Untungnya, setelah beberapa saat, mungkin karena lelah atau karena emosinya sudah cukup stabil, Shinta akhirnya berhenti menangis.Hanya saja, dia masih terisak pelan dan bahunya masih bergetar.Melihat tangan Shinta sudah lemas, Teguh langsung melepaskannya."Teguh."Shinta mendongak, matanya yang merah memandang pria di hadapannya lekat-lekat sembari berkata, "Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa ada pengumuman resmi yang mengatakan kalau kamu sudah, sudah ... ""Sejak awal aku sudah bilang kepadamu, 'kan."Teguh berkata dengan nada putus asa, "Belakangan ini aku ada banyak masalah. Kali ini aku dijebak oleh orang dari pemerintahan dan aku nggak punya pilihan selain bertindak.""Jadi, beginilah situasinya sekarang."Orang pemerintahan?Shinta berkata dengan suara terisak, "Siapa orang itu? Katakan padaku, aku akan membantu mengutuknya!"Shinta mengatakan semua itu dengan perasaan marah,Teguh berkata dengan putus asa, "Jangan pedulikan itu semua, yang penting kamu harus menjauh darik
Keduanya berhasil menyelesaikan ramuan obat itu bersama-sama dalam waktu setengah jam."Pak Husada, terima kasih atas bantuannya."Teguh mengatakan hal itu sambil bersiap-siap untuk pergi."Tabib Kromo ... "Hanum mengumpulkan keberanian dan menahan lengan Teguh, "Makanlah dulu di sini sebelum pergi. Aku sudah mengajakmu berkali-kali, tapi kamu selalu bilang nggak punya waktu ... "Hanum menatapnya dalam-dalam, matanya menyiratkan sedikit rasa kecewa."Nak Teguh."Sejak mengetahui bahwa Teguh adalah Raja Serigala, ini adalah pertama kalinya Pak Husada memanggilnya dengan cara seperti ini, "Tinggallah sebentar dan makan bersama kami, nggak akan memakan banyak waktu, kok.""Hanum menangis sepanjang hari setelah mengetahui berita itu dari internet, dia bahkan tidak bisa tidur ..."Suara Pak Husada terdengar penuh rasa iba.Teguh melihat ke arah Hanum.Memang, wajah gadis remaja itu terlihat sedikit lelah dan pucat.Akhirnya, dia pun luluh dan menyetujui hal itu, "Baiklah, aku akan mencici
Dhika sudah mengetahui hubungan antara Teguh dan Tedja. Dia pun bertanya dengan rasa bersalah, "Apa rencana selanjutnya?""Kapan pun kamu membutuhkan bantuanku, jangan sungkan-sungkan untuk memintanya!"Selanjutnya ...Keluarga Saguna tidak memiliki petunjuk, Organisasi Mata Elang juga tidak membuat kemajuan. Saat ini, Teguh berada dalam posisi pasif."Kita berjalan selangkah demi selangkah saja dan lihat apa yang akan terjadi ke depannya.""Saat ini, yang paling penting adalah meraih juara dalam Konferensi Ilmu Medis.""Sudah, jangan bicarakan tentang ini."Teguh memberikan pil penyembuh yang sudah dia siapkan kepada Dhika dan berkata, "Ini adalah obat untuk pemulihan. Minumlah tiga kali sehari, masing-masing dua butir.""Kamu akan sembuh dalam tiga hari."Dhika sangat merasa berterima kasih kepada Teguh. Dalam hati, dia juga bertekad akan mengikuti Teguh seumur hidupnya."Raja Serigala ... ""Jangan diteruskan!"Teguh langsung menghentikan kata-kata Dhika.Dhika terdiam sejenak sambi
Sementara itu, di Taman Nandari.Bulan bersinar terang di malam sunyi, sesaat memancarkan cahaya jernih yang menawan.Cahaya perak tak berujung pun berpendar di bumi, menyelimuti danau tak bertepi bagai selapis kain tipis nan halus.Angin berdesir pelan.Membelai permukaan danau yang berkilauan, bergetar bersama binar rembulan yang lembut.Sesekali awan melintas mengendap-endap, menyembunyikan bulan yang jauh di langit dalam kabut samar-samar.Di tepi danau.Teguh dan Widya sedang berjalan-jalan.Mencari kesegaran dengan menikmati pemandangan rembulan dan sepoi-sepoi angin malam. Pikiran mereka melayang."Pak Teguh ...""Kaisar mengumumkan kepada seluruh dunia bahwa kamu telah gugur dalam pertempuran di Gunung Unta. Apa itu karena aku dan ayahku?"Widya bertanya penuh kehati-hatian seraya menatap wajah Teguh dari samping.Masalah ini selalu mengganjal di hati Widya."Bukan."Teguh menggelengkan kepala dan berkata, "Meski bukan karena Pak Dhika dan Gunung Unta, aku akan tetap mati dalam
