Ini ... ini benar-benar omong kosong!Setelah menonton video wawancara tersebut, Rina langsung merasa bingung di tempat.Siapa pun yang punya otak, pasti tidak mungkin mengatakan hal semacam itu saat diwawancarai oleh wartawan.Tidak mungkin Teguh bisa sebodoh itu."Pasti wartawannya yang bermasalah," ucap Rina.Rina langsung teringat pada Winda dan merasa kesal hingga dirinya berkata, "Pasti dia sudah disuap oleh keluarga Yuwono. Dia sengaja membuat video seperti ini untuk menjatuhkan kita!"Sejak awal, si Gendut Daniel tidak pernah meragukan Teguh. Dia pun bertanya dengan cemas, "Kak Rina, apa yang harus kita lakukan sekarang?""Video ini ... "Si Gendut Daniel meliriknya seraya berkata dengan panik, "Awalnya, cuma ditonton beberapa ribu orang saja. Sekarang, justru sudah ratusan ribu orang yang menontonnya ... "Tepat pada saat itu, Teguh juga keluar dari ruangan.Si Gendut Daniel buru-buru menyerahkan ponselnya seraya melaporkan, "Bos, lihatlah. Ini fitnah yang luar biasa terhadap
Mendengar perkataan Winda yang berbelit-belit tersebut, si Gendut Daniel tidak tahan lagi. Tinjunya terkepal erat dan dia menggertakkan giginya. Dia sudah tidak sabar untuk maju dan memukul Winda tanpa ampun.Teguh berkata dengan acuh tak acuh, "Aku datang kemari bukan buat berunding sama kamu, tapi untuk kasih kamu kesempatan terakhir.""Kalau kamu memang ingin terus melakukan hal yang salah, tanggung sendiri akibatnya!"Setelah berkata seperti itu, Teguh langsung pergi bersama si Gendut Daniel.Tak lama kemudian, keduanya sudah sampai di Grup Jagaraga."Bos.""Kalian tahu, wartawan itu sangat jahat!"Baru saja kembali ke kantor Tim Kelima, Maula langsung menghampiri Teguh dan memberikan ponselnya pada Teguh.Teguh meliriknya sekilas.Astaga.Winda bukan hanya tidak mengklarifikasi video tersebut, dia malah merekam apa yang dikatakan Teguh barusan. Bahkan, Winda juga menyebarkan rumor jika Teguh pergi ke Kantor Berita Limara untuk mengancamnya.Si Gendut Daniel merasa sangat marah hin
Waktu berlalu begitu cepat.Setelah pulang kerja.Teguh menaiki Qiyoda-nya untuk kembali ke rumahnya.Tiba-tiba saja, sebuah mobil mewah yang tengah melaju berhenti di depan Teguh. Dua orang turun dari mobil tersebut. Mereka adalah Bayangan dan Naga Sungai."Raja Serigala!"Naga Sungai berdiri tegak dengan punggung yang lurus, kemudian memberi hormat kepada Teguh dengan sopan.Teguh menganggukkan kepalanya, membalas hormat Naga Sungai tersebut."Saya ingin mengundang Anda untuk menghadiri Parade Militer besok!" Naga Sungai langsung menjelaskan maksudnya."Oke."Teguh juga ingin melihat kehebatan para tentara Kota Senggigi, terutama setelah menjalani "latihan khusus" yang diberikan oleh Naga Sungai selama lebih dari satu bulan.Mari kita lihat seberapa jauh perbedaan antara mereka dengan Pasukan Serigala."Terima kasih, Raja Serigala!"Naga Sungai langsung tersenyum lebar. Dia merasa sangat gembira.Sejauh yang diingat Naga Sungai.Selain Pasukan Serigala, seharusnya ini adalah pertama
Semua orang menekan rasa tidak senang di hati mereka.Tidak ada seorang pun yang bisa menjadi wartawan jika orang tersebut tidaklah cerdik. Mereka bisa memikirkan banyak hal pada saat itu juga.Winda sepertinya akan mencapai kesuksesan yang besar.Satu per satu dari mereka langsung menjilat dan menyanjungnya."Oke, akan langsung kutulis, Winda. Aku akan melakukan yang terbaik untuk menulisnya. Jangan lupa, aku yang pertama kali mengajakmu masuk ke dunia jurnalistik, loh!""Tunggulah Kak Winda. Malam ini aku nggak akan makan. Aku pastikan, aku akan menulis draf wawancaranya dengan baik.""Kak Winda, kariermu bakal melejit. Bentar, aku kutelepon pacarku dulu, mau bilang kalau aku nggak bisa ikut merayakan ulang tahun dia. Wawancaramu jauh lebih penting!""Kak Winda ... "Tanpa banyak bicara, semua wartawan yang terkagum-kagum itu mulai menulis draf wawancara.Melihat rekan-rekannya yang sebelumnya sombong dan sekarang langsung menghormatinya, ekspresi bangga di wajah Winda makin terlihat
