Masing-masing dari mereka tampak ganas dan kejam, seakan-akan mampu menelan Teguh di tempat hidup-hidup.Menghadapi orang-orang ini ...Teguh mencibir sebagai jawabannya, "Keluarga Hermawan sudah sepantasnya menderita.""Dulu, Pak Reyhan memang seorang jenderal militer yang hebat. Dia sosok yang selalu berada di jalan kebenaran, berwibawa, dan membanggakan. Itu sebabnya dia dikagumi banyak orang.""Tapi, kalian ...""Hanyalah kumpulan orang-orang lemah yang malas.""Kalian selalu cari perhatian dan memanfaatkan orang lain demi kepuasan dan kesenangan yang nggak ada habisnya. Terlebih lagi, bahkan kalian merasa bangga akan hal tersebut ...""Aku belum pernah melihat seseorang yang benar-benar nggak tahu malu seperti kalian!"Teguh menghina semua orang di hadapannya habis-habisan.Sebenarnya, kata-kata ini juga merupakan perasaan yang hadir secara naluriah.Tiba-tiba, bersama argumen tajam dan masuk akal, Teguh mengaitkan hal tersebut dengan sosok Reyhan. Semua anggota keluarga Hermawan
"Katakan!""Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Samira dengan wajah menegang. Kedua matanya sampai terbelalak begitu lebar."Ini ... Keluarga Wibisono ..."Pelayan itu berkata dengan penuh derita, "Keluarga Wibisono telah mengambil tindakan secara menyeluruh. Dia memberi sanksi terhadap properti yang dimiliki keluarga Hermawan.""Satu per satu klien utama keluarga Hermawan mengancam untuk membatalkan kerja sama!""Bank juga mendesak kita untuk melunasi pinjaman. Kita pun terancam dimasukkan ke daftar blokir selanjutnya dan mereka nggak akan memberi pinjaman lagi kepada keluarga Hermawan!""Beberapa departemen terkait pemerintahan provinsi juga mengusulkan untuk mulai menyelidiki perusahaan-perusahaan yang dimiliki keluarga Hermawan!""Nyonya ...""Keluarga Wibisono tampaknya berniat untuk menghancurkan keluarga Hermawan sepenuhnya. Mereka tidak meninggalkan sedikit pun kemungkinan untuk mundur!"Wajah Samira makin muram tiap kali pelayan itu melanjutkan kata demi katanya.Pelayan itu p
Teguh memang piawai dalam bertarung.Pada akhirnya ...Saat kesadarannya kembali, Teguh Laksmana sudah tidak ada lagi."Teguh mau kabur!""Cepat! Cari dan bawa dia kembali! Jika tidak, kita nggak akan bisa menjelaskannya pada keluarga Wibisono!""Teguh selalu bicara penuh kesopanan, padahal sudah berencana untuk kabur sejak tadi. Dia sengaja membiarkan keluarga kita yang menanggung semua akibatnya. Benar-benar menjengkelkan!"Para anggota keluarga Hermawan begitu marah, sampai-sampai saling berseru dengan suara lantang. Satu per satu dari mereka berusaha mencari keberadaan Teguh sambil terus memakinya.Akan tetapi, tidak peduli bagaimanapun mereka mencarinya, tidak ada yang berhasil menemukan Teguh. Pria itu seakan-akan telah pergi jauh dari rumah ini."Dasar Teguh bajingan ...""Rina, urus suamimu yang kurang ajar ini dengan baik. Bahkan, dia berani mengusik orang-orang dari keluarga Hermawan tepat di hadapanmu!""Rina, dia itu bagian dari hidupmu, jadi kamu harus bertanggung jawab ju
"Julian, Tuan Muda Julian, kamu sosok pewaris baru itu, 'kan?" Dia bertanya seraya menatap Julian dengan tajam. Sulit menilai apa yang dia rasakan hanya dari ekspresi wajahnya."Teguh!"Wajah Julian terlihat kesal, lalu dia segera lantang berteriak, "Petugas Keamanan! Di mana Petugas Keamanan?""Sett ..."Tak lama setelah teriakannya terdengar, sekelompok Petugas Keamanan segera tiba, termasuk beberapa pengawal keluarga Wibisono yang baru saja tersadar."Ayo, bunuh dia!"Teguh adalah musuh bebuyutan keluarga Wibisono.Meskipun Julian berhasil menduduki posisi pewaris berkat ulah Teguh, posisi pewarisnya akan menjadi lebih kokoh jika dia mampu membunuh Teguh.Setelah Julian selesai mengucapkannya, Petugas Keamanan dan pengawal segera menerjang ke arah Teguh."Brak!""Plak!""Set!"Dalam waktu kurang dari setengah menit, semua orang berhasil diatasi oleh Teguh.Luar biasa!Mata Julian menyipit tajam."Setidaknya, aku sudah banyak membantumu, tapi sekarang kamu malah mau membunuhku ..."W
