Orang yang ditabrak itu namanya Diego Omar. Amarahnya langsung tersulut.Ayahnya adalah Faris Omar, pemilik Hotel Seaside ini. Biasanya, sudah bagus apabila dia tidak mencari ribut dengan orang lain.Namun, hari ini ....Berani-beraninya beberapa anak ingusan itu mencari masalah dengannya.Siapa juga yang bisa menahan kekesalan seperti ini?Tentu saja Diego tidak bisa!"Ngapain bengong? Cepat hajar mereka!"Diego pun menatap beberapa orang dari Keluarga Yulianto itu dengan dingin, lalu berkata sambil tersenyum dengan sinis, "Mampus kalian semua!"Begitu Diego berkata seperti itu.Beberapa pengawalnya pun langsung melangkah maju, mereka menghajar orang-orang dari Keluarga Yulianto dengan membabi-buta.Orang-orang dari Keluarga Yulianto itu sama sekali tidak bisa berkelahi, mereka hanya mengandalkan nama Heru untuk menindas orang lain. Mereka semua langsung habis dihajar.Kepala mereka berdarah.Muka mereka bengkak dan lebam.Bahkan sampai ada yang terkencing-kencing.Melihat korban mere
"Ma ... maaf!"Diego yang merasa sangat kaget pun langsung membungkuk meminta maaf. "Aku terlalu gegabah barusan! Maaf, aku yang salah! Biar kuberikan kompensasi!"Dia mungkin terlihat seperti meminta maaf kepada Heru, padahal sebenarnya permintaan maafnya itu ditujukan kepada Teguh!Setelah itu,Masih tetap membungkuk, Diego berseru dengan lantang ke arah belakangnya, "Kenapa kalian malah bengong? Cepat minta maaf!"Diego merasa takut!Dia takut menyulut amarah Raja Serigala dan membahayakan hotel keluarganya!"Maaf!""Maaf, kami terlalu gegabah ...""Maaf kami nggak tahu diri, Pak Heru! Kami sudah menyinggung perasaan Pak Heru ..."Bawahan Diego tidak mengerti apa yang sedang terjadi.Namun, saat mereka melihat sikap Diego yang seperti ini, mereka menduga orang yang ada di hadapan mereka adalah sosok penting. Mereka pun spontan mengikuti perintah Diego.Heru sontak tertegun.Sejak kapan dia begitu dihormati seperti ini?Meskipun begitu, tentu ini adalah sesuatu yang bagus!Karena Die
Setelah Faris tiba di Hotel Seaside, dia langsung membuka peti harta karunnya sambil bertanya, "Diego, kamu yakin Raja Serigala ada di kamar 402?""Iya!""Aku melihat sendiri mereka masuk ke sana."Diego menjawab dengan sangat yakin."Oke."Faris mengangguk mengerti, lalu sambil menggertakkan giginya, dia mengeluarkan dua botol Anggur Merah terbaik yang telah dia simpan selama 20 tahun lebih dari peti harta karunnya. Setelah itu, Faris pergi ke kamar 402.Sementara itu.Suasana di kamar 402 terasa sangat meriah."Pak Heru keren banget! Cukup sebut nama saja semua orang bodoh itu langsung ketakutan ... Hahaha! Ya ampun, lucu banget!"“Kalau begini sih, cukup dengan menyebut nama Pak Heru, para pejabat besar di Kota Senggigi pasti akan langsung bersedia turun tangan membantu Keluarga Yulianto menyelesaikan masalah! Buang-buang energi saja kalau harus mengintimidasi orang-orang payah seperti mereka!”"Pak Heru hebat dan keren banget! Ayo, kita bersulang sebagai bentuk penghormatan kepTedj
"Para tamu yang terhormat ..."Faris menatap Teguh dengan kesan tulus dan bersahabat sambil berkata, "Aku, Faris Omar, merasa sangat terhormat dengan kedatangan kalian di Hotel Seaside.""Tentu kami harus memberikan sambutan yang pantas!""Itu sebabnya aku sengaja membawakan Anggur Merah terbaik yang merupakan koleksi pribadiku kepada kalian sebagai hadiah. Kuharap kalian bersedia menerimanya!"Setelah berkata seperti itu, Faris pun meletakkan dua botol Anggur Merah yang dia bawah di tengah-tengah Teguh dan Heru.Setelah itu, Faris diam-diam melirik ke arah Teguh yang berada di sampingnya.Teguh tahu Faris datang untuk menyambutnya, jadi dia balas mengangguk singkat.Faris sontak merasa sangat gembira. Dia pun membungkukkan tubuhnya dengan hormat sambil berkata, "Silakan dinikmati!"Setelah itu,Faris berjalan pergi dengan hati yang merasa lega.Jangan meremehkan Teguh. Walaupun dia sudah tidak lagi menyandang gelar sebagai Raja Serigala, wibawa dan koneksinya tetap ada.Apa yang baru
