Rina menunjukkan rasa kesal di wajahnya, dalam hati dia bergumam, "Teguh, jika kamu nggak bisa menyembuhkan gangguan menstruasi ini, lihat saja apa yang akan kulakukan padamu!"Setengah jam telah berlalu.Ketika Rina mulai habis kesabarannya untuk menunggu, pintu kantor Tim Kelima akhirnya terbuka."Nomor 15 ... "Orang yang membuka pintu adalah Daniel. Melihat Rina memegang nomor antrean "15", seketika dia ketakutan dan hampir terjatuh ke tanah seraya bicara terbata-bata, "Kak ... Rina ... ""Bagaimana ... mungkin ... kamu?"Rina berkata dengan wajah datar, "Jangan banyak omong dan cepat bawa aku masuk!""Baik, baik ... "Daniel membawa masuk Rina sambil gemetaran.Teguh juga tidak menyangka bahwa orang yang masuk selanjutnya adalah Rina. Untuk sementara waktu, dia terdiam di tempat, lidahnya kelu untuk angkat bicara.Rina Yulianto langsung membuka kursi dan duduk di depan Teguh tanpa ekspresi seraya mengatakan, "Kalian yang jadi Tim Kelima cukup enak hidupnya, ya ... ""Benar dengan
Begitu Rina selesai berbicara.Seorang pria tegap berdiri di hadapan mereka.Tinggi pria itu kurang lebih mencapai 1,9 meter ke atas dan mengenakan kaus putih tanpa lengan. Otot lengan yang terlihat kekar itu menguatkan penampilan visualnya.Terutama bulu dadanya yang lebat itu, membuat orang langsung sadar bahwa pria itu tidak mudah dihadapi.Pria itu menghampiri Rina dan memperkenalkan dirinya dengan singkat, "Bu Rina, namaku Satria Barata. Biasanya aku dipanggil Satria oleh teman-temanku!""Aku seorang pemain tinju.""Dulu, aku pernah membunuh harimau di alam bebas dengan satu pukulan telak."Tidak berhenti sampai di sana, Satria terus-menerus bicara, "Lima tahun lalu, aku pernah berturut-turut mengalahkan tiga pemain tinju veteran dan meraih juara tinju kelas 90 kilogram sekaligus dijuluki si Raja Pembunuh."Satria memamerkan prestasi miliknya dengan bangga dan melanjutkan ucapan, "Bu Rina, selama aku di sini, kamu nggak perlu takut pada siapa pun.""Kalau begitu, malam ini akan me
"Sejak dulu, dunia hiburan sudah terkenal sangat kompleks. Karena sebelumnya dipengaruhi keluarga Abinaya, orang-orang jahat jadinya nggak berani bertingkah sembrono.""Tapi, maaf aku harus berkata jujur ... "Tatapan mata Janadi tampak meremehkan seraya kembali angkat bicara, "Keluarga Yulianto nggak akan mampu menghadapi semua kekuatan keluarga itu dan kalian juga nggak punya pasukan untuk menekan segalanya.""Kalian pasti akan kewalahan mengendalikannya.""Sebaiknya, serahkan Rumah Produksi Locita sesegera mungkin. Aku melakukan ini demi mempertimbangkan keluarga kalian," jelas Janadi.Ucapan Janadi terdengar sangat mulia laksana dirinya sang Dewi Welas Asih yang menyelamatkan orang-orang dari penderitaan ketika faktanya, dia melakukan pemaksaan dan intimidasi. Bisa dibilang, dia sangat menyebalkan.Rina tidak menampilkan reaksi berarti, tetapi dia tetap tersenyum tenang seraya berkata, "Wah ... ternyata sudah menyulitkan Tuan Janadi, ya. Kamu perhatian sekali, bahkan sampai mempert
Kecepatan Kadafi tidak bisa diremehkan begitu saja.Namun.Teguh tampaknya lebih cepat.Pria itu bangkit dengan tenang, lalu bergerak meninggalkan posisinya.Seluruh proses tampak lambat, tetapi teratur. Kelihatannya dia sudah memperhitungkan segala hal dengan baik.Tepat setelah Teguh berpindah, Kadafi baru menyapukan kakinya.Kursi yang diduduki Teguh pun langsung hancur berkeping-keping, menunjukkan betapa mengerikannya kekuatan kaki Kadafi itu.Namun, tidak peduli seberapa kuat dia, semuanya cuma sia-sia saja karena Teguh berhasil menghindar.Hal ini sungguh membuat Kadafi marah.Sebelum Kadafi kembali meluncurkan serangan, Teguh langsung menendangnya dari samping dan tepat mengenai lutut Kadafi.Mereka sama-sama memberikan lawan satu tendangan.Saling membalas serangan masing-masing.Lutut Kadafi langsung terkulai lemas. Pria itu refleks menopang tubuh menggunakan kedua tangannya.Teguh duduk di atas punggungnya.Seluruh proses berjalan lancar, tanpa ada jeda sedikit pun dan terli
