Dia mulai melepaskan pakaiannya dengan sukarela.Tidak ada keraguan sedikit pun untuk melepaskan pertahanan terakhirnya.Saat suara gemerisik terus terdengar.Shinta sudah telanjang, tanpa busana.Teguh berusaha keras untuk mengalihkan pandangannya, tetapi sudut matanya masih bisa menangkap bayangan perempuan itu.Pada saat Shinta melepas semua pakaiannya, lapisan es tipis secara tak terduga terbentuk di sekujur tubuhnya, membuatnya terlihat seperti peri es, memberikan kesan murni dan suci.Xena juga tidak sengaja memandang ke arah Shinta.Tak dapat dipungkiri ...Ada perbedaan antara gadis kota dengan gadis di Gunung Yavana.Xena menganggap dirinya sebagai salah satu tipe wanita yang dingin dan bertubuh ramping, seolah-olah berasal dari zaman klasik. Meskipun dia memiliki pinggang yang ramping, hal itu tidak bisa dibandingkan.Shinta ...Terlihat sangat indah, membuat siapa pun terpesona.Terutama saat melihat bentuk tubuhnya.Menggetarkan.Dia berdiri tegak dengan anggunnya.Sungguh
"Oke, siap!" tiga orang itu menjawab serentak."Xena.""Pakai energimu buat transfer kekuatan dingin dari dalam tubuh Nona Shinta ke tubuh Teguh, biarin dia sempurnain kekuatannya sendiri."Xena menyadari bahwa langkah ini sangat berbahaya.Dia menutup mata dan berkonsentrasi sejenak. Ketika membuka matanya kembali, tidak ada lagi ketidakmurnian yang ada di dalam matanya.Kemudian, dia perlahan-lahan meletakkan tangannya di punggung Shinta.Gelombang energi mengalir masuk, membawa kekuatan es dingin menuju kedua tangan Shinta. Proses ini berlangsung sangat lambat dan hati-hati.Beberapa puluh detik kemudian, seberkas kekuatan dingin yang seperti es abadi berusia ribuan tahun, menyebar dari tangan Shinta ke dalam tubuh Teguh."Siissshhh ..."Kekuatan dingin yang murni itu langsung menyebar ke seluruh lengan Teguh, lalu ke seluruh tubuhnya.Dingin yang menusuk tulang itu ...Membuat Teguh gemetar tak karuan dan hampir menarik tangannya kembali.Meskipun dibantu dengan cairan obat, Teguh
"Sebenarnya, masih ada cara lain."Suara Tejasvi terdengar agak dalam dan ragu."Cara apa?"Teguh dan Xena bertanya serentak."Yaitu ...""Pindahin kekuatan es dalam tubuh Nona Shinta ke tubuhmu, Teguh.""Cara ini memang sangat cepat, tapi risikonya juga tinggi. Teguh, kamu mungkin nggak bisa menahan kekuatan es yang dahsyat ..."Tejasvi tidak melanjutkan perkataannya.Dia membiarkan Teguh menentukan pilihan."Kalau begitu ..."Teguh menatap Shinta dan Xena di seberangnya.Meskipun Shinta tidak bicara, alisnya sangat mengerut, tubuhnya telah menderita siksaan yang parah.Bulir-bulir peluh tampak pada dahi Xena. Wajahnya juga sangat pucat dan tampak kuyu.Setelah beberapa jam berkonsentrasi, fisik dan batinnya jelas telah kelelahan."Pak Tejasvi."Teguh melanjutkan. "Selain bahayain aku, apa cara itu bakal berdampak sama Shinta dan Xena?""Amat kecil pengaruhnya bagi mereka. Dampak terbesarnya pada dirimu." Tejasvi menjawab dengan cukup bijaksana."Kalau gitu, ayo kita mulai!"Teguh mem
"Berhubungan seksual?"Shinta langsung terdiam.Dia menoleh untuk memandang Teguh dan wajahnya semerah tomat.Meskipun ...Shinta pernah beberapa kali "menggoda" Teguh, dia tetap acuh tak acuh. Sekarang dengan adanya dua penonton, dia merasa agak malu."Benar."Tejasvi menambahkan. "Fisikmu lebih istimewa dari Teguh. Kamu lebih mampu menahan kekuatan sedingin es ini darinya. Jadi, kamu perlu kerja sama dengan Teguh. Selama prosesnya biarin Teguh terus menukar kekuatan es dalam tubuhmu dan tubuhnya.""Sampai akhirnya ...""Teguh memurnikan semua kekuatan es dingin.""Nggak masalah!"Shinta menjawab dengan yakin. "Pak Tejasvi, apa ada hal yang perlu diperhatiin?""Kalau nggak ada, aku mau segera lakuin.""Keadaan Teguh makin memburuk, nggak bisa ditunda lagi.""Ini ..."Tejasvi mengeluarkan sebuah botol giok dan memberikannya pada Shinta. "Setelah aku dan Xena pergi, beri botol ini sama Teguh."Shinta menerima botol giok, kemudian melihat label yang terpampang pada botol dan wajahnya ber
