Namun, mereka justru berdiri setegak gunung di sana.Teguh tersentuh oleh persahabatan mereka, lalu berkata sambil tersenyum, "Masalah ini terjadi karenaku. Jadi, tentu aku yang akan menyelesaikannya. Tolong percayalah padaku!"Para tentara saling bertatapan, semua merasa bersemangat seraya mengangguk setuju. "Baiklah, Pak Teguh. Kami percayakan pada Anda!" tegas mereka."Tapi, ...""Kalau Anda mati, kami pastikan dia akan dapat balasan setimpal meski harus mengorbankan nyawa kami!"Suara para tentara dipenuhi ketegasan yang tidak bisa diragukan kembali.Situasi ini ...Dianggap remeh oleh Lusha dan yang lainnya.Yoga dan Rina pun sampai merasa sangat tergugah."Sudahlah."Semua orang mundur ke belakang, Teguh menatap tenang ke arah Barandi di depannya. Sorot matanya terlihat dingin seraya berkata, "Silakan mulai pertunjukanmu.""Tapi, kamu hanya punya satu kesempatan!"Barandi tidak bisa menahan gelak tawanya.Menurutnya ...Perintah mundur dari Teguh kepada para tentara ini sungguh h
Barandi tidak bisa merasa tenang kembali seperti sebelumnya.Grandmaster!Grandmaster setengah langkah!Meski hanya berbeda dua kata, kekuatannya sangat berbeda jauh. Bagai kunang-kunang dengan bulan purnama, keduanya tidak bisa dibandingkan.Wajah Barandi seketika berubah. Matanya yang masih menatap Walawi juga dipenuhi rasa takut.Dua hari!Hanya dalam dua hari, orang tua ini sukses mencapai tingkat Grandmaster. Apakah mungkin pertempuran sebelumnya memberinya kesempatan untuk maju?Saat memikirkan ini, Barandi merasa sangat gelisah."Hei, Barandi ..."Walawi melangkah maju dengan mantap, tekanan yang kuat membuatnya bersinar seperti matahari di langit.Pada saat ini, dia adalah satu-satunya penguasa Bahari Indah!"Kalau kamu mau pergi sekarang, nyawamu masih terselamatkan.""Kalau kamu masih nggak sadar sama kemampuan sendiri ..."Walawi menjeda ucapannya seraya mengangkat tangan perlahan.Tangan itu tidak ada bedanya dengan tangan orang tua biasa, tetapi penuh akan perasaan tekanan
"Teguh, kamu nggak tahu diri, ya. Sudah menyakiti keluarga Siallagan, sekarang kamu juga ingin menyakiti sang Guru?""Teguh, minta maaf sama Guru sekarang juga!"Maaf?Meminta maaf adalah ketidakmungkinan.Teguh menatap Pak Tua Walawi dengan senyuman yang tak tulus, tandanya sudah jelas.Pak Walawi langsung merinding melihatnya, dia langsung berkata kepada semua orang, "Nggak perlu, Pak Teguh ini orang terkuat dan berkarisma. Dia orang yang hebat di antara semua orang.""Selain itu, ...""Anak didikku, Sarah, adalah pengawal Nona Rina. Jadi, tindakan aku kali ini juga sesuatu yang wajar, kalian nggak perlu khawatir."Tiba-tiba, semua orang mulai menyadari.Pantas saja.Ternyata, guru dari pengawal Rina adalah seorang Grandmaster bela diri!"Guru ..."Yoga mengetahui situasinya dan mengundang penuh antusias, "Aku sudah mengingat peristiwa hari ini. Gimana kalau ikut berkunjung ke kediaman keluarga Yulianto lebih dulu, biar nanti kusiapkan sedikit makanan dan minuman untuk menyambutmu."
