"Berani-beraninya berlagak di depanku ...""Kalian perlu dihajar dulu baru mau menurut, ya?"Setelah selesai bicara, para pengawal di belakangnya langsung maju satu per satu.Meski kembali disudutkan, para tentara ini makin membulatkan tekad dan sikap mereka tampak makin tak gentar."Sialan."Satu sirat jahat melintas di wajah Jyan. Dia siap memerintahkan pengawalnya untuk bertindak.Para pengawalnya pun maju satu langkah ke depan.Orang-orang ini ...Masing-masing dari mereka bernapas terengah-engah dan wajah mereka diselimuti kekuatan besar. Jelas, mereka semua ahli seni bela diri.Namun, tentara-tentara ini telah melalui medan darah dan kematian. Mereka sama sekali tidak gentar. Kedua belah pihak saling berhadapan dan perang besar sudah hampir meletus saat itu juga."Tunggu."Teguh maju ke depan, menatap langsung pada kedua mata Jyan dan berkata, "Aku nggak peduli kamu anak mana, tapi proyek Menara Jayandara saat ini ada di tangan Grup Jagaraga. Kamu nggak punya tempat untuk berlaga
Jyan sudah terbiasa untuk bertingkah semaunya sejak kecil.Jangankan dipukuli, sebatas ada seseorang yang menatapnya dengan tajam, dia akan mengorek kedua bola mata orang itu.Sekarang, Teguh sampai menghajarnya ..."Sialan, mati kamu!""Bukan cuma kamu, tapi juga kalian, gerombolan anjing!"Kemarahan tampak meluap dari wajah Jyan, sampai-sampai dia menyalurkan amarahnya kepada para tentara. "Bunuh mereka semua!" teriaknya.Wajah Teguh menjadi pucat.Baginya, tentara adalah titik sensitifnya yang tidak boleh diusik.Kalau sekali saja berani mengusik, kematian balasannya!Bahkan, Jyan yang berada di depannya ini berani sekali mengancam akan menyerang para tentara yang telah berkorban keringat dan darah untuk Serenara. Api kemarahan dalam hati Teguh langsung menggelora."Wush!"Tanpa basa-basi, dia langsung bertindak.Seberkas cahaya perak datang dari atas dan jatuh ke arah Jyan."Ugh!"Jyan hanya sempat berteriak kesakitan, lalu jatuh tersungkur di tanah.Serangan Teguh membuat Jyan jat
Lusha berkata dengan murka, "Anakku pergi ke lokasi Menara Jayandara dan dipukuli orang dari Grup Jagaraga. Kamu masih minta aku diskusi denganmu?"Anaknya dipukuli!Wajah Rina pucat pasi. Dia cepat-cepat berkata dengan nada suara merendah, "Tuan Lusha, ini kelalaian saya. Saya akan memberi ganti rugi ..."Tidak perlu pusing berpikir siapa yang terlibat, ini pasti ulah Teguh."Ganti rugi?""Anakku dipukuli. Apa menurutmu itu masalah sepele saja?"Kedua mata Lusha melotot dan tampak menyeramkan. Dia buka suara lagi, "Rina Yulianto, dengar baik-baik. Masalah ini nggak mungkin diselesaikan semudah itu!""Bukan itu saja ...""Aku akan menghancurkan Grup Jagaraga dengan tanganku sendiri. Akan kuhancurkan keluarga Yulianto dan menghukum sosok hina yang berani memukuli anakku. Akan kupotong kaki dan tangannya, biar bisa kujadikan dia hiasan di reruntuhan rumah keluarga Yulianto!"Setelah selesai berbicara.Lusha kembali melirik Rina dengan tajam, kemudian meninggalkan tempat ini dengan langka
Tepat di Vila Harmonika.Teguh duduk di sofa sambil menyandarkan punggung dan kedua kakinya bertumpu di meja. Dia juga menyesap rokok khusus dari militer, mengepulkan asapnya dengan santai.Lorian dan Hunar Siallagan berdiri menjaga di ambang pintu seolah-olah tak tergoyahkan. Mereka memperhatikan setiap gerak-gerik Teguh tanpa mengendur barang sejenak.Ruang itu penuh bau asap yang pekat."Uhuk, uhuk ..."Keadaan inilah yang menyambut Lusha saat dia pulang."Jadi, kamu Teguh Laksmana, ya. Uhuk, uhuk ...""Kamu yang memukuli Jyan, uhuk, jadi kamu harus mati, uhuk uhuk ..."Dia menatap tajam sekaligus penuh amarah pada Teguh. Amarahnya sungguh membuncah. Karena napasnya tampak terengah-engah, asap pekat di sekitarnya ikut terhirup hingga kegarangannya redup seketika.Teguh tidak menghiraukannya. Dia masih santai mengisap rokok terakhirnya, menaruh puntung rokok dalam asbak, lalu berdiri dengan tenang. Terselip aura dingin dalam senyum simpul di bibirnya. "Entah soalku mati atau hidup, b
