"Paman, aku memang sudah mempelajari tuntas Pamungkas. Tapi kau benar, paman, ada satu kalimat yang sampai sekarang tak bisa kumengerti Aku rasa mungkin ini kunci permasalahan mengapa tenagaku tak bisa mengalir lantar saal memainkan Naga Emas Pamungkas. Bunyinya begini, Hendaknya aku menjadi perahumu menyeberangi laut kesusahan. Mungkin paman tahu artinya?"
Jiu Long penuh harap kalimat itu akan terpecahkan maknanya. Tapi sayang Liu Xing pun tak bisa menembus maksud kalimat itu. Liu Xing memandang Jiu Long dengan gundah. "Agaknya kalimat itu sebuah perumpamaan yang mengandung falsafah. Aku belum pernah mendengar sebelumnya. Aku juga tak tahu apa makna kalimat itu, tapi akan kupikirkan. Mungkin suatu hari kelak aku bisa menjawabnya."
Tanpa terasa hari sudah senja. Tak lama lagi matahari akan tenggelam di peraduan. Baik Jiu Long maupun rombongan Liu Xing sama-sama bertujuan ke puncak Wuwei.
Yuan Shu mengajak Jiu Long untuk melakukan perjalanan bersama. Tapi Jiu Lon
Dia merasa aneh melihat banyak orang berkumpul di tengah hutan. Jumlahnya sekitar limapuluh orang. Semua mengenakan pakaian dan ikat kepala serba hitam. Lebih lanjut dia memerhatikan, rupanya lelaki yang dibuntutinya adalah pemimpin. Orang-orang itu bangkit dari duduk. Mereka berdiri sambil memberi hormat kepada lelaki itu. Sesaat kemudian suasana lengang dan sunyi Seorang lelaki tua tampil ke depan. Setelah memberi hormat kepada si pemimpin, ia berseru, "Karena saudara ketua sudah tiba dan hari sudah agak siang maka pertemuan dimulai. Silahkan saudara ketua bicara"Lelaki itu maju dan duduk di atas batu besar. Orang-orang itu mengucap salam dan memberi hormat kepada ketuanya, kedengarannya riuh. Suasana kembali hening saat si ketua mengangkat tangan dan mulai bicara, suaranya tidak keras tapi lantang dan jelas. "Saudara dan kerabatku, pertemuan hari ini tidak akan lama. Aku hanya ingin mengetahui apakah beberapa anggota sudah melaksanakan tugasnya dan apa hasilnya? Apakah su
Ia berharap gurunya hadir di Wuwei supaya ia bisa memastikan keselamatannya. Tetapi hati kecilnya berharap Yu Jin tidak hadir di Wuwei mengingat ancaman Partai Naga Hitam. Tetapi kenapa harus takut? Apa hebatnya Naga Hitam? Dulu pun orang-orang hebat di Naga Hitam tak ada yang lolos dari kematian ketika Yinzhen dan murid- murid Partai Naga Emas menyerbu dan membasmi habis perguruan sesat itu.Tetapi yang ditakuti Jiu Long adalah musuh bersembunyi dari tidak ketahuan identitasnya. Musuh-musuh itu pasti akan menyerang, tetapi kapan waktunya dan di mana tempatnya, adalah hal tersembunyi."Orang-orang itu tidak punya malu, mereka bisa menghalalkan segala cara meskipun melanggar tata- cara kependekaran. Aku harus memberitahu guru dan semua murid Partai Naga Emas tentang ancaman tersembunyi ini. Tetapi apakah aku masih punya kesempatan memberitahu mereka, semoga aku akan bertemu guru dan paman Liu Xing di Wuwei nanti."Di balik ketakutan akan serangan gelap musuh-musu
Jiu Long tersenyum dingin. Ia mencengkeram lengan pengemis tua yang seketika juga menggigil kedinginan. Saat berikut wajahnya merah kepanasan, keringat membasahi tubuhnya. "Kamu rupanya mau menderita panas dingin bergantian seumur hidupmu, tak akan ada obat pemunahnya. Aku adalah raja racun yang paling ganas di kolong langit. Kalau itu maumu maka aku tak punya pilihan lain."Pengemis tua itu ketakutan. "Jangan, jangan!"Jiu Long memisahkan dua orang itu, jaraknya cukup jauh sehingga satu sama lain tak bisa saling mendengar. Dia bertanya pertanyaan yang sama kepada dua pengemis itu. Dari jawabannya dia bisa meneliti mereka berbohong atau menceritakan hal yang benar. Setelah memperoleh banyak keterangan, Jiu Long melepas dua pengemis itu. Ketika mereka melangkah, mendadak Jiu Long melayangkan pukulan. Lawan jatuh tertelungkup. Dua pengemis itu kaget. Jiu Long tertawa. "Tidak! Aku tidak membunuh kalian. Itu pukulan ringan, tapi kalian sudah kena racun panas. Kalian bisa s
Tangan lelaki itu menjamah dan mengelus buah dada Jen Ting. Nafasnya memburu. Saat itu Jiu Long merasa ulu hati seperti ditikam belati. Perlahan ia beringsut dan mengendap pergi. Ia tak pernah membayangkan Jen Ting bercinta dengan lelaki lain. Dan lelaki itu adalah orang yang sedang menyusun rencana membunuh Yu Jin, Liu Xing, serta menghancurkan Partai Naga Emas. Ia sudah hampir keluar pagar ketika samar-samar mendengar jeritan. Ia memasang telinga, suara datang dari arah kamar pengantin. Apakah Jen Ting? Ketika suara terdengar lagi, dia yakin itu suara Jen Ting. Kenapa? Apakah Jen Ting dalam bahaya? Apakah ia perlu kembali? Tanpa sadar Jiu Long kembali ke jendela. Ia melihat pemandangan aneh. Jen Ting berontak. "Jangan Kak, cukup, jangan dilanjutkan." Tetapi ia tak berdaya, si lelaki punya kekuatan lebih. Lelaki itu menggumuli, memeluk kasar, tangannya merambah kasar tubuh Jen Ting. Pakaian Jen Ting sudah berantakan, tidak utuh lagi, banyak bagian yang sudah tercabik-cabik.
