mulai mendidih, bergolak di permukaan kulitnya, dan berakhir diserap kembali oleh pori-porinya.Di saat yang bersamaan.Kulit Randi perlahan-lahan mulai mengering dan menyusut. Pada akhirnya, dia berubah menyerupai
Teguh memuntir kepalanya hingga putus.Di hadapan kekuatan mutlak, segala bentuk kepura-puraan dan tipu muslihat tidak akan ada gunanya.Setelah membunuh Randi.Teguh berbalik dan menatap ke arah Praktisi Tirta di sampingnya."Serigala, Raja Serigala."Tirta melihat sendiri bagaimana Teguh membantai Randi dengan kejam, bahkan setelah Randi meningkatkan kekuatannya dengan memakan serangga beracun. Sekarang, saat berhadapan seorang diri dengan Teguh, dia langsung berlutut ketakutan hanya dengan tatapan matanya saja."Kumohon, lepaskan aku.""Aku juga dipaksa.""Aku nggak bermaksud melawanmu."Tirta terus-menerus menundukkan kepalanya, segan mendongak sedikit pun."Semua ini ...""Semua ini adalah ide Dewa Perang Kedua!""Sebelum putaran keempat kompetisi, dia mengundang kami, lima besar dari peringkat surgawi, untuk berunding secara rahasia. Dia bilang mau bekerja sama dengan kami di putaran keempat untuk melawanmu.""Termasuk ...""Semua kejadian setelah itu juga ulahnya!"Seiring berse
Akan tetapi ...Bagaimanapun juga, dia adalah Dewa Perang Kedua. Dia tetap tenang dalam menghadapi situasi berbahaya.Setelah menarik napas dalam-dalam, Dewa Perang Kedua pun menjadi lebih tenang. Dia menyunggingkan senyuman di wajahnya dan menunjuk tempat di sebelahnya. Sambil tersenyum tenang, dia pun berkata, "Silakan duduk, Yang Mulia Raja Serigala.""Sejak terakhir kali kita berpisah ...""Plak!"Teguh sedang murka. Itu sebabnya dia enggan mendengar omong kosong yang keluar dari mulut Dewa Perang Kedua.Sontak, Teguh menyerang dan menampar wajah Dewa Perang Kedua. Tamparan itu langsung memalingkan kepala Dewa Perang Kedua dan mengempaskannya dengan keras ke sofa.Setelah itu ..."Brak!""Plak!""Bruk!""Duang ..."Setelah melancarkan serangan beruntun habis-habisan, amarah Teguh pun mereda."Dengarkan baik-baik. Kuucapkan ini untuk yang terakhir kalinya."Teguh mencengkeram kerah pakaian Dewa Perang Kedua. Tanpa peduli perasaannya sedikit pun, suara Teguh terdengar bernada dingin
Beberapa saat kemudian, tempat itu sudah luluh lantak dan tidak lagi bisa dikenali."Huhuhu ..."Setelah beberapa saat, Dewa Perang Kedua pun selesai melampiaskan amarahnya. Perasaannya jauh lebih tenang. Namun, wajahnya tetap semuram awan hitam sebelum badai datang.Beberapa saat kemudian.Dewa Perang Kedua melakukan panggilan video kepada Kaisar."Yang Mulia ...""Teguh terlalu licik. Semua strategi yang digunakan selama ini berakhir gagal ..."Suara Dewa Perang Kedua terdengar begitu lirih.Di dalam video, wajah Tedja juga terlihat tidak sedap dipandang mata setelah mendengar berita tersebut.Dewa Perang Kedua terdiam untuk sesaat, lalu berkata acuh tak acuh, "Bagaimanapun, Teguh adalah Raja Serigala. Dia punya fondasi kuat dan berpikiran jauh ke depan. Teguh memang nggak mudah untuk dihadapi."Teguh ...Jika dia bisa dikalahkan semudah itu, pasti sudah lama Teguh menjadi mayat di perbatasan barat dan tidak pantas menjadi Raja Serigala Serenara.Masalah ini memang tidak sesederhana
"Kalau ...""Dengan petunjuk yang ada pada mereka bisa menjadikan kita memperoleh harta karun yang disebut-sebut itu, aku bersedia membaginya secara merata dengan kalian berdua."Kedua orang itu langsung merasa sangat senang.Rahasia tersembunyi di balik mayat keluarga Saguna mungkin tidak diketahui oleh orang biasa. Namun, hal tersebut sudah menjadi rahasia umum bagi mereka.Jika bisa mendapatkannya ...Meskipun hanya sebagian kecil saja dari harta itu, hal tersebut sudah cukup membuat orang merasa iri.Terlebih lagi, kata-kata ini diucapkan sendiri oleh Raja Serigala. Jadi, kredibilitasnya tidak perlu diragukan lagi."Baik!""Kami bersedia membantu."Tanpa ragu, mereka berdua langsung serempak menjawab.Teguh melanjutkan kata-katanya, "Tempat ini jauh dari gangguan dunia dan merupakan tempat yang bagus untuk melakukan penelitian. Aku akan menyerahkannya kepada kalian.""Jangan khawatir, Yang Mulia Raja Serigala!""Kami pasti nggak akan mengecewakan harapanmu, Yang Mulia Raja Serigala