"Hunar.""Sampaikan perintahku. Dalam dua hari, seluruh pasukan keluarga Siallagan harus sudah tiba di sini. Aku mau memanfaatkan momen ini untuk memberi contoh!" titah Lusha dengan tegas.Lorian segera menjawab, "Siap!""Lorian.""Kamu ikut aku ke Gunung Harimau Silu."Gunung Harimau Silu!Menjadi sebuah gunung dengan lokasi di wilayah timur laut Kota Senggigi. Meski disebut sebagai gunung tandus, tempat ini dihuni seseorang yang sangat kuat!Lorian agak terkejut sejenak, baru dia menjawab, "Baik!"Sementara itu.Di Gunung Harimau Silu.Sebuah Rolls-Royce berhenti dan menjaga jarak agak jauh di luar sebuah pondok kayu.Lusha dan Lorian turun dari mobil, kemudian berhenti sepuluh meter dari pondok. Dengan penuh hormat, dia berkata, "Saya Lusha Siallagan dari keluarga Siallagan, memohon bertemu dengan Master Ximon!"Di pondok kayu itu, tinggal seorang pria yang dijuluki sebagai "Harimau Bermata Hijau", yakni Barandi Ximon."Ckitt ..."Setelah Lusha berbicara, pintu kayu itu tiba-tiba te
"Kamu!"Zakir menuding wajah Teguh. Percikan api tampak hampir keluar dari kedua matanya. "Teguh, kalau kutahu kamu ini kurang ajar dan nggak tahu cara berterima kasih jadi orang, aku nggak sudi repot-repot menghubungi banyak orang dan memelas buatmu.""Biar saja kamu mati di keluarga Siallagan!" kutuknya.Rina juga marah.Dia melihat dengan mata kepala sendiri saat Zakir menelepon berkali-kali selama hampir setengah jam, hanya untuk mengirim permohonan dan meminta bantuan!Namun, setelah Teguh kembali, tidak terdengar satu kata pun yang menyenangkan dari mulutnya.Tidak tahu diri.Wajah Rina kelihatan sangat kelam. Dengan suara bernada dingin, dia menghujat, "Teguh, ayahku sudah susah payah berusaha demi menyelamatkanmu, ternyata kamu nggak peduli sedikit pun, ya? Kamu nggak punya hati sama sekali, aku sampai tercengang!"Yoga menatap tajam kedua orang itu, lalu berkata lembut, "Sudahlah, beruntung Teguh berhasil pulang. Masalahnya sudah selesai, itu yang terpenting."Kedua orang itu
"Syutt!"Seberkas cahaya perak melesat keluar dari tangannya, lalu menancap pada beberapa titik penting di tubuh Pak Tua Walawi.Pak Tua Walawi terluka sangat parah.Teguh hanya bisa menggunakan jarum perak untuk menstabilkan denyut jantungnya agar tidak meninggal saat itu juga.Saat sudah beres, dia langsung menelepon Sarah."Sarah, gurumu terluka parah. Di Vila Sultan Permai, cepat ke sini."Setelah menutup telepon, Teguh membawa Pak Tua Walawi kembali ke Vila Sultan Permai.Baru saja langkahnya memasuki vila, Sarah pun tiba."Guru!""Guru, k-kenapa kamu sampai begini ..."Melihat keadaan Pak Tua Walawi yang begitu parah, Sarah sangat ketakutan sampai menangis dan jatuh bersimpuh di hadapannya dengan air mata berderai."Lukanya sangat parah. Ada beberapa luka yang mengancam nyawanya."Saat masih di jalan, Teguh baru melakukan pemeriksaan singkat. Sambil memeriksa lebih rinci, dia bertanya, "Kamu tahu informasi soal dia punya musuh atau semacamnya?""Ya."Sarah menyeka air matanya dan
Saat masih di Perbatasan Barat.Pernah ada seorang tentara yang diracuni musuh. Keadaannya saat itu lebih parah dari kondisi Pak Tua Walawi sekarang. Dia sudah menggila sampai menggigit setiap orang yang ada di depannya.Saat Teguh mencoba untuk mengobatinya, orang itu menggigit lengan Teguh, lalu ... mengisap darahnya.Akibatnya sangat mengejutkan.Sebelum Teguh sempat berbuat banyak untuk mengobatinya, tentara itu berangsur-angsur tenang dan gejalanya makin melemah.Teguh pun menyadari, darahnya bisa dimanfaatkan sebagai obat penawar racun.Sejak saat itu, Teguh telah beberapa kali menggunakan darahnya sebagai pemicu untuk membantu tentaranya saat mengatasi masalah sulit.Namun, dia masih belum paham penuh prinsip-prinsipnya.Sarah tampak agak terkejut melihat tindakannya. Bilah bibirnya terbuka membentuk lengkung ranum yang menggoda, hanya dia tetap diam dan tidak bertanya.Setelah obatnya siap, Teguh memberikannya pada Kakek Walawi, lalu meminumkan air putih.Beberapa saat kemudian