Menyisakan Teguh dan Widya yang berdiri di sana, di tengah kekacauan dan deru angin."Pak Teguh ..."Setelah hening beberapa saat, lantas Widya membuka mulut dan bertanya, "Kamu sudah melakukan begitu banyak hal untuk Nona Rina, kenapa kamu nggak pernah memberi tahu kebenarannya?""Kalau saja ...""Kamu memberi tahu dia identitasmu adalah Raja Serigala, pasti hubungan kalian akan membaik," jelas Widya penuh harap.Raja Serigala ...Nama ini saja sudah cukup membuat ribuan gadis tergila-gila.Teguh menggelengkan kepala dan berkata, "Ini urusan pribadiku, orang lain nggak perlu tahu. Pada akhirnya, cuma bisa tambah masalah saja."Mendengarnya, hati Widya merasa agak nyeri. Dia kembali bertanya, "Jadi, kamu mau membiarkan dia salah paham terus-menerus dan menanggung semuanya sendiri?"Ketika mengucapkan kata-kata ini, Widya teringat dirinya sendiri.Kalau bukan karena melihat dengan mata kepala sendiri di Gunung Unta kali ini, mungkin dia akan terus salah paham tentang Teguh.Widya pun ma
"Komandan Hitam.""Ketua."Seorang pria dengan penampilan sederhana turun dari mobil. Dia agak terkejut ketika melihat Teguh, tetapi dia tetap mengeluarkan Lencana Elang Perak miliknya untuk menunjukkan identitas.Teguh mengangguk dan berkata, "Laporkan perkembangan terbaru penyelidikan kalian!""Siap!" jawab mereka dengan tegas."Ketua, dalam proses penyelidikan tragedi keluarga Saguna, kami menemukan ada kekuatan lain yang tengah sama-sama menyelidiki kasus ini."Teguh menyipitkan mata.Tampaknya, masih banyak orang yang menaruh perhatian pada tragedi pembantaian keluarga itu.Siapa pihak di balik kekuatan ini? Mungkinkah Tedja Husada atau kekuatan yang lain?"Ada satu hal lagi.""Sepertinya, ada juga yang sedang mengincar kita, memanfaatkan kesibukan kita dalam penyelidikan kita sendiri."Situasinya makin rumit dan membingungkan.Teguh berpikir sejenak, lalu dengan tegas memberikan perintah, "Selanjutnya, kalian harus lebih hati-hati. Jika terjadi situasi tak terduga, segera hubungi
Mendengar suara gaduh, Shinta segera keluar. Bahkan, dia masih mengenakan celemek dan membawa sendok sayur di tangannya.Dia sedang berlatih memasak jajanan malam.Melihat Teguh yang basah kuyup, terutama setelah mencium kuatnya aroma alkohol dari tubuhnya, Shinta mengomel penuh kasih, "Kenapa sampai basah kuyup gini, sih? Bikin khawatir saja!""Kamu, tuh, sudah dewasa. Kenapa masih nggak bisa merawat diri sendiri!""Sudah minum-minum, lalu basah hujan-hujanan. Bahkan, tubuh besi pun nggak akan kuat!"Sambil menggerutu.Shinta membantu Teguh melepaskan pakaian yang basah, melempar pakaian basah itu ke mesin cuci, lalu membantu mengeringkan tubuh Teguh dengan handuk kering.Tubuh akan lebih nyaman jika langsung mandi sehabis kehujanan.Namun, dengan kondisi seperti ini, Shinta takut Teguh tergelincir saat mandi, jadi dia hanya bisa membantu untuk mengelap tubuhnya.Shinta melakukannya penuh ketelatenan.Gerakannya sangat lembut.Setelah aktivitasnya beres, Shinta mendudukkan Teguh di so
"Aku memanggilmu kemari soalnya aku mau kamu pergi dengan Daniel ke lokasi untuk memeriksa situasinya.""Aku akan pergi ke pemerintah kota untuk diskusi dengan departemen terkait soal langkah yang harus diambil."Setelah selesai menjelaskan.Rina mengambil tasnya dan pergi bersama Sarah.Teguh juga berangkat bersama Daniel menuju lokasi Menara Jayandara."Pak Teguh!""Pak Teguh, kami dengar proyek Menara Jayandara akan dibongkar?""Pak Teguh, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa tiba-tiba harus dibongkar ...""Pak Teguh ..."Para tentara yang selama ini membantu tanpa pamrih sudah berkumpul di sini. Setelah mendapati kehadiran Teguh, mereka segera mendekatinya dan menanyakan situasi."Nggak akan dibongkar!"Teguh menatap wajah-wajah tulus mereka, para tentara yang enggan luput berkontribusi meski sudah kesulitan untuk berjalan dengan baik. Dia berjanji penuh keseriusan, "Kalian bisa percaya padaku. Selama aku, Teguh Laksmana, ada di sini, proyek Menara Jayandara nggak akan dibongkar!"M