Jen Ting terbaring di dipan, tubuhnya hampir bugil, dua tangannya berusaha menutupi buah dada. Celana panjangnya robek, kelihatan pangkal pahanya. Rambutnya yang panjang riap-riapan. Wajahnya pucat, airmata membasahi pipi. Ia gembira melihat ada seseorang yang menolongnya. Ia tak kenal Jiu Long, karena sejak keluar dari jurang Jiu Long belum memangkas rambut, brewok dan kumisnya yang acak-acakan tak terurus.Jiu Long tak sempat mengawasi lama-lama karena saat itu terdengar bentakan. Lelaki bernama Jaranan itu gesit melompat dan menyerang Jiu Long. "Siapa kamu, berani lancang masuk kamarku!" Tak cuma membentak, ketua partai Naga Hitam itu menyerbu dengan serangan ganas. Jiu Long mencium hawa pukulan berbau busuk. Ini pasti pukulan beracun dan ganas. Tak ayal lagi Jiu Long menggelar Big Bang dengan tenaga inti Angin Es dan Api. Bentrokan tak terhindar, keduanya mundur selangkah. Ternyata ketua Naga Hitam ini ilmunya jauh lebih hebat dari yang dibayangkan. Tadinya Jiu L
Pada saat itu seorang gadis kecil menerobos masuk kamar. "Kakek ada apa? Kenapa pengantin berkelahi?"Jaranan tadi sempat melihat bagaimana pandangan Jen Ting terhadap pengemis berewok itu. Ia juga menangkap getar suara Jen Ting ketika menyebut nama Jiu Long. Sesaat ia tahu, Jiu Long adalah putra Jiu Biao dan Zsu Tsu. "Rupanya laki-laki ini yang sering disebut-sebut Jen Ting. Kurang ajar!"Tiba-tiba ia merasa tak bisa menahan diri lagi, hatinya dibakar cemburu. Ia menyerang Jiu Long dengan hebat. Pukulannya mengancam dada, ulu hati, pelipis dan leher. Semuanya titik kematian. Pukulannya ganas dan telengas.Sebelum serangan tiba, Jiu Long telah menemukan jalan keluar dan situasi yang tak menguntungkan. Begitu diserang, ia justru melihat adanya kesempatan. Ia bergerak secara naluriah dengan jurus Jejak Kilat, tubuhnya seperti lenyap dari pandangan. Tak berhenti di situ saja, sambil mengelak ia menyerbu ke depan dengan jurus Naga terbang kedalam badai dari
Dong Zhuo berkata perlahan namun sangat berwibawa. "Kalian semua diam di tempat, jangan bergerak. Ikuti apa maunya. Jiu Long, namamu Jiu Long ya, kamu putra Jiu Biao dan Zsu Tsu, mereka adalah sahabatku, lepaskan cucuku itu, aku jamin kalian berdua akan meninggalkan rumah ini tanpa ada yang menghalangi. Ini semua kan persoalan Partai Naga Emas, tak ada hubungan dengan aku, hayo Jiu Long lepaskan cucuku!"Jiu Long masih bingung, tapi cekalan pada si gadis tetap erat. Malah sebelah tangannya yang lain berada di atas ubun-ubun kepala si gadis. Seperti ancaman! Sekali tangan itu turun maka batok kepala cucu Dong Zhuo berantakan. Melihat Jiu Long dalam keadaan bingung, Yun Ching mempersiapkan suatu serangan maut. Untuk itu ia hanya memerlukan kelengahan Jiu Long. Lengah sesaat saja! Itu saja yang diperlukan. Ia berusaha memecah perhatian Jiu Long."Jiu Long, kau harus tahu, yang kau hadapi ini, Dong Zhuo, sahabat baik ayah dan kakek gurumu. Kamu tak pantas mengancam cucunya
Suasana malam sepi dan lengang. Jiu Long menatap Jen Ting. Ini dia perempuan yang paling ia rindukan selama ini. Jen Ting menangkap pancaran kehangatan cinta dalam sinar mata Jiu Long. Tanpa sadar ia menghela napas panjang. Jen Ting merunduk, Jiu Long memegang lengan perempuan itu. "Kenapa Jen Ting, kamu menyesal meninggalkan dia?" Jen Ting memegang ujung kain seprei yang membungkus tubuhnya. "Sudah berapa lama kau berada di luar jendela?" Jiu Long menatap Jen Ting "Lama. Aku tadinya sudah pergi setelah melihat kau berpelukan dan berciuman, aku cemburu. Tetapi aku kembali lagi karena mendengar suara jeritanmu." Jen Ting menatap Jiu Long dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku tak menyesal meninggalkan Yun Ching, lagipula setelah kejadian itu aku tak akan bisa memaafkan dia. Aku berterima kasih padamu, Jiu Long, nanti setelah aku sembuh dan tenagaku pulih, kamu boleh pergi tinggalkan aku." "Lho kenapa begitu?" "Kamu kan sudah mendengar semua apa ya