Share

Bab 231

Chairil seketika mengulas senyum sambil berkata, "Bahkan, para tetua keluarga Yulianto sendiri nggak mau melindungi anggota keluarga mereka."

Ruangan itu kembali hening.

Seperti yang dikatakan Janadi, Yogi telah memasuki Gunung Gandira.

Di sebuah kuil tua yang sangat terpencil, Yogi tengah berlutut di depan patung Buddha yang kokoh dengan khidmat. "Atas nama keluarga Yulianto, kumohon ketiga Pemimpin Pemujaan bersedia untuk memberikan bantuan membunuh Teguh!" ucapnya.

Hanya saja.

Patung Buddha ini tampaknya telah tertutup debu sejak lama.

Terutama karena posisinya berada di tempat-tempat yang terbayang oleh sinar matahari, membuatnya terlihat makin aneh.

"Yogi Yulianto ... "

Tiba-tiba, dari balik patung Buddha terdengar suara yang penuh niat jahat, "Bagaimanapun juga, kamu adalah sosok pemimpin dari keluarga Yulianto. Di ibu kota Provinsi, kamu diakui sebagai sosok hebat, tapi kamu malah diperlakukan sembarangan oleh seseorang yang nggak berarti di Kota Senggigi."

"Hmm ... " Suara ters
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status