Ia mengerahkan segenap pesona diri yang dimilikinya lewat mimik wajah dan gerak tubuh. Dan Memang Jiu Long terpesona memandang kecantikan di hadapannya. Kecantikan yang nyaris sempurna. Jiu Long merasa getaran cinta dan kehangatan memancar dari sepasang mata coklat Mayleen yang indah. Semakin Mayleen mencintainya semakin ia kasmaran akan gadis itu. Jiu Long menghela nafas.
Sejak pertemuan pertama, Jiu Long tak pernah tidak memikirkan gadis ini. Dia bercinta dengan Mei Li Tsu tetapi fantasinya mencari-cari wajah Mayleen. Bercinta dengan Mayleen, satu malam di desa Guandong dan satu malam dalam perjalanan, adalah petualangan sangat berkesan. Malam menjelang berangkat ke Laojun, ia meniduri Hwang Mi Hee lantaran rindu asmara kepada Mayleen. Tetapi kemarin waktu bercinta dengan Gwangsin, pelepas rindu enambelas purnama, ia tahu bahwa Gwangsin lebih penting dari segala apa di muka bumi, juga lebih penting dari Mayleen. Namun ia tetap terangsang akan pesona Mayleen.
Jiu Long
"Kamu yakin aku jujur padamu? Kau yakin makanan yang kau telan tadi tak ada racunnya? Kau yakin aku tak membunuhmu atau berencana membalas dendam kakek Takadagawe?" Mayleen menatap lekat-lekat mata lelaki itu.Jiu Long menggeleng, "Aku yakin kamu mencintaiku. Aku tahu itu waktu bercinta denganmu. Kalau aku salah menilai dirimu, aku tidak menyesal mati di tanganmu.*'Perempuan itu menghela napas. "Sekarang, kau yakin bahwa aku mencintaimu, amat mencintaimu?" Ia merapatkan tubuhnya ke tubuh Jiu Long. Tangannya melingkar di leher Jiu Long. Keduanya berciuman. Lama dan panjang. Birahi kelaki-lakiannya bergelora. "Mayleen, aku terangsang.""Hati-hati, permainan cinta ini bagian dari rencana dan siasat tarung, jika kamu terangsang, kamu bisa kalah.""Aku tak peduli dengan tarung itu, aku pasti akan kalah.""Kamu tidak boleh kalah, jika kalah kamu tak akan mendapatkan aku sebagai isteri, aku akan pulang dan mati di India. Tetapi kalau kamu menang, aku aka
Di ruangan itu, Xinxin dan Xiuying sibuk mengerjakan sesuatu. Tampak seperti alat musik. Xinxin membenahi gendang, Xiuying mempersiapkan seruling. Dua gadis ini mengambil tempat duduk bersandar ke dinding rumah. "Putri, kami sudah siap," kata Xiuying sambil menarik napas.Tampak wajah dua gadis pembantu itu tegang dan serius.Jiu Long dan Mayleen masih berpelukan. Jiu Long melumat mulut kekasihnya. Tangan Mayleen mengelus dada dengan sentuhan lembut. Jiu Long merasa birahinya tak terbendung lagi Ia sangat terangsang. Nafasnya terasa panas.Mayleen tersenyum dalam hati. "Kamu akan kalah dan menjadi tawananku. Aku akan membawa kamu ke Himalaya. Pasti ayah akan senang. Jiu Long, murid Sun Jian, menjadi tawanan dan suami Mayleen"Ia melepaskan diri dari pelukan Jiu Long. Ia memandang dengan penuh arti dan makna cinta. "Jiu Long, kamu harus bisa mengalahkan aku untuk kebahagiaan kita berdua, dan aku akan menghadapimu dengan ilmu andalan perguruanku, jangan pan
Jiu Long tenggelam dalam pesona kecantikan dan keindahan. Ia berusaha bertahan, memusatkan pikiran pada tenaga batin. Ia masih di kursi. Ia memejamkan mata, tak mau lagi menyaksikan goyang tubuh Mayleen. Tetapi musik terus menerobos pendengaran yang otomatis memantulkan visual tarian yang penuh pesona dalam benaknya. Ia mulai mabuk, pikiran kalut, rangsangan birahi mulai menguasai dirinya.Tepuk gendang dan nada suling makin tinggi, mengikuti gerak tari Mayleen yang makin agresif. Tenaga batin tiga gadis ini makin diumbar begitu melihat Jiu Long mulai gelisah. Sesaat lagi Jiu Long akan roboh. Saat itu Jiu Long merasa dorongan birahi untuk menghampiri, memeluk dan mencium si gadis. Antara sadar dan tidak, ia bangkit dari kursi. Saat melangkah, ia terhuyung dan roboh ke tanah. Saat itu, ketika kepala terantuk di tanah, pikirannya tergugah bahwa ada sesuatu yang tidak beres.Ia belum pernah mendengar ada ilmu mirip sihir seperti yang diperagakan tiga gadis India. Musik da
