Dhika berkeringat dingin cepat-cepat menyela. "Nggak perlu, Nona Rina. Saya cuma melakukan tugas."Rina tidak menggubris perkataan Dhika. Dia malah menarik Teguh ke arahnya. "Buruan, Pak wali kota datang langsung buat ngatasin masalahmu, tapi kamu sama sekali nggak berterima kasih!" desaknya.Nada bicara Rina yang menggurui membuat Dhika gelisah."Terima kasih."Teguh yang telanjur ditarik ke hadapan Dhika berterima kasih dengan lembut.Dhika ketakutan setengah mati, tetapi tidak berani menampakkannya."Ya, sama-sama."Saking gugupnya, lidah Dhika terasa kelu. "Saya cuma melakukan kewajibanku sebagai wali kota," sambungnya dengan canggung."Baiklah ...""Berhubung urusan saya di sini sudah selesai, saya pamit dulu."Setelah mengatakannya ...Dhika mengumpulkan para bawahannya, lalu masuk ke mobil dan meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa."Hei, Teguh!"Setelah mobil Dhika menjauh, Rina memprotes dengan kesal. "Apa kamu nggak bisa sedikit lebih sopan dan beretika?""Pak Dhika itu
Teguh mendengus, lalu dalam sekejap berbalik dan melayangkan tendangan berputar.Nagendra yang dari tadi dalam posisi bertahan, sama sekali tidak menduga perubahan strategi Teguh. Dia terpaksa memberanikan diri untuk menerima serangan mendadak itu.Duar!Kekuatan dahsyat dari Teguh membuat Nagendra terpental beberapa meter, sebelum akhirnya berhenti perlahan.Namun, selagi Nagendra terpental ...Teguh yang masih berada di udara menendang pohon besar di sebelahnya dengan kedua kaki, lalu melesat seperti anak panah untuk menyerang dengan tinjunya.Serangan ini ...Kekuatannya sedahsyat petir, tidak tertandingi!Serangan itu langsung menghentam dada Nagendra yang tidak sempat mempertahankan diri.Seluruh tenaga yang dicurahkan mengandung kekuatan yang meluap-luap.Nagendra langsung terempas mundur seperti layang-layang yang putus talinya."Pft ..."Semburan darah yang panjang di udara membuat malam terasa makin mencekam."Kamu sudah memikirkan caramu mati?"Teguh yang tetap tenang perlaha
Kurang dari tiga menit, semua pembunuh itu akan Teguh kalahkan. Pada saat itu, sudah terlambat bagi Nagendra untuk menyerang.Oleh karena itu ...Nagendra menatap Teguh dalam-dalam, lalu diam-diam melarikan diri dari lembah.Teguh yang sedang bertarung tidak menyadari kepergian Nagendra. Barulah saat dia tersadar, Nagendra sudah menghilang.Para pembunuh juga menyadari kepergian Nagendra.Sebenarnya, para pembunuh tidak ingin melanjutkan pertarungan dengan Teguh yang sudah seperti dewa kematian. Mereka berpikiran untuk menyerah dan bersiap melarikan diri.Namun ...Sekarang sudah terlambat.Tanpa membuang waktu, Teguh beraksi dengan kecepatan tinggi dan menumbangkan semua orang."Bicaralah."Teguh berjongkok sambil berkata dengan nada dingin, "Nagendra adalah musuh bebuyutan Serenara. Tangannya penuh darah orang-orang Serenara. Entah berapa banyak jiwa setia Serenara yang dibunuhnya.""Kalian ... ""Kenapa kalian mau membantunya?"Teguh benar-benar murka.Teguh bisa mengerti jika ada o
Keesokan harinya ...Teguh menerima telepon dari Bayangan pada pagi buta."Kak Teguh, para pembunuh itu dikirim sama Dewa Perang Kedua buat membunuh dan mencegahmu mengikuti Konferensi Ilmu Medis kali ini."Dewa Perang Kedua?Mendengar nama itu, mata Teguh seketika berkilat.Biasanya dia tidak berani memerintahkan seperti itu, meskipun dia punya nyali besar.Jika begitu, orang yang merencanakan pasti Kaisar Tedja Husada!Namun, kenapa Tedja mencegah Teguh mengikuti Konferensi Ilmu Medis?Apa yang sebenarnya dia takutkan?Apa dia khawatir kebenaran dirinya akan terungkap?Teguh meragukannya.Mayat-mayat di Konferensi Ilmu Medis menyimpan rahasia penting yang mungkin dapat memecahkan berbagai misteri!"Kalau begitu ...""Konferensi Ilmu Medis kali ini harus tetap berjalan!"Memikirkan hal itu, Teguh langsung berangkat menuju kompleks khusus Asosiasi Kedokteran Provinsi di Vila Cenderawasih.Mungkin mereka mengetahui beberapa rahasia tentang mayat-mayat keluarga Saguna!Di Vila Cenderawas
