Yena, yang baru keluar dari kamar mandi dan siap-siap untuk berpakaian, hampir berteriak ketika melihat ada bayangan yang tiba-tiba datang.Teguh tidak menyangka jika Yena baru saja selesai mandi.Namun, dia sudah menyadari ada seseorang yang mendekat. Jadi, Teguh bergegas menghampiri Yena dan membungkam mulutnya. "Yena, jangan berteriak. Ini aku," bisiknya.Baru saat itulah, Yena menatapnya.Yena pun menyadari kalau orang itu adalah Teguh. Dia pun bertanya keheranan, "Kak Teguh, kenapa kamu tiba-tiba masuk? Aku sedang ..."Kalimat Yena seketika terhenti di tengah.Yena baru menyadari, Teguh sudah memeluk separuh badan hangatnya yang menawan. Hal itu membuat wajahnya merah padam. Rona itu menjalar dari pipi, telinga, hingga lehernya."Ssst!""Yena, waktunya mendesak dan aku nggak sempat menjelaskannya padamu," ujar Teguh sambil membawanya mundur."Aku akan bersembunyi di tempat tidurmu dulu.""Cepat pakai bajumu."Setelah mengatakan itu.Teguh melepaskan tangannya dan melompat ke balik
"Huh ..."Pria Bertopeng berpakaian hitam yang tergeletak di tanah meliriknya dengan tatapan sinis. "Sebenarnya, aku adalah bawahan Pembunuh Berdarah dari Aliansi Iblis.""Dengan dirimu saja ...""Apa kamu masih berani menyerang Aliansi Iblis?""Lagi pula ...""Pedang Surgawimu sudah dibawa kembali ke Aliansi Iblis oleh Pelindung Agung Pembunuh Berdarah.""Begitu menemukan Rumah Abadi, pasti dirinya akan membalaskan dendamku, mengeluarkan inti spiritualmu, dan menyiksamu sampai mati.""Hahaha ..."Setelah serangkaian ejekan yang kejam, Pria Bertopeng berpakaian hitam itu meneguhkan hatinya dan bersiap untuk meledakkan diri guna mengakhiri hidupnya.Wuss!Pada saat ini, kekuatan sekuat gunung datang menerpa.Ternyata, Teguh menekan roh di tubuh Pria Bertopeng berpakaian hitam itu menggunakan kekuatan Tahap Hampa tingkat menengahnya, sehingga pria itu tidak bisa meledakkan diri.Alasan Teguh melakukannya ...Karena dia seketika teringat, ini adalah kesempatan bagus untuk belajar lebih la
Swush!Pada saat berikutnya, jari Teguh berubah menjadi cakar dan menutupi kepala Pria Bertopeng yang mengenakan pakaian hitam itu.Lima esensi sejati dengan cepat menembus dan memasuki kesadarannya, bagai penjara raksasa yang menahan jiwa Pria Bertopeng dengan pakaian hitam itu."Kamu, kamu ..."Jiwa kecilnya gemetaran. Dia menatap mata Teguh dengan penuh ketakutan.Krak!Krak, krak, krak!Teguh tidak berbicara. Dia mengepalkan tangannya untuk membentuk tinju, seolah-olah ingin menggabungkan jiwa Pria Bertopeng berpakaian hitam itu dengan kasar."Ahhhhh ..."Jiwa Pria Bertopeng berpakaian hitam itu mengeluarkan jeritan yang mengguncangkan bumi.Pria tersebut dapat melawan penderitaan fisik dengan tubuh dan esensi sejati.Namun, untuk rasa sakit yang berasal dari jiwa ...Semua rasa sakitnya terasa begitu jelas!Semua rasa sakitnya terasa dengan sangat intens!Ini membuat dia hidup, membuat dia mati, membuat dia hidup dalam penderitaan, membuat dia merasakan sakit yang tak tertahankan!