Sebagai tulang punggung dan pilar keluarga Wibisono di ibu kota Provinsi, bila terjadi sesuatu padanya saat ini, keluarga Wibisono bisa runtuh dan hancur berkeping-keping!Ini jelas bencana yang dahsyat."Percuma saja."Sembari melihat staf bagian medis yang masih sibuk berusaha, Teguh pun berujar tenang, "Zahir, kalau hari ini aku nggak membantumu, kamu pasti akan mati.""Semua usaha yang kamu lakukan pasti sia-sia. Nggak ada yang bisa menyelamatkanmu.""Aku sudah bilang padamu."Teguh mengatakannya dengan pelan dan penuh keyakinan.Lalu, pada saat ini ...Tiba-tiba saja, Zahir mulai mengenang tiap-tiap momen setelah bertemu Teguh.Awalnya, dia menggunakan jarum perak untuk mengalahkan semua pengawal dengan begitu mudah.Perlu diketahui ...Setiap pengawal dari keluarga Wibisono memiliki kekuatan yang sebanding dengan seorang tentara tangguh. Beberapa pria biasa tidak akan mampu melawannya. Apalagi dengan taktik tanpa senjata, sama sekali tidak akan berhasil mengalahkannya.Namun, Teg
Mendengar perkataan itu, Wira pun langsung marah.Setidaknya, dia adalah seorang pemimpin wilayah, 'kan?Apa maksudnya berkata kalau dirinya akan menangis, hah?"Oke, aku mengerti!"Wira tidak punya banyak kata untuk merespons, jadi dia hanya menganggukkan kepalanya acuh tak acuh. Lalu, dia bertanya lagi, "Raja Serigala, apa sebenarnya hubunganmu dengan Kaisar?""Dengar-dengar, gelarmu sebagai Raja Serigala telah dilepas, bahkan kamu dikabarkan sudah meninggal.""Lantas, kenapa kamu masih membuat keributan di Kuil Raja Serigala? Ini bikin situasi makin nggak terkendali," tutur Wira.Dia masih sangat memperhatikan hal ini.Wira kerap kali berurusan dengan Teguh. Hari ini, ketika bertemu dengannya, Wira makin sadar bahwa Teguh bukanlah orang yang mudah ditipu.Mungkin saja Teguh telah mendapatkan petunjuk.Wira merasa, Serenara serasa akan mengalami sebuah perubahan besar.Sebagai seorang Pemimpin Wilayah Selatan, tidak mungkin peduli pada dirinya sendiri saja dan tidak terlibat dalam se
"Jadi, kita harus bagaimana?"Samira tiba-tiba terlihat jauh lebih tua beberapa tahun dari usianya. "Teguh ini biang keladi dari amarah keluarga Wibisono. Jika dia sampai kabur, kita yang akan menanggung seluruh kemarahan keluarga Wibisono.""Kali ini, bocah dungu ini benar-benar menyusahkan kita," kutuk Samira.Seiring rintihan pilu yang terdengar, raut wajah semua anggota keluarga Hermawan tampak makin muram.Memang benar!Teguh memang bisa kabur, tetapi tak ada opsi kabur bagi keluarga Hermawan.Ketika keluarga Wibisono datang, keluarga Hermawan akan menjadi sasaran utama, bahkan bisa jadi memakan korban."Nyonya!""Ini buruk, ada masalah besar!"Pada saat itu, seorang pelayan buru-buru masuk dengan terengah-engah. Dia berseru, "Orang-orang dari keluarga Wibisono sudah datang, setidaknya ada puluhan orang!"Setelah kata-kata itu terlontar, ruangan itu sungguh sunyi.Apa yang mereka takutkan kini benar-benar terjadi."Habislah sudah!""Tamat sudah riwayat kita."Samira bersandar ke k
Zahir seketika dibanjiri peluh.Bagaimana bisa dia berani sekali mengusik keluarga Raja Serigala, apa dirinya sengaja cari mati?Pantas saja Teguh memiliki keterampilan sehebat itu, ternyata dia sendiri adalah Raja Serigala!Hanya saja, menurut desas-desus yang beredar, Raja Serigala dikabarkan telah meninggal.Itu sebabnya, dia tidak berani mengungkapkan sedikit pun informasi tentang Raja Serigala. Pada akhirnya, dia hanya bisa menggunakan identitas istri Raja Serigala, yaitu Rina."Anda istrinya Raja Serigala, 'kan?"Zahir datang mendekati Rina dengan rasa hormat dan ketakutan, lalu dia pun berkata, "Kemarin, saya benar-benar keliru dan bersikap kasar di rumah nenek Anda. Saya sungguh minta maaf. Saya memang pantas menerima hukuman mati!"Sambil berbicara, Zahir tiba-tiba menampar dirinya sendiri.Zahir meminta maaf dengan begitu tulus.Bahkan, dia rela merendahkan dirinya.Rina terlihat kebingungan.Raja Serigala ...Ternyata, lagi-lagi Raja Serigala yang telah membantunya.Kini, k