Share

Bab 474

"Ayo, pergi!"

Rina membenarkan posisi duduknya, mengenakan sabuk pengaman, sambil memerintahkan.

"Oke!"

Teguh menginjak pedal gas dalam-dalam, membuat mobilnya segera menghilang di tengah cahaya rembulan.

Sepenuhnya tanpa jejak.

Hanya angin yang tahu, keberadaan mereka di sini.

Sekembalinya ke Bahari Indah, Rina menerima telepon dari Zakir.

"Rina, untung kamu pergi lebih awal hari ini!"

Rina terdiam, sebelum bertanya, "Kenapa?"

Dari telepon terdengar keluhan Zakir. "Bos hotel itu jahat banget. Kamu ingat, waktu kasih anggur merah pertama kali?"

"Apanya yang 'Hadiah terbaik untuk orang yang pantas, anggur merah terbaik ini kuberikan untuk tamu yang terhormat'!"

"Waktu kita mau bayar, dua botol anggur merah itu perlu dibayar juga, bahkan harganya sampai 10 miliar lebih. Jelas-jelas ini pemerasan namanya!"

Kekesalan Zakir meledak-ledak dari ujung panggilan telepon.

Teguh langsung terkekeh.

Anggur Merah itu sebenarnya bukan untuk Heru dan pemuda itu takkan meminta maaf demi reputasi Heru.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status