Teguh tertawa terbahak-bahak saat mendengar itu. Lalu, dia menanggapinya dengan nada menghina, "Apa aku perlu kabur ketika berhadapan dengan orang seperti ini? Kapan kamu melihat aku kabur?"Ucapan Teguh yang penuh sarkasme seketika membuat dua orang itu naik pitam.Janadi segera berdiri, lalu memukul meja dan berkata dengan nada menantang, "Teguh, apa kamu berani bertaruh kepadaku?""Selama kamu menunggu Tuan Yusman datang ke sini ... ""Aku, Janadi Yuwono, nggak akan terlibat dengan Rumah Produksi Locita lagi mulai sekarang. Jadi, kamu boleh melakukan apa pun yang kamu mau," putus Janadi.Rina langsung merasa panik.Apakah Teguh tahu siapa Yusman yang dimaksud?Dia adalah tetua sekte yang sangat kejam!Wanita itu refleks meraih lengan baju Teguh.Namun, Teguh tampak acuh tak acuh, kemudian dia menjawab, "Baik, akan kutunggu di sini. Ingat ucapanmu itu, jangan sampai kamu ingkar janji."Jawaban ini makin membuat Rina khawatir.Tidak peduli dengan banyak orang yang melihatnya, Rina ter
"Brak!"Pintu ruangan pribadi itu didobrak paksa hingga serpihan kayunya beterbangan ke mana-mana.Sekelompok orang datang dengan raut wajah yang garang.Seorang pria tua berada di paling depan, raut wajahnya terlihat sangat marah.Ternyata pria tua itu adalah Yusman Janendra, tetua kedua dari Sekte Naga Langit sekaligus kakek dari Kadafi.Setelah menerobos pintu ruangan itu, Yusman langsung terbang cepat ke dalamnya.Kecepatannya begitu tinggi.Bahkan, dia menunjukkan postur tubuh yang jarang dilihat oleh orang-orang.Gerakan itu seketika membuat orang-orang terkesima.Mereka terus menyaksikan itu dengan penuh perhatian.Yusman tampak berjinjit. Kakinya menginjak tanah bagai capung tengah menyentuh air, tak tergoyahkan. Baju kuno miliknya tampak bergoyang-goyang, memperlihatkan gaya seorang ahli.Melihat situasi ini.Janadi makin yakin dengan kemampuan Yusman.Ahli seperti tetua ini tidak bisa mengalahkan Teguh?Tentu saja mustahil!Kadafi yang tersiksa sejak tadi benar-benar merasa s
Masuk akal juga ...Kalimatnya langsung menyinggung dua orang sekaligus!Rina seketika marah, namun dengan terpaksa ia tetap mundur.Sementara itu, Yusman langsung murka terhadap situasi yang terjadi.Rupanya, setelah bicara panjang lebar, Teguh hanya menganggapnya angin lalu. Bahkan, pria ini tak hanya tidak bereaksi, tapi juga seolah-olah tidak memperhatikan sama sekali!Apa maksudnya?Ini jelas penghinaan!Seketika, Yusman dipenuhi niat untuk membunuh. Dengan nada sinis ia mencibir, "Nak, cepat keluarkan senjatamu. Kalau nggak, kamu nggak akan pernah punya kesempatan lagi setelah ini!"Teguh tertawa mendengarnya.Dia adalah raja tanpa mahkota dari jutaan Pasukan Serigala yang gagah perkasa.Berbekal tangan besinya, tantangan seberat apa yang belum bisa dia lewati?Teguh mengamati Yusman dengan pandangan tajam. Lalu, sambil tersenyum menggelengkan kepala, dia berkata, "Untuk tubuh sepertimu milikmu, aku nggak perlu pakai senjata. Sepasang tinjuku saja sudah cukup," ucapnya.Dasar som
"Wush!""Wush, wush, wush!"Kali ini, Yusman tidak mengayunkan pedangnya sama sekali. Sebaliknya, dia berdiri dengan kedua tangan memegang pedang sembari terus mengumpulkan kekuatan.Semua orang bisa melihat dengan jelas.Cahaya dingin pada pedang giok itu semakin menyilaukan.Silaunnya begitu kuat, sehingga tak ada yang berani membuka mata untuk melihatnya secara langsung!Semuanya tercengang!Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa pedang itu mampu mengguncang langit dan bumi?Sungguh sulit untuk dibayangkan!Sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata!Cahaya dingin pada bilah pedang semakin terang. Sekalipun semua orang telah menutup mata, rasanya mereka akan tetap ditikam hingga buta.Tak sedikit orang sampai menitikkan air mata akibat cahaya terang tersebut.Selain itu, aura membunuh yang menusuk tulang membuat tubuh mereka gemetar tak terkendali.Di bawah pengaruh dua serangan ini.Banyak yang merasa takut untuk diam di tempat. Mereka segera mundur dan menjaga jarak aman."Sa