"Jadi ..."Xabiru melanjutkan. "keluarga Saguna sudah mempersiapkan diri jika kejadian itu menimpa mereka. Pada tubuh setiap anggota keluarga Saguna terdapat potongan peta misterius yang disembunyikan.""Asal bisa menyatukan potongan-potongan peta itu, kita bisa mengetahui petunjuk keberadaan anak itu dan menemukannya."Pantas saja.Wajah Teguh berubah muram.Dia seketika teringat akan banyak hal.Pak Yudha kemungkinan besar tahu tentang ini karena dia yang awalnya menyelamatkan Teguh.Selain itu, Pak Yudha pasti sudah mendengar kabar-kabar ini dan khawatir identitasnya akan terbongkar.Setelah Tedja melepas umpan seperti itu, Pak Yudha pasti ingin memastikan kebenaran. Namun, Pak Yudha malah tanpa sengaja menunjukkan beberapa kelemahan yang kemudian disadari oleh Tedja.Itu sebabnya terjadi situasi saat ini."Cuma ..."Setelah bercerita, Xabiru menggeleng dan melanjutkan. "Asosiasi Kedokteran telah berkali-kali memeriksa mayat-mayat ini secara menyeluruh dengan berbagai cara. Tapi kam
Setengah jam kemudian, di tempat pesta perayaan ...Para konglomerat dan selebritas Kota Senggigi yang diundang sudah datang.Sebagai tokoh utama pesta ini, Rina tentu menjadi pusat perhatian orang-orang itu."Selamat, Nona Rina!""Mulai hari ini Grup Jagaraga bakal mendominasi industri farmasi Kota Senggigi. Ke depannya, mohon bantuannya!""Bu Rina, saya Prasetya Lief, presiden direktur Perusahaan Obat Damarlangit Senggigi. Ini kartu nama saya. Mari, kita bekerja sama dalam mengembangkan industri farmasi!""Bu Rina ..."Sejumlah para konglomerat sangat antusias.Pujian berlebihan yang datang terus-menerus membuat Rina kewalahan.Shinta berniat membantu Rina, tetapi para konglomerat itu terus mengelilingi Rina. Mereka sama sekali tidak menghiraukan Shinta.Shinta pun memutuskan untuk mengabaikan mereka.Dia sesekali melirik Teguh di sudut ruangan.Setelah pergi dari tempat Xabiru, Teguh terus memikirkan Konferensi Ilmu Medis.Sudah sewajarnya jika Pak Yudha meraih peringkat pertama. Ba
Hanum mengedipkan mata. "Kakek, apa teknik 13 Jarum Pintu Neraka sangat ampuh?" tanyanya."Tentu saja.""Teknik 13 Jarum Pintu Neraka adalah teknik akupunktur legendaris dalam ilmu pengobatan tradisional Serenara. Konon, selama pasien masih bernapas, nyawanya masih bisa ditarik kembali dari pintu neraka," jelas Pak Husada dengan nada serius."Teknik akupunktur seperti ini ...""Bisa bikin semua dokter di Serenara iri."Setelah menjelaskan, Pak Husada membungkuk pada Teguh. "Teguh, makasih banyak!" ucapnya dengan tulus.Teguh cepat-cepat menghentikannya. "Pak Husada, nggak usah gitu.""Sebenarnya, saya sudah lama mikir buat cari ahli waris dari teknik 13 Jarum Pintu Neraka. Keterampilan dan kedisiplinan Anda sudah diakui di Kota Senggigi.""Kuyakin Anda bisa menyelamatkan lebih banyak orang dariku dengan teknik akupunktur ini!"Pak Husada membalas dengan penuh rasa terima kasih. "Jangan khawatir, Teguh, aku bakal berlatih tekun agar menguasai teknik ini secepatnya. Terus, bisa bantu ses
Shinta makin mendekati Teguh.Tepat pada saat yang dibutuhkan, Teguh melihat Xabitu naik ke panggung untuk memulai pesta perayaan."Pesta perayaan sudah mau mulai!""Buruan kembali ke tempatmu," ucap Teguh pada Shinta.Setelah mengatakannya, Teguh langsung berjalan ke kursinya di sudut ruangan."Cih, dasar penakut!"Shinta mengamati Teguh yang berjalan dengan terburu-buru. Wajah cantiknya tersipu malu, bahkan dia sendiri terkejut dengan tindakannya barusan.Bisa dibilang ...Meski akrab dengan banyak pria, Shinta belum pernah disentuh pria mana pun!Shinta menggeleng dan membuang pikiran itu jauh-jauh.Akhirnya, Shinta kembali ke kursinya di samping Rina."Shinta, ke mana aja kamu?"Rina mengeluh sambil melirik Shinta. "Aku dari tadi diganggu terus-terusan, tapi kamu nggak tolong sama sekali. Apa kamu masih bisa disebut sahabat terbaikku?""Pasti, dong!"Shinta meyakinkan Rina. "Aku sudah berusaha bantu, tapi mereka sama sekali nggak peduliin aku. Terus, mau gimana lagi?""Itu karena k