"Teguh ..."Melihat ini, Pria Bertopeng berpakaian hitam menyadari bahwa Teguh sudah tergerak. Dengan penuh harapan, dia bertanya, "Aku sudah memberi tahu semua rahasiaku padamu ...""Bisakah kamu melepaskanku?"Pria itu tersenyum penuh kelicikan di wajahnya. Sebenarnya, dia sudah memikirkan bagaimana dirinya akan menangkap dan menyiksa Teguh setelah bertemu kembali dengan Pembunuh Berdarah nanti."Melepaskanmu?"Teguh menatapnya dengan heran. Wajahnya dipenuhi ekspresi tidak percaya. "Apa kamu belum bangun atau kamu nggak punya otak?" tanyanya."Kamu mau membunuhku dan masih berharap aku mau melepaskanmu?"Setelah dia mengatakan itu.Tatapan mata Teguh menjadi tajam. Dengan kasar, tangan kanannya meraih dan menghancurkan jiwa Pria Bertopeng berpakaian hitam menjadi hancur berkeping-keping.Setelah jiwanya musnah, dia tentu telah mati sepenuhnya.Sesaat kemudian.Teguh mengambil darah pria itu dan meneteskannya di telapak tangannya sendiri.Darah tersebut cepat tercampur dengan baik, k
Whush!Whush!Whush!Whush!Ketika Teguh hampir berhasil, tiba-tiba datang beberapa orang dari empat arah. Semuanya berjubah hitam dengan wajah tertutup. Ternyata, mereka adalah beberapa Pelindung yang tersisa.Mereka telah bersembunyi di sekitar sejak awal. Setelah merasakan adanya kejanggalan, mereka langsung menyerang."Teknik Seribu Tinju!"Teguh terpaksa menghentikan pengejarannya terhadap Pembunuh Berdarah untuk sementara waktu, kemudian beralih menghadapi empat Pelindung ini lebih dulu.Namun, di luar dugaan semua orang.Meskipun Teguh melawan empat orang sendirian, dia tak kalah sama sekali.Dengan setiap pukulan dan tendangan, juga ketepatan yang sempurna, Teguh mendominasi pertarungan itu dengan mantap.Yena dan Pembunuh Berdarah sangat terkejut."Sialan kamu!"Pembunuh Berdarah segera mengobati lukanya. Kemudian, dia mengambil ramuan dan langsung dimasukkan ke mulutnya. Setelah pulih sedikit, dia bergabung kembali dalam pertempuran sambil berteriak."Ikuti aku!""Lima Gunung
Lima Formasi Utama adalah lima jenis formasi yang dikuasai oleh Tujuh Pelindung Agung di bawah pimpinan Pembunuh Berdarah. Masing-masing mewakili Tiga Kekuasaan, Empat Simbol, Lima Elemen, Enam Harmoni, dan Tujuh Bintang!Setiap formasi ini sangat terkenal di Dunia Kultivasi.Bisa dibilang.Mengandalkan keajaiban Lima Formasi Utama, Pembunuh Berdarah telah berkelana di Dunia Kultivasi bertahun-tahun lamanya. Berulang kali dia menciptakan kekacauan berdarah tanpa pernah merasa takut.Sekarang, Teguh berani menantangnya secara langsung ...Ini bukannya sama dengan mencari mati?Akan tetapi!Sebelum dia selesai bicara, raut wajah Pembunuh Berdarah tiba-tiba berubah!Buuum!Sesaat berikutnya, terdengar suara gemuruh dari tubuhnya.Seketika itu juga.Esensi sejati yang telah dia kultivasi selama bertahun-tahun pun hancur hingga ke akarnya. Bayi roh kecil yang bersinar keemasan itu juga lekas melemah akibat serangan ini."Akh!"Tubuhnya terluka parah, dasar kultivasinya juga rusak. Darah men
Teguh berdiri di hadapan Pembunuh Berdarah seraya menatapnya angkuh, "Pulanglah dan beri tahu Ketua Aliansi Iblis, jangan coba-coba lagi mengambil Pedang Surgawi milikku.""Kalau sampai dia berani lagi ...""Aku akan membunuhnya!"Setelah mengatakan itu, Teguh menampar Pembunuh Berdarah.Dengan satu pukulan itu, Pembunuh Berdarah merasakan serangan kekuatan yang tak terbendung. Semua jerih payahnya dalam melakukan kultivasi menjadi sia-sia, menjadi seseorang yang benar-benar tidak berguna.Pembunuh Berdarah terpental jauh.Teguh mengalihkan pandangannya, lalu berkata kepada Yena yang berdiri terpaku di sampingnya, "Yena, ayo, kita pergi.""Ah, oh ..."Yena baru tersadar, kemudian mengikuti langkah Teguh.Sesampainya di ibu kota.Mereka pergi ke penginapan yang dipesan oleh Bayangan.Shinta sudah duduk diam di lobi sejak tadi.Kini, Shinta sudah tahu.Teguh akan marah pada dirinya, baik karena menyadari hilangnya Pedang Surgawi atau karena sadar bahwa Yena sudah meninggal. Jadi, dia mem
"Kamu ..."Teguh menatap Yena sekilas.Saat ini, Shinta pasti sangat membenci Yena. Apa Yena masih berani pergi dan mencoba untuk membujuknya?Bukannya ini malah akan memperburuk keadaan?"Nggak masalah!"Yena jelas melihat kekhawatiran Teguh. Karena itu, dia menghibur, "Kak Teguh, Kak Shinta harusnya nggak akan melakukan apa-apa padaku."Lagi pula ...Sekarang, Shinta bukanlah lawan dari Yena, sehingga dia sama sekali tidak khawatir."Baiklah.""Kamu juga nggak harus terlalu memaksa. Kalau dia benar-benar nggak bisa dibujuk, biarkan dia tenang dulu saja."Teguh pun berpikir keras tentang hal ini sebelum menyetujui ide tersebut."Aku pergi, ya."Setelah menjawab, Yena segera pergi dan mengejarnya.Hanya dalam beberapa detik, Shinta telah berlari ke tempat yang jauh. Di tengah suasana malam, bayangannya tampak begitu kesepian.Melihatnya seperti ini, Yena merasa kasihan padanya, entah apa alasannya.Jadi, dia mengejarnya.Dalam beberapa loncatan, dia sudah berdiri di depan Shinta."Kak