Hari ini.Bima datang secara pribadi dan mengumpulkan jenazah Waldi. Pada malam hari, mereka menggunakan aula keluarga Laksono sebagai rumah duka.Banyak pejabat dan penguasa yang datang ke kediaman keluarga Laksono."Pak Bima, turut berduka cita!""Pak Bima, semoga diberi ketabahan dan kesabaran ... ""Pak Bima ... "Bima duduk di depan ruang jenazah dengan beberapa anggota keluarga Laksono yang menemaninya. Namun, wajahnya tanpa ekspresi.Saat menghadiapi belasungkawa dari para petinggi ini, wajahnya tetaplah dingin dan tidak menunjukkan emosi apa pun.Orang-orang ini ...Mereka hanya ingin menjilat keluarga Laksono, tidak ada tujuan lain.Saat ini, mereka hanya ingin mencari jalan pintas saja."Pak Bima ... "Pada saat ini, ada seseorang yang terhormat telah tiba.Dia adalah orang terkaya di Kota Senggigi, yaitu Wafa, pemimpin keluarga Judistia!Dia datang sendiri menghadap keluarga Laksono dengan didampingi oleh cucunya, Yiska."Wafa!"Ada sedikit perubahan di wajah Bima.Dia berdi
Kalau bukan karena Teguh ...Mungkin sekarang dirinya sudah mati."Sudahlah, kali ini biarkan saja dia," kata Rina kepada Sekretaris Mia.Sekretaris Mia mengangguk sekali, lalu keluar dari kantor.Rina berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk menelepon Teguh untuk menanyakan kondisinya."Tut ... tut ... tut ... "Telepon terhubung, tetapi tidak kunjung dijawab.Rina terus menerus meneleoin beberapa kali seperti ini.Hal ini membuat Rina bingung."Orang ini ... ""Kenapa kamu nggak menjawab telepon, padahal teleponnya terhubung?""Kemana kamu pergi dan sedang apa kamu?"Rina tidak bisa membayangkannya sama sekali.Pada saat ini, berdasarkan daftar yang diberikan oleh Bayangan, Teguh sedang mengunjungi rumah-rumah mantan tentara yang terkena musibah kemarin, terutama yang telah meninggal, untuk memberikan penghiburan."Tante, Zakif sudah tenang di sana. Kami juga sangat sedih … "Saat ini, Teguh berada di rumah salah satu tentara veteran.Rumah itu tidak besar.Ada tiga ruangan di sana, s
Teguh tidak menghiraukan anak-anak muda itu.Dia berjalan menghampiri Rina dan bertanya, "Apa sebenarnya yang terjadi?"Rina bertanya dengan wajah datar, "Teguh, jawab jujur, apa kemarin kamu pergi untuk memukuli Waldi, kepala keluarga Laksono, hingga dia melompat dari atas gedung?""Kamu masih nanya?"Tanpa menunggu jawaban dari Teguh.Darya berkata sambil tersenyum sinis, "Sebagai kepala keluarga dari tiga keluarga besar, apa nggak ada hal lain yang lebih baik untuk dilakukan, selain bersenang-senang dengan cara melompat dari gedung?""Hal apa yang bisa membuat Waldi nggak tahan dan ingin bunuh diri dengan melompat dari gedung?"Darya terlihat tidak senang. Dia menatap Teguh dengan penuh penghinaan."Teguh, kamu selalu menjadi malapetaka bagi keluarga Yulianto."Adi juga ikut angkat bicara, "Teguh, trik Tentara Mencuri Jiwa dan semacamnya memang bisa menipu orang lain, tapi nggak bisa menipu kami.""Kalau kamu nggak memukuli Waldi, kenapa dia bisa melompat dari gedung?"Adi mengataka
Bima memicingkan matanya. Dari celah-celah pandangannya, terpancar sinar yang menakutkan.Dia menunjuk peti mati di sebelahnya. Dengan suara tegas, Bima berkata, "Teguh, kamu mau masuk ke dalam peti dan mengakhiri hidupmu sendiri, atau ... ""Aku harus menyuruh seseorang untuk membelek kaki dan tanganmu, lalu melemparkanmu ke dalam sana?"Mendengar hal tersebut, Teguh pun langsung tertawa.Tatapannya tertuju pada wajah Bima yang sudah tua. Teguh lalu berkata dengan entengnya, "Kurasa ... aku masih muda. Nggak cocok masuk sana.""Peti mati ini masih lebih cocok untukmu!"Mendengar hal tersebut, Bima langsung naik pitam. Alis dan jenggotnya bergerak-gerak secara bersamaan."Benar-benar lancang!""Ayo serang bersama! Kita potong-potong dulu kaki dan tangannya!""Siapa pun yang berhasil memotong tangan atau kakinya, akan kuberikan 10 miliar!""Siapa pun yang bisa memenggal kepalanya ... ""Akan kuberikan 20 miliar, ditambah sebuah vila!"Mendengar perintah Bima, semua preman langsung menye