Di jalan tol, tepatnya di luar Kota Senggigi.Mobil bisnis Rolls-Royce berada di depan, diikuti oleh sejumlah mobil mewah, sedang menuju pintu tol ke arah ibu kota Provinsi."Pak Barandi ..."Lusha ingin bicara, tetapi dia lekas terdiam.Putranya dibuat jadi cacat oleh orang lain. Bukannya tidak bisa balas dendam, dia sebagai ayah justru diusir sambil menahan malu. Dia benar-benar tidak terima.Namun, dia tidak tahu apa yang tengah dipikirkan Barandi, juga tidak tahu bagaimana mengatakannya.Barandi tidak pernah sekalipun hidup tanpa amarah.Awalnya, dia berpikir kalau hari ini adalah hari kemenangannya, di mana dia bisa jadi terkenal.Pada akhirnya ...Dia malah beranjak pergi dengan raut wajah masam."Aku akan ingat-ingat kejadian hari ini!"Barandi melihat ke arah Bahari Indah penuh kebencian. "Hanya menunggu malam ini ketika guruku tiba di ibu kota Provinsi, itu akan jadi hari kehancuran Walawi dan keluarga Yulianto!" teriaknya.Lusha terkejut mendengar kata-kata itu dan segera ber
"Semuanya, turun dan serang sama-sama. Akan dapat hadiah kalau berhasil membunuhnya!""Teguh, karena kamu sendiri yang mengantar nyawa, mati sajalah kamu!""Siap-siap untuk binasa!"Dengan imbalan yang besar, semua orang berlomba menjadi pahlawan.Inilah kekuatan uang!Tentu saja para tentara itu tahu seberapa hebatnya Walawi, jadi mereka sengaja menghindarinya. Saat ini, mereka hanya menyerang ke arah Teguh."Cih!"Sebelum sekelompok orang ini sampai di hadapan Teguh, sebuah bayangan Elang Hitam tiba-tiba datang bagai hantu.Dia memasuki kerumunan orang, memukul satu anak kecil dengan satu tinju, dan setiap kali tinjunya berhasil mengusik, situasi terlempar keluar hingga lengan serta kaki patah pun tidak terhindarkan!Dia adalah Bayangan!Untuk menghadapi para penjahat ini, dia bergerak bagai turunnya dewa langit ke bumi, berlagak bagai serigala berbulu domba di tengah kawanan ternak berbulu itu.Di sisi lain.Barandi juga bergerak tepat menuju Pak Tua Walawi."Pak Tua Walawi ...""An
Teguh berkata dengan suara bernada dingin.Seberkas cahaya perak dengan cepat menembus tubuh Lusha dan menyebabkan tubuhnya bergetar sejenak. Setelah itu, matanya terbelalak dan berakhir mengikuti jejak Jyan, kelumpuhan.Di tempat lainnya.Pak Tua Walawi makin mengenal kekuatan Grandmaster. Lantas, dia bergerak hati-hati dan menekan dengan keras. Saat Teguh mengalahkan Lusha, Pak Tua Walawi juga menjatuhkan Barandi dengan satu pukulan.Barandi mencoba untuk melawan, tetapi dia tidak sanggup untuk berdiri lagi. Saat ini, dia hanya bisa menatap Pak Tua Walawi yang berjalan mendekatinya dengan tatapan penuh rasa takut dan kebencian."Kamu, kamu ...""Pak Tua Walawi, apa yang ingin kamu lakukan?"Barandi menatap Walawi. Nada bicaranya terdengar sangat penuh emosi.Walawi tidak menanggapi. Dia memilih untuk menjawab rasa penasaran Barandi melalui tindakan."Krak!""Krak!""Krak ..."Selanjutnya, Walawi mematahkan tangan dan kaki Barandi, lalu memutuskan meridian tubuhnya. Setelah itu, dia b
Orang ini ...Tubuhnya sangat berotot. Sepasang matanya tampak pekat bagai langit malam berhiaskan bintang, angkuh, bahkan tak tertandingi. Pelipisnya yang menonjol tinggi jelas menunjukkan identitasnya sebagai ahli sejati."Minggir!"Karena jalannya diadang, Agun yang memimpin jalan di depan Randi sontak berteriak keras. Dia langsung menyerang dengan penuh emosi ke depan, searah pria paruh baya itu dan bersiap mendorongnya.Namun, ...Saat Agun mengulurkan tangan, pria paruh baya tersebut tampak tersenyum.Dia mencengkeram pergelangan tangan Agun secepat kilat, lalu memuntirnya perlahan. Disertai suara 'krak' yang cukup nyaring, lengan Agun seketika patah.Setelah itu, si pria paruh baya menendang pinggul Agun.Agun seketika jatuh tersungkur di depan Randi dibarengi dua gigi depannya yang patah."Lancang sekali!"Sudah emosi sejak awal, kini amarah Randi makin membuncah usai melihat bawahannya dipukuli sampai babak belur."Brak!""Plak!"Randi menyerang dengan dua gerakan yang kuat, t
Raja Serigala!Wajah Randi langsung pucat saat mendengar kata-kata itu.Di Serenara, kalau ada yang belum pernah mendengar kebesaran nama Raja Serigala, dia pasti tidak pantas jadi penduduk Serenara."Dia ...""Bukankah Raja Serigala sudah mati?" tanya Randi.Randi tampak sangat kebingungan. Bagaimanapun juga, berita ini diperoleh dari Kaisar."Itu hanya sebuah rencana saja."Saat membahas Teguh, ekspresi wajah Dewa Perang Kedua berubah masam sambil memungkas, "Yang penting kamu tahu poin utamanya, Teguh adalah Raja Serigala.""Sekarang, kamu masih mau mencarinya untuk balas dendam?"Randi tercengang.Kalau dia pergi balas dendam pada Raja Serigala, sama saja macam dia menenggak racun, berarti dia sudah bosan hidup.Walaupun dia cukup percaya diri dengan kemampuannya, tetapi Dewa Perang Kedua saja bisa mengalahkan dia dalam beberapa kali pukulan. Mungkin kalau berhadapan dengan Raja Serigala, tentu dirinya bisa digantung dan dipukuli tanpa perlawanan.Namun, kalau tidak membalas dendam