Teguh mengerutkan keningnya, selagi terus menghindari beberapa serangan.Akan tetapi, orang-orang ini ...Semakin menyerang habis-habisan, bahkan tak ada tanda-tanda akan menyerah sedikit pun.Raut wajah Teguh menjadi kian suram.Karena itu.Jangan salahkan jika dirinya bertindak kasar.Wus!Selanjutnya, para nelayan itu menyerang Teguh dari keempat arah, yaitu depan, belakang, kiri, dan kanan. Mereka tak memberikan Teguh kesempatan sama sekali.Teguh pun melangkah dengan yakin dan langsung mendorongkan telapak tangannya.Tenaga dalam yang dahsyat itu seperti amukan gelombang. Dalam sekejap, semua orang pun dihantamnya hingga terlempar jauh.Tepat pada saat itu.Orang-orang dari tiga arah lainnya juga telah tiba.Teguh melompat dengan kedua kakinya dan melayang di udara. Lalu, dia menendang hinggga semua orang-orang itu terlempar jauh.Pertarungan singkat itu membuat Teguh menyadari sesuatu.Para nelayan ini setidaknya pasti seorang Master Tangga Surga Ketujuh. Itu sebabnya mereka memi
Wus!Teguh pun mengambil tombak dari cincinnya dan menyerang menggunakan Tombak Perak Sembilan Langit.Ting!Terdengar suara benturan logam.Tiba-tiba saja, tangan kanan Teguh yang memegang tombak bergetar hebat. Saat menatap lebih dekat, dia melihat bahwa tombak yang tak dia ketahui bahannya itu telah tergores oleh serangan pedang si pemuda, meninggalkan sebuah celah yang dalam.Teguh tak memikirkannya terlalu lama.Wus!Set!Dia pun segera menerjang.Energi tombaknya melesat satu per satu.Setiap serangannya dipenuhi hasrat membunuh yang bisa dikatakan sangat tajam.Ting!Klang!Klang!Dia pun menghantam dengan bertubi-tubi.Teguh menyerang dengan Tombak Perak Sembilan Langit miliknya lagi dan lagi.Namun ...Setelah serangkaian serangan tersebut berakhir, tombak itu tak mampu bertahan lagi. Di bawah serangan terakhir yang kuat dan mematikan, tombak itu pun patah menjadi dua bagian.Teguh tak memiliki pilihan lain.Dia hanya bisa membuang sisa batang tombak dan mengeluarkan sebuah pa
Sekalipun pedang berpendar biru ini tidak sebanding dengan senjata yang diberikan Aron.Namun, serangan Teguh lainnya jelas takkan mampu dikalahkan.Wus ...Sesaat kemudian, palu raksasa di tangan Teguh melintas di udara membentuk sebuah busur, lalu mengantam serangan pedang itu dengan tepat.Kekuatannya tak terhentikan.Seperti badai dingin yang mematikan.Teguh merasakan tangannya mati rasa, namun dia tetap mengayunkan palu kedua.Klang!Klang!Dia melancarkan serangan lagi dan lagi.Satu ayunan palu disusul dengan ayunan palu berikutnyaSerangan itu mengalir sempurna seperti gelombang di laut yang datang bergemuruh satu demi satu. Kekuatannya begitu dahsyat dan tak tertahankan.Selain itu, seiring dengan ayunan palu yang Teguh lakukan.Pendar biru pedang itu kian memudar, menjadi redup dan melemah.Pada akhirnya ...Dengan pukulan palu Teguh berikutnya, pedang itu hancur berkeping-keping.Namun, ini bukanlah akhir.Setelah itu.Xavi yang tidak terima, kembali meningkatkan kekuatan p
Mendengar nada bicaranya ...Teguh mengatur napas sejenak, menenangkan dirinya sendiri dan menyeimbangkan tenaga dalam di tubuhnya. Setelah itu, dia bersiap untuk menyampaikan permohonannya sekali lagi.Namun.Sebelum dia sempat mengatakannya.Pria paruh baya itu menyela, "Ikuti aku!"Setelah mengatakannya.Dia memimpin jalan menuju pintu gerbang sekte.Setelah pria paruh baya itu berbicara, para nelayan, termasuk Xavi, tidak lagi berkomentar.Namun, mereka tetap memandang Teguh dengan tak bersahabat.Teguh juga tidak menggubris mereka dan langsung mengikuti pria paruh baya itu.Beberapa saat kemudian.Aula bagian dalam Sekte Tajuk Semesta."Ini adalah Pil Pemulihan yang paling mujarab.""Makanlah dulu, pulihkan tenaga dalammu." Pria paruh baya melemparkan sebuah pil kepada Teguh."Terima kasih banyak!"Teguh langsung menelannya.Setelah itu, dia duduk bersila dan mulai mengatur napas, bersiap memulihkan tenaganya.Setengah menit berlalu.Teguh benar-benar merasa tenaga dalamnya sepenu