"Duaggg!""Brak!"Pasukan Malaikat Kematian ini sebenarnya sudah bisa dibilang pembunuh ternama karena telah berhasil menanggalkan nyawa banyak orang.Namun, melihat adegan tersebut, seluruh anggota Pasukan Malaikat Kematian merasa sangat terkejut. Senjata di tangan mereka berjatuhan ke tanah dengan sangat konyol.Bima sendiri juga ikut tercengang. Perasaan ngeri muncul di dalam hatinya.Ini ...Siapa sebenarnya Teguh ini?Yang mengejutkan, ternyata dia mampu mengerahkan begitu banyak tentara, bahkan sampai bisa mendatangkan tank dan helikopter seperti itu.Bajingan! Sepertinya aku baru saja mengundang sosok yang paling kuat dan berpengaruh.Inilah ajalku.Keluarga Laksono kali ini benar-benar menghadapi lawan yang begitu kuat.Mereka tidak mampu untuk melawannya."Duaggg!"Bima sudah berusia sekitar 60 hingga 70 tahun.Namun, pada saat ini, dia merasa begitu ketakutan hingga mengompol di celana. Hal ini jauh lebih parah dibanding saat Bima berusia sekitar 16 sampai 17 tahun. Artinya,
Seumur hidupnya ...Bima hanya akan seperti orang koma, berbaring di atas tempat tidur selamanya.Dia tidak akan bisa bangun dan bicara.Sementara itu, pada kedua pelipis Bima, hanya terlihat setitik gumpalan darah yang bercampur dengan keringat dan menetes ke bawah. Jika tidak diperhatikan dengan saksama, sama sekali tidak terlihat ada yang aneh."Pasukan bubar!"Teguh memberi perintah pada Bayangan.Kemudian, para tentara kembali dengan membawa hasil yang memuaskan. Sementara itu, Teguh sendiri juga kembali ke Bahari Indah.Malam ini sangat istimewa.Rina membuat pengecualian dengan menghapus larangan masuk sehingga Teguh bisa langsung masuk saat pulang nanti.Bukan hanya itu.Saat Teguh masuk ke dalam rumah.Rina keluar kamar, sekalipun Teguh hanya membuat suara pelan. Jelas dia belum tidur."Teguh ... "Melihat Teguh, terlihat jelas ada sedikit perubahan emosi di wajah Rina. "Gimana, urusan keluarga Laksono sudah selesai?""Sudah."Teguh menjawab dengan tenang."Beneran?"Mata Rina
Wafa ...Dia adalah orang terkaya di Kota Senggigi, sosok yang sangat terkenal.Apa pun yang dia lakukan selalu menjadi pusat perhatian di mana pun dia berada. Setiap perkataannya pun selalu didengar oleh semua orang.Di tempat seperti rumah sakit sekalipun, sepatah kata yang diucapkannya bisa langsung menyebar keluar dengan mudah.Oleh karena itu.Berita tersebut menyebar dengan cepat.Orang terkaya di Kota Senggigi hendak melakukan sesuatu kepada Teguh dan keluarga Yulianto.Malam sudah larut.Namun, bulan yang terang di luar jendela tampak terbungkus oleh awan kelabu.Rina baru saja berhasil tertidur setelah susah payah berusaha, ketika dia terbangun oleh suara dering telepon. Ternyata dari Adi, pamannya yang nomor tiga."Rina, apa yang sebenarnya terjadi pada Teguh si berengsek itu?""Apa dia harus membunuh kita dulu baru bisa merasa puas?"Adi bertanya kepada Rina dengan penuh kemarahan, "Kamu bisa mengatur Teguh nggak? Kalau dia memang mau mati, silahkan saja, tapi jangan bawa-ba
"Kamu Zakir, 'kan?"Di ujung telepon, terdengar suara Wafa yang berapi-api. "Nggak perlu menelepon lagi. Kali ini, keluarga Yulianto pasti bakalan mati.""Sudah kubilang.""Kalau kamu masih berani meneleponku lagi ... ""Aku nggak akan keberatan suruh orang buat membantai keluarga Yulianto sekarang juga!"Setelah berkata seperti itu, Wafa kembali menutup teleponnya.Di kantor.Mendengar hal tersebut, wajah Zakir langsung berubah pucat pasi. Dia pun terduduk di kursi.Wajah Rina yang cantik juga tampak pucat pasi.Tamat sudah.Wafa sudah berkata seperti itu. Keluarga Yulianto mungkin benar-benar tidak memiliki kesempatan lagi.Keduanya merasa putus asa.Mereka berdua saja merasa putus asa, apalagi hanya karyawan biasa."Saya ingin mengundurkan diri!""Keluarga Judistia akan segera mengambil tindakan. Grup Jagaraga akan segera menjadi sejarah.""Hitungan mundur menuju kematian telah dimulai ... ""Cepat lari! Lari sekarang juga! Setidaknya kalian masih bisa menyelamatkan nyawa kalian mas