Teguh sudah tidak sabar untuk mencari Noah dan menghapus rasa malu akan sebelumnya."Pak Tejasvi ..."Teguh menenangkan diri dan bertanya, "Shinta di mana?"Sudah terjadi.Dia adalah laki-laki, jadi harus bertanggung jawab."Shinta di kamar sebelah.""Xena lagi mempraktikkan terapi akupunktur buatnya, kemungkinan dia baru pulih besok," jawab Tejasvi."Jadi ..."Teguh menambahkan. "Bagaimana dengan Rina, apa dia baik-baik aja?"Teguh merasa agak cemas saat menanyakannya.Dia dan Shinta melakukan "terapi" dan mungkin tidak bisa disembunyikan dari Rina. Entah apa yang akan Rina pikirkan ..."Dia di ruangan sebelah."Tejasvi menunjuk ke arah ruangan lain. Senyuman terlihat penuh makna. "Tapi dia mengunci diri dalam kamar. Aku dan Xena nggak bisa berkutik."Ini ...Kepala Teguh seketika terasa nyeri.Ketakutannya terjadi, Rina pasti marah.Bagaimanapun juga ...Sulit untuk tetap tenang dalam situasi seperti ini, baik laki-laki, maupun perempuan.Rina tidak menangis dan tidak membuat keribut
Teguh mengangkat kepala, terkejut dengan perkataan Shinta.Shinta tersenyum simpul, ekspresinya terlihat serius.Teguh tidak tahu harus menjawab apa."Aku dan Rina ..."Shinta masih memandang Teguh dengan serius, tetapi suaranya agak gemetar dan takut. "Kamu urus sendiri!""Aku nggak bakal nyusahin kamu.""Toh, kamu dan Rina dari awal sudah menikah.""Aku cuma orang ketiga yang masuk di tengah-tengah."Teguh hanya diam.Dia tidak tahu harus mengatakan apa atau tidak tahu bagaimana harus mengatakannya."Sebenarnya ..."Shinta mengungkapkan isi hatinya. "Sejak aku menyukaimu dan tahu kalau kamu dan Rina nggak akur, aku punya keinginan egois.""Aku selalu menunggu Rina ceraiin kamu, lalu aku bisa mengejarmu secara terang-terangan dan akhirnya bisa bersamamu.""Hingga saat ini.""Aku sembunyiin identitas aslimu dari Rina agar dia nggak punya perasaan padamu, supaya aku punya kesempatan.""Teguh, apa menurutmu aku licik?"Ini.Teguh membuka mulut, tetapi tidak mengeluarkan suara apa pun."T
Tes, tes!Dua tetes air mata menitik perlahan dari sudut mata, langsung membasahi seprai dan membentuk bercak kecil.Shinta tahu.Persaingannya dengan Rina.Dia kalah.Di kamar lain.Xena berbaring di ranjang sambil berguling-guling karena juga sulit tidur.Meski dia telah mencoba untuk menutup telinga.Namun, hari ini mendengarkan dua pertempuran secara berturut-turut membuat pikirannya tidak bisa tenang.Aneh dan kalut.Terus berputar dalam pikirannyaDiulang-ulangPada akhirnya, hati menjadi kacau.Malam berlalu setenang aliran air....Keesokan harinya.Teguh dan Rina bangun hampir bersamaan."Jangan lihat aku ..."Rina merasa kelelahan. Dia teringat kejadian semalam, lalu mengulurkan tangannya dengan malu-malu untuk mendorong wajah Teguh ke arah lain.Teguh bangun dengan perasaan bingung, lalu mulai mengenakan pakaian.Hari berjalan.Tak lama kemudian, keduanya keluar dari kamar dan melihat Shinta sedang berlatih gerakan bela diri kuno bersama Xena di halaman."Bangun pagi?"Teguh
Gunung Lembah Hijau.Orang-orang berkerumun, saling berdesak-desakan.Panji-panji putih berkibar ditiup angin.Para tentara yang bersenjata lengkap mengenakan syal dan pita putih, terlihat gagah, tetapi diam tanpa kata. Wajah mereka penuh dengan kesedihan.Hari ini adalah hari pemakaman Pak Yudha.Sebagai guru kaisar, penghormatan tertinggi diberikan pada tetua Yudha.Keadaan darurat telah ditetapkan.Orang-orang yang datang memberikan belasungkawa adalah petinggi negara, pimpinan perbatasan atau penguasa daerah. Hal yang mengejutkan adalah hanya segelintir kepala keluarga yang datang. Mereka tidak memiliki kualifikasi.Hanya ada satu kepala keluarga.Sementara itu, lainnya adalah tokoh penguasa di wilayah masing-masing.Namun setibanya di sini semua menundukkan kepala dengan rendah hati.Sewaktu Teguh dan rombongannya tiba.Formasi telah diatur. Tedja bersama para menteri, pejabat tinggi Serenara, dan para penguasa dari berbagai wilayah telah menunggu cukup lama."Raja Serigala datang