Wuusss ...Setelah orang itu selesai bicara, dia segera melepaskan energi terkuat miliknya, kemudian mengunci rapat-rapat Teguh.Para sesepuh lainnya juga serentak maju satu langkah.Terasa adanya aura dingin yang langsung meledak dan mengarah kepada Teguh sepenuhnya.Situasi ini ...Andai Teguh berani memberontak, maka dia akan terbunuh di tempat ini.Bzzt!Teguh tidak ingin pergi begitu saja. Alhasil, dia memberanikan diri untuk melawan.Akan tetapi, lebih baik baginya untuk bertindak patuhBegitu melawan, dia segera menghadapi tekanan yang lebih kuat lagi.Begitu tinggi tak terjangkau.Begitu dalam hingga tak bisa dilihat dasarnya.Begitu kuat luar biasa.Takkan ada habisnya.Saat ini, Teguh yang berhasil dikepung lawan terlihat begitu rapuh, sekan-akan bisa terkalahkan sewaktu-waktu.Bruk ...Namun, beberapa saat kemudian.Keringat deras mengaliri dahi Teguh.Urat-urat di tangannya pun menonjol luar biasa.Saat ini, dia telah berusaha sekuat tenaga untuk melawan.Akan tetapi ...Te
"Yang dikatakan Sesepuh Agung benar!""Ivan memang harus dihukum!""Wijangga telah melakukan kesalahan besar yang fatal. Dia nggak boleh diizinkan kembali ke Sekte Tajuk Semesta.""Aku setuju!"Semua orang bersikeras menentang.Para sesepuh yang tersisa pun segera mengikuti dan menyorakkan persetujuan.Melihat mereka tetap keras kepala, Billy pun mengalah dan berkata, "Kalau kalian nggak setuju, kita bisa mengikuti peraturan sekte.""Asalkan Ivan bisa melewati tiga ujian sekte, maka dia berhak menentukan semuanya.""Bagaimana pendapat para sesepuh?"Sesepuh Agung dan yang lainnya saling memandang, lalu mengangguk setuju, "Kami akan mengikuti peraturan sekte."Billy menatap Teguh dan bertanya, "Ivan, apa kamu bersedia menerima tiga ujian dari sekte demi ayahmu?"Tentu saja Teguh takkan menolaknya, "Aku nggak keberatan asalkan bisa membuat ayahku kembali.""Baiklah!"Sesepuh Agung pun menatap Ivan dengan tajam dan berkata dingin, "Kalau begitu, masalah ini sudah diputuskan.""Tiga ujian
Dia ingin mencoba teknik serangan Tanno terlebih dahulu."Tombak?"Tanno memandang senjata itu sejenak, lalu tersenyum sinis dan berkata, "Para Kultivator Dewa menganggap kalau menggunakan pedang surgawi adalah poin utama.""Ivan, ternyata kamu memang sudah mengikuti jalan yang sesat."Setelah kata-kata itu terucapkan.Sebuah pedang berharga yang tampak sangat luar biasa muncul di tangannya. Pedang itu jelas bukanlah senjata biasa.Teguh pun mengerutkan dahinya.Apakah menggunakan tombak dinilai sebagai cara yang salah?Wawasan lawannya ini benar-benar terbatas.Wus!Teguh tidak menjawab, dia hanya memainkan senjatanya sebentar. Kemudian, dia segera mengisi Tombak Raja Pemecah Formasi itu dengan energi yang penuh hingga membuatnya berkilau.Klang ...Pada saat berikutnya, tombak dan pedang itu bertabrakan dan menghasilkan suara yang nyaring.Tombak Raja yang Memecah Formasi di tangan Teguh langsung bengkok dengan mudahnya.Namun, pedang berharga dan energi pedang Tanno juga hancur berk
Tanno melihat bahwa dia memiliki keunggulan sehingga terus mendesak sang lawan tanpa ampun.Namun, setelah Teguh berhasil memahaminya selama beberapa waktu, dia mulai leluasa penggunaan Tombak Raja yang Memecah Formasi. Alhasil, dia bisa menggunakannya dengan mudah.Gerakannya juga semakin terarah.Tiba-tiba.Sebuah ide yang cemerlang melintasi benak Teguh.Dia teringat serangkaian keterampilan serangan tombak yang diajarkan oleh Raja Api sebelumnya.Hanya saja, saat itu dia sudah menguasai Tombak Perak Sembilan Langit dengan sangat baik, jadi dia hanya melakukannya secara garis besar saja.Terutama saat mencapai tahap terakhir, di mana seseorang harus menyatukan diri dengan senjata, tanpa adanya suara atau kehadiran fisik senjatanya. Teguh yang tidak bisa memahami konsep itu langsung mengabaikannya begitu saja.Sekarang, dia berhasil memahaminya dengan lebih baik.Wus ...Segera saja, Teguh mulai menunjukkan keahliannya.Tombak Raja yang Memecah Formasi di tangannya bergerak lincah.B