Berbareng saat kritis itu Mei Li Tsu dan Hwang Mi Hee menjerit. Mei Li Tsu berteriak, "Jiu Long!" Hwang Mi Hee berseru, "Ketua!" Sambil berteriak kedua wanita ini melompat keluar dari persembunyian menyerbu masuk rumah lewat jendela. Dua wanita itu yang sedang dirasuk cemburu dan marah, punya alasan menyerang Mayleen. Keduanya menyerang dengan tamparan keras.Jurus tari itu diciptakan untuk tarung langsung. Tiga gadis itu biasanya tarung sambil menari dan menyanyi. Seharusnya Mayleen sanggup mengelak dan memukul balik membuat penyerangnya luka parah. Tetapi saat itu ia dalam keadaan tidak sadar meski masih menari mengikuti irama musik. Xinxin dan Xiuying terkejut mendengar teriak dua pendekar wanita itu. Keduanya rhelihat Mayleen masih seperti orang mabuk Mereka tetap tidak berani menghentikan musik, hanya mampu berseru memperingatkan, "Putri awas!"Jiu Long mendengar teriakan Hwang Mi Hee dan Mei Li Tsu, juga peringatan Xinxin. Ia melihat Mayleen seperti orang mabuk,
Xinxin dan Xiuying terkejut melihat majikannya kena pukul dan roboh muntah darah. Mereka luput dari bahaya terluka sebab tarian Mayleen berhenti seketika, dihentikan serangan Mei Li Tsu dan Hwang Mi Hee. Melihat majikannya terluka muntah darah, dua pembantu itu meradang menyerbu Mei Li Tsu dan Hwang Mi Hee. Xinxin menyerang Hwang Mi Hee, Xiuying menggempur Mei Li Tsu. Sekejap saja, dua gadis India itu unggul dan mendesak hebat lawannya.Jiu Long berteriak, "Xinxin berhenti, lebih penting sekarang menolong Mayleen."Siapa pun tak pernah tahu, Jiu Long pun tak pernah tahu, bahwa dua pukulan itu telah menyelamatkan Mayleen dari ajal atau kegilaan. Hantaman itu tanpa sengaja telah membetot Mayleen keluar dari perangkap pengaruh tarian itu. Hantaman di pundak dan dada tak terlalu parah. Meski dalam keadaan tidak sadar, tetapi Mayleen masih menari dengan pengerahan tenaga batin tinggi. Itu sebab ia tidak sampai tewas meski tak terhindari luka parah.Jiu Long memeluk M
Jiu Long berpikir cepat. Tak ada jalan lebih cepat dan tepat dalam upaya menyadarkan Mayleen melainkan dengan pernafasan lewat mulut. Tanpa rasa kikuk, Jiu Long mencium bibir Mayleen. Mulut itu terkatup erat, perlahan-lahan terbuka. Ia kaget begitu hendak menyalurkan nafas dan tenaga batin lewat mulut, Mayleen membuka mata, mengedip. Ia bahkan bereaksi membalas ciuman.Keduanya berciuman. Empat perempuan itu menyaksikan dengan aneka macam perasaan. Mei Li Tsu kabur, ia marah dan cemburu. Hwang Mi Hee kabur dengan tangisan. Xinxin dan Xiuying lega, mereka sempat melihat majikannya main mata. "Tuan Putri, kamu pasti tidak apa-apa, kita berdua keluar, menunggu di beranda saja," kata Xiuying dalam bahasa India.Setelah ciuman panjang itu. Jiu Long masih memeluk erat Mayleen. "Aku mencintaimu, bagaimana lukamu?"Gadis cantik itu menggeleng kepalanya. "Dadaku sakit, rasanya ngilu. Coba kau panggil Xiuying."Kedua pembantu itu muncul. Mayleen meminta Xiuying mer
Saat menjelang pagi, Mayleen merasa banyak lebih baik. "Jiu Long, cukup sekian dulu, aku sudah baikan, kamu perlu istirahat" Ia melepas tangannya dari punggung Mayleen.Keduanya bersila. Jiu Long mengatur kembali tenaga dalamnya. Mayleen memeriksa tenaganya. Ia gembira sudah bisa mengerahkan tenaga dalam meski belum pulih sepenuhnya. Mayleen membalik tubuh. Ia melihat Jiu Long sedang bersila.Keringat membasahi wajah Jiu Long dan seluruh tubuhnya, menebar aroma kelaki-lakian. Mayleen mencium bebauan asing, tetapi yang merangsang birahi.Ia pernah mencium bau tubuh Jiu Long sewaktu bercinta. Sekarang ia membaui lagi. Tanpa sadar ia menatap lelaki itu dengan penuh rasa cinta, ia mengeluh dalam hati. "Ooh betapa aku mencintai lelaki ini, tetapi sungguh suatu kemustahilan. Oh Dewa , tolong aku, beri aku petunjuk dan jalan keluar."Ia melangkah turun dari dipan, bermaksud menuju beranda hendak Memanggil dua pembantunya. Langkahnya terhenti, tubuhnya tertarik o
"Kamu tak akan mati, aku tak akan membiarkan kamu mati, sebenarnya apa yang menjadi beban deritamu, apa penyakitmu atau mungkin ada musuh yang mengancam kamu?""Tidak. Aku sehat, tak punya penyakit, aku juga tak punya musuh yang mengancam jiwaku. Tetapi kematian Memang hampir pasti akan menjemputku tiga bulan lagi, bahkan mungkin saja sebelum tiga purnama!""Apa sebenarnya yang terjadi? Ceritakan padaku, Mayleen! Mumpung masih punya waktu tiga bulan, aku akan cari jalan menyelamatkan isteri yang kucinta."Mayleen berbisik, "Jiu Long urusan itu ditunda dulu, aku mau kamu membahagiakan aku, aku mau kaucintai sekarang ini, aku tak mau yang lain." Ia merangkulkan kakinya ke tubuh Jiu Long, mencium bibir kekasihnya. Jiu Long mengibas, angin dingin meniup lampu damar. Kamar gelap gulita. Hanya terdengar nafas dua insan yang kasmaran dan dilanda birahi keringat membasahi tubuh. Mereka bercinta. Akhirnya tidur pulas sambil berpelukan.Jiu Long terjaga. Tangan lem