Share

Bab 167

Bima memicingkan matanya. Dari celah-celah pandangannya, terpancar sinar yang menakutkan.

Dia menunjuk peti mati di sebelahnya. Dengan suara tegas, Bima berkata, "Teguh, kamu mau masuk ke dalam peti dan mengakhiri hidupmu sendiri, atau ... "

"Aku harus menyuruh seseorang untuk membelek kaki dan tanganmu, lalu melemparkanmu ke dalam sana?"

Mendengar hal tersebut, Teguh pun langsung tertawa.

Tatapannya tertuju pada wajah Bima yang sudah tua. Teguh lalu berkata dengan entengnya, "Kurasa ... aku masih muda. Nggak cocok masuk sana."

"Peti mati ini masih lebih cocok untukmu!"

Mendengar hal tersebut, Bima langsung naik pitam. Alis dan jenggotnya bergerak-gerak secara bersamaan.

"Benar-benar lancang!"

"Ayo serang bersama! Kita potong-potong dulu kaki dan tangannya!"

"Siapa pun yang berhasil memotong tangan atau kakinya, akan kuberikan 10 miliar!"

"Siapa pun yang bisa memenggal kepalanya ... "

"Akan kuberikan 20 miliar, ditambah sebuah vila!"

Mendengar perintah Bima, semua preman langsung menye
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status