Namun, Ibukota Provinsi adalah wilayah kekuasaannya.Itu sebabnya Heru sengaja mengungkit topik ini, dia berniat menyombongkan kehebatannya."Iya."Zakir sontak tertegun, lalu otaknya langsung berputar.Keluarga Wijaya adalah salah satu keluarga terkemuka di Ibukota Provinsi, jadi sudah pasti Heru memiliki banyak kenalan dokter terkenal. Jika bisa mendapatkan bala bantuan yang cakap, pasti akan memudahkan masuk ke dalam Konferensi Ilmu Medis ...Tidak perlu menjadi yang paling hebat, yang penting bisa masuk ke jajaran atas. Itu saja sudah cukup untuk memperkenalkan nama Keluarga Yulianto di industri pengobatan dan mendatangkan keuntungan yang melimpah.Zakir pun menatap Heru dengan antusias sambil berkata, "Heru, Grup Jagaraga memang memiliki tekad yang kuat, tapi kami terlambat memulai dan modal kami sangat kecil. Kemungkinannya kecil sekali kami bisa masuk dalam jajaran.""Jadi ...""Karena koneksimu luas, apa kamu bisa membantu mengenalkan para ahli pengobatan tradisional yang hebat
Semua ucapan Teguh bagaikan belati yang menghujam hati nurani Heru.Makin Teguh bicara,makin wajah Heru merah pTedja karena merasa malu.Pada akhirnya, Heru benar-benar merasa sangat malu.Heru beberapa kali berusaha menyela untuk membela diri, tetapi pada akhirnya dia hanya bisa terdiam. Dia tidak tahu harus bagaimana membantah.Tentu saja Keluarga Yulianto tidak akan membiarkan Heru dipermalukan. Mereka langsung bangkit berdiri membela Heru."Teguh!""Apa yang kamu bicarakan! Lagakmu saja kayak kamu paham tentang pengobatan tradisional!""Teguh!""Dasar sok hebat! Kamu itu ibarat tong kosong nyaring bunyinya!""Teguh!""Bicaramu saja hebat, tapi kamu bahkan nggak punya klinik apa-apa! Kalau memang nggak punya kemampuan, jangan bersikap sok!""Teguh!"" ... "Keluarga Yulianto mati-matian menyalahkan Teguh tanpa benar-benar memandang siapa yang salah dan siapa yang benar.Teguh menatap semua orang itu dengan malas, lalu bangkit berdiri dan menyahut, "Kalau aku nggak paham pengobatan
Teguh menatap Rina dengan bingung, lalu bertanya dengan penasaran, "Kenapa? Kamu nggak berencana balik ke sini?""Buat apa?"Rina menggeleng-gelengkan kepalanya, wajahnya yang tampak mulai mabuk terlihat sangat memesona. "Mereka tahunya cuma membual dan bersikap menjilat, ngebosenin.""Oke!"Teguh mengiyakan permintaan Rina, lalu langsung membuka kunci dan naik ke dalam mobil.Rina duduk di sampingnya."Kamu mau ke mana?" tanya Teguh."Gunung Montis!" jawab Rina tanpa pikir panjang."Bruuuum ..."Teguh pun menginjak pedal gas, mobil itu seketika melaju kencang dan menghilang di ujung jalan.Gunung Montis terletak di pinggiran Barat Kota Senggigi, jaraknya puluhan kilometer dari pusat kota. Bahkan pergi dengan mobil pun membutuhkan waktu satu jam lebih."Sampai."Teguh memarkir mobilnya di pinggir jalan, lalu menurunkan kaca mobil dan berdecak dengan kagum.Yang terlihat di mana-mana adalah pepohonan yang hijau dan subur, serta bunga-bunga entah apa namanya yang harum. Udara di sini jug
"Pak Heru, pemilik hotel ini 'kan sangat menghormati Pak Heru! Begitu Pak Heru minta, pasti langsung dikasih!""Pak Heru ..."Semua orang langsung memuji dan menyanjung Heru.Heru yang gila pujian pun akhirnya mengangkat tangannya sambil berkata, "Oke, oke!""Karena kalian semua suka minum, akan kuminta pemilik hotel untuk mengantarkan dua botol tambahan. Dia nggak mungkin berani menolak permintaanku, si tuan muda dari keluarga Wijaya!"Ucapan Heru itu terdengar sangat sombong.Setelah apa yang terjadi, Heru memang merasa seperti berada di atas angin."Hebat, Pak Heru!""Keren banget, Pak Heru!""Kami bahkan bisa hidup enak hanya dengan mengikutimu, Pak Heru! Sebelumnya, kami bahkan nggak terpikir bisa menikmati semua ini!""Pak Heru ..."Semua orang dari Keluarga Yulianto pun langsung melemparkan pujian.Heru menjadi sangat senang. Dia berseru dengan lantang, "Pelayan!""Ya, Tuan, ada yang bisa saya bantu?"Sewaktu meninggalkan kamar, Faris sengaja menyuruh manajer hotel yang bernama