Keesokan harinya.Rina pergi ke kantor.Sementara itu, Teguh pergi ke lokasi Parade Militer.Parade Militer kali ini akan diadakan di sebuah pangkalan militer, yang terletak di pinggiran kota. Jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat kota, hanya sekitar 20 menit jika ditempuh dengan Qiyoda.Ketika Teguh sampai, tempat tersebut sudah sangat ramai.Bendera berkibar dan menari-nari, melawan embusan angin sepoi-sepoi.Suara tembakan salvo menyebar ke seluruh penjuru langit dan disambut sorak-sorai semua orang.Belum sampai masuk ke dalam, deretan mobil mewah sudah membentuk antrean panjang di kedua sisi jalan. Mereka semua adalah tokoh-tokoh penting di Kota Senggigi yang diundang untuk menyaksikan acara.Di antara mobil-mobil tersebut terdapat pelat nomor seperti 0001 dan 0002.Sisanya, minimal adalah Porsjhe dan mobil-mobil mewah lainnya. Semua itu jelas menunjukkan jika tamu-tamu yang hadir merupakan tokoh-tokoh penting di Kota Senggigi.Teguh hanya bisa memarkir Qiyoda miliknya di tempat
Dia adalah Zahri Cahyono, pembawa acara Parade Militer kali ini.Zahri naik ke atas panggung dan memberi hormat kepada Naga Sungai. Setelah itu, dia berkata dengan lantang, "Lapor Komandan, persiapan Parade Militer kali ini sudah selesai, mohon petunjuk!"Naga Sungai, yang merupakan komandan baru, sudah dikenal oleh semua masyarakat Kota Senggigi.Dia berdiri dan memberi hormat kepada Zahri.Setelah upacara selesai, terdengar tepuk tangan yang membahana dari bawah.Beberapa saat kemudian.Naga Sungai mengangkat tangannya dan memberi isyarat. Semua orang pun tiba-tiba terdiam.Semua hal tersebut hanya membutuhkan waktu kurang dari satu detik saja.Inilah wibawa seorang komandan!Naga Sungai mengalihkan pandangannya ke bawah untuk sesaat. Setelah itu, dia berkata dengan lantang, "Mohon kepada Raja Serigala untuk menginspeksi para tentara di Kota Senggigi!""Prok, prok, prok!"Suara tepuk tangan yang meriah terdengar bagaikan gelombang pasang.Fisik Teguh tampak kuat dan tenaganya besar.
Akhirnya datang juga!Momen yang ditunggu-tunggu Winda, yang akan mengubah takdir hidupnya, akhirnya tiba juga!Winda menarik napas dalam-dalam dan melangkah keluar dari barisan para wartawan."Tolong beri jalan, terima kasih!"Winda sengaja berteriak dengan keras. Winda ingin agar semua orang di seluruh dunia tahu bahwa dia adalah wartawan yang akan mewawancarai Raja Serigala secara eksklusif hari ini!Para wartawan lain merasa iri dan dengki, tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.Siapa yang menyuruhnya untuk naik ke atas panggung dan mewawancarai Raja Serigala sekarang?Beberapa saat kemudian.Winda berjalan selangkah demi selangkah dengan sangat anggun menuju panggung.Dia terus berjalan.Namun, kemudian, Winda merasa ada yang tidak beres.Kenapa Raja Serigala terlihat tidak asing? Kenapa mirip Teguh?Nggak mungkin!Sama sekali nggak mungkin!Winda menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Dia mencoba mengusir pikiran yang tidak masuk akal itu dari kepalanya.Teguh hanyalah penduduk de
Di mana sikap arogan yang ditunjukkan Winda sebelumnya? Sekarang, menyebutnya dengan 'hina' sekalipun tidaklah berlebihan.Mendengar Winda menangis tersedu-sedu, Teguh pun langsung membentaknya dengan keras, "Cukup!"Winda langsung gemetar dan tidak berani menangis lagi."Aku akan kasih kamu satu kesempatan terakhir."Teguh menatap Winda dengan penuh penghinaan dan berkata dengan acuh tak acuh, "Pulang dari sini, kamu harus langsung klarifikasi semua fitnah itu dan ungkapkan kebenarannya ke semua orang.""Setelah itu ... ""Pergilah ke kota kecil di perbatasan barat. Jangan pernah balik lagi ke kota ini seumur hidupmu."Kata-kata ini jelas merupakan hukuman mati bagi Winda.Apa itu kekayaan dan kemuliaan?Apa itu kemasyhuran dan kekayaan?Semuanya hanya ilusi yang berlalu pergi begitu saja bersama Winda. Tidak akan ada kesempatan untuk mendapatkannya lagi dalam hidup ini.Winda terduduk lemas di tempatnya. Matanya tampak kosong.Dua orang tentara bergegas maju ke depan. Mereka menarik